Claim Missing Document
Check
Articles

Analisis Kelayakan Finansial Dimsum Krokot (Portulaca Oleracea l.) Faizal Aditya; Wahyu Mushollaeni; Muchammad Abdul Ghofur
Prosiding SENTIKUIN (Seminar Nasional Teknologi Industri, Lingkungan dan Infrastruktur) Vol 5 (2022): PROSIDING SENTIKUIN
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Analisis kelayakan finansial mempunyai kegunaan untuk menentukan apakah kegiatan tersebut layak atau tidak untuk dijalankan dilihat dari sisi ekonomi. Hasil analisis finansial dijadikan masukan dan bagian yang jadi dasar pertimbangan untuk mengambil keputusan melaksanakan didirikannya usaha. Aliran kas yang tinggi berpengaruh terhadap jumlah dana yang diinvestasikan berlebihan, ketajaman analisis berpengaruh dalam keberhasilan suatu proyek, aliran kas yang terlalu kecil juga berpengaruh menghambat operasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur kerja kelayakan finansial dan menganalisis kelayakan aspek finansial pengolahan produk dimsum krokot (Portulaca oleracea L.). Pembahasan aspek analisis kelayakan finansial dalam penelitian berikut ini meliputi HPP, BEP, R/C Ratio, serta analisis kelayakan finansial NPV, IRR dan PP. Data tersebut digunakan untuk menentukan apakah bisnis ini layak. Bisnis makanan dimsum Krokot akan bisa dilakukan. Ini berdasarkan pada: (a) Net Present Value (NPV) Positif yaitu Rp. 218.179.083,-. (b) IRR 103% lebih tinggi dari suku bunga bank 12%, (c) ratio B/C adalah 1,68, (d) periode pengembalian lebih pendek dari umur proyek yaitu 11.940 ini berarti semua investasi yang dilakukan dapat dilunasi dalam waktu 11 bulan ditambah 8 hari. Kata Kunci : Analisis Kelayakan, Krokot, Usaha Produk. Abstrct The financial feasibility analysis is intended to determine whether the activity is feasible or not to be carried out from an economic standpoint. The results of the financial analysis will be used as part of the input that forms the basis for consideration in making decisions on the implementation of the business establishment. High cash flow affects the amount of funds invested excessively, sharpness of analysis affects the success of a project, cash flow that is too small also has the effect of hampering operations. This study aims to determine the financial feasibility work procedures and analyze the feasibility of the financial aspects of processing dimsum purslane (Portulaca oleracea L.). Aspects of the financial feasibility analysis discussed in this study include HPP, BEP, R/C Ratio, as well as NPV, IRR and PP financial feasibility analysis. The data is used to determine whether or not this business is feasible. Purslane dimsum food product business is said to be feasible. This is based on: (a) Net present value (NPV) which is positive, name Rp. 218.179.083,-. (b) IRR of 103% which is higher than the bank interest rate, which is 12%, (c) B/C ratio of 1.68, (d) payback period which shorter than the life of the project, which is 11,940 things this means that all investments made can be returned within a period of 11 months plus 8 days. Keywords: Feasibility Analysis, Purslane, Product Business
Use of Banana Peel as a Raw Material for Banana Peel Nugget on a Small Industrial Scale Yosefina Nunila Mbue; Wahyu Mushollaeni; Atina Rahmawati
Indonesian Journal of Food Technology Vol 2 No 2 (2023): Indonesian Journal of Food Technology
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian UNSOED

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.ijft.2023.2.2.10006

Abstract

The aim of this research is to obtain the best treatment from the use of various types of banana peels with flour and sago formulations in making banana peel nuggets and to find out the business feasibility analysis of making banana peel nuggets resulting from the best treatment. This research was designed using a Randomized Block Design (RAK) with two factors, namely the type of banana peel and the concentration of wheat flour and sago flour. Factor I: type of banana peel: 50% mas banana, 50% Ambon banana, 50% king banana, 50% milk banana, and 50% kepok banana. Factor II: concentration of wheat flour and sago flour: wheat (40%, 30%) and sago (10% and 20%). The parameters observed in this research were crude fiber content, water content, and liking test (aroma, color and texture). Statistical analysis was carried out using Analysis of variance ANOVA. Based on the research results, the addition of flour and sago concentrations did not have a significant effect on the fiber content, water content and organoleptic content of banana peel nuggets. The type of banana peel and the concentration of wheat and sago received the best treatment with Yield Value (NH), namely in the P5T1 treatment with 50% kepok banana peel treatment with 40% wheat flour and 10% sago flour with a value of 0.76. Banana peel nuggets contain 3.18% fiber content, 43.50% water content, 4.48% aroma preference, 4.35% color preference and 4.53% texture preference. The results of the business feasibility analysis obtained a Ratio (R/C) value of 1.55, so it was stated that the production of banana peel nuggets was feasible.
Use of Ambon Banana Skin (Musa Paradisiaca) as a Raw Material for Manufacturing Egg Roll Daria Sabrina Dorti; Wahyu Mushollaeni; Atina Rahmawati
Indonesian Journal of Food Technology Vol 2 No 2 (2023): Indonesian Journal of Food Technology
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian UNSOED

