Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

TOPENG KLASIK GAYA YOGYAKARTA DAN KREATIF MODERN KARYA SUPANA PONOWIGUNA KAJIAN FUNGSI, GAYA, DAN STRUKTUR Arif Suharson
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 7, No 1 (2018): MEI 2018
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1032.134 KB) | DOI: 10.24821/corak.v7i1.2667

Abstract

The culture of mask has been in existence for a very long time ago. A number of archeological studies have found various types of mask since the prehistoric era thousand years ago. The historical data have revealed some important information on the usage of masks in human life in their interaction with the nature. These findings will be beneficial for the improvement of contemporary moment. They will also serve as the scientific reference to identify the materials, process, and development. When we observe carefully, Indonesia is rich of various kinds of traditional culture such as the mask art. Masks have unique characteristics depending on their origin.  Masks are created intentionally to represent magical or ritual purposes. They also serve as the decorative or social symbols in the societies. Therefore, the existence of mask art has become a part of social culture. The creative creation of masks has represented the intellectual establishment of the artisans to comply with the ongoing social development. Therefore, we have classic, modern, and contemporary masks as the manifestation of the developing era and the satisfaction of transformative artistic artisans in visual arts. Keywords: mask, culture, creative, creation  Budaya topeng telah ada sejak dahulu kala. Sejumlah penelitian arkeologi telah menemukan berbagai jenis topeng sejak zaman prasejarah seribu tahun yang lalu. Data historis telah mengungkapkan beberapa informasi penting tentang penggunaan topeng dalam kehidupan manusia dalam interaksinya dengan alam. Temuan ini akan bermanfaat untuk peningkatan momen kontemporer. Mereka juga akan berfungsi sebagai referensi ilmiah untuk mengidentifikasi bahan, proses, dan pengembangan. Ketika kita amati dengan cermat, Indonesia kaya akan berbagai jenis budaya tradisional seperti seni topeng. Masker memiliki karakteristik unik tergantung pada asalnya. Topeng diciptakan dengan sengaja untuk mewakili tujuan magis atau ritual. Mereka juga berfungsi sebagai simbol dekoratif atau sosial dalam masyarakat. Karena itu, keberadaan seni topeng telah menjadi bagian dari budaya sosial. Pembuatan topeng yang kreatif telah merepresentasikan pembentukan intelektual para pengrajin untuk mematuhi perkembangan sosial yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, kami memiliki topeng klasik, modern, dan kontemporer sebagai perwujudan dari era yang sedang berkembang dan kepuasan para pengrajin artistik transformatif dalam seni visual. Kata kunci : topeng, budaya, kreatif, kreasi
EKSISTENSI SENI HIAS RUMAH TRADISIONAL KUDUS Arif Suharson; Dharsono Dharsono; Bambang Sunarto; Nanik Sri Prihatin
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 10, No 1 (2021): MEI 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/corak.v10i1.5502

