Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Kebutuhan Pelatihan Teknis Kepala Puskesmas di Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat Ayu Laili Rahmiyati; Rahadian Malik
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 6 No 04 (2017): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.237 KB) | DOI: 10.33221/jikm.v6i04.26

Abstract

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014, Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), dalam Pasal 32 mengenai persyaratan kepala puskesmas adalah tingkat pendidikan yang paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi manajemen kesehatan masyarakat, masa kerja di puskesmas minimal 2 tahun dan telah mengikuti pelatihan manajemen puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kebutuhan pelatihan teknis kepala puskesmas, diawali dengan mengetahui bagaimana cara penunjukan kepala puskesmas, serta upaya yang dilakukan dalam menentukan jenis pelatihan teknis apa saja yang dibutuhkan oleh kepala puskesmas dalam menjalankan operasional puskesmas. Metode penelitian ini merupakan penelitian deksriptif kualitatif.Teknik Pengumpulan data dengan wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD) dan kajian dokumen. Informan Penelitian (1 Orang Kepala Dinas, 32 Orang Kepala Puskesmas, 32 Orang Staf Puskesmas), total berjumlah 65 Orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan teknis seperti pengadministrasian pegawai, dokumentasi arsip belum optimal, para kepala puskesmas belum mampu mempengaruhi karyawannya, dan belum mampu membuat daftar perencanaan kebutuhan barang. Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa belum semua kepala puskesmas memenuhi syarat sesuai dengan Peraturan menteri kesehatan nomor 75 tahun 2014, oleh sebab itu sebaiknya dalam menentukan kepala puskesmas harus dilakukan seleksi terlebih dahulu dan dilakukan pelatihan.
Hospital Performance Efficiency And Bed Use Using Pabon Lasso Graphics In Nusa Tenggara Province Hospital West Before And During The Covid-19 Pandemic Setya Oktariana; Kosasih, Kosasih; Rahadian Malik
Jurnal Multidisiplin Sahombu Vol. 4 No. 01 (2024): Jurnal Multidisiplin Sahombu, 2024
Publisher : Sean Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Evaluating the performance of hospitals and the bed use using the efficiency indicators of hospitals can help and properly improve an accurate understanding of the set plans. This study aimed to identify factors and compare the performance efficiency towards the use of beds at West Nusa Tenggara Provincial Public Hospital, by employing the Pabon Lasso model before and during the Covid-19 pandemic in West Nusa Tenggara. This study is categorized as descriptive study using the qualitative approach in which the data were collected retrospectively from 2018 to 2022. There were three main indicators, namely bed occupancy rate, bed turnover rate, and the average length of stay. The excel software and Pabon Lasso model were used for data analysis. This research concludes that hospital performance and use of hospital beds were inefficient when the Covid-19 pandemic broke out compared to before the pandemic. Every effort should be made to identify and correct the factors contributing to poor efficiency conditions during the year. This analysis can be a guide for planning to increase hospital efficiency and disaster preparedness in the event of a third wave of Covid-19 or other possible pandemics.
Analisis Kebutuhan Pelatihan Teknis Kepala Puskesmas di Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat Ayu Laili Rahmiyati; Rahadian Malik
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 6 No 04 (2017): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v6i04.26

Abstract

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014, Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), dalam Pasal 32 mengenai persyaratan kepala puskesmas adalah tingkat pendidikan yang paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi manajemen kesehatan masyarakat, masa kerja di puskesmas minimal 2 tahun dan telah mengikuti pelatihan manajemen puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kebutuhan pelatihan teknis kepala puskesmas, diawali dengan mengetahui bagaimana cara penunjukan kepala puskesmas, serta upaya yang dilakukan dalam menentukan jenis pelatihan teknis apa saja yang dibutuhkan oleh kepala puskesmas dalam menjalankan operasional puskesmas. Metode penelitian ini merupakan penelitian deksriptif kualitatif.Teknik Pengumpulan data dengan wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD) dan kajian dokumen. Informan Penelitian (1 Orang Kepala Dinas, 32 Orang Kepala Puskesmas, 32 Orang Staf Puskesmas), total berjumlah 65 Orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan teknis seperti pengadministrasian pegawai, dokumentasi arsip belum optimal, para kepala puskesmas belum mampu mempengaruhi karyawannya, dan belum mampu membuat daftar perencanaan kebutuhan barang. Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa belum semua kepala puskesmas memenuhi syarat sesuai dengan Peraturan menteri kesehatan nomor 75 tahun 2014, oleh sebab itu sebaiknya dalam menentukan kepala puskesmas harus dilakukan seleksi terlebih dahulu dan dilakukan pelatihan.