Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

FAKTOR RISIKO KEJADIAN DRUG RELATED PROBLEMS PADA PASIEN GERIATRIK Gita Mayasari; Tri Murti Andayani; Fita Rahmawati
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 5, No 2
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.140

Abstract

Drug Related Problems (DRPs) pada pasien geriatrik dipicu oleh semakin meningkatnya jumlah diagnosis dan jumlah obat yang dikonsumsi. Meskipun sebagian besar resep yang ada di rumah sakit berasal dari rawat jalan namun hanya sedikit diketahui mengenai kejadian DRPs dibandingkan dengan rawat inap. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jumlah dan jenis DRPs yang terjadi pada pasien geriatrik rawat jalan serta untuk mengetahui faktor risiko terjadinya DRPs pada pasien geriatrik rawat jalan. Penelitian ini bersifat kuantitatif observasional dengan desain analitik cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara prospektif pada Bulan Oktober sampai Desember 2014 di unit rawat jalan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan RSUD Kabupaten Sleman dengan jumlah sampel 200 pasien. Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah pasien geriatrik unit rawat jalan, pasien yang saat dilakukan penelitian berusia lebih dari atau sama dengan 60 tahun dan pasien yang berasal dari poli penyakit dalam dan syaraf. Untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko DRPs seperti usia pasien, jenis kelamin, faktor penyakit, dokter yang meresepkan, dan jumlah obat yang diperoleh dengan angka kejadian DRPs dianalisis dengan Chi-square. Jumlah total diagnosis adalah 383 dan total jumlah obat 898 dengan 257 kejadian DRPs yang terjadi pada 140 pasien (70%). Frekuensi DRPs tertinggi berupa interaksi obat yaitu 65 kejadian (25,29%) dengan digoksin dan furosemid sebagai penyumbang terbanyak yaitu 11 kejadian. Di antara kelima faktor risiko yang diamati, jumlah obat menjadi satu-satunya faktor risiko yang memiliki hubungan dengan kejadian DRPs (p < 0,05).
Faktor Risiko Infeksi Bakteri Penghasil Extended Spectrum Beta-Lactamase (ESBL) pada pasien ICU di RS Jogja Tahun 2023 Kian Sinanjung; Fatrinawati; Istiqomah; Gita Mayasari
Infomasi dan Promosi Kesehatan Vol 3 No 2 (2024): Informasi dan Promosi Kesehatan
Publisher : Sahabat Publikasi Kuu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58439/ipk.v3i2.279

Abstract

INTRODUCTION Infection by Extended Spectrum Beta-Lactamase (ESBL)-producing bacteria in Intensive Care Unit (ICU) is associated with treatment failure, prolonged hospital stay, increased costs and patient mortality. The factors of infection by ESBL-producing bacteria are important to figure out so that prevention and control efforts can be made. The aim of the study is to understand the risk factors associated with ESBL-producing bacteria infections in ICU of Jogja Hospital. METHOD This retrospective case control study included ICU’s patients who have an infection with confirmed E. coli or K. pneumoniae based on microbiological examination from January-December 2023. The patient’s data were obtained from the medical record to find the risks factors. Cases were defined as E. coli or K. pneumoniae ESBL, while controls were defined as non ESBL E. coli or K. pneumoniae. Data were analyzed using SPSS version 25. Bivariate analysis was carried out on independent variables (sex, age, length of hospitalization, comorbidity, cephalosporin usage, duration of antibiotic, utilization of urinary catheter and central venous catheter, exposure to mechanical ventilation, and presence of open wounds). Risk factors with P values <0.25 on bivariate analysis were included in multivariate logistic regression analysis. Two-sided P values less than 0,05 were considered statistically significant. RESULT Based our findings, there were 30 patients with ESBL-producing E. coli or K. pneumoniae (cases) and 32 patients with non ESBL-producing E. coli or K. pneumoniae (controls). P value <0.05 is the presence of open wounds. Based on multivariate analysis in table 3, the presence of open wounds has statistical significance, OR 6.52 (IK 95% p = 0.011). CONCLUSION The presence of open wounds is associated with the occurrence ESBL-producing E. coli or K. pneumoniae infection in ICU of Jogja Hospital.