Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

FAMILY SUPPORT IN PATIENTS OF TYPE 2 DIABETES MELLITUS BANGETAYU HEALTH CENTER IN SEMARANG, RASCH MODEL ANALYSIS Iskim Luthfa
NURSCOPE: Jurnal Penelitian dan Pemikiran Ilmiah Keperawatan Vol 2, No 1 (2016): Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung, Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/nurscope.2.1.12-23

Abstract

Diabetes mellitus is a chronic disease that will be suffered lifetime. Patients with type 2 DM are encouraged to do self-care regularly to prevent severe complications. Self-care which is performed  routinely would induce a feeling of bored and tired, thereby causing type 2 diabetes patients become undisciplined doing self-care. Family support helps people with type 2 diabetes to stay disciplined perform self-care. But not all families are able to provide effective support. This research is descriptive analytic, with total sample of 56 respondents. Analysis of data used Rasch Model (Rasch Measurement Model). Instrument to determine family support used Hensarling Diabetes Family Support Scale (HDFSS). The results of this study indicated that family support to word patients with type 2 diabetes were mostly low (67.9%), the easiest form of support given was related to emotional support (-4,05) and the most difficult support was support related information (1.71). The results of this study contributes to word diabetes disease management needs family support (family support), thus it is necessary to develop intervention strategies to improve family support.Keywords: Family Support, Diabetes Mellitus Type 2, Rasch MODEL.
Revitalisasi Posyandu sebagai upaya peningkatan kesehatan anak dan balita di Posyandu Manggis Kelurahan Karang Roto Semarang Iskim Luthfa
Indonesian Journal of Community Services Vol 1, No 2 (2019): November 2019
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/ijocs.1.2.202-209

Abstract

AbstrakSustainable Development Goals (SDGs) tahun 2016 menempatkan kesehatan ibu dan anak sebagai indikator keberhasilan dalam pembangunan kesehatan. Posyandu merupakan Pelayanan kesehatan yang memungkinkan untuk memantau kesehatan ibu dan anak, karena mampu menjangkau seluruh masyarakat sampai ke pelosok wilayah. Data dan Informasi Kesehatan Indonesia 2018, di Jawa Tengah terdapat sebanyak 46.701 Posyandu, namun yang aktif melaksanakan kegiatan hanya 33.609 Posyandu (71,97%). Sehingga diperlukan revitalisasi posyandu yang bertujuan untuk meningkatkan fungsi dan kinerja Posyandu agar dapat memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat terutama anak dan balita. Program revitalisasi ini berbasis pemberdayaan, dan kader Posyandu sebagai mitranya. Kegiatan utama program revitalisasi posyandu meliputi, 1) Program pelatihan kompetensi kader, 2) Program pelayanan pokok Posyandu, dan 3) Program dukungan masyarakat. Hasil kegiatan menunjukkan kompetensi kader mengalami peningkatan meliputi pengetahuan tentang 5 program pokok posyandu, keterampilan melakukan pemeriksaan kesehatan balita, keterampilan membuat media penyuluhan kesehatan, keterampilan memberikan penyuluhan kesehatan, keterampilan melakukan kunjungan rumah, dan keterampilan melakukan pembukuan sistem informasi posyandu. Kata kunci: kader; kesehatan anak dan balita; revitalisasi posyandu.  AbstractOne of the 2016 Sustainable Development Goals (SDGs) targets is maternal and child health as an indicator of success in health development. Posyandu is a health service that allows to monitor the health of mothers and children, being able to reach the whole community to remote areas. Indonesian Ministry of Health data for 2018, in Central Java there were 46,701 Posyandu, but only 33,609 Posyandu were active in carrying out activities (71.97%). So that the Posyandu Revitalization is needed which aims to improve the function and performance of Posyandu so that it can meet the health needs of the community, especially children and toddlers. This revitalization program is based on empowerment, and Posyandu cadres as partners. The main activities of the Posyandu revitalization program include, 1) Cadre competency training program, 2) Posyandu main service program, and 3) Community support program. The results of the activity showed that cadres' competencies had increased including knowledge of the five main posyandu programs, skills in conducting under-five health checks, skills in making health education media, skills in providing health education, skills in home visits, and skills in recording posyandu information systems.Keywords: cadres; child and toddler health; posyandu revitalization
Program Penguatan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) sebagai Upaya Optimalisasi 1000 HPK dalam Masa Pandemi Covid-19 Nopi Khasanah; Iskim Luthfa; Meidinda Yumnaning Hasna
Wikrama Parahita : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30656/jpmwp.v6i1.3854

