Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Analisis Self Directed Learning Readiness terhadap Prestasi BelajarMahasiswa Semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu Riry Ambarsarie; Noor Diah Erlinawati; Dessy Triana
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 1, No 2 (2016): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v1i2.1628

Abstract

Saat ini terjadi perubahan paradigma pendidikan kedokteran di Indonesia, yaitu dari teacher centered learning (TCL) menjadi ke arah student centered learning (SCL). Perubahan ini tidak hanya membawa dampak terhadap metode dan aktivitas belajar tetapi juga pada hasil belajar. self-directed learning readiness (SDLR) merupakan kesiapan atau kesediaanseseorang untuk belajar mandiri, yang terdiri dari komponen sikap, kemampuan dan karakteristik personal. Mahasiswa tahun pertama mengalami banyak masalah dalam proses adaptasi belajar pada lingkungan belajar yang bersifat SCL seperti Problem Based Learning (PBL), terutama mahasiswa yang berasal dari sekolah menengah atas yang tidak menerapkan belajar. Hal ini yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan analisis mengenai kesiapan self-directed learningmahasiswa semester 2 tahun ajaran 2015/2016 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu (FKIK UNIB) terhadap prestasi belajarnya. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif-kualitatif dengan metode cross sectional. Penelitian ini dilakukan di kampus FKIK UNIB pada minggu ke-4 bulan Februari sampai minggu ke-2 bulan Maret 2016 dengan sampel seluruh mahasiswa tingkat I tahun ajaran 2015/2016 yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian pada 54 sampel menunjukkan bahwa prestasi belajar pada mahasiswa FKIK UNIB tidak dipengaruhi oleh kesiapan atau kesediaan seseorang untuk belajar mandiri (self-directed learning readiness). Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan bahwa prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi oleh kesiapan belajar mandiri saja, tetapi juga dipengaruhi oleh beberapa hal lain seperti faktorfisik ataupun faktor psikologis (intelegensi, bakat, minat, motivasi dan kesehatan mental itu sendiri). [JK Unila. 2016;1(2)]Kata kunci : belajar, prestasi, self-directed learning
Pengaruh Latihan Penguatan Otot Diagfragma dengan Sandbag Breathing terhadap Keseimbangan Tubuh Widiyanti Rahmasari; Zayadi Zainuddin; Riry Ambarsarie; Utari Hartati Suryani
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 4 (2023): Volume 5 Nomor 4 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i4.8498

Abstract

ABSTRACT The incidence of falls in 1 year can reach millions of people with an increase in deaths due to falls of up to 30% in 9 years. About 58.1% of falls are experienced by someone with a body balance disorder. The diaphragm muscle is a part of the muscle that has an influence on postural control by increasing intra-abdominal pressure by putting pressure on the thoracolumbar fascia which allows for an influence on body balance. This research was conducted to determine the effect of diaphragm muscle strengthening exercises with Sandbag Breathing on body balance. The research design was pre-experimental with the type of one group pre and post tests carried out in Bengkulu City, the independent variable in this study was diaphragm muscle strengthening exercises with sandbag breathing and the dependent variable was body balance, the sampling technique used a non-probability purposive sampling technique . Assessment of body balance was carried out before and after the intervention of diaphragm muscle strengthening exercises with Sandbag Breathing for 4 weeks. The influence of variables will be analyzed statistically using the Paired T test and Wilcoxon. The results showed that diaphragm muscle strengthening exercises with Sandbag Breathing had a significant effect on body balance with a significance value of 0.000. Diaphragm strengthening exercises with sandbag breathing affect static and dynamic body balance. Keywords: Body Balance, Diaphragm Muscles, Sandbag Breathing  ABSTRAK Angka Kejadian Jatuh dalam 1 tahun dapat mencapai jutaan orang dengan peningkatan kematian akibat jatuh hingga 30% dalam 9 tahun. Sekitar 58,1% kejadian jatuh dialami oleh seseorang dengan gangguan keseimbangan tubuh. Otot diafragma merupakan salah satu bagian otot yang memiliki pengaruh terhadap kontrol postural melalui peningkatan tekanan intra-abdominal dengan memberikan tekanan pada fascia torakolumbal yang memungkinkan adanya pengaruh pada keseimbangan tubuh. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh latihan penguatan otot diafragma dengan Sandbag Breathing terhadap keseimbangan tubuh. Desain penelitian ini adalah pre-experimental dengan jenis one group pre dan post test yang dilaksanakan di Kota Bengkulu, variabel bebas pada penelitian ini adalah latihan penguatan otot diafragma dengan sandbag breathing dan variabel terikat adalah keseimbangan tubuh, teknik pengambilan sampel menggunakan teknik non probability purposive sampling. Penilaian keseimbangan tubuh dilakukan sebelum dan sesudah intervensi latihan penguatan otot diafragma dengan Sandbag Breathing selama 4 minggu. Pengaruh variabel akan di analisis secara statistik menggunakan uji Paired T test dan Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan penguatan otot diafragma dengan Sandbag Breathing berpengaruh secara signifikan terhadap keseimbangan tubuh dengan nilai signifikansi 0,000. Latihan penguatan otot diafragma dengan sandbag breathing berpengaruh terhadap keseimbangan tubuh statis dan dinamis. Kata Kunci: Keseimbangan Tubuh, Otot Diafragma, Sandbag Breathing
Hubungan Durasi Duduk saat Pembelajaran Jarak Jauh selama Pandemi Covid -19 Terhadap Nyeri Leher serta Neck Disability Index Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu Melia Putri Anugra; Zayadi Zainudin; Riry Ambarsarie; Utari Hartati Suryani
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 4 (2023): Volume 5 Nomor 4 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i4.8497

