Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pelestarian Budaya Nasional Melalui Kegiatan Tradisional Sri Muryati, Srihadi,
PAWIYATAN Vol 20, No 3 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang penelitian ini adalah berdasarkan rumusan yang tercantum dalam UUD 1945 pasal 32 ayat 1 dan 2, maka dapat disimpulkan bahwa pemerintah berkewajiban memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia. Hal ini tentunya dimaksudkan agar kebudayaan nasional Indonesia bisa berada ditengah-tengah peradaban dunia. Kebudayaan nasional Indonesia ikut mewarnai peradaban dunia. Sedangkan disisi lain masyarakat tentunya juga dituntut untuk memelihara budaya daerah. Hal ini disebabkan budaya daerah merupakan kekayaan budaya nasional. Pemerintah menghormati dan memelihara sebagai kekayaan budaya nasional. Pembangunan yang hanya berorientasi pada upaya peningkatan pendapatan perkapita ternyata tidak menjamin adanya pemerataan hasil pembangunan. Seiring dengan kemajuan zaman, tradisi dan kebudayaan daerah yang pada awalnya dipegang teguh, di pelihara dan dijaga keberadaannya oleh setiap suku dan daerah, kini terasa sudah hampir punah. Pada umumnya masyarakat sekarang dengan issu globalisasi merasa gengsi dan malu apabila masih mempertahankan dan menggunakan budaya lokal atau budaya daerah. Kebanyakan masyarakat sekarang lebih memilih untuk menampilkan dan menggunakan kesenian dan budaya modern daripada budaya yang berasal dari daerahnya sendiri yang sesungguhnya justru budaya daerah atau budaya lokallah yang sangat sesuai dengan kepribadian bangsanya. Tanpa mereka sadari bahwa budaya daerah merupakan faktor utama terbentuknya kebudayaan nasional dan kebudayaan daerah yang mereka miliki merupakan sebuah kekayaan bangsa yang sangat bernilai tinggi dan perlu dijaga kelestarian dan keberadaanya oleh setiap individu di masyarakat. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan mengambil lokasi masyarakat di sekitar kota Semarang yang masih menyelenggarakan kegiatan tradisional. Adapun fokus penelitiannya adalah tentang kegiatan tradisional yang masih dilaksanakan masyarakat sekitar kota Semarang termasuk pelestariaannya. Data, sumber data dan nara sumber yang ditentukan dalam penelitian ini meliputi, data primer, data sekunder, orang, kejadian dan dokumen. Teknik pengumpulan data yang dipakai meliputi studi litelatur, observasi dan wawancara dengan teknik analisis data menggunakan Analysis Interactive model dari Miles dan Huberman. Keabsahan data menggunakan teknik ketekunan pengamatan dan triangulasi data. Hasil penelitian adalah: ( a ). Kegiatan tradisional masih tetap dilaksanakan oleh masyarakat pendukung tradisi yang bersangkutan. Kegiatan tradisional tetap berakar pada budaya nasional, yang berarti bahwa budaya tradisional merupakan sumber kekayaan dari budaya nasional. ( b ). Tradisi suroan, nyadran maupun tradisi kungkum yang dilaksanakan di daerah - daerah tertentu masih tetap bertahan sampai saat ini, karena masyarakat pendukung budaya itu masih tetap menyelenggarakan tradisi itu setiap tahunnya. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut senantiasa melibatkan unsur golongan tua dan golongan muda, sehingga ada tali kesinambungan antara generasi terdahulu dengan generasi berikutnya. ( c ). Upaya pelestarian budaya tradisional dilakukan dengan cara melibatkan generasi muda dalam hal kepanitian, maupun pelaksanaan, sehingga generasi muda tidak sekedar menjadi panitia tetapi juga menjadi pelaku. ( d ) Pelaksanaan kegiatan tradisional memuat nilai-nilai: nilai ketuhanan, nilai sosial, nilai kerukunan, nilai budaya, nilai sejarah, nilai hiburan, nilai pendidikan, dan nilai ilmu pengetahuan. ( e ). Kegiatan tradisional tetap dilaksanakan, dengan tujuan agar masyarakat Indonesia yang majemuk dari sisi budaya tidak kehilangan budaya daerahnya. Sedangkan saran yang direkomendasikan kegiatan tradisional tetap harus mendapat pengarahan dan pengawasan, agar budaya daerah tidak menimbulkan pertentangan antara dua kelompok atau lebih yang berbeda pandangan, agar kegiatan tradisional tidak mengarah pada kegiatan yang bertentangan dengan nilai ketuhanan. Kata Kunci : Tradisional, Pelestarian, Budaya