Abstract

Fenomena stunting di Indonesia mencapai angka 30,8%. Masalah stunting ini memiliki konsekuensi jangka panjang untuk kesehatan dan tumbuh kembang anak nantinya. Intervensi nyata dibutuhkan untuk menurunkan angka kejadian stunting. Salah satunya dengan pengaktifan program keluarga sadar gizi (KADARZI) kembali meskipun saat ini masih dalam masa pandemi yang merupakan situasi cukup sulit bagi sebagian besar orang. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan keluarga dengan anak usia 6-12 bulan dalam menyiapkan menu Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI) yang bervariasi dan kaya gizi dengan menggunakan bahan makanan yang mudah didapat di sekitarnya. Kegiatan ini terdiri dari empat tahap, yaitu analisis situasi, perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi. Kegiatan dilakukan bersama kader setempat pada tahap analisis situasi dan perencanaan. Tahap pelaksanaan melalui sosialisasi program yang didukung oleh ketua Pemberdayaan Kesehatan Keluarga (PKK), edukasi pada keluarga yang memiliki anak usia 6-12 bulan, serta praktik pembuatan menu MP ASI. Hasil evaluasi terdapat peningkatan sebesar 80% pada pengetahuan dan keterampilan ibu sebelum dan setelah pelaksanaan program. Program penguatan KADARZI dirasakan cukup efektif bagi Ibu. Kader dan petugas kesehatan dapat melibatkan tokoh yang ada di sekitar masyarakat untuk mengoptimalkan derajat kesehatan anak terutama saat berada pada masa 1000 hari pertama kehidupan meskipun di masa pandemi covid-19.
PERBEDAAN KUALITAS HIDUP LANSIA YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA DENGAN LANSIA YANG TINGGAL DI RUMAH PELAYANAN SOSIAL Iskim Luthfa
JURNAL WACANA KESEHATAN Vol 3, No 1 (2018): Juli
Publisher : AKPER Dharma Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.471 KB) | DOI: 10.52822/jwk.v3i1.66

Abstract

Salah satu parameter tingginya kualitas hidup lansia adalah kesejahteraan, dimana lansia merasakan hidup yangberarti. Kualitas hidup memiliki 4 domain diantaranya fisik, kesehatan psikologis, hubungan sosial danlingkungan. Jika keempat domain terpenuhi maka kualitashiduplansia mengarah pada keadaan sejahtera (wellbeing),sebaliknyajikakeempatdomaintidakterpenuhi,makakualitashiduplansiamengarahpadakeadaantidaksejahtera(ill-being).Kualitashiduppadalansiasalahsatunyadipengaruhiolehdukungankeluarga,lansiaakanmerasakanhidupnyaberartijikadimasatuanyatinggalbersamakeluargadanmenjadipanutan.Sebaliknyalansiaakanmerasahidupnyatidakberartidanputusasajikatinggalsendiriandanjauhdarikeluarga.Tujuanpenelitianiniuntukuntukmengetahuiperbedaankualitashiduplanjutusiayangtinggalbersamadengankeluargadenganlansiayangtinggaldirumahpelayanansosial.Penelitianinimerupakanstudikomparatif,denganrancangancrosssectional.Sampelpenelitiansebanyak172respondenyangterdiridari86lansiayangtinggalbersamakeluarga,dan86 lansia yang tinggal di rumah pelayanan sosial. Sampeldiambilmenggunakancara consecutive sampling.Instrument penelitian menggunakan WHO Quality of Life -BREF (WHOQOL-BREF). Analisis datamenggunakan Chi Square.Hasil penelitian menunjukkan nilai p value 0,02 lebih kecil dari 0,05. Nilai mean padalansia yang tinggal bersama dengan keluarga 1,77 lebih besar dari nilai mean lansia yang tinggal di RumahPelayanan Soaial 1,56.Kesimpulanpenelitian terdapat perbedaan kualitas hidup lanjut usia yang tinggal bersamakeluarga dengan lansia yang tinggal di rumah pelayanan sosial. Kualitas hidup lansia yang tinggal bersamakeluarga lebih baik dibandingkan dengan lansia yang tinggal di rumah pelayanan sosial.
Pendampingan Posyandu Remaja Sebagai Upaya Optimalisasi Personal Safety Skill Pada Remaja Nopi Nur Khasanah; Iskim Luthfa; Meidinda Yumnaning Hasna
JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) Volume 4 Nomor 3 Juni 2021
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v4i3.3608

