Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

UJI MUTU JENANG KETAN DENGAN PENGAWET NATRIUM BENZOAT DAN TEKNIK PENGOLAHAN TERHADAP KETAHANAN PRODUK SELAMA DUA PULUH LIMA HARI Ulfa Nur Maa’idah
MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan Vol 8 No 1 (2019): MEDFARM : JURNAL FARMASI DAN KESEHATAN
Publisher : LPPM Akafarma Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48191/medfarm.v8i1.10

Abstract

Latar Belakang : Olahan jenang ketan yang beredar di pasaran belum menggunakan takaran bahan pengawet sesuai dengan peraturan BPOM No. No.36 Tahun 2013. Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan berbagai uji coba guna menemukan teknik pengolahan jenang ketan yang tepat. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan, yang sebelumnya telah melakukan berbagai teknik pembuatan jenang ketan. Kemudian dipilih satu percobaan yang menghasilkan produk jenang ketan yang bertahan selama duapuluh lima hari berdasarkan pengamatan secara organoleptis. Tujuan : Untuk membuktikan bahwa teknik pembuatan jenang ketan dinyatakan layak, bukan hanya dari segi pengamatan organoleptis, namun juga di kuatkan dari hasil penelitian ALT dan AKK produk jenang ketan tersebut. Variasi pengamatan dari penelitian ini, terdiri dari dua cara teknik pengolahan yaitu dengan cara dikukus pada hari keenam dan cara tidak dikukus. Penelitian ini memadukan antara pemilihan teknik pengolahan pencampuran bahan-bahan pembuatan jenang ketan dan tambahan pengawet natrium benzoat sebesar 500 mg/kg bahan pada jenang ketan sehingga produk mampu bertahan selama duapuluh lima hari. Metode : Sampel yang digunakan olahan jenang ketan dengan takaran pengawet natrium benzoat 650mg diambil secara propotiorne stratified random sampling. Hasil : Kesimpulan dari penelitian ini bahwa uji organoleptis jenang ketan dapat bertahan selama duapuluh lima hari. Hasil uji ALT tidak memenuhi persyaratan dan hasil uji AKK memenuhi persyaratan sesuai dengan PERKA BPOM Nomor HK 00.06.1.52.4011 Tahun 2009. Simpulan dan saran : Hasil uji dari produk jenang ketan, yang sebelumnya melalui uji coba teknik pembuatan jenang ketan dengan penambahan pengawet Natrium Benzoat (500mg/kg bahan) berdasarkan PERKA BPOM Nomor HK. 00.06.1.52.4011 Tahun 2009, dapat dinyatakan sebagai teknik yang cukup baik dengan ketahanan produk hingga 25 hari berdasarkan hasil dari uji organoleptis, uji ALT dan uji AKK. Dapat dinyatakan bahwa pengawet Natrium Banzoat dengan takaran 500mg/kg bahan, efektif sebagai pengawet pada jenang ketan, asalkan di olah dengan teknik yang tepat dalam proses pembuatannya.
FORMULASI DAN KARAKTERISASI HIDROGEL EKSTRAK DAUN DADAP SEREP (Erythrina folium) DALAM BENTUK PLESTER SEBAGAI PENURUN DEMAM Wahyuni Wahyuni; Ulfa Nur Maa’idah
MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan Vol 8 No 1 (2019): MEDFARM : JURNAL FARMASI DAN KESEHATAN
Publisher : LPPM Akafarma Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48191/medfarm.v8i1.11

