Marchaban Marchaban
Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

DRUG MANAGEMENT ANALYSIS IN PHARMACY DEPARTEMENT OF PKU MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG HOSPITAL IN PERIOD 2006, 2007, AND 2008 Akhmad Fakhriadi; Marchaban Marchaban; Dwi Pudjaningsih
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 1, No 2
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.37

Abstract

Drug management cycle consist of selection, procurement, distribution, and use. Its inefficiency can induce badcondition for medical, social and economical aspect. The preliminary observation in Pharmacy Departement of PKUMuhammadiyah Temanggung Hospital, showed that it was found some problems in its drug management cycle.Therefore, it needs investigation to fix drug management cycle and its management support in the departement. The study was aimed to know the profile of drug management efficiency and its management support in Pharmacy Departement of PKU Muhammadiyah Temanggung Hospital in 2006, 2007 and 2008 repectively. This study was conducted by a descriptive observational design using retrospective and concurrent analysis. Qualitative and quantitative data was obtained as well as interview data from relevance department. Efficiency in allof drug management stages were measured using indicators from WHO, Pudjaningsih, and Health Department, thencompared with the the best result of different researches. The result showed that in selection, availability adjustment of drug with NEDL (National Essential Drug List) item is inefficient. Procurement, inefficient yet in frequency of drug purchasing, and sum of item of drug supplied;whereas it was efficient in drug funding allocation, and delay in invoice payment. For distribution, it has notefficient yet in accuracy of stock card and percentage of expired drug in 2008; whereas value of TOR was efficient.Use,it has not efficient yet in average number of drugs per encounter for inpatient in 2007 and in 2008; percentageof prescribing in generic name for inpatient and outpatient; percentage of antibiotic encounters for outpatient;percentage of injection encounters for inpatient and outpatient; percentage of drug prescribed from hospital drug list for inpatient and outpatient; and percentage of drugs dispensed for inpatient, but it was efficient for averagenumber of drugs per encounter for inpatient in 2006 and outpatient; percentage of antibiotic encounters for inpatient; average dispensing time; percentage of drugs dispensed for outpatient; and percentage of drugs actually labeled foroutpatient. Observation result for management supports showed that the pharmacy department had not build itsvision and mission yet; the positions of pharmacy department was as revenue center for the hospital; The informationmanagement in pharmacy department had been computerized; and there were actions to improve the quality of human resources in pharmacy department. Keywords: Drug management, indicator, efficiency, hospital’s pharmacy departement.
THE INFLUENCE OF HEAD OF WARD’S LEADERSHIP STYLE WITH NURSE’S JOB SATISFACTION (CASE STUDY AT JASA KARTINI HOSPITAL TASIKMALAYA) Ardhiansyah Ramdhani; Marchaban Marchaban; Sumarni Sumarni
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 1, No 4
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.62

Abstract

Nurses are dominant health staffs in Jasa Kartini Hospital. The activities of nurses illustrate hospital’s image.Nurse performance influence by leadership of head of ward. Progressively according to leadership style appliedby head of ward will have an effect with the growing of nurse’s job satisfaction. There was problems that found atJasa Kartini Hospital related to nursing care service, there was complaint from patients and their family.This studyaimed to identify head of ward’s situational leadership style, to know nurse’s job satisfaction because of head of ward leadership style, and to know the correlation between head of ward leadership style with nurse’s job satisfaction.This research used the observation technique. The study was included into non experimental research. Research’sinstruments used leadership style questionnaire and job satisfaction questionnaire. The subject of this research was145 nurses of Jasa Kartini Hospital Tasikmalaya. The data were analyzed using multiple regression analysis .The result of the study showed that head of ward’s leadership style in Jasa Kartini Hospital was directiveleadership. The directive leadership,consultative leadership and participative leadership head of ward has positive effect toward the nurse’s job satisfaction.There was significant influence between head of ward’s leadership style withnurse’s job satisfaction that was 19%. Keywords: leadership style, job satisfaction
PENGARUH SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KEBERADAAN ALKALOID DALAM SIRUP FRAKSI ALKALOID Mimiek Murrukmihadi; Subagus Wahyuono; Marchaban Marchaban; Sudibyo Martono
Majalah Farmaseutik Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1938.429 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v7i1.24027

