Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Social Adaptation of New Students Master of Sociology Education FKIP Untan in the Implementation of the Blended Learning System in the era of the Covid 19 Pandemic Rustiyarso Rustiyarso; Jagad Aditya Dewantara
JED (Jurnal Etika Demokrasi) Vol 7, No 2 (2022): JED (Jurnal Etika Demokrasi)
Publisher : Universitas of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jed.v7i2.7259

Abstract

This study aims to determine the social adaptation of new students of Master of Sociology Education FKIP Untan related to the application of the blended learning system in the era of the covid 19 pandemic. The research method used was a survey method through a questionnaire assisted by Google Forms and an online interview guide conducted to the entire (population) 8 students. newpostgraduate program as a research informant. Data collection techniques were carried out by direct and indirect communication techniques. Data collection tools in the form of questionnaires and online interview guides. The results showed that the new master students of sociology education at FKIP Untan, were already ready and able to adapt socially in the good category because they mastered IT (87.5%) in the implementation of the blended learning system and in the very good category because they mastered IT and lecture materials (12.5%). %) in the era of the covid 19 pandemic. There are eight empirical obstacles in the field when implementing blended learning / social adaptation problems: from the results of online interview answers and answers to questionnaires via google form in the form of (1) unstable internet wireless network connection disturbance, (2 ) electricity network (local) that often goes out, (3) limited equipment (4) understanding/skills in using ICT, (5) delays in work, and/or sending assignments for lecture materials to lecturers, quizzes and deepening of material, (6 ) busy activities outside of lectures, (7) limited time involved in online lectures and (8) internet quota/package.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adaptasi sosial mahasiswa baru magister pendidikan sosiologi FKIP Untan berkaitan dengan penerapan system blended learning di era pandemi covid 19. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey melalui kusioner berbantuan google form dan panduan wawancara daring dilakukan kepada seluruh ( populasi) 8 mahasiswa baru program pascasarjana selaku informan penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik komunikasi langsung dan tidak langsung. Alat pengumpulan data berupa angket dan panduan wawancara daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa baru magister pendidikan sosiologi FKIP Untan, ternyata telah siap dan mampu beradaptasi sosial terkatagori baik karena menguasai IT (87,5%) dalam pelaksanaan system blended learning dan terkatagori sangat baik karena sangat menguasai IT dan materi kuliah (12,5%) di era pandemi covid 19. Ada delapan kendala secara empiris di lapangan saat pelaksanaan pembelajaran blended /masalah beradaptasi sosial: dari hasil jawaban wawancara daring dan jawaban angket via google form berupa (1)gangguan koneksi jaringan nirkabel internet yang tidak stabil, (2)jaringan aliran listrik (lokal) yang sering padam,(3)keterbatasan perangkat (4)pemahaman /ketrampilan penggunaan ICT, (5) keterlambatan pengerjaan, dan/atau mengirim tugas-tugas materi kuliah kepada dosen, kuis serta pendalaman materi,(6)kesibukan kegiatan diluar perkuliahan, (7)keterbatasan waktu keterlibatan dalam perkuliahan daring dan (8) kuota / paket internet yang dimiliki.
Lio Tribe Transmigration Women's Rights and Justice: Feminism Perspectives, Patriarchy, and Gender Stereotypes Jagad Aditya Dewantara; Maria Rasti Tani; Rustiyarso Rustiyarso; Syamsuri Syamsuri; Afandi Afandi; Warneri Warneri
JED (Jurnal Etika Demokrasi) Vol 7, No 4 (2022): JED (Jurnal Etika Demokrasi)
Publisher : Universitas of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jed.v7i4.8882

Abstract

His article discusses the rights and justice of transmigrated women from the Lio Tribe from a feminist perspective. The multicultural ethnic community environment requires the Lio ethnic transmigration community to mingle with the local community in Bhakti Jaya Village. The transmigration community of the Lio Tribe came and settled in Bhakti Jaya Village and continued to carry out the culture that was brought from their area of origin, giving rise to different opinions from each of the figures involved. The culture brought a marriage culture called belis. This research was conducted using an ethnographic methodology to reveal facts using observations, interviews, and documentation to collect data. The participants of this study amounted to nine people as research informants, seven people, and two local people. The study results revealed that the Lio Tribe succeeded in determining the form and number of belis by prioritizing the rights and justice that both partners must obtain. This result can also lead to household harmony for both partners, and therefore, for the transmigration community of the Lio Tribe, who are directly related to this traditional tradition, they must build good relations between the two families, both the bridal family and the inter-ethnic community. And this study shows the harmony between the Belis cultural tradition and the concept of feminism. Finally, this article provides participation to propose solutions to problems in preventing conflicts that may arise in the families involved in this traditional procession.
Peranan Hukum Adat Dayak Tolak Sekayok Dalam Membentuk Civic Virtue Remaja Desa Laman Satong Kecamatan Matan Hilir Utara Kabupaten Ketapang Desi Ratnasari; Rustiyarso Rustiyarso; Thomy Sastra Atmaja; Erwin Erwin; Shilmy Purnama
Daya Nasional: Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 1, No 2 (2023): Juni (2023)
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jdn.v1i2.66189