Abstract

Latar belakang: Demam merupakan keadaan dimana suhu tubuh lebih dari 37.5oC, demam juga dapat menjadi manifestasi klinis awal dari suatu infeksi tertentu. Usaha-usaha mengatasi demam diawali dengan pengobatan sendiri yaitu dengan pengobatan simptomatis. Tanaman dadap serep merupakan tanaman yang meneliti banyak khasiat sebagai obat tradisional, namun tanaman ini hanya dapat kita jumpai diwilayah tertentu. Tujuan: Untuk mengetahui apakah ekstrak daun dadap serep (Erythrina folium) dapat menurunkan suhu demam ketika diformulasikan dalam bentuk hidrogel. Metode: Populasi pada penelitian ini adalah hidrogel ekstrak daun dadap serep. Penelitian ini dilakukan dengan membuat tiga formula hidrogel ekstrak daun dadap serep dengan komposisi setiap 30 g sediaan mengandung ekstrak daun dadap serep F1 untuk 2,5 g; F2 untuk 5 g, dan F3 untuk 10 g. Dari ketiga formula ini dianalisa sifat fisik hidrogel untuk melihat karakterisasi dari hidrogel yang meliputi uji organoleptis, uji pH, uji viskositas, uji homogenitas dan uji penurunan suhu pada hewan uji mencit. Hasil: Hasil penelitian dari ketiga formula hidrogel ekstrak daun dadap serep yaitu F1, F2 dan F3 memiliki karakterisasi yang sama yaitu bentuk semi solid, bau khas dan warna hijau, pH hidrogel yaitu 6,0-6,5, viskositas 170.000-236.000 cP dan homogen. Pada uji penurunan suhu dengan hewan uji mencit efektif pada formula F2 dan F3 yaitu hidrogel ekstrak daun dadap serep dengan komposisi setiap 30 g sediaan mengandung ekstrak daun dadap serep 5 g dan 10 g. Simpulan dan saran: Formulasi hidrogel ekstrak memiliki karakterisasi yang berbeda-beda. Dari ketiga formulasi hidrogel ekstrak daun dadap serep yang dapat menurunkan suhu efektif adalah F2 dan F3
UJI ANGKA LEMPENG TOTAL, ANGKA KAPANG KHAMIR, DAN Most Probable Number (MPN) Coliform TERHADAP SAYAP LALAT RUMAH (Musca Domestica) Ulfa Nur Maa’idah; Charlis Palupi; Lina Sulis Setyawati
MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan Vol 9 No 1 (2020): MEDFARM : JURNAL FARMASI DAN KESEHATAN
Publisher : LPPM Akafarma Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48191/medfarm.v9i1.25

Abstract

Latar belakang: Lalat rumah (Musca Domestica) merupakan hewan yang membawa bakteri tertentu contohnya Escherichia coli dan Salmonella. Biasanya bakteri ini terdapat di bagian tubuh lalat rumah yaitu pada kaki, badan, dan sayap. Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan jumlah mikroba pada aquadest steril yang telah ditambahkan sayap kanan lalat rumah, sayap kiri lalat rumah dan sayap kanan dan kiri lalat rumah. Metode: Populasi dalam penelitian ini adalah lalat rumah (Musca Domestica), sampel sayap lalat rumah diambil dengan teknik Simple Random Sampling selanjutnya dilakukan uji ALT, AKK, dan MPN Coliform, untuk mengetahui perbedaan jumlah mikroba pada masing-masing sayap lalat rumah Hasil: Pengujian jumlah ALT sampel I (Sayap kiri), 93 x 10-1 koloni/ml, sampel II (Sayap kanan), 87,5 x 10-1 koloni/ml, dan sampel III (Sayap kanan kiri), 246,5 x 10-2 koloni/ml, pengujian AKK sampel I (Sayap kiri), 47,5 x 101 koloni/ml, sampel II (Sayap kanan), 6,75 x 101 koloni/ml, dan sampel III (Sayap kanan kiri), 49,75 x 101 koloni/ml. Pengujian MPN Coliform sampel I (Sayap kiri), >2400 MPN/100ml, sampel II (Sayap kanan), >2400 MPN/100ml, Sampel III (Sayap kanan kiri), >2400 MPN/100ml. Simpulan dan Saran: Hasil penelitian menujukkan bahwa sayap kanan mempunyai jumlah mikroba lebih sedikit dibandingkan dengan sayap kiri, dan sayap kanan kiri. Sehingga perlu dilakukan pengujian lebih lanjut untuk mengetahui bakteri apa yang terdapat pada masing-masing sayap lalat rumah (Musca Donestica) sehingga mempengaruhi perbedaan jumlah mikroba pada masing-masing sayap tersebut.
Pengaruh Awal Pemberian Beberapa Jenis Buah-Buahan Pada Kontrol Glukosa Darah Untuk Penderita Diabetes Mellitus Ulfa Nur Maa’idah; Devita Tunjung Pamungkas
jurnal ABDIMAS Indonesia Vol. 1 No. 4 (2023): Desember : Jurnal ABDIMAS Indonesia
Publisher : STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59841/jurai.v1i4.612