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.ijft.2023.2.2.10050

Abstract

Egg Roll is a type of snack that is baked and then rolled using tongs or a Teflon egg roll mold. and the characteristic of the egg roll itself is that it is a straight roll, tastes sweet, savory and has a crunchy texture. Ambon banana peel is one of the banana wastes that has not been widely used. Even though freshly thrown away Ambon banana peels have no economic value, they are protein, calcium, phosphorus, iron, and contain vitamins B6 and B12. Therefore, in this study, researchers used Ambon banana peels as raw material for making egg rolls. The aim of this research is to obtain the correct formulation for adding Ambon banana peel (Musa Paradisica) to produce egg rolls with the best organoleptic quality and to find out the business feasibility analysis of egg rolls with the addition of Ambon banana peel (Musa Paradisiaca) resulting in the best treatment. This research design used a completely randomized design (CRD) with the second treatment (80% wheat flour formulation + 20% Ambon banana peel flour). Based on effectiveness test calculations, the best treatment for Ambon banana peel egg rolls was found in F2, namely (80% wheat flour formulation and Ambon banana peel flour 20%). This can be seen from the results of calculating the yield value (NH), which has the highest value, namely 0.77. The best treatment is F2 which has a water content of 4.17%, fiber content of 2.97%, ash content of 2.53%, meanwhile, the organoleptic test gives average results of consumers stating a real level of liking with color hedonic test results of 4.40 % (like), aroma 4.47% (like), typical banana peel taste 4.60% (like), texture 4.13% (like) and overall acceptability (like).
Pembuatan Tempe Kacang Tunggak (Vigna Unguiculanta) Dengan Variasi Lama Fermentasi Menggunakan Inokulum Tempe Ni’matul Aliyah; Wahyu Mushollaeni; Lorine Tantalu
Journal of Comprehensive Science (JCS) Vol. 3 No. 1 (2024): Journal of Comprehensive Science (JCS)
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tempe merupakan produk bahan pangan fermentasi yang umumnya berbahan baku kedelai. Pemanfaatan kacang lokal dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah impor kedelai. Kacang Tunggak merupakan jenis kacang lokal yang masuk keluarga Leguminoceace yang selama ini hanya digunakan sebagai bahan pelengkap masakan nusantara. Kacang tunggak dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan tempe untuk alternatif pengganti kedelai karena memiliki kandungan gizi yang tinggi dan sumber protein nabati sehingga berpotensi menjadi pengganti kedelai dalam produksi tempe. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil tempe dari kombinasi jenis kacang tunggak putih dan merah dengan variasi lama fermentasi untuk mengetahui kualitas terbaik pada kadar air dan tingkat kesukaan konsumen terhadap tempe kacang tunggak. Penelitian ini menggunakan dua jenis kacang tunggak yaitu kacang tunggak putih dan kacang tunggak merah dengan variasi lama fermentasi 24 jam, 36 jam dan 48 jam. Inokulum tempe yang digunakan yaitu inokulum bubuk merk RAPRIMA dari LIPI. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan 2 faktor dan diulang 3 kali maka diperoleh 18 sampel. Analisa data dilakukan dengan metode ANOVA (Analysis of varians) dan perlakuan terbaik (De Garmo atau indeks efektivitas). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan terbaik terdapat pada jenis kacang tunggak putih dengan lama fermentasi 36 jam dengan karakteristik kadar air 62% serta hasil uji kesukaan aroma 3,31 (netral), warna 3,48 (netral), tekstur 3,39 (netral) dan rasa 3,28 (netral). Berdasarkan analisis kelayakan finansial disimpulkan bahwa produksi tempe kacang tunggak layak untuk diusahakan. Total biaya yang digunakan dalam pertahun sebesar Rp. 85.697.954 dengan mark up yang diambil sebesar 10% sehingga harga jual untuk satu bungkus Rp. 27.000. BEP Unit dalam pembuatan tempe kacang tunggak sebesar 26.814 unit dan BEP harga sebesar Rp. 723.981.466/ pertahun. Nilai R/C (revenue cost ratio) sebesar 1,13 dan sudah melebihi 1 (1,13>1) sehingga dapat disimpulkan layak diusahakan.
Pembuatan Produk Fermentasi Kacang Uma (Vigna Sp.) Dengan Menggunakan Kapang Inokulum Tempe Dan Neurospora Sitophila Aldo Leonardo.S; Wahyu Mushollaeni; Lorine Tantalu
Journal of Comprehensive Science (JCS) Vol. 3 No. 1 (2024): Journal of Comprehensive Science (JCS)
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kacang Uma merupakan salah satu jenis kacang khas kalimantan barat yang tumbuh subur di daerah tropis. Kacang uma biasa ditanam oleh masyarakat kalimantan di uma dimana pertumbuhan dari kacang uma merambat. Pengolahan kacang uma, kacang uma biasanya dijadikan oleh masyarakat setempa sebagai sayur sehari hari, dimana kita tahu bahwa kacang dapat di lakukan pengolahan lebih lanjut menjadi produk seperti, tahu,tempe, kecap, tepung. Tempe merupakan makan tradisional yang sudah lama dikenal oleh masyarakat indonesia dan sering dikonsumsi sebagai cemilan berupa gorengan dan juga dimakan sama dengan Nasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan juli – agustus 2023 bertepatan di Laboratorium Rekayasa Proses dan Mikrobiologi Fakultas pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor yaitu jenis kapang (inokulum tempe dan Neurospora sitophila) dan lama waktu fermentasi ( 24 jam, 36 jam dan 48 jam), dengan masing-masing kombinasi perlakuan di lakukan 2 kali, sehingga diperoleh 18 unit sample dengan parameter pengamatan analisis kadar air, dan uji organoleptik dengangan mentode hedonik( kesukaan aroma, kesukaan rasa, kesukaan tekstur dan kesukaan warna). Hasil penelitian diperoleh tingkat kadar air 58,92% pada perlakuan K2L1( Kapang Neurospora sitophila dangan lama waktu fermentasi 24 jam) sebagai yang terbaik, sedangkan uji organoleptik dengan metode hedonik perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan K1L1( Inokulum Tempe dengan lama waktu fermenatsi 24 jam) yaitu( rasa (2,78( netral)), tekstur (3,22(suka)) warna (3,14(suka)) dan aroma(2,95(netral))). Untuk waktu tebaik dalam melakukan fermentasi adalah 36 jam. Dan R/C>1.
PEMANFAATAN LIMBAH IKAN TUNA DARI COLD STORAGE TUREN KABUPATEN MALANG SEBAGAI TERASI BUBUK: A Novel Method of Utilizing Tuna Waste from Turen Malang Regency’s Cold Storage to Make Powdered Shrimp Paste sephariadi, krisostomus; Mushollaeni, Wahyu; Tantalu, Lorine
Journal Of Industrial Engineering & Technology Innovation Vol. 2 No. 1 (2024): Journal Of Industrial Engineering & Technology Innovation (JIETI)
Publisher : LENVARI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61105/jieti.v2i1.24

