Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pengembangan Inovasi Kesehatan dan Teknologi Menuju Masyarakat Madanis Soewandhi, Sundani Nurono
Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014 2014: Proceeding Seminar Nasional LPPM 2014, 20 Desember 2014
Publisher : Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persoalan aktual yang dihadapi seluruh industri farmasi di dunia disebabkan karena; (1) sifat hidrofobik bahan aktif farmasi (BAF) yang menyebabkan kelarutannya rendah di dalam air dan berakibat pada rendahnya laju disolusi serta bioavailabilitasnya; (2) sifat polimorfisme yang ditunjukkan 70-80% BAF dengan segala konsekuensinya; (3) antaraksi antarmolekular sistem biner yang terdiri dari minimal dua BAF atau kombinasi BAF dan eksipien atau Non BAF; (4) transformasi polimorfik BAF yang berpengaruh pada masa kadaluwarsa sediaan.  Untuk mengatasi persoalan-persoalan tersebut, akhir-akhir ini di dunia farmasi mulai diterapkan metode kristalografik yang terdiri dari difraksi sinar-X serbuk, difraksi sinar-X kristal tunggal, analisis termal, spektroskopi inframerah, spektroskopi Raman, mikrokop polarisasi dan mikroskop elektron. Melalui penggunaan instrumen-intrumen ini dapat diketahui habit, dimensi, kondisi permukaan partikel, sistem kristal, indeks kristalinitas, enthalpi, suhu lebur, suhu transisi dan perubahan-perubahannya akibat perlakukan tribomekanik, termal, hidrotermal ataupun kompresi. Dengan demikian, peristiwa transformasi polimorfik BAF teridentifikasi, kebenaran informasi dalam Certificate of Analysis BAF, CoA terjamin dan antaraksi antarmolekular kombinasi BAF terdeteksi sejak dini. Jika metode-metode tersebut digunakan untuk tujuan kuantitatif, maka kinetika reaksi transformasi polimorfik dapat ditentukan. Dengan demikian, batas waktu kadaluwarsa sediaan farmasi yang disebabkan perubahan fisika dapat ditetapkan. Prinsip rekayasa kristal atau crystal engineering yang mulai berkembang pesat sejak tahun 2005 diterapkan dengan tujuan mengubah sementara karakter fisika BAF yang semula sukar menjadi mudah larut di dalam air, semula higroskopis menjadi tidak higroskopis, semula sukar dikompresi menjadi mudah dikompresi dan sebagainya. Rekayasa kristal melibatkan BAF dan koformer membentuk ko-kristal atau molekul super melalui adanya ikatan hidrogen atau van der Waals. Pada dasarnya baik BAF maupun koformer harus memiliki gugus-gugus penerima dan penyuplai proton (sinton) yang dapat berikatan melalui homosinton (karboksilat-karboksilat atau amida-amida), atau heterosinton (seperti karboksilat-amida, karboksilat-piridin).Kata kunci: molekul super (ko-kristal), metode kristalografik, rekayasa kristal
Pengaruh Milling Terhadap Laju Disolusi Campuran Metampiron-Fenilbutason (7:3) Soewandhi, Sundani Nurono; Haryana, Aris
Majalah Ilmu Kefarmasian Vol. 4, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In pharmaceutical process, milling is a common process to produce particle in certain expectation size. Impact of milling process could lead to physical interaction. Dissolution rate will change as an impact of physical interaction. To observe physical interaction between methampyrone and phenylbutazone during milling process, is needed to analyze its X-ray diffractogram, DSC thermogram and dissolution rate. Data of X-ray diffractogram, differential scanning calorimetry and dissolution test, showed that physical interaction occurred after 5,5 hours and 18 hours of milling and cause enhancement of dissolution rate of phenylbutazone. Dissolution rate of methampyrone was constant after 5,5 hours of milling. Decreasing dissolution rate of methampyrone occured after 18 hours of milling.
Pengamatan Visual Tahap-Tahap Pembentukan Kristal Sistem Eutektikum Asetaminofen-Pseudoefedrin Hidroklorida Nugrahani, Ilma; Asyarie, Sukmadjaja; Soewandhi, Sundani Nurono; Ibrahim, Slamet
Majalah Ilmu Kefarmasian Vol. 7, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aim of this research was to observe the recrystallization process of two component, acetaminophen-pseudoephedrine hydrochloride in ethanol and the thermal profiles. The visual data resulted from polarization microscope observation confirmed with thermograph DSC showed that the crystal habit was represented to the intrinsic character representative by thermodynamic properties of the binary system.The visualization process proved that in different molar ratios, the binary system formed crystals habit with different and step by step showed inhibit, to form polycrystalline until at molar ratio 6:4 formed the fines single crystals mixture which was smaller than before co-recrystallization. Acetaminophen was observed as monoclinic hexagonal crystals while pseudoephedrine hydrochloride was observed monoclinic/orthorombic forms.
Polimorfisasi dan Solvatomorfi Amoksisilina Trihidrat setelah Proses beku Kering Nugrahani, Ilma; Asyarie, Sukmadjaja; Soewandhi, Sundani Nurono; Ibrahim, Slamet
Majalah Ilmu Kefarmasian Vol. 7, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The polymorphismof amoxicillin has been identified after freeze drying process. The freeze dried amoxicillin have some specific physical properties different from their raw material, that was proved by DSC, XRD, and polarize microscope. Exothermal curve from DSC thermogram changes to endothermal curve, diffractogram XRD changes to different profile, and the crystal shows different habit. All of data showed that freeze drying process improve amoxicillin to different crystal form which has higher melting oxidation point and lower hydrate. The improvement of the crystal structure might be impact to change physical-pharmaceutical properties like dissolution, absorption, and change it antibiotic potency.
Studi Disolusi Terbanding dari Tablet Febuxostat dengan Variasi Perbandingan Konsentrasi Hidroksipropil Selulosa dan Natrium Kroskarmelos Hambali, Luthfi Fathiinah; Soewandhi, Sundani Nurono; Satrialdi, Satrialdi
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol 11, No 2 (2024)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijpst.v11i2.47328