Abstract

Diabetes melitus suatu masalah kesehatan masyarakat yang merupakan salah satu dari empat penyakit tidak menular yang paling banyak diderita oleh masyarakat. Pengobatan diabetes mellitus dilakukan dengan dua acara yaitu terapi medis dan non medis. Salah satu terapi non medis yaitu konsumsi buah-buahan dan sayur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pemeriksaan kadar glukosa darah penurunan dan kenaikan setelah mengkonsumsi sebelas jenis buah-buahan, yaitu : Kurma, Alpukat, Pisang Kepok, Apel Malang, Jeruk, Tomat, Pepaya, Jambu, Pisang Rebus, Belimbing Manis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik consecutive sampling yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Teknik pengumpulan data dengan cara mengukur kadar glukosa darah dengan dua eksperimen dengan riwayat diabetes mellitus dan satu ekeperimen tanpa riwayat diabetes mellitus dengan sebelas jenis buah. Eksperimen berpuasa selama enam jam dimulai pada malam hari, pengecekan darah awal dilakukan setelah ekeperimen melakukan puasa minimal selama enam jam. Selanjutnya eksperimen di beri salah satu jenis buah dengan kisaran 200 gram ditimbang secara seksama untuk dikonsumsi setiap hari satu kali. Pengecekan darah kedua, dilakukan setelah dua jam eskperimen mengkonsumsi buah yang ditentukan. Hal ini dilakukan secara terus menerus setiap hari, sampai seluruh jenis buah yang ditentukan sebanyak sebelas jenis dinyatakan selesai. Penelitian ini dilakukan di Desa Karas, Kabupaten Magetan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah perbandingan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah sebelum dan sesudah mengkonsumsi sebelas jenis buah tersebut, pada ketiga eksperimen. Jenis buah yang mengalami kenaikan kadar glukosa darah terbesar adalah buah kurma golden valley, dan yang mengalami penurunan kadar glukosa darah cukup besar sesudah pemberian buah Naga Merah, Belimbing Manis, dan Jambu Biji. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga buah tersebut yaitu Merah, Belimbing Manis, dan Jambu Biji adalah buah yang aman dikonsumsi untuk penderita Diabetes Mellitus.
Effectiveness of Supply Management Using Kanban System in Hospital Pharmacy Logistics: A Case Study Yuniar, Cinthya Ratna; Wida Riana; Ulfa Nur Maa'idah; Erna Agung Rakhmawati
Airlangga Journal of Innovation Management Vol. 4 No. 2 (2023): Airlangga Journal of Innovation Management
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/ajim.v4i2.47010

Abstract

The aims of this research are, first to determine the stock profile of medical consumables before and after the implementation of Kanban system, and second to analysis the effectiveness inventory management of Kanban application. The research method uses descriptive quantitative by comparing the pre-experimental and post-experimental averages. An experiment was conducted to apply the Kanban system to pharmaceutical logistics at a hospital in Ponorogo for two months. Analysis using the FSN method based on TOR, ROP method, Safety Stock method followed by the implementation of the Kanban system. The results obtained are the average pre-Kanban purchase is 6715.7 and post-Kanban is 2232.8. The average ending inventory before Kanban is 8638.6 and after Kanban is 1656.2. The results of the paired t test yield a significant value for purchases of 0.168, which means that there are significant differences in pre-Kanban and post-Kanban purchases. The percentage of effectiveness tested with an N Gain score of 49.362% for purchases and for final stock of 47.655% shows that it is still in the less effective category. The benefit of this research is that in theory it provides an overview of the method for testing the effectiveness of kanban implementation, in practice it provides an overview of Kanban implementation.
INOVASI PEMBUATAN DAN ANALISA MUTU PRODUK NUTRACEUTICAL FOOD BUAH NAGA MERAH (Hylocereus Polyrhizus) DENGAN METODE OVEN DRYER : Inovasi Nutraceutical Food Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus) Nur Maa'idah, Ulfa; Nahnu Anshorudin; Zalfa’ Regita Destinia
Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya Vol. 7 No. 2 (2025): Literasi Artikel Penelitian Kimia
Publisher : Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/jc.v7i2.6159