Abstract

Jeroan ikan tuna, (usus, hati, dan telur), merupakan sisa olahan ikan tuna yang baik dan tidak diolah menjadi makanan berkualitas, Salah satu metode penyimpanan dalam pengolahan jeroan ikan tuna yaitu terasi kering berbentuk bubuk dan padat dengan cara fermentasi. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengaruh kadar garam dan lama fermentasi terhadap mutu terasi jeroan ikan tuna bubuk dan mendapatkan kosentrasi garam dan lama fermentasi yang tepat untuk menghasilkan terasi jeroan ikan tuna bubuk yang memiliki kualitas terbaik. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang pada September 2022. Penelitian ini dirancang dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 2 faktor. Data yang dapat dianalisis dengan analisis of variance (ANOVA) dengan tingkat kesalahan 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh pada perlakuan kosentrasi garam 8% dan lama fermentasi 8 hari. Untuk perlakuan terbaik terdapat pada kosentrasi kadar garam sebesar 2% dan lama fermentasi pada ke-8 hari. Pengaruh tersebut memiliki efek pada prameter kadar protein. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kandungan kosentrasi dengan rata-rata yang dihasilkan permasing-masing parameter yaitu kadar protein 31,33% 23.67%, kadar abu 44.03%, tekstur 4.78% aroma 4.73%, warna 4.63%, dan rasa 4.58%
PEMANFAATAN BIJI PEPAYA DALAM PEMBUATAN BUBUK KOPI KOMBINASI DENGAN BIJI KOPI ARABIKA ASAL SUMBA BARAT Bani, Dubu Bani; Mushollaeni, Wahyu; Sasongko, Pramono
BUANA SAINS Vol 23, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/bs.v23i2.4840