Abstract

This study aims to understand the existence of Kudus traditional house decorative art that is formed in conjunction with the culture that enters the cultural life of the Kudus people. The presence of decorative art has an important meaning for the community because it is closely related to the noble values that become a learning vehicle for the next generation. Decorative art in Kudus traditional house made with a variety of decorative diversity that is behind it is a form of strong cultural perspective. The decorative art is deliberately made to have beautiful forms of stilisasi, magnificent but also related to the meaning of symbols. Grounded research with three steps of activity simultaneously, namely:  data reduction, data presentation, and verification or withdrawal of conclusions with inter-pretative model analysis conducted to produce valid research. As a result of human culture, the phenomenon of artifacts is certainly inseparable from the sociocultural context in art. The decorative art of Kudus traditional house characterized by coastal culture was born with the strengthening of socio-economic progress of the community with the concept of "gusjigang" “bagus, ngaji, and dagang” that upholds the values of teachings in Islam.Penelitian ini memiliki tujuan untuk memahami eksistensi seni hias rumah tradisional Kudus yang terbentuk bersamaan dengan budaya yang masuk dalam kehidupan budaya masyarakat Kudus. Kehadiran seni hias memiliki arti penting bagi masyarakat karena berkaitan erat dengan nilai-nilai luhur yang menjadi wahana pembelajaran bagi generasi penerusnya. Seni hias pada rumah tradisional Kudus yang dibuat dengan keberagaman ragam hias yang melatarbelakanginya merupakan wujud perspektif budaya yang kuat. Seni hiasnya sengaja dibuat agar memiliki bentuk-bentuk stilasi yang indah, megah, tetapi juga berkaitan dengan makna simbol. Pendekatan grounded research dengan tiga langkah kegiatan secara bersamaan, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau penarikan simpulan dengan  analisis model interpretatif dilakukan untuk menghasilkan penelitian yang valid. Sebagai hasil kebudayaan manusia, fenomena artefak ini sudah barang tentu tidak dapat dipisahkan dari konteks sosiokultural dalam berkeseniannya. Seni hias rumah tradisioal Kudus yang bercirikan budaya pesisiran lahir dengan menguatnya kemajuan sosial ekonomi masyarakat dengan konsep “gusjigang” “bagus, ngaji, dan dagang” yang memegang teguh nilai-nilai ajaran dalam agama Islam.
Program Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) Peningkatan Teknik Finishing Gerabah Kelompok Perajin Siti Kencono Aji Desa Panjangrejo, Pundong, Bantul Arif Suharson; Indro Baskoro Miko Putro
Jurnal Pengabdian Seni Vol 3, No 1 (2022): MEI 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jps.v3i1.7005

Abstract

Kelompok perajin gerabah Siti Kencono Aji yang terletak di Desa Panjangrejo merupakan penghasil gerabah yang memiliki produk silindris dan belum banyak melakukan diversifikasi produk dan finishing pada bodi gerabahnya. Sebagian besar belum memahami perkembangan finishing sesuai tren desain selaras dengan kebutuhan masyarakat modern. Program IbM yang dilaksanakan dengan fokus kegiatan pada peningkatan teknik finishing menuju tren desain keramik. Kegiatan IbM dilaksanakan dengan menerapkan metode ceramah, diskusi, pembuatan diversifikasi produk (desain), praktik pembuatan produk, dan aplikasi teknik finishing. Teknik finishing menggunakan bahan finishing pabrikasi yang ramah lingkungan (water based) sesuai standar regulasi ekspor agar produk hasil program IbM dapat merambah ke pasar global. Hasil kegiatan program IbM telah menghasilkan diversifikasi produk keramik silindris dan nonsilindris sesuai tren desain yang memiliki multifungsi guna. Produk-produk gerabah memiliki fungsi praktis sesuai kegunaannya dan di sisi lain juga dapat menjadi benda hias. Teknik finishing pada bodi gerabah mampu memberikan kesan visual estetik yang indah sehingga meningkatkan kesan modern dan mewah di ruang interior atau eksterior. Tampilan estetik dengan teknik finishing sesuai dengan tren desain diharapkan dapat meningkatkan jumlah penjualan dengan harga yang lebih baik dan akan berdampak nyata dalam peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat, khususnya kelompok perajin gerabah Siti Kencono Aji di Desa Panjangrejo, Pundong, Bantul.    
Penciptaan Karya Seni Kreatif Berkelanjutan dengan Metode “Upcycling Concept” Arif Suharson
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 41, No 1 (2024): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v41i1.8166

