Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Proses Komunikasi Teks: Studi Kasus Teks-Stiker-Plesetan Sugihastuti Sugihastuti
Humaniora Vol 10, No 1 (1998)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1862.221 KB) | DOI: 10.22146/jh.610

Abstract

Melihat teks (kata dan kalimat)-nya, stiker plesetan menunjukkan kategori beraneka. Ada diantaranya berteks "baku", "standar", kata dan kalimatnya tidak diplesetkan, misalnya ojo dumeh. Akan tetapi, sebagian besar di antaranya adalah teks yang menyimpang dari konvensi.
SASTRA DAN PERUBAHAN SOSIAL : STUDI KASUS SAMAN KARYA AYU UTAMI Sugihastuti Sugihastuti
Humaniora Vol 11, No 1 (1999)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1421.887 KB) | DOI: 10.22146/jh.629

Abstract

Kehadiran karya sastra tidak dapat dilepaskan dengan fenomena sosial budaya yang lain, seperti politik, ekonomi, agama, dan sebagainya . Dalam proses kelahiran karya sastra, baik sastra Indonesia maupun sastra Iainnya, terjadi saling keterkaitan antara penciptaan sastra dengan fenomena kehidupan masyarakatnya. Dalam arts lebih lanjut, tidak pernah terjadi keajegan dalarn penciptaan sastra, tetapi senantiasa berubah dan berkembang sejalan dengan perubahan dan perkembangan serta dinamika kehidupan masyarakat pendukungnya (Hiski Komda DIY, 1998). Kata 'sastra' dan 'perubahan sosial' mengasosiasikan kita kepada sintaksis fiksi dan nonfiksi (Iihat Zoest, 1990) . Saman sebagai studi kasus pada tulisan ini mengindikasikan sintaksis fiksi . Maatje (1977) menyebutnya indikasi fiksional dan istilah inilah yang juga digunakan oleh Zoest . Indikasi fiksional Saman terlihat pada, antara lain, sampul yang memuat tulisan "Pemenang Sayembara Roman 1998". Kecuali itu, berlaku juga indikasi fiksional judul . Judul Saman tidak lain daripada sebutan, seperti nama yang diberikan kepada manusia: sebuah indeks yang memungkinkan identifikasi . Untuk karya ini, judul Saman, sekalipun tidak terlalu dituntut untuk berperan sebagai indikasi buku, tetap menunjukkan diri sebagai indikasi fiksional.
PELACUR, WANITA TUNA SUSILA, PEKERJA SEKS, DAN "APA LAGI" : STIGMATISASI ISTILAH Koentjoro Koentjoro; Sugihastuti Sugihastuti
Humaniora Vol 11, No 2 (1999)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.613 KB) | DOI: 10.22146/jh.660

Abstract

Dalam sebuah pengantar rapat penyusunan protap (prosedur tetap) penanganan HIV/AIDS di Daerah Istimewa Yogyakarta, seorang kepala kantor wilayah departemen tertentu berulang kali menyebut istilah pekerja seks dan pekerja seks komersial (PSK) untuk menggantikan istilah pelacur. Ketika itu, kami tanyakan apakah istilah pekerja seks dan pekerja seks komersial itu merupakan istilah resmi pemenntah untuk menggantikan istilah pelacur? Jawabnya adalah tidak . Dikatakannya bahwa istilah pekerja seks dan pekerja seks komersial sekarang sudah lazim dikatakan dan ditulis oleh banyak orang. Dua kata IN merupakan terjemahan dan sex worker yang dijumpai pada beberapa buku bacaannya . Istilah pelacur penting didiskusikan dalam parafrasenya dengan istilah lain . Mengapa penting? Jawabnya adalah bahwa istilah ini, menyangkut masalah stigma . Masalah stigma berkaitan erat dengan istilah pemahaman, pemaknaan, dan penerimaan sebuah istilah, perilaku, atau gejala perilaku tertentu. Oleh karena itu, mendiskusikan istilah pelacur dan istilah lain yang gayut dengannya menjadi sangat penting dan diperlukan. Pemberian arti dan makna sebuah istilah menjadi sangat penting manakala kita kemudian melihat dampak penlaku yang ditimbulkan oleh proses pemaknaan, pemahaman, dan penerimaannya . Untuk hal itu, tulisan ini menguraikan dan membahas berbagai istilah yang gayut dengan istilah pelacur, misalnya, wanita tuna sustla, pe- 30 PELACUR, WANITA TUNA SUSILA, PEKERJA SEKS, DAN "APA LAGI" : STIGMATISASI ISTILAH kerja seks, pekerja seks komersial, dan yang lainnya .
STRUKTUR NARATIF: MASALAH-MASALAH PENDAHULUAN . Sugihastuti
Humaniora Vol 12, No 2 (2000)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.336 KB) | DOI: 10.22146/jh.691