Abstract

Pembuatan produk nutraceutical buah naga merah (Hylocereus Polyrhizus) dengan metode oven dryer dengan pengeringan pada suhu optimal untuk mempertahankan kandungan nutrisi dan antioksidan yang dimilikinya. Metode ini dipilih karena efisiensi dalam menguapkan air, tanpa merusak komponen aktif buah naga merah (Hylocereus Polyrhizus), sehingga diharapkan dapat menghasilkan produk dengan kualitas mutu tinggi yang memenuhi syarat kadar air, kandungan vitamin dan mineral. Proses pembuatan nutraceutical ini, dilakukan dengan tahapan trial and error sampai produk yang dihasilkan layak konsumsi . Kemudian setelah mendapatkan teknik dan suhu yang sinkron dengan waktu pemanasan, maka produk tersebut di buat dalam jumlah yang cukup untuk melalui uji hedonic sebagai evaluasi organoleptis, yang meliputi penerimaan pada bentuk, warna,bau dan rasa. Analisa mutu dilakukan untuk mengetahui produk akhir memenuhi standar nutraceutical dengan fokus pada stabilitas organoleptis (warna, rasa), dan yang paling penting kandungan gizi yang bermanfaat bagi kesehatan. Metode yang digunakan pda penelitian ini yaitu random sampling, yang meliputi 4 uji mutu SNI 01-3710-1995. Hasil dari ke-empat uji tersebut adalah : 1) Uji Organoleptis, warna kecoklatan, rasa buah naga, bau seperti kismis, 2) Uji kadar air, diperoleh hasil kadar air 12,181 %, dan dinyatakan memenuhi syarat maks 31% 3) Uji Bahan Tambahan Makanan : Pemanis, Pewarna, dan Pengawet dinyatakan negatif dan dinyatakan memenuhi syarat, 4) Uji Cemaran Mikroba (Eschericia coli) diperoleh nilai rata-rata 3 APM/g, dinyatakan memenuhi syarat SNI (Maks 3 APM/g) 5. Uji lainnya terhadap produk ini ada empat, adalah 1) Uji pH, dilakukan untuk mengetahui pH produk yaitu rata-rata pH 5,3, sebagai tahap awal untuk mengetahui ketahanan produk terhadap cemaran mikroba dan jamur. 2) Uji Kadar Vitamin C diperoleh dengan nilai rata-rata 0,08% 3) Uji Kadar Karbohidrat, dengan perhitungan gula total diperoleh kadar rata-rata 20,0% 4) Uji Skrining Fitokimia diperoleh hasil Flavonoid (Positif), Tanin (Positif), Alkaloid (Positif), Terpenoid (Negatif), Saponin (Negatif). Dari hasil keseluruhan uji yang sudah dilakukan pada produk buah naga merah kering, dapat disimpulkan bahwa : 1) Produk ini memenuhi empat persyaratan uji mutu SNI 01-3710-1995 2) Dari tahapan proses pembuatan produk yang dibuat, dan dari hasil uji mutu tambahan, dapat dinyatakan bahwa produk tersebut masih memiliki kandungan vitamin, zat gizi makronutrien (karbohidrat) dan antioksidan dari hasil uji skrining fitokimia, sebagai salah satu syarat dinyatakan layak di nyatakan sebagai produk “Nutraceutical Food”