Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kritik Mustafa Al-Siba’I terhadap Ahmad Amin Tentang Keabsahan Hadis Helmi Candra; Ahmad Fauzi; Achmad Ghozali; Muhammad Asriady
Bertuah: Journal of Sharia and Islamic Economics Vol 2, No 2 (2021): Bertuah: Journal of Sharia and Islamic Economics
Publisher : STAIN Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Umat Islam meyakini bahwa kedudukan hadis pada masa Nabi Saw tidak di ragukan serta tidak mendapat permasalahan yang berarti, sebab jika mereka menemukan sesuatu yang meragukan atau yang belum jelas, mereka langsung melakukan konfirmasi kepada Nabi Saw. Namun, pasca wafat Nabi Saw sampai saat ini di era kontemporer, problematika hadis semakin terus mengalami perkembangan, sehingga berdampak kepada munculnya berbagai pemikiran untuk melihat kembali keberadaan hadis sebagai sumber otoritas keagamaan. Ahmad Amin misalnya dalam bukunya Fajr al-Islam, yang melakukan kritik terhadap otentisitas dan orisinilitas hadis yang mempertanyakan kembali orisinilitas hadis setelah wafatnya Nabi Saw. Sementara Mustafa Al-Siba’i melakukan kritik sebagai jawaban terhadap pemikiran Ahmad Amin dengan mengemukakan bukti-bukti historis tentang orisinilitas hadis. Dalam pandangan Mustafa Al-Siba’i, penilaian Ahmad Amin terhadap hadis kurang didasari dengan argumentasi yang kuat yang hanya dibangun lebih bersifat asumtif, generalisasi dan tekstual. Artikel ini mendiskusikan secara komparatifi tentang pemikiran Al-Siba’i dan Ahmad Amin terhadap hadis Nabi yang merupakan sumber otoritas kedua setelah al-Quran.
Upaya Pencegahan Covid19 dalam Perspektif Islam Saipul Al Sukri; Ahmad Fauzi; Afrinaldy Rustam; Achmad Ghozali; Rusdi Rusdi; Zulfahmi Zulfahmi
JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) Volume 4 Nomor 5 Oktober 2021
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v4i5.3058

Abstract

ABSTRAK  Pola hidup bersih dan menjaga protokol kesehatan 3M harus tetap berjalan meskipun pelaksanaan vaksinasi sudah dilakukan. Langkah ini bertujuan agar kasus baru dan penyebaran Covid19 bisa di hentikan. Dalam upaya itu, dosen dilingkungan UIN Sultan Syarif Kasim Riau melaksanakan Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dimaksudkan memberikan perspektif lain dalam usaha pencegahan dari penularan virus. Salah satunya adalah dengan menjaga kebersihan diri. Kegiatan pengabdian dilaksanakan di desa Tlk.Latak Kab. Bengkalis. kegiatan ini dilaksanakan di aula kantor desa dan diikuti oleh perangkat desa, tokoh masyarakat dan warga. Di akhir sesi, tim pengabdi memberikan cindera mata serta alat prokes berupa masker dan hand sanitizer pada perangkat desa. Kata Kunci: Kebersihan dalam Islam, penyuluhan kesehatan, Covid-19  ABSTRACT A clean lifestyle and maintaining 3M health protocols must continue even though the vaccination has been carried out. This step is intended to stop new cases and the spread of Covid-19. In that effort, lecturers within the UIN Sultan Syarif Kasim Riau carried out community service activities that were intended to provide another perspective in efforts to prevent virus transmission. One of them is to maintain personal hygiene. Service activities are carried out in the village of Tlk. Latak Kab. Bengkalis. This activity was carried out in the village office hall and was attended by village officials, community leaders, and residents. At the end of the session, the service team provided souvenirs and health care tools in the form of masks and hand sanitizers to village officials. Keywords: Cleanliness in Islam, health education, Covid-19
Problema Harta (MAAL) Keluarga Yang Disebabkan Perceraian Hidup dan Mati Dalam Pemahaman Fiqh Ulama Syafi’iyah dan Hanabilah Ahmad Fauzi; Darmawan Tia Indrajaya; Kemas Muhammad Gemilang
Madania: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol 12, No 1 (2022): Madania
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jiik.v12i1.16458