Abstract

ABSTRACT Neck pain ranks fourth on the golden burden of musculoskeletal at the World Health Organization (WHO). Medical faculty students can spend about 6-8 hours studying, even during non-class hours students carry out study activities to deepen the material while sitting for a long duration. The duration of the sitting position is related to the static load received by the neck muscles. This static load on the neck can trigger an increase in muscle tone which in the long term can cause neck pain. This study used an observational-analytic design with a cross-sectional approach. The study used a questionnaire given via Google form in April-May 2022 to all students of the Faculty of Medicine and Health Sciences, University of Bengkulu. Sampling was carried out based on total sampling technique. The relationship between the two variables was analyzed using Chi Square and Fisher analysis. The results showed that sitting duration during distance learning had a significant relationship to neck pain with a significance value of 0.005. The results of the study between the duration of sitting during distance learning and the neck disability index did not have a significant relationship with a significance value of 0.604. The duration of sitting during distance learning is significantly related to neck pain while the duration of sitting during distance learning does not have a significant relationship to the neck disability index. Keywords: Duration of Sitting, Neck Pain, Neck Disability Index (NDI)     ABSTRAK Nyeri leher menduduki urutan keempat pada golden burden of musculoskeletal pada World Health Organization (WHO). Mahasiswa fakultas kedokteran dapat menghabiskan waktu sekitar 6 – 8 jam untuk belajar, bahkan di jam luar kuliah mahasiswa melakukan kegiatan belajar untuk mendalami materi dengan posisi duduk dalam durasi yang lama. Durasi posisi duduk berhubungan dengan beban statis yang diterima oleh otot – otot leher. Beban statis pada leher ini dapat memicu peningkatan tonus otot yang mana dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan terjadinya nyeri leher. Penelitian ini menggunakan desain rancangan observasional – analitik dengan pendekatan cross – sectional. Penelitian menggunakan kuesioner yang diberikan melalui google form pada bulan April-Mei 2022 pada seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan teknik total sampling. Hubungan kedua variabel tersebut dianalisis menggunakan analisis Chi Square serta Fisher. Hasil penelitian menunjukkan bahwa durasi duduk saat pembelajaran jarak jauh memiliki hubungan yang signifikan terhadap nyeri leher dengan nilai signifikansi 0,005. Hasil penelitian antara durasi duduk saat pembelajaran jarak jauh terhadap neck disability index tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan nilai signifikansi 0,604. Durasi duduk saat pembelajaran jarak jauh berhubungan secara signifikan terhadap nyeri leher sedangkan durasi duduk saat pembelajaran jarak jauh tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap neck disability index. Kata Kunci: Durasi Duduk, Nyeri Leher, Neck Disability Index (NDI).
HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP LINGKUNGAN PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR DI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BENGKULU Sarah Woromboni; Riry Ambarsarie; Novriantika Lestari
JURNAL KEDOKTERAN RAFLESIA Vol 8 No 1 (2022)
Publisher : UNIVERSITAS BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/juke.v8i1.30113