Abstract

Jika struktur-struktur pokok yang mendasari cerita fiksi serupa dengan struktur sejarah, biografi, artikel surat kabar, atau serupa dengan pengertian tentang pola dalam kehidupan kita, pertanyaan tentang bagaimana struktur itu dibuat merupakan perhatian baru . Istilah sastra dan struktur cerita dalam tulisan ini adalah plot . Sebagian besar dari apa yang dikatakan menurut tradisi kritis tentang plot didapat dari Poetics karya Aristoteles . Seperti diketahui bahwa plot dibentuk dari kombinasi urutan sementara dan hubungan sebabakibat. Plot merupakan rangkaian peristiwa yang bersifat logis dan kronologis yang membentuk konflik-konflik berdasarkan hubungan sebab-akibat . Plot merupakan rangkaian peristiwa yang disusun secara logis dan kronologis. saling berkait dan yang diakibatkan atau dialami oleh para pelaku (Luxemburg, 1992) . Ditegaskan oleh Oemarjati (1962) bahwa hubungan antarperistiwa ini hendaknya bersifat logis dalam jalinan kausal . Secara leksikai, plot atau alur adalah (a) rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan seksama dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan ke arah klimaks dan selesaian ; (b) jalinan peristiwa dalam karya sastra untuk mencapai efek tertentu (pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan temporal atau waktu dan oleh hubungan kausal atau sebab-akibat) . Seperti dikatakan oleh E .M. Forster, "Raja meninggal dan kemudian Ratu meninggal" adalah sebuah cerita . "Raja meninggal dan kemudian Ratu meninggal ka- Humaniora Volume Xll. No . 2/2000 rena kesedihannya" adaiah plot . Kita tahu bahwa plot disatukan, bergerak dari permulaan yang stabil melalui komplikasi ke titik keseimbangan lain pada akhir cerita . Dalam gambaran konvensionalnya, yang didapat dari kritikus Jerman
Sastra Anak Versi Terjemahan Sugihastuti Sugihastuti
Humaniora Vol 12, No 1 (2000)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1768.274 KB) | DOI: 10.22146/jh.1298

Abstract

Dalam reallitas sastra anak (terjemahan), aspek pragmatik ditonjolkan oleh pengarang. Dalam konteksnya dengan sistem komunikasi sastra, apa yang dilakukan oleh pembaca terhadap sastra anak dan apa yang dilakukan oleh sastra anak terhadap pembaca menjadi perhatian penting.
Kekuasaan Pria di Mata Wanita: Analisis Mimpi dan Pretensi Sugihastuti Sugihastuti
Humaniora No 5 (1997)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (714.793 KB) | DOI: 10.22146/jh.1885

Abstract

Topik yang hangat dibicarakan pada dewasa ini di beberapa bidang studi adalah topik kekuasaan pria atas wanita. Topik ini sungguh menarik,  tetapi cukup luas bahasannya. Topik itu dapat disederhanakan menjadi "Kekuasaan Pria di Mata wanita: Analisis Mimpi dan Pretensi." Sebuan kumpulan sajak karya penyair wanita Indonesia, Toeti Heraty. Studi berperspektif feminisme sudah banyak dilakukan, terutama dalam ilmn-ilmusosial. Sekarang, disajikan kritik sastra feminis dalam rangka memperkayawawasan kita ternadap perspektif.
Novel Terjemahan Sugihastuti Sugihastuti
Humaniora No 4 (1997)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1153.998 KB) | DOI: 10.22146/jh.1935