Abstract

Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai peluruh dahak secara tradisional. Telah diisolasi alkaloid dalam kembang sepatu sebagai senyawa penanda (marker) dan telah diduat sebagai sediaan sirup. Oleh karena itu perlu diteliti pengaruh suhu penyimpanan terhadap keberadaan alkaloid dalam sirup fraksi alkaloid. Fraksi alkaloid hasil fraksinasi ekstrak alkaloid dari bunga kembang sepatu dibuat sediaan sirup kemudian disimpan dalam suhu kamar, suhu 40, 55, dan 70 0C selama 4 minggu. Keberadaan alkaloid dalam sirup setelah penyimpanan ditentukan dengan KLT-Densitometri dengan menggunakan kurva baku isolat (alkaloid) hubungan antara kadar dan AUC. Hasilnya menunjukkan bahwa senyawa alkaloid dalam sediaan sirup fraksi tidak dapat ditentukan secara KLT-densitometri. Harga hRf senyawa penanda pada fraksi yang telah diformulasikan dalam sediaan sirup mengalami perubahan. Dilihat dari nilai hRf yang nampak, maka senyawa penanda mengalami peningkatan polaritas.
PENGARUH KONSENTRASI MAHKOTA DEWA TERHADAP STABILITAS LOTION – KRIM SERTA UJI TABIR SURYA SECARA SPEKTROFOTOMETRI Abdul Karim Zulkarnain; Marchaban Marchaban; Subagus Wahyuono; Ratna Asmah Susidarti
Majalah Farmaseutik Vol 11, No 3 (2015)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (972.362 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v11i3.24124

Abstract

Ekstrak daun mahkota dewa mengandung senyawa turunan benzofenon yang memiliki aktivitas sebagai tabir surya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas fisik dan kimia lotion dan krim o/w serta aktivitasnya sebagai tabir surya dengan spektrofotometer. Ekstrak diperoleh dengan metode maserasi metanol lalu diformulasi menjadi Lotion dan krim o/w serta diuji stabilitas fisik dan kimianya serta diuji SPF nya secara in vitro dengan spektrofotometer. Hasil studi menunjukkan bahwa formula lotion dan krim o/w ekstrak mahkota dewa stabil selama penyimpanan 6 minggu. Kenaikan konsentrasi mahkota dewa akan menaikkan viskositas Lotion dan krim o/w secara signifikan. Krim selama penyimpanan lebih stabil homogenitasnya dibanding dengan lotion yaitu pada minggu ke enam minyak dari sediaan lotion mulai terlihat warna coklat dipermukaannya sedangkan krim lebih viskes dibanding dengan lotion. Sediaan selama penyimpanan 6 minggu memiliki kandungan phalerin yang relatif stabil. Aktivitas sediaan secara in vitro menunjukkan bahwa nilai SPF pada kadar ekstrak mahkota dewa 6 %, 8 % dan 10 % berturut turut untuk krim adalah 8,60, 11,51, 16,04 sedangkan SPF untuk lotion adalah 7,45, 10,83 dan 15,01 %. Sediaan lotion dan krim mahkota dewa stabil selama penyimpanan dan memiliki aktivitas sebagai tabir surya.
PENERAPAN KONSEP HARGA OBAT UNTUK MENETAPKAN POLA TARIF JASA PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK KABUPATEN KUDUS Vinska Adistapramesti; Marchaban Marchaban
Majalah Farmaseutik Vol 11, No 3 (2015)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.31 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v11i3.24126