Abstract

Kemajuan teknologi dalam kehidupan manusia berdampak pada meningkatnya kebutuhan produk-produk atau komponen mesin yang diterapkan pada hasil karya terbarukan. Tuntutan kebutuhan manusia untuk memenuhi desain terbaru, teknologi tepat guna atau trend desain, atau alasan lainnya meninggalkan produk atau komponen yang dahulu dianggap baru menjadi usang bahkan berubah menjadi sampah atau limbah. Seniman melihat fenomena ini menjadi prihatin dan bergerak untuk berkreasi agar sampah atau limbah dari kemajuan teknologi industri tetap memiliki daya guna dan value estetik bahkan memiliki nilai ekonomis. Metode yang digunakan yaitu deskriptif analitis untuk mengkaji karya seni berkelanjutan dari bahan yang tidak terpakai menjadi produk kreatif yang bernilai. Dari kajian ini dihasilkan kesimpulan bahwa eksperimen yang dilakukan oleh seniman didukung dengan metode practice based research untuk mencapai kreasi artistik melahirkan seni kreatif berkelanjutan dapat diwujudkan. Upcycling Concept adalah metode bagi insan kreatif dunia seni rupa Indonesia untuk mewujudkan karya baru dari produk, komponen atau barang lama menjadi memiliki nilai kebaruan. Kesadaran pribadi dan ketajaman visual seorang seniman untuk menghadirkan keberadaan produk yang telah menjadi sampah atau limbah menjadi karya seni berkelanjutan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia di tengah derasnya perubahan dunia teknologi industri.
Regenerasi Pengrajin Gerabah Perempuan di Pundong, Kasongan, dan Bayat dalam Mempertahankan NilaiNilai Kearifan Lokal Budaya Jawa Arif Suharson
PANGGUNG Vol 34, No 1 (2024): Artistik dan Estetik pada Rupa, Tari, dan Musik
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v34i1.2812

Abstract

This research discusses women traditional pottery craftsmen in Pundong, Kasongan, and Bayat who are guardians of local cultural traditions in the midst of a global cultural ecosystem that is changing rapidly. This study aims to analyze the role of women in maintaining the values of local wisdom and how they deal with the influence of globalization on their traditional pottery crafts in relation to regeneration. The method used is a qualitative method with an ethnographic approach model. Data collected included observations, interviews, and documentation in traditional pottery-making communities. Pottery craftsmen in Pundong, Kasongan, and Bayat play an important role as custodians of cultural knowledge, transmission of traditions, and innovation in pottery crafts. The expertise of traditional techniques, artistic expression, and cultural symbols is a testament to women's dedication in maintaining the values of local wisdom amid the pressures of the global cultural ecosystem. The results of this study contribute to a broader understanding of the importance of cultural preservation and regeneration efforts involving gender roles in learning the nation's character.Keywords: Women, Pottery Craftsman, Local Wisdom, Global
Regenerasi Pengrajin Gerabah Perempuan di Pundong, Kasongan, dan Bayat dalam Mempertahankan NilaiNilai Kearifan Lokal Budaya Jawa Arif Suharson
PANGGUNG Vol 34 No 1 (2024): Artistik dan Estetik pada Rupa, Tari, dan Musik
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v34i1.2812

Abstract

This research discusses women traditional pottery craftsmen in Pundong, Kasongan, and Bayat who are guardians of local cultural traditions in the midst of a global cultural ecosystem that is changing rapidly. This study aims to analyze the role of women in maintaining the values of local wisdom and how they deal with the influence of globalization on their traditional pottery crafts in relation to regeneration. The method used is a qualitative method with an ethnographic approach model. Data collected included observations, interviews, and documentation in traditional pottery-making communities. Pottery craftsmen in Pundong, Kasongan, and Bayat play an important role as custodians of cultural knowledge, transmission of traditions, and innovation in pottery crafts. The expertise of traditional techniques, artistic expression, and cultural symbols is a testament to women's dedication in maintaining the values of local wisdom amid the pressures of the global cultural ecosystem. The results of this study contribute to a broader understanding of the importance of cultural preservation and regeneration efforts involving gender roles in learning the nation's character. Keywords: Women, Pottery Craftsman, Local Wisdom, Global
Program Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) Peningkatan Teknik Finishing Gerabah Kelompok Perajin Siti Kencono Aji Desa Panjangrejo, Pundong, Bantul Arif Suharson; Indro Baskoro Miko Putro
Jurnal Pengabdian Seni Vol 3, No 1 (2022): MEI 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jps.v3i1.7005

