Rachmalina Soerachman
Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

THE ROLE OF PRENATAL CLASSES IN EXCLUSIVE BREASTFEEDING: EVIDENCE FROM PAPUA, INDONESIA Latifah, Leny; Laksono, Agung Dwi; Soerachman, Rachmalina; Mulyantoro, Donny Kristanto; Khairunnisa, Marizka; Kusumawardani, Hastin Dyah; Hidayat, Taufiq; Samarang; Musoddaq, Muhamad Arif
Indonesian Journal of Health Administration (Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia) Vol. 13 No. 1 (2025): June
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jaki.v13i1.2025.82-97

Abstract

Background: Exclusive breastfeeding (EBF) is a lifesaving practice for infants in vulnerable conditions. Therefore, it is crucial to ensure the optimization of EBF coverage in disadvantaged areas. One of the barriers to EBF is limited maternal knowledge, and prenatal classes are designed to improve maternal health knowledge and practices. Aims: The study aimed to analyze the role of prenatal classes in supporting EBF in Papua. Methods: The cross-sectional study examined 640 mothers with children aged 0-5 months from the Papua Region. Prenatal classes were an exposure variable, while EBF practice served as an outcome variable. Nine control variables, including age, marital status, education, work, wealth, sex, infant age, and early initiation of breastfeeding (EIBF), were incorporated into the analysis. Binary logistic regression test was used for analysis. Results: The proportion of EBF in Papua is 50.7%. Mothers who participated in prenatal classes were 1.560 times more likely to practice EBF than those who did not (AOR = 1.560; 95% CI [1.476-1.649]). Additionally, the study identified nine control variables related to EBF in the Papua Region: type of residence, maternal age group, maternal marital status, education level, employment status, wealth status, infant age, infant sex, and EIBF.   Conclusion: Participation in prenatal classes is positively associated with the achievement of EBF practice in the Papua Region. Additional characteristics associated with a higher likelihood of EBF among Papuan mothers included having a higher level of education and employment, living in rural regions, experiencing poverty, being married, and achieving successful EIBF. Keywords: exclusive breastfeeding, Papua, prenatal classes, public health, public health nutrition
Sikap dan Peran Fasilitator dan Agent of Change (AoC) dalam Perencanaan Keluarga Pawitaningtyas, Indah; Pranata, Setia; Soerachman, Rachmalina
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL ILMU KESEHATAN STIKES ADI HUSADA 2023 Vol 1 No 1 (2023): Prosiding Konferensi Ilmu Kesehatan STIKES Adi Husada
Publisher : STIKES Adi Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37036/prosiding.v1i1.489

Abstract

Latar Belakang: Konsep Keluarga Berencana (KB) secara umum pada masyarakat Aceh masih dianggap kontroversi. Rendahnya capaian program KB turut dipengaruhi oleh kondisi sosial budaya masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan tim fasilitator dan Agent of Change (AoC) yang memiliki sikap positif terhadap perencanaan keluarga dan dapat berperan untuk melakukan promosi KB yang efektif dan sesuai untuk diterapkan di lingkungan masyarakat di sekitarnya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilaksanakan pada tahun 2019 menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR). Pendekatan PAR melibatkan masyarakat sebagai subjek penelitian, yang pada gilirannya mereka akan mengambil tindakan untuk meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Lokasi penelitian di Kecamatan Peudawa Kabupaten Aceh Timur dengan fasilitator sejumlah 18 orang dan AoC sejumlah 20 orang. Hasil: Sebagian besar tim fasilitator dan AoC yang terpilih di Kecamatan Peudawa memiliki sikap yang positif terhadap perencanaan keluarga. Sebagian besar fasilitator telah melakukan perannya dengan baik. Tetapi masih belum semua AoC berperan aktif melakukan pendekatan dan KIE kepada masyarakat, khususnya yang remaja. Saran: Walaupun sebagian besar tim fasilitator dan AoC telah memiliki sikap yang positif terhadap perencanaan keluarga, tetap perlu dilakukan penggalian pengalaman dari mereka yang masih memiliki sikap negatif, dan kemudian mendiskusikannya bersama. Pada AoC yang kurang aktif melakukan perannya, perlu dilakukan pendampingan yang lebih intens dari fasilitator dengan metode yang lebih santai, sehingga mendorong AoC tersebut untuk terbuka dan aktif berdiskusi