Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

IDENTIFIKASI PENYAKIT PADA PEDET PERAH PRA-SAPIH DI PETERNAKAN RAKYAT DAN PERUSAHAAN PETERNAKAN Imbang Dwi Rahayu
Jurnal Gamma Vol. 9 No. 2 (2014): Maret
Publisher : Jurnal Gamma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

IDENTIFIKASI PENYAKIT PADA PEDET PERAH PRA-SAPIH DI PETERNAKAN RAKYAT DAN PERUSAHAAN PETERNAKANIdentification Of Pre-Weaning Calf Diseases On Smallholder And Industrial Dairy Farming Imbang Dwi RahayuJurusan Produksi Ternak, Fakultas Pertanian PeternakanUniversitas Muhammadiyah MalangEmail: imbangdwirahayu@yahoo.comABSTRACTCalf status health is a critical factor in dairy farming. Factors that could disturbed the health of pre-weaning calves are infectious caused by bacteria, viruses, protozoa, and parasites; and non infectious: poor management and environment factor. The most infectious were: diarheae, navel infection, bloat, wormy, and pneumonia. This research has conducted to: 1) identified diseases in pre weaning calf based on symptoms, 2) act of curing in pre-weaning calf, 3) act of preventing, 4) improving raising management. Research was done based on survey method in two steps, first, quisionair distribution to farmer to get morbidity and mortality rates. Then continued by secon steps was observation on dairy farming industry to identified kind of diseasses. Result showed that moratality rate was very high: 48 from 245 calves (19,59%). Kind of dominant diseases were (61,73%), pneumonia (25,61%), navel infection (4,22%), infection post-horn (4,22%), and limping of foot (4,22%). Besides diseases as mention before, abses, enteritis, conjungtivitis were also could identified. Antibiotics (ceftiofur), antihysthamine (diphenhydramin HCl), vitamine A, Cholecalciferol (Vit D3) and Vitamine E were the veterinary drug that usually used. For pneumonia and navel infection, dexamethazone was added. The act of prevention by disease is by sanitation and vaccination management repair.Keywords: diseases, pre-weaning, mortality rate.ABSTRAKKesehatan pedet merupakan faktor penting dalam usaha peternakan sapi perah. Gangguan kesehatan pada pedet perah pra-sapih disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor infeksius, meliputi bakteri, virus, protozoa dan parasit, serta faktor non infeksius yang berua keslahan manajemen dan faktor lingkungan. Gangguan kesehatan yang paling sering terjadi adalah diare, infeksi tali pusar, bloat/kembung, cacingan dan radang paru-paru (pneumonia). Tingkat kematian pedet pra-sapih pada peternakan rakyat relatif masih tinggi. Tujuan khusus penelitian adalah: 1) identifikasi penyakit pada pedet pra-sapih berdasarkan gejala-gejala penyakit, 2) tindakan pengobatan penyakit pada pedet pra-sapih, 3) tindakan pencegahan penyakit pada pedet pra-sapih, 4) perbaikan manajemen pemeliharaan.Metode penelitian yang digunakan adalah survei, melalui dua tahap, yaitu Tahap I, penyebaran kuisioner ke peternak guna memeroleh data tingkat morbiditas dan mortalitas pedet perah pra-sapih. Tahap II, pengamatan langsung ke perusahaan peternakan, untuk identifikasi penyakit yang menyerang pedet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka mortalitas pedet pada peternakan rakyat torgolong tinggi, yaitu sebesar 48 ekor dari 245 ekor pedet sampel penelitian (19, 59%). Kejadian penyakit yang ditemukan di perusahaan peterrnakan meliputi : diare (61,73%), pneumonia (25,61%), infeksi tali pusar (4,22%), infeksi post potong tanduk (4,22%), dan pincang (4,22%). Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa penyakit pada pedet perah pra-sapih yang berhasil diidentifikasi adalah diare, pneumonia, infeksi tali pusar, infeksi setelah potong tanduk, pincang, abses, enteritis, radang mata. Pengobatan penyakit yang diterapkan berupa pemberian antibiotik berupa ceftiofur, antihistamin berupa diphenhydramin HCl, vitamin A, Cholecalciferol (Vit D3) dan Vitamin E, serta penguat otot dan transportasi. Pada pneumonia dan infeksi tali pusar ditambahkan obat anti radang berupa dexamethazone. Tindakan pencegahan penyakit yang dilakukan adalah sanitasi dan vaksinasi, dan perbaikan manajemen.Kata Kunci : penyakit, pedet pra-sapih, tingkat kematian
Penguatan Industri Jamu Herbal dalam Meningkatkan Nilai Ekonomi dan Kesehatan Ternak Ayam Pedaging Adi Sutanto; Wahyu Widodo; Imbang Dwi Rahayu; Trisakti Handayani; Apriliana Devi Anggraini
JAST : Jurnal Aplikasi Sains dan Teknologi Vol 4, No 2 (2020): EDISI DESEMBER 2020
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jast.v4i2.2079