TATAS TITIS TATAG TUTUG FILOSOFI DALAM PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN Srihadi, Srihadi
PAWIYATAN Vol 20, No 1 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebijaksanaan hidup yang dilandasi logika- etika- estetika, cipta- rasa- karsa, kebenaran-kebaikan-keindahan, dalam filsafat jawa akan bersemayam dalam sanubari jalmo pinilih, petingane manungso, pitatane dumadi. Pandangan orang Jawa atau filsafat jawa dalam kehidupan yang serba teknologi hampir-hampir dilupakan orang orang terdidik ( baca perguruan tinggi ). Hal ini mengakibatkan filsafat jawa yang pada masanya disebut sebagai budaya yang adhi luhung lambat tetapi pasti akan musnah dari muka bumi Indonesia. Pandangan hidup orang  jawa atau filsafat jawa terbentuk dari gabungan alam pikir jawa tradisional, kepercayaan hindu atau filsafat India, dan ajaran mistik Islam. Pandangan hidup atau filsafat jawa memang tidak terbentuk secara murni dari akar budaya bangsa Indonesia, tetapi berkembang setelah masuknya agama-agama di Indonesia, sehingga sampai sekarang kita masih dapat menjumpai masyarakat Indonesia menganut agama tertentu, tetapi juga melakukan ritual tertentu menurut budaya jawa. Kebudayaan asli jawa yang bersifat transcendental lebih cenderung pada faham aninisme dan dinamisme. Perubahan besar pada kebudyaan jawa terjadi setelah masuknya agama Hindu Budha yag berasal dari India. Kebudayaan India secara riil mempengaruhi dan mewarnai kebudayaan jawa, seperti yang ada pada sistem kepercayaan, kesenian, kesusateraan, astronomi, mitologi dan pengetahuan umum.                                                                                 Kata Kunci : Tatas, Titis, Tatag, Tutug
PERLINDUNGAN HUKUM LAHAN PERTANIAN PRODUKTIF DALAM SWASEMBADA PANGAN Srihadi, Sri Muryati,
PAWIYATAN Vol 21, No 2 (2014)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berbagai praktek explorasi lahan yang tidak sesuai dengan daya dukung lahannya hendaknya dihindari. Penggunaan lahan  harus disertai dengan upaya konvervasi yang efektif. Oleh karana itu, untuk menjamin keberlanjutan pengusahaan lahan, dapat dilakukan upaya strategis dalam menghindari degradasi lahan pengendalian pemanfaatan lahan produktif yang diubah menjadi lahan perumahan atau pemukiman. Urgensi penelitian ini, antara lain terjadai perubahan penggunaan lahan di desa gubug  yang pesat dan sulit dikendalikan, perubahan penggunaan lahan yang terjadi tidak dapat diketahui seberapa luas untuk tiap unit penggunaan lahan, dan belum ada data komprehensif mengenai intensitas dan frekuensi perubahan penggunaan lahan.Penggunaan lahan merupakan wujud nyata dari pengaruh aktivitas manusia terhadap sebagaian fisik permukaan bumi. Daerah perkotaan dan atau pedesaan mempunyai kondisi penggunaan lahan dinamis, sehingga perlu terus dipantau perkembangannya,karena sering pemanfaatan lahan tidak sesuai dengan peruntukannya danlahan pertanian menjadi lahan pemukiman dan penggunaan lainnya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, lokasi atau latar penelitian ini adalah desa gubug. Sumber data penelitian ini adalah perangkat desa,tokoh masyarakat dan pengumpulan data menggunakan observasi partisipan,wawancara mendalam dan dokumen. Kata Kunci : perlindungan hukum, hukum swasembada
Pelestarian Budaya Nasional Melalui Kegiatan Tradisional Sri Muryati, Srihadi,
PAWIYATAN Vol 20 No 3 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang penelitian ini adalah berdasarkan rumusan yang tercantum dalam UUD 1945 pasal 32 ayat 1 dan 2, maka dapat disimpulkan bahwa pemerintah berkewajiban memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia. Hal ini tentunya dimaksudkan agar kebudayaan nasional Indonesia bisa berada ditengah-tengah peradaban dunia. Kebudayaan nasional Indonesia ikut mewarnai peradaban dunia. Sedangkan disisi lain masyarakat tentunya juga dituntut untuk memelihara budaya daerah. Hal ini disebabkan budaya daerah merupakan kekayaan budaya nasional. Pemerintah menghormati dan memelihara sebagai kekayaan budaya nasional. Pembangunan yang hanya berorientasi pada upaya peningkatan pendapatan perkapita ternyata