Abstract

ABSTRAK Remaja akan mengalami perkembangan psikososial meliputi perkembangan identitas, otonomi, prestasi, dan seksual. Dukungan dari lingkungan sekitar akan membantu remaja menjalankan tugas perkembangannya. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan personal safety skill melalui pendampingan posyandu remaja. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan selama 4 bulan, mulai bulan Juni sampai September 2020. Hasil dari kegiatan ini kader mampu melakukan pengukuran antropometri, mampu melakukan penilaian status gizi, mampu  mengidentifikasi masalah psikososial remaja, mampu memberi edukasi, dan mampu melakukan skrining dan pendampingan pada remaja yang diduga mengalami tindak kekerasan baik sebagai korban maupun sebagai pelaku. Kegiatan ini telah mampu meningkatkan kemampuan kader dalam pengukuran antropometri lengkap dengan teknik yang benar.Kata kunci : Posyandu Remaja, Personal Safety Skill, Remaja.  ABSTRACTAdolescents will experience psychosocial development including development of identity, autonomy, achievement, and sexuality. Support from the surrounding environment will help youth carry out their developmental tasks. The purpose of this community service activity is to improve personal safety skills through youth Posyandu assistance. This community service was carried out for 4 months, starting from June to September 2020. The result of this activity was that cadres were able to take anthropometric measurements, were able to assess nutritional status, were able to identify adolescent psychosocial problems, were able to provide education, and were able to screen and mentor adolescents who were suspected of experiencing violence either as victims or as perpetrators. This activity has been able to improve the ability of cadres in anthropometry measurement complete with the correct techniques.Keywords: Youth Posyandu, Personal Safety Skills, Youth
Terapi Reminissence Sebagai Upaya Meningkatkan Kepuasan Hidup Lansia Di Rumah Pelayanan Sosial Pucang Gading Semarang Iskim Luthfa; Herry Susanto; Meidinda Yumaning Hasna
JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) Volume 4 Nomor 3 Juni 2021
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v4i3.3604

Abstract

ABSTRAK                                              Proses menua menyebabkan berbagai perubahan pada diri lansia baik perubahan biologis, perubahan psikologis, perubahan sosial dan perubahan spiritual. Dukungan keluarga sangat membantu lansia beradaptasi terhadap proses menua. Dukungan keluarga yang rendah menyebabkan lansia mengalami masalah psikologis yang berdampak pada penurunan kepuasan hidup. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kepuasan hidup pada lansia yang tinggal di Rumah Pelayanan Sosial Pucang Gading Semarang melalui terapi aktivitas kelompok dengan metode reminissence. Kegiatan ini diimplementasikan dalam tiga tahapan yaitu tahap sosialisasi tahap pelaksanaan kegiatan serta tahap monitoring dan evaluasi. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan selama 4 bulan, mulai bulan Mei sampai Agusus 2020. Hasil dari kegiatan pengabdian ini lansia mampu meningkatkan sosialisasi dan kebersamaan dengan kelompok, mampu meningkatkan komunikasi diantara kelompok, meningkatkan harga diri, meningkatkan keterampilan beradaptasi dan kepuasan hidup.Kata kunci: Kepuasan Hidup, Lanjut Usia, Reminissence. ABSTRACTThe aging process causes various changes in the elderly, includes biological changes, psychological changes, social changes and spiritual changes. Family support really helps the elderly adapt to the aging process. Low family support causes the elderly to experience psychological problems which have an impact on decreasing life satisfaction. The purpose of this community service is to increase life satisfaction in the elderly who live in the Pucang Gading Nursing Homes in Semarang. The community service method uses group activity therapy with the reminiscence method. This activity is implemented in three stages, that is the socialization stage, the activity implementation stage and the monitoring and evaluation stage. This community service was held for 4 months, starting from May to August 2020. The results of this community service for the elderly are able to increase socialization and togetherness with groups, be able to improve communication between groups, increase self-esteem, improve adaptation skills and increase life satisfaction.Keywords : Life Satisfaction, Elderly, Reminiscence.
Hubungan kepuasan hidup dengan kualitas hidup keluarga PMO pasien TB paru Nutrisia Nu'im Haiya; Iskim Luthfa; Mochammad Aspihan; Iwan Ardian; Syaiful Nanda Pratama
NURSCOPE: Jurnal Penelitian dan Pemikiran Ilmiah Keperawatan Vol 8, No 1 (2022): Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung, Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/nurscope.8.1.15-20

