Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Kombinasi Penentuan Safety Stock Dan Reorder Point Berdasarkan Analisis ABC sebagai Alat Pengendalian Persediaan Cutting Tools (Studi Kasus: PT. XYZ) Milena Novita Piranti; Amanda Sofiana
JTI: Jurnal Teknik Industri Vol 7, No 1 (2021): JUNI 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jti.v7i1.12243

Abstract

             Penelitian ini mengevaluasi kebijakan inventory khususnya pada persediaan cutting tools di departemen engineering PT. XYZ. Kebijakan yang diterapkan saat ini dianggap belum optimal yang ditandai dengan sering terjadinya kekurangan persediaan cutting tools ketika dibutuhkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengklasifikasikan cutting tools ke dalam 3 kelas berdasarkan analisis ABC, serta menentukan besarnya safety stock dan reorder point dari cutting tools yang termasuk ke dalam kelas A (prioritas). Dari hasil analisis ABC cutting tools yang termasuk ke dalam kelas A adalah sebanyak 10 item yang merepresentasikan 68.60% dari total pemakaian biaya, kelas B sebanyak 11 item yang merepresentasikan 21.40% dari total pemakaian biaya dan kelas C yang merepresentasikan 10% dari total pemakaian biaya. Dengan penentuan safety stock terbanyak dimiliki oleh cutting tools jenis LOMU 100408 ER yaitu sebanyak 375 pcs dan reorder point paling besar dimiliki oleh cutting tools jenis 490R-140408M-PM 1020 yaitu sebesar 516 pcs.Kata Kunci:  Analisis ABC, Cutting Tools, Persediaan, Reorder Point, dan Safety Stock.This study evaluates inventory policies, specifically cutting tools inventory, in the Engineering departement of PT. XYZ. The current policy is considered not optimal, which is marked by frequent shortages of cutting tools when its needed. The purpose of this study is to classify cutting tools into 3 classes based on ABC analysis, and determine the amount of safety stock and reorder points of cutting tools included in class A (priority). From the results of ABC analysis cutting tools included in class A are 10 items representing 68.60% of the total cost usage, class B as many as 11 items representing 21.40% of the total cost use and class C representing 10% of the total cost usage. With the highest point of safety stock is owned by cutting tools type LOMU 100408 ER that is 375 pcs and the biggest reorder point is owned by cutting tools type 490R-140408M-PM 1020 which is 516 pcs.Keywords:  ABC Analysis, Cutting Tools, Inventory, Safety Stock, and Reorder Point.
Analysis of Total Productive Maintenance (TPM) Application Using Overall Equipment Effectiveness (OEE) and Six Big Losses on Disamatic Machine PT. XYZ Musyafa'ah Musyafa'ah; Amanda Sofiana
OPSI Vol 15, No 1 (2022): ISSN 1693-2102
Publisher : Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/opsi.v15i1.6630

Abstract

PT. XYZ is a manufacturing company which engages in Defense and Commercial. One of the machines used is a disamatic machine which is a machine that produces shoulder components for railway tools. This machine is an old machine, so that problems that arose on the production floor were often caused by the cessation of the process on the production floor due to machines stuck, machines damaged, or machines not running properly so that it can reduce the machines productivity. The method used in analyzing this problem is by calculating the value of Overall Equipment Effectiveness (OEE) and Six Big Losses to identify the performance of industrial machines. From the results of data processing, the OEE value owned by PT. XYZ is 61.94%. This value is still below the ideal value standard set by JIPM, which is 85%. The factor which influenced the lower OEE value was the low-efficiency performance, which is 68.29%. Based on the calculation of Six Big Losses, the most dominant loss causing a decrease in machine effectiveness was reduce speed losses, which is 42.38%. This factor was analysed by Pareto and fishbone diagram. The result of this study can be useful for the company to increase their productivity which will increase their profits.
Pengendalian Persediaan Insert Tools dengan Metode Economic Order Quantity dan Klasifikasi ABC Amanda Sofiana; Diki Ahmad Tasdiqul Haq
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol. 6 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.21 KB) | DOI: 10.30656/intech.v6i1.2174