Abstract

Apoteker adalah profesi yang salah satu cirinya adalah memberikan jasa berupa pelayanan kefarmasian kepada pasien di fasilitas pelayanan kefarmasian. Namun hingga saat ini, belum diterapkan penarikan tarif jasa pelayanan kefarmasian untuk apoteker di apotek. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perkiraan tarif jasa pelayanan kefarmasian untuk obat non resep yang dapat diambil oleh apoteker di apotek tanpa memberatkan pasien. Penelitian mengumpulkan data berupa omzet dan jumlah penjualan obat non-resep dari empat apotek di Kabupaten Kudus selama periode Januari-Maret 2015, serta cara penentuan harga obat pada tiap-tiap apotek. Analisis dilakukan dengan mengkonversi laba yang diperoleh dari penjualan obat non resep menjadi tarif jasa pelayanan kefarmasian untuk apoteker. Hasil analisis kuantitatif dari keempat apotek menunjukkan bahwa rata-rata tarif jasa pelayanan kefarmasian yang dapat diambil oleh apoteker untuk tiap obat non resep yang dijual adalah sebesar Rp 1.081,99. Simulasi penerapan tarif jasa pelayanan kefarmasian dengan metode cost plus fixed fee pricing membuat 13 dari 30 sampel obat mengalami penurunan harga, sedangkan 17 obat lainnya mengalami kenaikan harga.
EVALUATION OF GOOD DISTRIBUTION PRACTICE (GDP) IMPLEMENTATION IN DRUG STORE AT MLATI, SLEMAN, YOGYAKARTA Isna Sugih Hartini; Marchaban Marchaban
Majalah Farmaseutik Vol 12, No 1 (2016)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.404 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v12i1.24133

Abstract

Drug distribution is an important process in maintaining efficacy, safety, and quality of a drug after manufacturing process. Good Distribution Practices (GDP) should be implemented in distribution facilities included pharmacies. Drug quality should be main concern until the drug is administered to patients. This study is intended to determine GDP implementation and follow-up steps that should be implemented to pharmacies in Mlati, Sleman, Yogyakarta. It is a descriptive qualitative study conducted on pharmacies by reviewing the application of GDP upon the profile aspects of facilities, buildings and equipment, procurement, reception and storage, distribution, handling of product returns and expire date, etc. Primary data obtained by interviewing head of pharmacists (APA) or vice of head pharmacists using the check-list form. Subsequently, the data are analyzed qualitatively to determine the follow-up steps which should be taken to pharmacies that are not eligible to operate. The results showed that no one of pharmacy absolutely follows the GDP rule, 88.89% of pharmacies should be warned seriously, and 11,11% of pharmacies should be suspended temporarily.
Antibacterial Activities of Red Flow Oil (Piper Crocatum Ruiz & Pav.) in The Form of Emulsion and Microemulsi Elsa Putri Kartika; Marchaban Marchaban; Sudarsono Sudarsono
Majalah Farmaseutik Vol 14, No 2 (2018)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.41 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v14i2.42597

Abstract

The red sirih essential oil (RSEO) known has antibacterial activity and can be obtained by water and steam distillation of red betel leaf (Piper crocatum Ruiz & Pav.). The aim of this study is to compare its bacterial activity if the RSEO is formulated in different dosage forms (i.e. emulsion and microemulsion). The RSEO in emulsion dosage form was prepared by stirring 0.875 g of liquid paraffin, 0.125 g RSEO, 0.125 g of tween-80, 0.375 g of span-80 (HLB 7), and 3.500 g of water. The RSEO in microemulsion dosage form was prepared by stirring 0.125 g of liquid paraffin, 0.125 g RSEO, 0.417 g Tween 80, 0.833 g of PEG-400 and 3.500 g of water. Antibacterial activity against Escherichia coli ATCC 25922 was done by using microdilution method at 1% of w/w concentration using the ELISA reader at 570 nm. The data was then to be analysed to compare the percentage of inhibition of the bacterial growth. The results showed that the bacterial inhibition of RSEO in emulsion dosage form was 17.45±5.9% while in microemulsion dosage form was 49.58±3.27%. It is concluded that the RSEO had a better antibacterial activity in the forms of microemulsion than emulsion.
Analisis GAP Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Farmasi RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Menggunakan Metode SERVQUAL Qory Addin; Marchaban Marchaban; Sumarni Sumarni
Majalah Farmaseutik Vol 17, No 2 (2021)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v17i2.58692