tidak menjamin adanya pemerataan hasil pembangunan. Seiring dengan kemajuan zaman, tradisi dan kebudayaan daerah yang pada awalnya dipegang teguh, di pelihara dan dijaga keberadaannya oleh setiap suku dan daerah, kini terasa sudah hampir punah. Pada umumnya masyarakat sekarang dengan issu globalisasi merasa gengsi dan malu apabila masih mempertahankan dan menggunakan budaya lokal atau budaya daerah. Kebanyakan masyarakat sekarang lebih memilih untuk menampilkan dan menggunakan kesenian dan budaya modern daripada budaya yang berasal dari daerahnya sendiri yang sesungguhnya justru budaya daerah atau budaya lokallah yang sangat sesuai dengan kepribadian bangsanya. Tanpa mereka sadari bahwa budaya daerah merupakan faktor utama terbentuknya kebudayaan nasional dan kebudayaan daerah yang mereka miliki merupakan sebuah kekayaan bangsa yang sangat bernilai tinggi dan perlu dijaga kelestarian dan keberadaanya oleh setiap individu di masyarakat. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan mengambil lokasi masyarakat di sekitar kota Semarang yang masih menyelenggarakan kegiatan tradisional. Adapun fokus penelitiannya adalah tentang kegiatan tradisional yang masih dilaksanakan masyarakat sekitar kota Semarang termasuk pelestariaannya. Data, sumber data dan nara sumber yang ditentukan dalam penelitian ini meliputi, data primer, data sekunder, orang, kejadian dan dokumen. Teknik pengumpulan data yang dipakai meliputi studi litelatur, observasi dan wawancara dengan teknik analisis data menggunakan Analysis Interactive model dari Miles dan Huberman. Keabsahan data menggunakan teknik ketekunan pengamatan dan triangulasi data. Hasil penelitian adalah: ( a ). Kegiatan tradisional masih tetap dilaksanakan oleh masyarakat pendukung tradisi yang bersangkutan. Kegiatan tradisional tetap berakar pada budaya nasional, yang berarti bahwa budaya tradisional merupakan sumber kekayaan dari budaya nasional. ( b ). Tradisi suroan, nyadran maupun tradisi kungkum yang dilaksanakan di daerah - daerah tertentu masih tetap bertahan sampai saat ini, karena masyarakat pendukung budaya itu masih tetap menyelenggarakan tradisi itu setiap tahunnya. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut senantiasa melibatkan unsur golongan tua dan golongan muda, sehingga ada tali kesinambungan antara generasi terdahulu dengan generasi berikutnya. ( c ). Upaya pelestarian budaya tradisional dilakukan dengan cara melibatkan generasi muda dalam hal kepanitian, maupun pelaksanaan, sehingga generasi muda tidak sekedar menjadi panitia tetapi juga menjadi pelaku. ( d ) Pelaksanaan kegiatan tradisional memuat nilai-nilai: nilai ketuhanan, nilai sosial, nilai kerukunan, nilai budaya, nilai sejarah, nilai hiburan, nilai pendidikan, dan nilai ilmu pengetahuan. ( e ). Kegiatan tradisional tetap dilaksanakan, dengan tujuan agar masyarakat Indonesia yang majemuk dari sisi budaya tidak kehilangan budaya daerahnya. Sedangkan saran yang direkomendasikan kegiatan tradisional tetap harus mendapat pengarahan dan pengawasan, agar budaya daerah tidak menimbulkan pertentangan antara dua kelompok atau lebih yang berbeda pandangan, agar kegiatan tradisional tidak mengarah pada kegiatan yang bertentangan dengan nilai ketuhanan. Kata Kunci : Tradisional, Pelestarian, Budaya
PERLINDUNGAN HUKUM LAHAN PERTANIAN PRODUKTIF DALAM SWASEMBADA PANGAN Srihadi, Sri Muryati,
PAWIYATAN Vol 21 No 2 (2014)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berbagai praktek explorasi lahan yang tidak sesuai dengan daya dukung lahannya hendaknya dihindari. Penggunaan lahan  harus disertai dengan upaya konvervasi yang efektif. Oleh karana itu, untuk menjamin keberlanjutan pengusahaan lahan, dapat dilakukan upaya strategis dalam menghindari degradasi lahan pengendalian pemanfaatan lahan produktif yang diubah menjadi lahan perumahan atau pemukiman. Urgensi penelitian ini, antara lain terjadai perubahan penggunaan lahan di desa gubug  yang pesat dan sulit dikendalikan, perubahan penggunaan lahan yang terjadi tidak dapat diketahui seberapa luas untuk tiap unit penggunaan lahan, dan belum ada data komprehensif mengenai intensitas dan frekuensi perubahan