Abstract

The research aimed to determine chemical and physical content of coffee powder combined with papaya seeds and Arabica coffee beans from West Sumba. This research method is an experiment using a Completely Randomized Design (CRD) with one factor. The treatment factors were papaya seed powder and Arabica coffee powder there are four treatments, and repeated 3 times, so there were 12 experimental units. The best research results were B4 treatment with a combination of 25% papaya seeds and 75% Arabica coffee beans with a caffeine content of 0.93%, water content of 1.17%, ash content of 2.82%, color preference of 4.33 categories, preference aroma 4.24 like categories, and taste preferences 4.12 like categories. The highest yield value (NH) shows the best treatment is B4 treatment with a total NH value of 0.60. Analysis of business feasibility in the best treatment with an RCR of 1.28. R/C Ratio 1 with selling price Rp. 11,500/Packaging 150g.
Analisa Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Menggunakan Metode Servqual di Restoran Geprek Kak Rose Malang Albertus Gantur; Wahyu Mushollaeni; Lorine Tantalu
Indo-Fintech Intellectuals: Journal of Economics and Business Vol. 4 No. 5 (2024): Indo-Fintech Intellectuals: Journal of Economics and Business (in-Press)
Publisher : Lembaga Intelektual Muda (LIM) Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54373/ifijeb.v4i5.1937

Abstract

Restoran adalah usaha bisnis yang menyediakan makanan dan minuman untuk di jual kepada pelanggan. Kata restoran mencakup serangkaian operasi jasa makanan. Istilah ini berasal dari kata perancis" Restauran yang berarti restor of energy" Atau pemulihan tenaga. Kualitas layanan adalah perbedaan keseluruhan antara harapan konsumen dan persepsi konsumen tentang pengalaman pelayanan. Kepuasan konsumen merupakan perasaan senang atau kecewa dari seseorang konsumen yang dihasilkan dari kinerja produk dengan harapan yang diinginkan oleh konsumen. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu semua konsumen yang pernah mengunjungi geprek kak rose.Teknik yang digunakan dalam menentukan sampel yaitu Non Probabilistic Sampling dengan metode Accidental Sampling Responden dianalisis berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan, intensitas kedatangan, biaya sekali makan, informasi geprek kak rose dan tujuan berkunjung. Responden dianalisis berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan, intensitas kedatangan, biaya sekali makan, informasi geprek kak rose dan tujuan berkunjung.
Nutritional components in instant porridge fortified with fermented lebui beans Mushollaeni, Wahyu; Rahmawati, Atina
JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia) Vol 10, No 2 (2024): JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia)
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Theraphy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/020243861

Abstract

Functional food refers to a food product that includes nutritional elements, supplements, or bioactive compounds designed to enhance health, boost the immune system, and aid in disease prevention. Functional food enriched with bioactive compounds, minerals, vitamins, fatty acids, dietary fiber, or probiotics. One form of functional food is healthy instant porridge. This study explores the nutritional composition of instant porridge fortified with fermented lebui beans. Lebui bean is the local name for black bean originated from West Nusa. The research used quantitative method analysis such us ANOVA with a factorial randomized block design with temperature (50oC and 60oC) and drying time (5, 6, 7, and 8 hours) as factors. The results showed that instant porridge containing fermented lebui bean with the best nutritional quality was obtained by drying at 60oC for 6 hours. The instant porridge had 19.49% protein, 1.58% lipid, 3.16% moisture, 2.44% ash, 3.29% fiber, 70.05% carbohydrate, 27.62 mgGAE/g phenolics, 98.21 mgQE/g flavonoids, and 85.23 ppm anthocyanin. This result provides insights into the potential of lebui beans as a functional food ingredient in the development of nutritious, ready-to-eat products.