Abstract

Penerapan kebijakan rujukan berjenjang oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dikhawatirkan akan berimbas pada lamanya waktu tunggu pelayanan yang dapat mempengaruhi kepuasan pasien. Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) dituntut untuk selalu memberikan pelayanan yang dapat memuaskan pasien ditinjau dari dimensi SERVQUAL yaitu tangible, empathy, assurance, responsiveness, dan reliability. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gap dan peringkat gap yang terbentuk dari kualitas pelayanan IFRS dalam memenuhi kepuasan pasien. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional, pengumpulan data menggunakan metode non probability sampling berdasarkan teknik purposive sampling. Data yang digunakan adalah data kualitatif hasil wawancara dengan karyawan Instalasi Farmasi rumah sakit, dan data kuantitatif dari hasil kuesioner kepuasan pasien rawat jalan menggunakan skala likert dengan jumlah responden sebanyak 385 pasien. Analisis data menggunakan analisis gap lima untuk mendapatkan nilai gap, dan analisis kepentingan kinerja untuk menentukan posisi kuadran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat gap pada seluruh dimensi pelayanan yang diberikan oleh IFRS dengan urutan gap terbesar pada dimensi Responsiveness (-0,57), diikuti dimensi Empathy (-0,39), dimensi Reliability (-0,29), dimensi Assurance (-0,26), dan dimensi Tangible (-0,22). Analisis matriks kinerja-kepentingan menunjukkan dimensi Tangible dan Assurance masuk pada kuadran B yang artinya telah berhasil dilaksanakan oleh Instalasi Farmasi PKU Muhammadiyah Delanggu sehingga wajib dipertahankan karena dianggap sangat penting dan memuaskan pasien, sedangkan dimensi Reliability, Responsiveness, dan Empathy masuk pada kuadran C, yang artinya dinilai kurang penting pengaruhnya bagi pasien dan pelaksanaannya oleh Instalasi Farmasi PKU Muhammadiyah Delanggu. Hal ini berarti tidak ada dimensi kualitas pelayanan yang harus dijadikan prioritas utama dalam upaya perbaikan kualitas dalam pelayanan kepada pasien.
Hubungan Pengetahuan Tentang Hipertensi Terhadap Keinginan Untuk Berobat Masyarakat di Kelurahan Muja-Muju Yogyakarta Tahun 2022 Yuni Nurhayati; Marchaban Marchaban; Muvita Rina Wati
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 2 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i2.77093

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit dengan tingkat angka kematian dan kesakitan yang cukup tinggi di dunia dan menduduki urutan pertama setiap tahunnya. Hipertensi dapat ditandai dengan pengukuran tekanan darah sistolik dan diastolik >140/90 mmHg. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang hipertensi terhadap keinginan masyarakat untuk berobat di Kelurahan Muja-Muju Yogyakarta Tahun 2022. Metode penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis korelasi deskriptif dengan pendekatan cross sectional setelah mendapat ethical clearance tanggal 27 Mei 2022 dengan No. Skep/120/KEPK/V/2022.  Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan accidental sampling, dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 274 responden. Data diambil dengan menggunakan kuesioner yang telah divalidasi tentang pengetahuan tentang hipertensi, tentang keinginan untuk berobat dan dianalisis menggunakan uji Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki pengetahuan kategori “baik” sebanyak 191 responden (69,7%), memiliki keinginan untuk berobat dengan kategori “tinggi” sebanyak 158 responden (57,7%). Hasil uji Rank Spearman diperoleh nilai signifikan ρ-value = 0,000 atau ρ-value ≤ 0,05, yang berarti ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang hipertensi dengan keinginan untuk berobat.