Abstract

PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang otomotif yang memproduksi komponen kendaraan dan perakitan mesin. Pengendalian persediaan yang mendukung proses produksi merupakan suatu proses internal yang cukup vital bagi operasional perusahaan otomotif karena banyaknya mesin serta target produksi untuk memenuhi permintaan konsumen. Insert tools merupakan salah satu alat yang sangat penting dalam memastikan keberlangsungan proses produksi yang menggunakan mesin CNC. Potensi terjadinya kerusakan dan masa pakai yang habis dapat terjadi kapan saja, hal ini berarti persediaan insert tools harus selalu tersedia untuk digunakan pada waktunya. Penelitian ini menyediakan solusi bagi masalah pengendalian persediaan perusahaan. Dengan menggunakan metode EOQ perusahaan dapat menentukan pembelian yang optimal sehingga dapat meminimumkan total biaya inventory. Selain itu, Klasifikasi ABC digunakan untuk menentukan prioritas insert tools yang memerlukan perhatian lebih dalam pengendalian persediaannya. Hasil penelitian ini adalah keputusan persediaan jumlah order quantity yang optimal dan ekonomis dari berbagai insert tools, jumlah safety stock dan reorder point. Hasil klasifikasi ABC, dari 27 insert tools diklasifikasikan menjadi: 6 jenis insert tools kelas A, 5 jenis kelas B dan 16 jenis kelas C. Hasil klasifikasi ini bisa digunakan perusahaan untuk prioritas pengamanan persediaan insert tools.
Simulasi Antrian dalam Optimalisasi Layanan di Supermarket Rita Pasaraya Indro Prakoso; Amanda Sofiana; Sarah Nurmalawati; Rafi Triyanto; Azhar Rafi Rendra; Anwar Abdur Rosyid
Dinamika Rekayasa Vol 19, No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Dinamika Rekayasa - Februari 2023
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.dr.2023.19.1.602

Abstract

Penerapan dan pengembangan manajemen operasi saat ini menjadi salah satu kunci dalam kesuksesan proses bisnis perusahaan. Pendekatan manajemen oprasi dapat memberikan support dan pemecahan berbagai masalah dalam proses binis perusahaan, salah satunya permasalahan teori antrian.  Permasalahan antrian dapat terjadi diberbagai macam model bisnis. Pada perusahaan penyedia jasa dan retail sering terjadi permasalahan antrian dimana interaksi antara pelanggan dan penyedia layanan intensitasnya cukup tinggi. Supermarket Rita Pasaraya merupakan perusahaan penyedia jasa berupa retail segala jenis barang dan menjadi salah satu yang terbesar di kota Purwokerto. Hasil observasi awal menunjukan tingkat antrian pada Supermarket Rita Pasaraya memiliki tingkat sibuk yang tinggi pada waktu-waktu tertentu dan tingkat kesibukan server yang tidak seimbang. Tujuan analisis dan simulasi antrian untuk mendapatkan sistem antrian yang ideal dan menemukan faktor yang paling bepengaruh. Model antrian yang diterapkan adalah multi channel single phase. Teori antrian ini banyak dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya yaitu pola kedatangan, pola kepergian, dan rancangan sistem pelayanan yang dilakukan.  Analisa didapatkan bahwa pelayanan pelanggan yang tertinggi terjadi pada pukul 15.30-16.00 WIB dengan jumlah rata-rata kedatangan sebanyak 9 orang dan pelayanan 9 orang. Penggunaan kasir server 4 dinilai tidak efektif dan dapat dihilangkan karena tingkat kedatangan pelanggan yang rendah, pelayanan yang jarang, dan kesibukan kasir rendah. Faktor rancangan sistem pelayanan dapat dilakukan perubahan dengan mengurangi 1 server menjadi 3 server, hal ini dapat mengurangi tingkat idle time dan meningkatkan efektivitas kinerja server 1, 2 dan 3
Quality Control Related to Inventory Loss of Animal Feed Raw Materials using I-MR Control Map (Case Study: PT Cargill Indonesia, Plant Semarang) Amanda Sofiana; Eva Pramudea Safitri
OPSI Vol 16, No 1 (2023): ISSN 1693-2102
Publisher : Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/opsi.v16i1.8897

Abstract

Quality control is one of the things that needs to be considered by the company to maintain the product quality from the process until the product reaches the customers. PT. Cargill Indonesia Semarang Plant is a subsidiary under the Cargill company which is a global company serving the food, agriculture, finance and industrial sectors. The company has an external warehouse that stores both local and imported raw materials. The raw material undergoes loading and unloading process and weighing at the plant as well as 3 Metric Ton (MT) scales. However, there are differences in the two scales due to shrinkage with different factors. Therefore, it is necessary to carry out quality control on inventory loss of raw materials by using the I-MR control chart to find out the amount of losses that occur in each raw material statistically and analyze with fishbone diagram and Root Cause Analysis (RCA) to find out the root causes of losses and improve its quality control in the unloading process of raw materials.
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI MENGGUNAKAN METODE MIN-MAX STOCK DENGAN KLASIFIKASI MUSIC-3D Atmaja, Wellyaz Sayidi; Sofiana, Amanda; Al Hakim, Reza Azizul Nasa
Jurnal TRINISTIK: Jurnal Teknik Industri, Bisnis Digital, dan Teknik Logistik Vol 3 No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : nter of Execellence (COE) ICT Infrastructure, Smart Manufacture and Digital Supply Chain