Abstract

ABSTRAK Fenomena gaya hidup sehat atau gerakan back to nature, telah berkembang, sistem produksi peternakan berbasis organik, seperti daging dan telur organic yang merupakan produk herbal pada prinsipnya membentuk immune suportif secara alami pada diri ternak. Produk herbal saat ini dianggap aman bagi kesehatan ternak dan manusia diformulasikan dalam bentuk jamu, salah satunya telah dikembangkan jamu herbal dengan merk Siyuna produksi Jurusan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang dan telah diaplikasikan pada ternak ayam pedaging. Metode pelaksanaan dalam aplikasi jamu herbal ini menggunakan pendekatan eksperimen, implementasi produk industri, pemasyarakatan sosial produk dan komersialisasi yang menggunakan canvas model, yang dilaksanakan juga di Universitas Muhammadiyah Malang tepatnya di kandang penelitian close house dandiaplikasikan pula di wilayah Malang dan sekitarnya. Kesimpulan yang didapatkan bahwa penggunaan jamu sebesar 1 persen merupakan keputusan yang tepat guna mendukung keberhasilan usaha ayam pedang dalam tinjauan ekonomi dan kesehatan berbasis jamu herbal dengan merk Siyuna.Kata kunci : jamu herbal; ternak ayam; model canvasABSTRACT The phenomenon of a healthy lifestyle or the back to nature movement has developed. An organic-based livestock production system, such as organic meat and eggs, which are herbal products, in principle, form natural immune support in livestock. Herbal products are currently considered safe for livestock and human health. They are formulated in the form of herbs; one of them has been developed herbal medicine with the brand Siyuna produced by the Department of Animal Husbandry, University of Muhammadiyah Malang, and applied to broilers. The method of implementation in this herbal medicine application uses an experimental approach, the implementation of industrial products, social product socialization, and commercialization using the canvas model, which is also carried out at the University of Muhammadiyah Malang, precisely in the close house research cage and also applied in Malang and its surroundings. The conclusion is that the use of herbal medicine by 1 percent is the right decision to support the sword chicken business's success in an economic and health review based on herbal medicine with the Siyuna brand.
Organic Fertilizer Quality Derived from A Combination of Cow Feces and Empty Fruit Bunche Waste Pancapalaga, Wehandaka; Adiyastiti, Bayu Etty Tri; Rahayu, Imbang Dwi
Indonesian Journal of Applied Research (IJAR) Vol. 5 No. 3 (2024): Indonesian Journal of Applied Research (IJAR)
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/ijar.v5i3.555

Abstract

To address the accumulation of solid waste from empty oil palm fruit bunches and beef cattle farming waste, handling efforts were undertaken, one of which involved utilizing recycling technology to convert solid waste into high-value organic fertilizer products. This study aimed to assess the quality of organic fertilizer derived from a blend of cow feces and empty fruit bunches (EFB) at various proportions. The materials employed encompassed beef cattle feces and empty fruit bunches (EFB) waste. Employing a completely randomized design (CRD), the study encompassed three treatments: P1 (40% cow feces with 60% EFB), P2 (50% cow feces with 50% EFB), and P3 (60% cow feces with 40% EFB). The quality of the compost measured includes levels of Nitrogen (N), Phosphorus (P2O5), Potassium (K2O), Carbon (C-organic), C/N ratio, and moisture content. Research findings indicated that the quality of organic fertilizer resulting from varied ratios of cow feces and EFB insignificantly influences (p>0.05) Potassium, Phosphorus and C-Organic Conversely, it exhibited a significant impact (p<0.05) on Nitrogen content, moisture content, and the C/N ratio. The average values for organic fertilizer were 0.29% for Potassium, 0.23% for Phosphorus, 31.49% for organic Carbon, 1.80% for Nitrogen, and 42.30% for moisture content. The C/N ratio of the organic fertilizer was determined to be 17.87. In conclusion, organic fertilizer derived from a combination of EFB and cow feces complies with the Indonesian National Standard (SNI 19-7030-2004). The optimal ratio for utilizing EFB and cow feces in organic fertilizer production was determined to be 1:1.
Peningkatan Pengetahuan dan Perilaku Kelompok Tani Hutan Tentang Pupuk Organik Bebas Mikroplastik Sutanto, Adi; Rahayu, Imbang Dwi; Wibowo, Febri Arif Cahyo; Iswahyudi, Iswahyudi; Ahmad, Ahmad; Soheh, Moh; Tuarita, Mirna Zena
Darmabakti : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 6 No 01 (2025): Darmabakti : Junal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Lembaga Peneliian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Islam Madura (UIM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31102/darmabakti.2025.6.01.99-105

Abstract

Peningkatan kualitas hidup masyarakat desa, khususnya kelompok tani hutan, sangat bergantung pada kelestarian lingkungan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat, khususnya kelompok tani hutan, tentang bahaya mikroplastik terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Selain itu, program ini bertujuan untuk mengajarkan teknik pembuatan kompos yang bebas dari kontaminasi mikroplastik, sehingga dapat meningkatkan kualitas tanah dan hasil pertanian. Metode yang digunakan pendampingan dan pengembangan solusi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan mitra. Dimulai dari diskusi serap aspirasi mitra, dilanjutkan sosialisasi kegiatan dan praktek pembuatan pupuk. Hasil pengabdian ini adalah meningkatnya pengetahuan mitra sebesar 80%, meningkatnya perilaku akan sadar lingkungan sebesar 85%, memahami praktek pembuatan pupuk organik 95%. Hasil peningkatan pengetahuan, perilaku dan praktek > 76% menyatakan bahwa pengabdian ini berhasil diterapkan pada mitra.