Abstract

Latar Belakang : Hasil ujian atau prestasi akademik yang cenderung rendah dapat dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang kurang tepat. Dalam rangka membantu mahasiswa mencapai tujuan pembelajaran maka institusi atau para pendidik dapat mengkombinasikan berbagai metode mengajar yang dapat merangsang mahasiswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Evaluasi lingkungan pembelajaran dengan menggunakan kuesioner DREEM penting untuk peningkatan sarana dan pra sarana. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan persepsi lingkungan belajar dengan prestasi belajar pada mahasiswa di FKIK UNIB. Metode : Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-analitik dengan pendekatan studi cross sectional. Sampel penelitian adalah 177 orang mahasiswa angkatan 2017, 2018 dan 2019 yang aktif mengikuti kuliah di FKIK UNIB. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling menggunakan kuesioner Dundee Ready Educational Environment Measure (DREEM) dan data sekunder prestasi belajar berupa IPK didapat dari pihak akademik FK UNIB. Analisis Data menggunakan metode uji Pearson. Hasil : Penelitian ini menunjukkan bahwa 138 (78,4 % ) mahasiswa di FKIK UNIB memiliki persepsi yang cenderung positif dengan performa akademik yang sedang. Persentase skor untuk persepsi akademik 21,89 (68,4%) secara signifikan lebih tinggi dari pada persepsi lingkungan sosial 16,42 (58,6%). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi lingkungan belajar dengan prestasi belajar dengan nilai uji p= 0,270 (p>0,5). Kesimpulan: Penelitian menyimpulkan bahwa persepsi mahasiswa terhadap lingkungan belajar adalah positif. Namun masih ada beberapa area yang bermasalah sehingga perlu perhatian dan pertimbangan. Kata Kunci : DREEM, Persepsi, Lingkungan Belajar, Prestasi Belajar
Hubungan Tingkat Stres dan Motivasi Belajar terhadap Self Directed Learning Readiness (SDLR) pada Mahasiswa Tingkat Pertama Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu Iffah Rizqi; Lucy Marturia Bangun; Riry Ambarsarie
JURNAL KEDOKTERAN RAFLESIA Vol 8 No 2 (2022)
Publisher : UNIVERSITAS BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/juke.v8i2.30116

Abstract

Latar Belakang: Self directed learning readiness (SDLR) merupakan kesiapan mahasiswa untuk belajar mandiri. Self directed learning readiness (SDLR) dapat digunakan untuk menunjang prestasi belajar mahasiswa. Self directed learning readiness (SDLR) dapat dipengaruhi oleh tingkat stres dan motivasi belajar. Terdapat hubungan positif antara motivasi dan SDLR, yaitu semakin tinggi motivasi mahasiswa maka semakin tinggi tingkat SDLR mahasiswa tersebut. Stres dan SDLR memiliki hubungan negatif, yaitu semakin tinggi tingkat stres maka semakin rendah tingkat SDLR mahasiswa tersebut. Metode: Penelitian ini menggunakan studi analitik observasional dengan desain penelitian cross-sectional. Sampel penelitian adalah 70 mahasiswa tingkat pertama Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu pada bulan Oktober 2020 yang memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Penilaian tingkat stres menggunakan Medical Student Stressor Questionnaire, tingkat motivasi belajar menggunakan Motivated Strategies for Learning Questionnaire, dan tingkat SDLR menggunakan SDLRS. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek penelitian paling banyak mengalami stres tingkat berat (57,1%), tingkat motivasi belajar tinggi (68,6%), dan tingkat SDLR tinggi (57,1%). Tingkat stres tidak memiliki hubungan dengan SDLR pada mahasiswa tingkat pertama FKIK Universitas Bengkulu (p=0,389), sedangkan motivasi belajar memiliki hubungan dengan SDLR pada mahasiswa tingkat pertama FKIK Universitas Bengkulu (p=0,000) Kesimpulan: Tingkat stres tidak memiliki hubungan terhadap SDLR, sedangkan motivasi belajar memiliki hubungan terhadap SDLR pada mahasiswa tingkat pertama Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu. Kata Kunci: Mahasiswa kedokteran, stres, motivasi belajar, SDLR.
PERAN STRES MENTAL DALAM MEMENGARUHI KETAHANAN KARDIORESPIRASI PADA DEWASA MUDA : TINJAUAN KEPUSTAKAAN SISTEMATIS Teren Nadya Putri; Andri Sudjatmoko; Riry Ambarsarie
JURNAL KEDOKTERAN RAFLESIA Vol 9 No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/juke.v9i1.30128