penggunaan lahan.Penggunaan lahan merupakan wujud nyata dari pengaruh aktivitas manusia terhadap sebagaian fisik permukaan bumi. Daerah perkotaan dan atau pedesaan mempunyai kondisi penggunaan lahan dinamis, sehingga perlu terus dipantau perkembangannya,karena sering pemanfaatan lahan tidak sesuai dengan peruntukannya danlahan pertanian menjadi lahan pemukiman dan penggunaan lainnya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, lokasi atau latar penelitian ini adalah desa gubug. Sumber data penelitian ini adalah perangkat desa,tokoh masyarakat dan pengumpulan data menggunakan observasi partisipan,wawancara mendalam dan dokumen. Kata Kunci : perlindungan hukum, hukum swasembada
TATAS TITIS TATAG TUTUG FILOSOFI DALAM PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN Srihadi, Srihadi
PAWIYATAN Vol 20 No 1 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebijaksanaan hidup yang dilandasi logika- etika- estetika, cipta- rasa- karsa, kebenaran-kebaikan-keindahan, dalam filsafat jawa akan bersemayam dalam sanubari jalmo pinilih, petingane manungso, pitatane dumadi. Pandangan orang Jawa atau filsafat jawa dalam kehidupan yang serba teknologi hampir-hampir dilupakan orang orang terdidik ( baca perguruan tinggi ). Hal ini mengakibatkan filsafat jawa yang pada masanya disebut sebagai budaya yang adhi luhung lambat tetapi pasti akan musnah dari muka bumi Indonesia. Pandangan hidup orang  jawa atau filsafat jawa terbentuk dari gabungan alam pikir jawa tradisional, kepercayaan hindu atau filsafat India, dan ajaran mistik Islam. Pandangan hidup atau filsafat jawa memang tidak terbentuk secara murni dari akar budaya bangsa Indonesia, tetapi berkembang setelah masuknya agama-agama di Indonesia, sehingga sampai sekarang kita masih dapat menjumpai masyarakat Indonesia menganut agama tertentu, tetapi juga melakukan ritual tertentu menurut budaya jawa. Kebudayaan asli jawa yang bersifat transcendental lebih cenderung pada faham aninisme dan dinamisme. Perubahan besar pada kebudyaan jawa terjadi setelah masuknya agama Hindu Budha yag berasal dari India. Kebudayaan India secara riil mempengaruhi dan mewarnai kebudayaan jawa, seperti yang ada pada sistem kepercayaan, kesenian, kesusateraan, astronomi, mitologi dan pengetahuan umum.                                                                                 Kata Kunci : Tatas, Titis, Tatag, Tutug
Pengaruh Lingkungan Sekolah, Penggunaan Teknologi, Dan Prestasi Akademik Terhadap Kecurangan Akademik Susiatik, Titik; srihadi, Srihadi; slamet, Slamet
Pawiyatan Vol 29 No 1 (2022): PAWIYATAN
Publisher : Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.334 KB)

Abstract

Kecurangan akademik adalah tindakan yang dilakukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan cara melakukan perbuatan yang tidak baik atau dilarang seperti menyontek, diskusi dengan teman saat ujian berlangsung atau cara lainnya. Pada Ujian Nasional (UN) 2019 Kemendikbud menerima sebanyak 126 kasus aduan dan meningkat dibandingkan tahun 2017 dan 2018 yaitu masing-masing 71 dan 79 kasus aduan. Beberapa penelitian terdahulu juga menunjukkan hasil tentang angka kecurangan akademik yang cukup tinggi. Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 1) apakah lingkungan sekolah berpengaruh terhadap perilaku kecurangan akademik?; 2) apakah penggunaan teknologi informasi berpengaruh terhadap perilaku kecurangan akademik?; dan 3) apakah prestasi akademik berpengaruh terhadap perilaku kecurangan akademik? Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) berdasarkan analisis statistik deskriptif, variabel kecurangan akademik termasuk tinggi, sedangkan lingkungan sekolah cukup tinggi, adapun penggunaan teknologi informasi termasuk kriteria tinggi dan nilai prestasi akademik termasuk cukup tinggi; 2) berdasarkan uji hipotesis hanya variabel lingkungan sekolah yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kecurangan akademik, sementara variabel penggunaan teknologi informasi dan prestasi akademik ditemukan tidak berpengaruh signifikan terhadap kecurangan akademik. Kata kunci: lingkungan sekolah, penggunaan teknologi, prestasi dan Kecurangan akademik.
