Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Mutasi Gen rpoB sebagai Penanda Resistensi Rifampisin pada Penderita Tuberkulosis Paru di BBKPM Makassar Indas Wari Rahman; Nurfitri Arfani; Mega Wati Faisal; Andi Maya Kesrianti; Risky Nurul Fadlila RN; Andi Meinar Dwi Rantisari
Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton Vol 8 No 2 (2022): Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Buton

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.581 KB) | DOI: 10.35326/pencerah.v8i2.1836

Abstract

Tuberkulosis paru adalah salah satu penyakit infeksi menular yang menyerang saluran pernapasan bawah yang disebabkan oleh bakteri patogen yaitu Mycobacterium tuberculosis. Kesulitan dalam penanganan tuberkulosis salah satunya disebabkan oleh terjadinya resistensi antibiotik rifampisin sebagai antibiotik lini pertama. Resistensi rifampisin dikendalikan oleh gen rpoB (RNA Polymerase β-Subunit) pada Mycobacterium tuberkulosis yang akan terekspresi ketika terjadi mutasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutasi gen rpoB pada penderita tuberkulosis paru di BBKPM Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional menggunakan 20 sampel sputum positif tuberkulosis yang telah melakukan terapi antibiotik lini pertama selama dua bulan. Deteksi mutasi gen rpoB dengan metode PCR dan dilanjutkan dengan sekuensing. Hasil dari penelitian yaitu didapatkan mutasi gen rpoB pada 17 sampel, yang terjadi pada posisi 1304 bp, 1322 bp, 1333 bp, 1348 bp, 1349 bp dan 1471 bp. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terjadinya mutasi gen rpoB resisten terhadap antibiotik rifampisin.
Uji Sensitivitas Salmonella typhi terhadap Antibiotik Sefalosporin Generasi Ketiga pada Penderita Demam Tifoid Nurfitri Arfani; Ka'bah Ka'bah; Habibah Habibah
J-HEST Journal of Health Education Economics Science and Technology Vol. 3 No. 2 (2021): Journal of Health, Education, Economics, Science, and Technology
Publisher : Polewali: Dewan Pengurus Daerah Sulawesi Barat Forum Dosen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.288 KB) | DOI: 10.36339/jhest.v3i2.54

Abstract

Demam tifoid adalah penyakit menular yang menimbulkan infeksi akut pada usus kecil dan disebabkan oleh Salmonella typhi. Terapi tifoid adalah dengan pemberian antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional menyebabkan peningkatan bakteri yang resisten. ESBL adalah enzim pada Salmonella sehingga bakteri tersebut memiliki mekanisme resistensi terhadap antibiotik seperti golongan sefalosporin generasi ketiga. Salah satu antibiotic golongan sefalosporin yang banyak digunakan adalah cefotaksim dan ceftriakson. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui uji sensitivitas S. typhi terhadap antibiotik sefalosforin generasi ketiga pada penderita demam tifoid. Sampel yang digunakan sebanyak 43 isolat S. typhi penderita demam tifoid. Hasil penelitian menunjukkan dari 43 sampel isolate yang digunakan, hanya 4 isolat yang diidentifikasi sebagai S. typhi. Uji sensitivitas 4 isolat S. typhi menunjukkan bahwa keempat sampel tersebut sensitif terhadap antibiotik cefotaksim dan ceftriakson dengan zona hambat terluas yaitu pada kode sampel H.36 dengan antibiotik cefotaksim sebesar 29,5 mm dan antibiotik ceftriakson 38,5 mm.
Deteksi Bakteri MRSA Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus pada Sampel Darah Pasien Rawat Inap Indas Wari Rahman; Nurfitri Arfani; Rafika Rafika; Joyce Veronica Tadoda
Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan Vol. 14 No. 1 (2023): Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan
Publisher : Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jal.v14i1.26212

Abstract

Infeksi nosokomial merupakan salah satu infeksi yang didapatkan selama perawatan di rumah sakit. Salah satu mikroorganisme yang menjadi penyebab infeksi nosokomial adalah bakteri Staphylococcus aureus. Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) adalah strain dari Staphylococcus aureus yang telah mengalami resistensi terhadap antibiotik metisilin dan golongan beta laktam. Mekanisme resistensi MRSA terjadi karena Staphylococcus aureus menghasilkan Penicillin Binding Protein (PBP2a) yang dikode oleh gen mecA yang memiliki afinitas rendah terhadap metisilin. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi bakteri Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) pada sampel darah pasien rawat inap. Metode penelitian ini merupakan penelitian desktriptif dengan pendekatan Cross Sectional Study. Sampel yang digunakan sebanyak 24 sampel darah dan menggunakan metode Poymerase Chain Reaction (PCR). Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 29 sampel yang digunakan, terdapat 7 (24%) terdeteksi gen mecA, sedangkan 22 (76%) tidak ditemukan. Hal ini ditandai dengan tidak terbentuknya pita pada ukuran 162 bp. Oleh karena itu, maka dapat disimpulkan bahwa ditemukan MRSA pada 7 sampel pada pasien rawat inap.
Isolation and Identification of Antagonistic Bacterium against a Pathogens of Bacterial Tuber Rot of Amorphophallus muelleri Nurfitri Arfani; Rodiyati Azrianingsih; Suharjono Suharjono
The Journal of Experimental Life Science Vol. 8 No. 3 (2018)
Publisher : Postgraduate School, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1106.177 KB) | DOI: 10.21776/ub.jels.2018.008.03.06

Abstract

Rhizosphere bacteria have the ability to protect the host plants from the infection of pathogenic microorganisms. This study aimed to identify rhizosphere bacteria that were capable of inhibiting the growth of bacterial isolates that cause tuber rot of Amorphophallus muelleri. Rhizosphere bacteria were isolated using Nutrient Agar medium by pour plate method. Isolates were subjected to antagonistic assay against several bacterial isolates from the rotten tuber of A. muelleri using dual culture method. The potential isolate was identified based on 16S rDNA sequence. Isolate R7 showed the strongest inhibition to the growth of bacterial isolates from rotten tuber with an inhibition zone diameter of 19.66 mm. The 16S rDNA sequence of isolate R7 R7 was 99.7% similar to Delftia tsuruhatensis PCL1755. The isolate was potential to be developed as phytopathogen control agent.Keywords: Amorphophallus, antagonistic bacteria, rhizosphere bacteria, rotten tuber, 16S rDNA.