Abstract

Tujuan : Tinjauan kepustakaan sistematik ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran stres mental dalam mempengaruhi ketahanan kardiorespirasi pada dewasa. Metode : Pencarian kepustakaan melibatkan dua pusat data yaitu PubMed / PubMed Central (PMC) dan Cochrane. Kepustakaan dengan judul yang sama (duplikat) atau studi yang tidak relevan dieliminasi, serta dilakukan screening abstrak yang dilanjutkan dengan membaca keseluruhan teks kepustakaan untuk memilih jurnal yang sesuai dengan kriteria inklusi. Penilaian kualitas studi menggunakan Central for Evidence- Based Medicine tools (CEBM). Hasil : Berdasarkan prosedur pencarian kepustakaan mengikuti alur prisma flow chart terdapat enam kepustakaan yang sesuai kriteria. tiga kepustakaan mendeskripsikan pengaruh stres mental yang tinggi dapat menyebabkan ketahanan kardiorespirasi lebih rendah, dan dua kepustakaan mendeskripsikan pengaruh stres mental yang lebih rendah dapat menyebabkan ketahanan kardiorespirasi lebih tinggi, dan satu dari enam jurnal menyebutkan stres mental secara signifikan berkorelasi dengan perubahan nilai VO2 max sebagai indikator penilaian ketahanan kardiorespirasi Kesimpulan: Peran stres mental pada ketahanan kardiorespirasi terbagi menjadi dua yaitu dapat positif dan negatif pada ketahanan kardiorespirasi Kata Kunci : Dewasa Muda, Ketahanan Kardiorespirasi, Stres Mental
PERAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK TERHADAP INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA PASIEN ANEMIA : SUATU TINJAUAN KEPUSTAKAAN SISTEMATIS Yohana Sumuanggang; Riry Ambarsarie; Galuh Setyorini
JURNAL KEDOKTERAN RAFLESIA Vol 9 No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/juke.v9i1.30129

Abstract

Latar Belakang: Anemia merupakan salah satu penyakit hematologi, yang ditandai dengan penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin yang dapat memengaruhi kemampuan darah dalam mengangkut oksigen yang diperlukan tubuh. Salah satu faktor risiko anemia adalah indeks massa tubuh (IMT) yang tidak ideal. Anemia pun berpengaruh terhadap aktivitas fisik individu. Anemia dapat menyebabkan penurunan kemampuan aktivitas fisik dan kurangnya aktivitas fisik dapat memicu peningkatan IMT pada pasien anemia. Penelitian ini berfungsi untuk mengeksplorasi peran aktivitas fisik terhadap indeks massa tubuh (IMT) pada pasien anemia. Metode: Pencarian tinjauan bersumber pada Pubmed and Chochrane dengan kriteria dipublikasikan pada 2010-2020. Pengumpulan dan analisis data dilakukan dengan mengadopsi konsep Cook dan West. Penilaian kualitas kepustakaan dilakukan menggunakan tools The Central for Evidence-Based Medicine develops (CEBM). Hasil: Dari total 2.431 kepustakaan yang didapatkan, terdapat delapan kepustakaan yang masuk ke dalam kriteria inklusi dan eksklusi. Terdapat enam dari delapan kepustakaan yang didapatkan menjelaskan mengenai aktivitas fisik dan tiga diantaranya menjelaskan aktivitas fisik intensitas sedang dapat berpengaruh terhadap pasien anemia. Aktivitas fisik intensitas berat dapat menurunkan hemoglobin yang memicu anemia. Selanjutnya, dua dari delapan kepustakaan membahas pengaruh aktivitas fisik terhadap indeks massa tubuh (IMT). Serta satu dari delapan kepustakaan menjelaskan hubungan anemia dan indeks massa tubuh (IMT). Kesimpulan: Anemia dapat menurunkan kemampuan aktivitas fisik seseorang. Aktivitas fisik intensitas sedang berperan efektif dalam penurunan indeks massa tubuh (IMT) pada pasien anemia. Aktivitas fisik intensitas berat dapat menurunkan hemoglobin yang memicu anemia. Kata Kunci: Aktivitas fisik, Anemia, Indeks Massa Tubuh (IMT)
PERAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DALAM MEMPENGARUHI MASSA LEMAK VISCERAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2: SUATU TINJAUAN KEPUSTAKAAN SISTEMATIK Stevany Gracia; Riry Ambarsarie; Ety Febrianti
JURNAL KEDOKTERAN RAFLESIA Vol 9 No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/juke.v9i1.30130