Abstract

Kelompok perajin gerabah Siti Kencono Aji yang terletak di Desa Panjangrejo merupakan penghasil gerabah yang memiliki produk silindris dan belum banyak melakukan diversifikasi produk dan finishing pada bodi gerabahnya. Sebagian besar belum memahami perkembangan finishing sesuai tren desain selaras dengan kebutuhan masyarakat modern. Program IbM yang dilaksanakan dengan fokus kegiatan pada peningkatan teknik finishing menuju tren desain keramik. Kegiatan IbM dilaksanakan dengan menerapkan metode ceramah, diskusi, pembuatan diversifikasi produk (desain), praktik pembuatan produk, dan aplikasi teknik finishing. Teknik finishing menggunakan bahan finishing pabrikasi yang ramah lingkungan (water based) sesuai standar regulasi ekspor agar produk hasil program IbM dapat merambah ke pasar global. Hasil kegiatan program IbM telah menghasilkan diversifikasi produk keramik silindris dan nonsilindris sesuai tren desain yang memiliki multifungsi guna. Produk-produk gerabah memiliki fungsi praktis sesuai kegunaannya dan di sisi lain juga dapat menjadi benda hias. Teknik finishing pada bodi gerabah mampu memberikan kesan visual estetik yang indah sehingga meningkatkan kesan modern dan mewah di ruang interior atau eksterior. Tampilan estetik dengan teknik finishing sesuai dengan tren desain diharapkan dapat meningkatkan jumlah penjualan dengan harga yang lebih baik dan akan berdampak nyata dalam peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat, khususnya kelompok perajin gerabah Siti Kencono Aji di Desa Panjangrejo, Pundong, Bantul.    
Pendidikan Seni melalui Inovasi Desain, Kewirausahaan, dan Pemasaran Produk Kerajinan Bambu di Kalurahan Bawuran Wicaksono, Agung; Suharson, Arif; Wibisono, Anom; Ambarwati, Lilik; Syaflan, Meidi; Yulianto, Prafidhya Dwi
Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol 10 No 1 (2025): Edisi Januari 2025
Publisher : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51169/ideguru.v10i1.1490

Abstract

The research objective of the art innovation dissemination programme for bamboo craft groups in Kalurahan Bawuran, Pleret, Bantul, Yogyakarta is to create new designs and marketing of bamboo products in the digital era to improve the economic welfare of the community through art education and technical training. Bamboo products in Kalurahan Bawuran are a legacy of skills passed down from generation to generation. Bamboo raw materials are obtained from the local area, but often the quality of bamboo is poor, monotonous designs and product marketing are still a problem for crafters. Crafters do not yet have an efficient production system to produce products with optimal quality and marketing capacity. The urgency of this research is to improve the quality of renewable designs with better machine technology, so that bamboo furniture products can penetrate the global market. The 30 selected craftsmen involved were equipped with business management, entrepreneurship, and digital marketing. This qualitative research uses an aesthetic method with a practice-based research approach carried out with the stages of literature research, empiric study, visual research, and practice. The aesthetics of new bamboo craft creations have an impact on the preservation of sustainable local artistic creations that are able to meet the needs of the global era. This research produced 3 sets of functional products and 1 new design gazebo with an impact on economic improvement with business management methods (entrepreneurship and modern marketing) which are expected to be a means of environmentally sound education and regeneration of creative craftsmen as an entity that must be maintained, preserved, and developed according to the demands of the times.
Aesthetics of Jaran Ukir Decorating Tempel Technique of Kasongan Village Pottery Suharson, Arif; Fitriani, Dyah Retno; Ridho, Awang
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 40 No 1 (2025)
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v40i1.2946