Abstract

Topik mayor tulisan ini adalah sastra marjinal dalam masyarakat majemuk. Topik ini dipersempit menjadi sastra terjemahan dalam masyarakat pembaca sastra Indonesia (yang majemuk). Tulisan ini ingin menjawab pertanyaan apakah sastra terjemahan termasuk ke dalam sastra marjinal? Lebih khusus lagi pertanyaan itu adalah novel terjemahan merupakan sastra marjinalkah?
Bahasa Baku: Bahasa Laporan Penelitian Sugihastuti Sugihastuti
Humaniora No 3 (1996)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2921.501 KB) | DOI: 10.22146/jh.1950

Abstract

Ada bermacam-macam fungsi bahasa. Salah satu fungsi bahasa itu ialah sebagal alat komunikasi. Tujuan utama tulisan ini adalah untuk memberikandasar-dasar kemahiran berbahasa Indonesia kepada para penulis Iaporanpenelitian. Laporan penelitian merupakan wujud buah pikiran peneliti yangakan dikomunikasikan kepada pembaca. Untuk itu, diperlukan sarananya. Sarana itu berupa bahasa Indonesia tulis. Bukan sembarang bahasa Indonesia tulis dapat dipakai untuk melaporkan penelitlan. Ada ragam bahasa Indonesia tersendiri yang pantas dipilih. Salah satu ragambahasa itu ialah ragam bahasa baku.
Rumah Besar Karya Lilimunir C: Bedah Karya Sugihastuti Sugihastuti
Humaniora No 2 (1995)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2155.861 KB) | DOI: 10.22146/jh.1978

Abstract

Karya Lilimunir C yang kedua, Rumah Besar, disambut oleh pembaca dengan antara lain munculnya analisis H.B. Jassin (1994). Daya tarik Rumah Besar sehingga  perlu ditulis analisis ini antara lain adalah sebagai berikut. Pertama, Rumah Besar merupakan trilogi karya pengarang wanita Indonesia yang langka didapatkan. Kedua, Rumah Besar belum banyak dibicarakan oleh para pengamat sastra. Pembicaraan, seperti dilakukan oleh H.B. Jassin, masih terbatas berupa esai pendek di harian. Makalah ini berusaha menganalisisnya lebih merenik lagi. Ketiga, struktur karya, antara lain masalah dan tema. Rumah Besar perlu diketahui dalam kaitannya dengan protagonisnya, Noni. Dengan demikian, daya tarik ketiga ini melahirkan daya tarik keempat sebagai berikut. Keempat, protagonis Noni dalam Rumah Besar tidak dapat semata-mata disamakan dengan Lilimunir, pengarangnya.
Tirai Menurun Karya Nh. Dini: Dua Tokoh Wanita dalam Kehidupan para Anak Wayang Sugihastuti Sugihastuti
Humaniora No 1 (1995)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2311.443 KB) | DOI: 10.22146/jh.2002

Abstract

Nh. Dini (Nurhayati Srihardini) adalah salah seorang pengarang wanita Indonesia yang populer hingga saat ini. Lebih dan 40 tahun beliau bergelut dalam dunia sastra dan menghasilkan banyak karya. Kuantitas dan kualitas karya-karya Nh. Dini sudah tidak diragukan oleh para peneliti sastra Indonesia. Kali ini dipilih Tirai Menurun untuk dibicarakan karena beberapa alasan. Pertama, Tirai Menurun adalah novel terbaru karya Nh. Dini. Kedua, novel ini menceritakan tentang kehidupan para anak wayang (orang). Ketiga, kehidupan dua tokoh wanita dalam novel ini, Kedasih dan Sumirat menarik perhatian untuk dibicarakan karena kisah hidupnya sebagai anak wayang. Keempat, novel ini dibahas dalam rangka kegiatan ilmiah Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia Fakultas Sastra UGM.