Abstract

Febuxostat merupakan obat golongan anti asam urat, obat ini adalah turunan 2-arylthiazole yang bekerja dengan menurunkan kadar serum asam urat dengan penghambatan secara selektif pada xanthine oxidase (XO). Dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa Febuxostat memiliki efikasi dan keamanan yang lebih baik dibandingkan Allopurinol. Febuxostat masih merupakan obat yang menjanjikan untuk dikembangkan di Indonesia dikarenakan berdasarkan data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) hingga saat ini hanya terdapat  1 kompetitor obat copy generic berlogo yang beredar. Uji disolusi terbanding merupakan pengujian secara in vitro untuk membuktikan  similaritas obat copy yang dibandingkan terhadap produk innovator, dimana similaritas tersebut merupakan salah satu syarat registrasi obat, suatu obat copy dinyatakan similar terhadap produk innovator bila hasil perhitungan F2 pada uji disolusi terbanding > 50%. Uji disolusi terbanding dilakukan pada 3 pH yaitu 1,2; 4,5; dan 6,8. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan tablet Febuxostat dengan beberapa perbandingan konsentrasi hidroksipropil selulosa (HPS) dan natirum kroskarmelos (NKK). Desain percobaan dibuat dengan desain faktorial penuh menggunakan aplikasi Minitab 21. Konsentrasi hidroksipropil selulosa dioptimasi pada konsentrasi 3 dan 5% sedangkan natrium kroskarmelose dioptimasi pada konsentrasi 1 dan 4%.   HPSNKKTujuan dari penelitian ini adalah menemukan kombinasi HPS HPSdanNKK NKK yang tepat, untuk menghasilkan produk tablet yang memenuhi uji disolusi terbanding pada ketiga pH. Berdasarkan hasil penelitian, konsentrasi HPSNKK HPS : NKK (3:1) menghasilkan uji disolusi terbanding yang similar di ketiga pH, dimana nilai similaritas pada pH 1,2; 4,5; dan 6,8 berturut-turut sebesar 65,62; 74,72; dan 80,82. 
Optimasi Formula Emulgel Vitamin C dengan Pendekatan Simplex Lattice Design Taufik, Irfan Imam; Soewandhi, Sundani Nurono; Nugraha, Yuda Prasetya
JSFK (Jurnal Sains Farmasi & Klinis) Vol 10 No 1 (2023): J Sains Farm Klin 10(1), April 2023
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.10.1.145-154.2023

Abstract

Vitamin C dalam bidang kosmetik memiliki banyak manfaat termasuk sebagai antioksidan. Akan tetapi sediaan vitamin C mudah teroksidasi dan mengalami perubahan warna sehingga perlu ditambahkan penstabil yang mampu menjaga kestabilan vitamin C selama pemakaian dan penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hydroxyethyl acrylate/sodium acryloyldimethyl taurate copolymer  dan natrium metabisulfit  terhadap karaktiristik emulgel vitamin C serta menentukan formula emulgel yang optimum melalui pendekatan Design of Experiment (DOE) dengan metode  Simplex Lattice Design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel konsentrasi hydroxyethyl acrylate/sodium acryloyldimethyl taurate copolymer  dan natrium metabisulfit  memberikan pengaruh yang signifikan terhadap viskositas (P<0,05), pengujian kesukaan aroma (P<0,05), pengujian tekstur (P<0,05) dan kestabilan formula (P<0,05). Akan kedua bahan tersebut tetapi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai pH (P>0,05). Formulasi optimum dihasilkan dengan penambahan adalah 2,305% hydroxyethyl acrylate/sodium acryloyldimethyl taurate copolymer  dan 0,194 % natrium metabisulfit  dengan nilai desirability 0,633. Formula ini  memenuhi kriteria sediaan yang cukup baik, namun perlu dilakukan perbaikan aroma untuk meningkatkan penilaian kesukaan.
Peningkatan Disolusi Etoricoxib dengan Pembentukan Dispersi Padat Menggunakan Kollidon® VA 64 Prawira, William Ratna; Soewandhi, Sundani Nurono; Simorangkir, Timbul Partogi Haposan; Nugraha, Yuda Prasetya
Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO) Vol. 7 No. 1 (2025): Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/jsi.v7i01.190