Scale-Up Brand: Upaya Alternatif Keberlanjutan Bisnis UMKM Palupi, Agustin; Putu Virra Indah Perdanawati, Luh; Agustiningsih, Maulina; Bintara, Rista; Dillak, Vaya Juliana; Pinondang, Victor; Zakarsi, Wahyudin; Srihadi, Srihadi; Sukmadilaga, Citra
SULUH: Jurnal Abdimas Vol 4 No 2 (2023): SULUH: Jurnal Abdimas Februari
Publisher : FEB-UP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/suluh.v4i2.4365

Abstract

UMKM Kirtania Wayang Kamasan merupakan usaha mikro yang bergerak di bidang kerajinan seni lukis khas Wayang Kamasan. Saat awal didirikan, sistem produksi berupa pembuatan dengan pesanan order terlebih dahulu namun secara perlahan saat ini telah mulai menyiapkan stok produk di Homestore. Dampak pandemi COVID-19 menyebabkan permintaan produk juga tersebut mengalami penurunan drastis. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan solusi atas permasalahan pada aspek manajemen usaha terkait proses produksi, penguatan branding dan juga peningkatan target pasar melalui direct selling maupun digital marketing. Tahapan pertama pada saat identifikasi masalah terlihat bahwa masalah internal utama yang dihadapi adalah aspek bisnis terkait kurangnya SDM pelukis yang menyebabkan ketidakpastian proses produksi, branding serta pangsa pasar produk. Untuk itu, tahap kedua adalah tim pelaksanakan kegiatan melakukan kunjungan dan mengedukasi proses produksi hingga keselamatan kerja. Tim pelaksana juga membuat profil usaha pada website guna mencari peluang penjualan secara digital marketing. Peningkatan penjualan secara langsung juga dilakukan melalui bazar maupun pameran. Pendampingan pakar dilakukan melalui webinar sebanyak dua kali dengan tema strategi bisnis dan branding. Sebagai upaya evaluasi kegiatan, maka tim pengabdian masyarakat secara langsung melakukan komunikasi dan evaluasi dengan pemilik UMKM. Kegiatan pendampingan menghasilkan indentifikasi proses dan target produksi serta penguatan brand dalam meningkatkan pemasaran.
Mewujudkan Keluarga Bahagia Sejahtera Tanpa Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Kelurahan Padangsari Susiatik, Titik; Srihadi, Srihadi; Hadi, Ag. Sutriyanto; Muryati, Sri
Manggali Vol 2 No 2 (2022): Manggali
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31331/manggali.v2i1.1975

Abstract

Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan yang dilakukan seseoorang atau beberapa orang terhadap orang lain, yang mungkin atau berakibat penderitaan secara fisik, seksual dan/atau psikhologis, termasuk ancaman perbuatan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang atau penekanan secara ekonomis yang terjadi dalam lingkup rumah tangga. Tujuan pengabdian ini untuk mengetahui: 1) ikut ambil bagian dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang rumah tangga yang bahagia dan sejahtera tanpa adanya kekerasan dalam rumah tangga; 2) menekan atau mengurangi terjadinya disharmonis dalam keluarga karena terjadinya tindak kekerasan dalam keluarga; dan 3) memberikan pengertian hak dan kewajiban bagi para pasangan suami istri sehingga timbul kesadaran terhadap terjadinya pelaksanaan hak dan kewajiban. Metode kegiatan adalah melalui pemaparan materi teoretis berupa ceramah, tanya jawab, dan wawan hati. Kegiatan diperoleh simpulan bahwa: 1) kekerasan dalam rumah tangga terjadi disebabkan keadaan rumah tangga dengan segala konflik yang ada tidak dapat diselesaikan dengan komunikasi yang baik; 2) kekerasan dalam rumah tangga bisa dipicu sebab konflik yang terjadi, misalnya perselisihan pendapat, perdebatan, pertengkaran, saling mengejek, serta bahkan saling memaki; dan 3) munculnya kesadaran masing-masing pihak (suami-istri), terhadap kewajiban sehingga terjadi keluarga bahagia dan sejahtera tanpa ada kekerasan dalam rumah tangga.