Abstract

Pendahuluan: Pengawas Menelan Obat (PMO) penderita TB Paru merupakan ujung tombak keberhasilan penurunan angka Penderita TB. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap kepuasan hidup dan berdampak pada kualitas hidup keluarga sebagai PMO. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kepuasan hidup dengan kualitas hidup keluarga sebagai PMO Penderita TB Paru. Metode: Studi ini menggunakan desain crosssectional dengan analisa uji spearman rank, sampel yang digunakan dalam studi berjumlah 117 orang dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Hasil: Hasil penelitian responden 117 orang, dengan karakteristik responden umur terbanyak 26-35 tahun dan 36-45 tahun, masing-masing 31,6% dan jenis kelamin terbanyak perempuan 60,7% serta hubungan dengan penderita TB terbanyak Ibu 35,9%. Hubungan kepuasan hidup dengan kualitas hidup keluarga sebagai PMO sangat signifikan, p value 0,001. Simpulan: Studi ini dapat diarik garis simpul bahwa mayoritas responden PMO penderita TB Paru adalah perempuan usia produktif dengan usia 26 – 45 tahun dan memiliki hubungan keluarga yang erat , dan antara kepuasan hidup PMO penderita TB Paru memiliki kaitan dengan kualitas hidup keluarga, walaupun arah hubungan yang dimiliki tidak erat.
HUBUNGAN DIET PROTEIN DENGAN KADAR ASAM URAT PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CEPIRING Mellinia Ramadyanti; Moch Aspihan; Iskim Luthfa
Jurnal Ilmiah Penelitian Mahasiswa Vol 1, No 1 (2022): September
Publisher : Jurnal Ilmiah Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.921 KB)

Abstract

Latar Belakang : Lansia adalah individu yang mulai menurun dalam kondisi fisiknya dan kondisi fisik yang menurun dapat menyebabkan seseorang terserang berbagai penyakit. Perubahan pada sistem muskuluskeletal yang dialami oleh lansia akan terjadi secara berbeda, dan dapat menimbulkan berbagai pengaruh diantaranya seperti kadar asam urat (hiperurisemia). Asam urat dikategorikan sebagai penyakit yang sering terjadi pada lansia. Penderita gangguan Gout Artritis wajib memberikan pengaturan yang baik untuk dietnya yang berkaiatan dengan protein (diet protein). Kemampuan dalam mengatur diet protein perlu dianjurkan pada penderita asam urat. Jika sering mengkonsumsi makanan dengan kadar purin banyak maka tinggi pula kadar purin serta meninggikan nilai asam urat didalam tubuh seseorang,Tujuan: Untuk mengetahui hubungan diet protein dengan kadar asam urat pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Cepiring.Metode: Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan alat ukur GCU, dengan 101 responden lansia. Teknik pengambilan data menggunakan total sampling. Data yang diolah menggunakan Uji Eta.Hasil: Sebagian besar responden diet proteinnya dalam kategori cukup, dan keseluruhan responden mengalami hiperurisemia. Penelitian ini menunjukkan hasil uji statistik dengan menggunakan Uji Eta diperoleh nilai value 0,726. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan diet protein dengan kadar asam urat pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Cepiring.
The Corelation between Family Support and Depression in the Elderly in the Work Area of the Bangetayu Health Center, Semarang Muslikhatul Khoiriyah; Moch. Aspin; Iskim Luthfa; Nutrisia Nu’im Haiya
Journal of Advanced Multidisciplinary Research Vol 4, No 1 (2023): July 2023
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jamr.4.1.23-29

Abstract

Elderly experiencing physical and psychological problems. The physical problem faced by the elderly is the decreased ability to perform daily activities independently including spiritual activities. Psychological problems such as loneliness and anxiety over death that result in depression. The purpose of this study was to analyze the relationship between family support and depression in the elderly in the work area of the Bangetayu Public Health Center in Semarang. This research design uses correlation study research with cross sectional approach. The population in this study were all the elderly who lived in the work area of the Bangetayu Public Health Center, namely 637 elderlies. The sampling technique used was simple random sampling with 86 respondents. The results showed that the majority of family support was in the moderate category (75.6%), and most of the elderly also experienced depression in the moderate category (89.5%). Statistical test results show that there is a significant corelation between family support and elderly depression. Based on the above results, the family with the elderly to continue to give attention, affection, and other forms of support to the elderly so they can live the rest of their lives happily.