Abstract

Etoricoxib merupakan salah satu golongan anti inflamasi selektif COX-2 yang diklasifikasikan dalam BSC kelas II. Pada penelitian ini dilakukan usaha peningkatan kelarutan etoricoxib melalui metode dispersi padat dengan menggunakan Kollidon® VA 64. Percobaan ini diawali dengan uji pendahuluan untuk mencari optimasi perbandingan antara etoricoxib dengan Kollidon® VA 64. Setelah dilakukan uji didapatkan perbandingan ETO-KOL-3 (1:3) adalah yang optimal. Kemudian dilakukan pembuatan dispersi padat dengan menggunakan metode penguapan pelarut yang terbagi tiga yaitu pengeringan pelarut pada suhu ruang, pengeringan pelarut dengan laju pemanasan dan pengeringan pelarut dengan Spray Drying. Hasil dispersi padat kemudian dikarakterisasi dengan Powder X-Ray Diffractometry (PXRD), Differensial Scanning Calorimetry (DSC) dan Scanning Electron Microscope(SEM). Hasil PXRD dari ETO-KOL-3-SR, ETO-KOL-3-SE dan ETO-KOL-3-SD memiliki derajat kristalinitas sebesar 37,62, 36,72 dan 35,55. Hasil DSC ETO-KOL-3-SR, ETO-KOL-3-SE dan ETO-KOL-3-SD memiliki Tg sebesar 72,78, 80,87 dan 88,48°C. Hasil SEM ETO-KOL-3-SR dan ETO-KOL-3-SE memiliki bentuk lempeng irregular tetapi ETO-KOL-3-SD memiliki bentuk spherical. Hasil disolusi ETO-KOL-3-SR, ETO-KOL-3-SE dan ETO-KOL-3-SD pada media dapar fosfat pH 6,8 memiliki persen disolusi 53,39±0,34 %, 63,05±0,24% dan 72,60±0,19%. Pada penelitian ini dapat dibuktikan bahwa pembentukan dispersi padat etoricoxib dengan Kollidon® VA 64 dengan metode Spray Drying merupakan salah satu pendekatan yang potensial untuk meningkatkan laju disolusi etoricoxib.
Peningkatan Disolusi Etoricoxib dengan Pembentukan Dispersi Padat Menggunakan Kollidon® VA 64 Prawira, William Ratna; Soewandhi, Sundani Nurono; Simorangkir, Timbul Partogi Haposan; Nugraha, Yuda Prasetya
Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO) Vol. 7 No. 1 (2025): Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)
Publisher : CV. Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/jsi.v7i01.190

Abstract

Etoricoxib merupakan salah satu golongan anti inflamasi selektif COX-2 yang diklasifikasikan dalam BSC kelas II. Pada penelitian ini dilakukan usaha peningkatan kelarutan etoricoxib melalui metode dispersi padat dengan menggunakan Kollidon® VA 64. Percobaan ini diawali dengan uji pendahuluan untuk mencari optimasi perbandingan antara etoricoxib dengan Kollidon® VA 64. Setelah dilakukan uji didapatkan perbandingan ETO-KOL-3 (1:3) adalah yang optimal. Kemudian dilakukan pembuatan dispersi padat dengan menggunakan metode penguapan pelarut yang terbagi tiga yaitu pengeringan pelarut pada suhu ruang, pengeringan pelarut dengan laju pemanasan dan pengeringan pelarut dengan Spray Drying. Hasil dispersi padat kemudian dikarakterisasi dengan Powder X-Ray Diffractometry (PXRD), Differensial Scanning Calorimetry (DSC) dan Scanning Electron Microscope(SEM). Hasil PXRD dari ETO-KOL-3-SR, ETO-KOL-3-SE dan ETO-KOL-3-SD memiliki derajat kristalinitas sebesar 37,62, 36,72 dan 35,55. Hasil DSC ETO-KOL-3-SR, ETO-KOL-3-SE dan ETO-KOL-3-SD memiliki Tg sebesar 72,78, 80,87 dan 88,48°C. Hasil SEM ETO-KOL-3-SR dan ETO-KOL-3-SE memiliki bentuk lempeng irregular tetapi ETO-KOL-3-SD memiliki bentuk spherical. Hasil disolusi ETO-KOL-3-SR, ETO-KOL-3-SE dan ETO-KOL-3-SD pada media dapar fosfat pH 6,8 memiliki persen disolusi 53,39±0,34 %, 63,05±0,24% dan 72,60±0,19%. Pada penelitian ini dapat dibuktikan bahwa pembentukan dispersi padat etoricoxib dengan Kollidon® VA 64 dengan metode Spray Drying merupakan salah satu pendekatan yang potensial untuk meningkatkan laju disolusi etoricoxib.