Abstract

Latar Belakang: Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik akibat adanya kelainan pada proses sekresi insulin, kerja insulin, ataupun keduanya sehingga tubuh mengalami hiperglikemia kronis. Insulin dihubungkan dengan massa lemak viseral. Massa lemak viseral berkontribusi terhadap inflamasi, aterosklerosis, dislipidemia, dan hipertensi. Kurangnya aktivitas fisik pada pasien DM tipe 2 menyebabkan peningkatan risiko komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran aktivitas fisik terhadap massa lemak visceral pada pasien DM tipe 2. Metode: Pencarian tinjauan bersumber pada PubMed dan Cochrane dengan kriteria dipublikasikan pada 2010-2020. Pengumpulan dan analisis data dilakukan dengan mengadopsi konsep Cook dan West. Penilaian kualitas kepustakaan dilakukan menggunakan tools The Central for Evidence-Based Medicine develops (CEBM). Hasil: Dari total 8.279 kepustakaan yang didapatkan, terdapat sebelas kepustakaan yang masuk ke dalam kriteria inklusi dan eksklusi. Sepuluh dari sebelas kepustakaan membahas pengaruh aktivitas fisik terhadap massa lemak visceral. Lima diantaranya menyatakan bahwa aktivitas fisik dengan intensitas sedang 3-5 kali dalam seminggu berpengaruh dalam penurunan massa lemak visceral pada pasien DM tipe 2. Sepuluh dari sebelas kepustakaan menggambarkan rerata massa lemak visceral pada pasien DM tipe 2. Mayoritas pengukuran massa lemak visceral dilakukan dengan menggunakan CT. Kesimpulan: Aktivitas fisik intensitas sedang secara signifikan berperan dalam menurunkan massa lemak visceral, mengontrol kadar gula darah, dan memperbaiki sensitivitas insulin pada pasien DM tipe 2. Kata Kunci: Aktivitas fisik, Diabetes Melitus tipe 2, Massa Lemak Visceral
KORELASI INDEKS MASSA TUBUH DAN DERAJAT KEPARAHAN AKNE VULGARIS: SEBUAH TINJAUAN KEPUSTAKAAN SISTEMATIS DAN META ANALISIS Bagus Pambudi; Amalia Rizkha Malini; Riry Ambarsarie; Maria Eka Patri Yulianti; Mardhatillah Sariyanti
JURNAL KEDOKTERAN RAFLESIA Vol 9 No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/juke.v9i1.30131

Abstract

Latar belakang: Akne vulgaris (AV) adalah penyakit kulit tersering ke-3 di dunia. Studi mengenai pengaruh indeks massa tubuh (IMT) terhadap derajat keparahan AV telah banyak dilakukan dengan beragam metode dan menghasilkan laporan yang berbeda. Karena itu, diperlukan tinjauan kepustakaan sistematik (TKS) dan meta analisis untuk menyimpulkan penelitian yang ada. Tujuan: Mengeksplorasi korelasi antara IMT dan derajat keparahan AV. Metode: TKS dilakukan di Pubmed selama bulan Juli 2020. Penilaian kualitas studi menggunakan JBI. Korelasi antara IMT dan derajat keparahan AV dianalisis secara kualitatif dan meta analisis. Meta analisis menggunakan fixed effect analysis pada aplikasi comprehensive meta analysis (CMA). Hasil: Terdapat 3 literatur yang sesuai kriteria. Satu Literatur melaporkan hasil tidak bermakna secara statistik, sedangkan dua literatur lain bermakna. Secara klinis, korelasi antara IMT dan derajat keparahan AV dilaporkan lemah pada satu literatur, sedangkan satu literatur lainnya melaporkan tidak bermakna. Ketiga literatur dilakukan meta analisis dan dilaporkan bahwa korelasi antara IMT dan derajat keparahan AV bermakna secara statistik, tetapi secara klinis tidak. Kesimpulan: Secara statistik, terdapat korelasi bermakna antara IMT dan derajat keparahan AV, tetapi secara klinis tidak bermakna. Kata Kunci: Akne, IMT, Korelasi, Derajat Keparahan AV, Tinjauan Kepustakaan Sistematis