Abstract

Family property in marriage is a necessity, so it must be clearly identified. Joint assets according to Law Number 1 of 1974 concerning marriage are limited to assets acquired during the marriage, while assets brought before the marriage takes place are called innate assets. In addition, family assets are also contained in the Compilation of Islamic Law in articles 85-97. As for knowing how to regulate family property in Islam, it is necessary to discuss the understanding of fiqh scholars from the Shafi'yah and Hanabila schools. As for the methodology of this research, it is included in the library research which is categorized as descriptive analytic with the method of analysis being qualitative. The data collection techniques are carried out in the library, such as reviewing books, journals and the like. The results of this study indicate that the scholars of fiqh have different opinions about the distribution of the various types of syirkah in the discussion of permissible and non-allowable partnerships (syirkah). Broadly speaking, the Egyptian Fuqaha (the majority are Shafi'i and Maliki schools), divide syirkah into four types, namely: syirkah 'Inan, syirkah Abdan, syirkah Mufawwadhah and syirkah Wujuh.
Analisis Nikah Beda Agama dalam Perspektif Maqashid Syari’ah Ahmad Fauzi; Kemas Muhammad Gemilang; Darmawan Tia Indrajaya
Madania: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol 13, No 1 (2023): Madania
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jiik.v13i1.21663

Abstract

The marriage performed by the president's Special Staff is a marriage between a non-Muslim man and a Muslim woman. According to the scholars of the four madhhabs, this type of marriage is absolutely prohibited. Even though the majority of Indonesian people are Muslim. So this research was conducted in order to find out the reasons for the prohibition through the maqasid sharia approach. So that the reasons for the prohibition and the law of performing interfaith marriages can be known. This research is categorized as library research with qualitative analysis. The data collection technique is by analyzing references related to interfaith marriage and maqasid sharia. The data obtained through the publish or Perish application were 112 documents, but 12 articles were used. The results of this study are that interfaith marriage is not justified in Islam because it contradicts the five concepts of maqasid sharia; (1) maintenance of religion, namely religion which is a guide to human life, so what is more recommended in religion, it must be better for future life. (2) maintenance of the soul, because in principle they have different teachings and in the end the differences will produce conflicts in it. (3) maintenance of the intellect, namely the intellect that has been contaminated by the doctrines of lust (love), it will not be able to use its intellect properly. It will be easily seduced into misguidance (apostasy) because it does not use its mind and mind properly. (4) maintaining offspring, namely the offspring as the successor of the married couple. But how can the offspring be better who can carry out the mandate as the khalifah of Allah SWT if the marriage has religious differences. (5) maintenance of property, namely someone who marries a different religion then between them can not inherit each other.
PEMIKIRAN RAHMAH EL-YUNUSIAH DALAM PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA Ahmad Fauzi; Djefrin E. Hulawa; Alwizar Alwizar
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 6 (2025): JUNI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pemikiran Rahmah El Yunusiyah dalam bidang pendidikan Islam dan kontribusinya terhadap pengembangan pendidikan perempuan di Indonesia. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi pustaka, penelitian ini menggali secara mendalam ide-ide pendidikan yang dikembangkan oleh Rahmah El Yunusiyah, seorang tokoh perempuan reformis yang mendirikan Madrasah Diniyah Puteri di Padang Panjang. Rahmah berkeyakinan bahwa pendidikan merupakan hak setiap individu tanpa memandang jenis kelamin, serta bahwa perempuan memiliki peran strategis sebagai pendidik utama dalam keluarga dan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep pendidikan yang ditawarkan Rahmah bersifat holistik dan integratif, memadukan nilai-nilai keislaman dengan ilmu pengetahuan umum, keterampilan hidup, dan pembinaan karakter. Model pendidikan tritunggal (sekolah, asrama, masyarakat) yang ia terapkan memberikan landasan kuat bagi pembentukan kepribadian muslimah yang mandiri dan berdaya. Pemikirannya juga memengaruhi gerakan pendidikan perempuan di berbagai wilayah Indonesia, serta memperkuat posisi perempuan dalam ranah sosial dan keagamaan. Oleh karena itu, pemikiran Rahmah El Yunusiyah sangat relevan untuk dijadikan referensi dalam pembaruan sistem pendidikan Islam kontemporer.