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20895/trinistik.v3i1.1371

Abstract

Pengelolaan persediaan di puskesmas atau layanan kesehatan memegang peranan penting dalam kelancaran operasional. Stok yang tidak stabil dapat mengakibatkan masalah seperti ketidaktersediaan barang saat dibutuhkan atau penumpukan persediaan berlebihan, mengganggu efisiensi operasional, pelayanan pasien, dan keuangan organisasi terlebih pada Puskesmas XYZ sebagai fasilitas kesehatan tingkat 1 yang terletak cukup jauh dari rumah sakit atau fasilitas kesehatan tingkat berikutnya. Tujuan penelitian ini adalah memberikan rekomendasi terbaik yang dapat dipertimbangkan dalam pengelolaan persediaan yang ada pada puskesmas XYZ. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Min-Max Stock yang dikombinasikan dengan klasifikasi MUSIC-3D. Dimensi pendekatan yang diambil adalah HML (High-Medium-Low), FSN (Fast, Slow, Non Moving) dan SDE (Scarce-Difficult-Easy) dimana metode tersebut menghasilkan penyesuaian kebijakan terbaik berdasarkan produk yang dikategorikan. Hasil dari penelitian ini berupa aplikasi yang dapat membantu operator dalam menentukan kebijakan pengendalian persediaan dengan pertimbangan persediaan maksimum, minimum, persediaan pengaman dan titik pemesanan kembali. Hasil klasifikasi yang didapatkan menunjukkan bahwa terdapat 4 item dengan skor 7, 13 item dengan skor 6, 15 item dengan skor 5, 11 item dengan skor 4 dan 9 item dengan skor 3 dari keseluruhan 52 item yang dikelola oleh Puskesmas XYZ.
USULAN PERBAIKAN UNTUK MENGURANGI WASTE PADA MANUFAKTUR KABEL DENGAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA Syahrullah, Yudi; Nofandy, Danu Syukur; Sofiana, Amanda; Nando, Fiky Two
Industri Inovatif : Jurnal Teknik Industri Vol 14 No 2 (2024): Inovatif Vol. 14 No. 2
Publisher : Prodi Teknik Industri S1 Institut Teknologi Nasional Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/industri.v14i2.11586

Abstract

Industri manufaktur kabel mengalami pertumbuhan yang signifikan, sehingga manufaktur perlu meningkatkan daya saing dalam memenuhi ekspektasi pelanggan, seperti: produk yang berkualitas, harga murah, dan tersedia tepat waktu. Saat ini industri manufaktur kabel di Banyumas mengalami kendala yang disebabkan oleh berbagai waste atau pemborosan, diantaranya pekerja yang mengganggur, defect, penumpukan wadah bahan baku, dan keterlambatan produksi yang dapat berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi waste yang paling dominan pada kegiatan manufaktur kabel serta merekomendasikan usulan perbaikan untuk mengurangi waste tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan lean six sigma dengan metode Waste Assessment Model (WAM) untuk menentukan prioritas waste yang perlu diperbaiki dan konsep DMAIC untuk memberikan usulan perbaikan waste yang menjadi prioritas tersebut. Hasil pengolahan data dengan WAM menunjukkan ranking waste dari ranking yang tertinggi hingga terendah. Berdasarkan hasil analisis dengan WAM, waste kategori defect merupakan waste terbesar dengan kontribusi sebesar 21,55%. Waste kategori defect selanjutnya dianalisis secara lebih rinci dengan menggunakan tahapan Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control (DMAIC). Ditemukan defect untuk produk kabel NYA 1,5 mm² merupakan produk dengan tingkat defect tertinggi dan defect visual jenis benjolan merupakan jenis defect tertinggi untuk produk ini. Analisis dengan DMAIC menunjukkan bahwa panas yang tidak merata pada mesin insulation menjadi prioritas perbaikan dengan nilai RPN tertinggi sebesar 168, sehingga menjadi risiko tertinggi yang dapat menyebabkan terjadi defect benjolan. Oleh karena itu, usulan perbaikan direkomendasikan untuk mengatasi permasalahan pada mesin tersebut
Analysis of Needs and Recommendations for Service Improvements at 2-Star Hotels through the Integration of SERVQUAL, Refined Kano, and TRIZ Fazrin, Dea Aulia; Syahrullah, Yudi; Sofiana, Amanda; Nando, Fiky Two
International Journal of Multi Discipline Science (IJ-MDS) Vol 8, No 1 (2025): Volume 8 Number 1 February 2025
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/ij-mds.v8i1.6983