Abstract

This research aims to create a new creation carved with the characteristic of tempel technique decoration, which is the strength of the local genius of Kasongan Village pottery that meets the quality standards of raw materials and modern design. Other regions do not own the tempel technique decoration that characterizes Kasongan Village pottery. However, its existence is starting to recede, with poor regeneration, and is no longer to the needs of the times. Direct hand-building pottery products with tempel technique decorations are complicated, difficult, and old-fashioned. The younger generation prefers to make printed pottery products that are considered more practical to be created with fabricated paint finishing according to global tastes while ignoring the local identity of Kasongan Village pottery characteristics. This research uses aesthetic methods with a practice-based research approach carried out with the stages of literature research, empiric study, visual research, and practice. The aesthetics of the new Kasongan carving, with the application of the tempel decoration technique, impact the preservation of sustainable local artistic creations. Creating a new carving with the tempel technique decoration in Kasongan Village is expected to be an educational tool for learning about the character of the nation's next generation from an environmental and cultural perspective. Carving with tempel technique decoration is an entity that must be maintained, preserved, and developed according to the global community's needs.
Penciptaan Cenderamata Berbahan Limbah Industri Bambu dalam Program P3Wilsen di Wisata Puncak Sosok Kalurahan Bawuran, Pleret, Bantul Suharson, Arif; Nurs, Muhammad Akhrul; Dzikry, Bintang Antero
Jurnal Pengabdian Seni Vol 5, No 2 (2024): NOVEMBER 2024
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jps.v5i2.14096

Abstract

Kalurahan Bawuran terkenal sebagai sentra kerajinan industri bambu yang membuat aneka kerajinan berupa mebel bambu. Produk bambu di Kalurahan Bawuran tepatnya di Dusun Sanan merupakan warisan keterampilan yang diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang berupa lincak, kursi malas, kursi tamu, kursi taman, dan kursi santai. Eksistensi produksi industri bambu yang produksinya terus berlanjut sampai hari ini menjadi sumber kehidupan masyarakat. Kontinuitas industri bambu yang menghasilkan produk mebel juga berakibat pada melimpahnya limbah bambu berupa potongan-potongan bambu beraneka ukuran yang belum dimanfaatkan secara optimal untuk digunakan sebagai produk alternatif lainnya. Limbah bambu disortir dengan hanya membedakan ukuran panjang pendeknya limbah bambu dan yang dirasa tidak dapat digunakan untuk produksi mebel kemudian dibakar atau digunakan untuk memasak. Program P3Wilsen di Dusun Sanan Kalurahan Bawuran ini menggunakan metode ceramah, diskusi, dan praktik demonstrasi dengan memberikan contoh pemanfaatan limbah industri bambu mengembangkannya bersama para perajin bambu menjadi produk yang lebih bernilai. Pelatihan dilaksanakan dari 28 Juli – 28 Agustus 2024 (satu bulan). Pemanfaatan limbah industri bambu tersebut dapat difungsikan menjadi cenderamata wisata khas Kalurahan Bawuran yang memiliki destinasi wisata Puncak Sosok. Puncak Sosok sudah terkenal sebagai tempat wisata kuliner tempat wisatawan bisa menyaksikan panorama Kota Yogyakarta dan sekitarnya pada malam hari dengan ditemani sajian live music. Produk cenderamata dari limbah industri bambu yang diciptakan berupa gantungan kunci dan aneka produk yang dapat digunakan sebagai vas bunga, tumbler, dan asbak. Bawuran is famous as a bamboo industry craft centre producing various crafts in the form of bamboo furniture. Those Bamboo products are precisely produced in Sanan in which the craftsmen’s skills are inherited from their ancestors. The bamboo crafts are in the form of a recliner, guest chair, garden chair, and lounge chair. The existence of that sustainable bamboo industry is the economic source for the community. As the bamboo industry produces furniture products, it results in an abundance of bamboo waste in the form of bamboo pieces of various sizes. However, the waste has not been optimally utilised as other alternative products. Bamboo waste is sorted by only distinguishing the length and shortness of the bamboo waste and those that are deemed unusable for furniture production are then burned or used for cooking. This program implemented several methods including lecture, discussion, and practice to provide examples of the use of bamboo industry waste to develop it into more valuable products. The training was conducted from 28 July - 28 August 2024 (1 month). The products of bamboo industrial waste can be used as a typical tourist souvenir of Bawuran Village as it has a distinguished tourism place named Puncak Sosok. These souvenir products are in the form of key chains and other various products that can be used as flower vases, tumblers, and ashtrays.