Abstract

Civic virtue merupakan kebajikan masayarakat atau moral masyarakat seperti disiplin diri, tanggung jawab individu, toleransi kepada keanekaragaman patriotisme, kesabaran dan konsisten rasa kasih serta empati terhadap orang lain, akan tetapi civic virtue sudah jarang diterapkan dikalangan masyarakat mengingat zaman semakin modern sehingga banyak masyarakat yang tidak menerapkan moral kemasyarakatan yang baik. Tujuan penelitin ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak dari hukum adat yang diberlakukan kepada masyarakat apakah moral masyarakat menjadi terbentuk dengan baik dengan diberlakukannya hukum adat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini 10 orang yang terdiri dari Kepala Desa, Ketua Adat, Dewan Adat dan Remaja Desa Laman Satong Kecamatan Matan Hilir Utara Kabupaten Ketapang. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode interaktif yang terdiri dari reduksi data, data display dan penarikan kesimpulan. alat pengumpulan datanya yaitu peneliti itu sendiri, panduan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian bahwa (1) Bentuk hukum adat Dayak Tolak Sekayok seperti bertengkar, mencuri, menghamili anak orang diluar pernikahan, menabrak binatang dan menyerobot lahan milik orang lain. (2) Kendala yang dihadapi ketua adat yakni waktu yang singkat dan jumlah denda yang besar.(3) Solusi atas hambatan yang dihadapi yakni pihak pengurus adat memberikan tambahan waktu kepada si pelaku agar bisa membayar semua peraga adat yang telah ditentukan dan kedua dengan sistem menyicil denda dari sanksi yang didapat si pelaku (4) Dampak hukum adat terhadap pembentukan civic virtue yaitu disiplin, bertanggung jawab, taat hukum, memberikan rasa keadilan, toleransi antar keberagaman serta tingkah laku masyarakat menjadi lebih benar, terarah dan beradab sehingga dapat membentuk civic virtue remaja desa laman satong.Kata kunci : Civic Virtue; Hukum Adat; Remaja;
Sosialisasi dampak pembangunan di bidang pariwisata Bukit Lintang Desa Bayur Raya Kabupaten Melawi Rustiyarso Rustiyarso; Amrazi Zakso; Muhammad Hafiz; Uray Rosa Febrianti; Muhammad Fuadi; Daniel Daniel
Digulis: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 1, No 1 (2023): Maret (2023)
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/djpkm.v1i1.66196

Abstract

Artikel ini membahas dan memaparkan tentang sosialisasi dampak pembangunan atas pembangunan pariwisata bukit lintang di kabupaten melawi. Pembangunan wisata bukit lintang ini dikaji dan disosialisasikan agar masyarakat mengetahui dampak atas pembangunan sektor wisata yang berada di daerah perbukitan dengan menggunakan pendekatan anaisis deskriptif. Pembangunan wisata bukit lintang menjadi tempat perhatian besar karena daerah tersebut lumayan jauh dari pusat kota, dan juga wisata tersebut berada sekitar jalan PT. Erna untuk itu dengan pengabdian ini menjadi tujuan utama agar dapat mensosialisasikan terkait dengan sektor pariwisata yang berada di bukit lintang kabupaten melawi tersebut. Untuk itu, tujuan akhir dari pengabdian ini menjadi hasil yaitu sosialisasi dampak pembangunan di bidang pariwisata bukit lintang desa bayur raya kabupaten melawi.
Sosialisasi Dampak Pembangunan Pariwisata di Pasir Panjang Singkawang Terhadap Aspek Ekonomi Rustiyarso Rustiyarso; Nadia Rizki; Vincent Obedient Wisely; Agung Wahyudi; Daniel Daniel
Digulis: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 1, No 1 (2023): Maret (2023)
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/djpkm.v1i1.66199

Abstract

Kota Singkawang merupakan salah satu tempat wisata di Kalimantan Barat. daerah Pesisir Kota Singkawang telah dikembangkan sebagai destinasi wisata pantai. Pantai Pasir Panjang adalah salah satu objek wisata pantai yang paling terkenal di kota Singkawang. Tim pengabdian melaksanakan kegiatan pengabdian terkait dengan sosialisasi dampak pembangunan pariwisata di Pasir Panjang Singkawang terhadap aspek ekonomi. Hasil sosialisasi bahwa dengan adanya pariwisata tersebut dapat membuka peluang lapangan pekerjaan untuk orang yang belum mendapatkan pekerjaan dengan mereka bisa membuka suatu usaha yang bisa menunjang kehidupan sehari-harinya. Adapun peningkatan jumah wisatawan tentunya memiliki peningkatan yang siginifikan dikarenakan banyaknya jumlah wisatawan yang lebih menghabiskan masa liburan untuk berkunjung ke pantai, keindahan pasir pantainya juga bisa membuat wisatawan terpesona. Pemerintah dalam hal ini dapat melakukan kolaborasi dengan UMKM atau usaha kecil menengah agar dapat menunjang aktivitas ekonomi di sekitar wilayah Pantai Pasir Panjang Singkawang.