Abstract

This study aims to analyse service needs, enabling hotel management to enhance the quality of hotel services. The method used to analyse customer needs integrates the Service Quality and Refined Kano methods to determine the attributes that must be prioritised and developed to improve hotel services. Proposed improvements to improve customer satisfaction using the TRIZ method. The sampling method employed was purposive sampling, a non-probability sampling technique. Using the service quality method, the study's results identified attributes that fell into the strong and weak categories. The study continued using the Kano Model method and received results for 3 Attractive category attributes, 8 Must-be category attributes, 6 One-dimensional category attributes, and 6 Indifferent category attributes. Next, Service Quality and Refined Kano integration were carried out to determine True Customer Needs. Eight attributes included in True Customer Needs must be prioritised in the High-valued, Adequate, and Critical categories. Attributes were analysed using the TRIZ method to identify proposed improvements for each priority set.
Usulan Framework Supplier Relationship Management untuk Evaluasi Supplier dengan Metode Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus PT. XYZ) Pardamean, Octaviandy; Sofiana, Amanda
Jurnal SENOPATI : Sustainability, Ergonomics, Optimization, and Application of Industrial Engineering Vol 7, No 1 (2025): Jurnal SENOPATI Vol 7, No 1
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.senopati.2025.v7i1.6753

Abstract

Bahan baku menjadi komponen penting dalam proses produksi perusahaan manufaktur yang bergantung pada supplier. Oleh karena itu diperlukan hubungan yang baik dengan supplier melalui Supplier Relationship Management (SRM) yang meliputi evaluasi kinerja supplier. PT. XYZ mengalami beberapa kendala pengadaan bahan baku sehingga perlu menerapkan SRM. Proses evaluasi pemasok menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang melibatkan pemberian bobot pada berbagai kriteria dan alternatif pemasok. Bobot akhir dari setiap pemasok kemudian dihitung untuk menentukan klasifikasi pemasok ke dalam tiga kategori: bad, good, dan excellent supplier. Dari evaluasi yang dilakukan kepada keempat supplier yang ada diperoleh 2 kategori kelompok supplier yaitu PT. A dan PT. B yang termasuk dalam kategori Excellent Supplier, kemudian PT. C dan PT. D yang termasuk dalam kategori Bad Supplier. Output dari evaluasi supplier digunakan untuk mengelompokkan supplier sesuai kinerjanya dengan menggunakan supplier relationship assessment. Hasil pengelompokkan supplier dari keempat supplier, terdapat 2 kelompok strategi yaitu prime group dan improvement group. Framework SRM dibuat untuk meningkatkan hubungan pemasok-perusahaan melalui evaluasi dan seleksi pemasok.
Pengendalian Persediaan Spare-Part Menggunakan Metode Klasifikasi ABC Dan Sistem Q (Continuous Review) (Studi Kasus PT. XYZ) Sofiana, Amanda; Triyanto, Rafi
Journal of Industrial and Mechanical Engineering Vol 1 No 1 (2023): Journal of Industrial and Mechanical Engineering
Publisher : Department of Industrial Engineering, Universitas Jenderal Soedirman.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jimien.2023.1.1.9723

Abstract

Penelitian ini membahas terkait pengendalian persediaan spare part pada PT. XYZ dengan menggunakan metode klasifikasi ABC dan dikombinasikan Sistem Q (continuous review). Metode pengamatan dilakukan secara langsung melalui proses observasi dan wawancara dengan pihak terkait untuk menentukan pokok permasalahan serta memperoleh data pengamatan. Data yang telah diperoleh kemudian akan diolah untuk menentukan kelas A, B, dan C pada spare part dengan metode klasifikasi ABC. Proses pengolahan data juga akan dilakukan guna menentukan pengendalian dengan metode continuous review atau sistem Q. Berdasarkan perhitungan data, didapatkan klasifikasi ABC dengan total 6 jenis spare part masuk dalam kelas A, 5 spare part termasuk dalam kelas B, dan sebanyak 13 spare part termasuk dalam kelas C. Hasil dari klasifikasi tersebut akan digunakan sebagai acuan prioritas pengendalian persediaan terutama dalam proses stock opname. Proses pengendalian persediaan dengan continuous review menghasilkan nilai safety stock, reorder point serta economic order quantity. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai safety stock dan reorder point terbesar pada spare part Bolt HexHead & Nut M20x50mml Grade 8.8 sebanyak 667 unit dan 883 unit. Untuk nilai EOQ terbesar dimiliki oleh Washer Spring HT M.20 sebesar 2.963 unit. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam kebijakan persediaan perusahaan dan diharapkan mampu mengatasi permasalahan terkait pengendalian persediaan spare part yang terdapat pada perusahaan.