Ruth Mayana Rumanti
1Departemen Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi Dan Ilmu Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia, Medan, Sumatera Utara, Indonesia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai Obat Luka Bakar pada Tikus Putih Jantan Tetty Noverita Khairani; Ruth Mayana Rumanti; Afri Manao
Jurnal Dunia Farmasi Vol 4, No 2 (2020): Edisi April
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v4i2.4628

Abstract

Pendahuluan: Kulit manggis (Garcinia mangostana L.) memiliki kandungan flavonoid berupa xanton yang memiliki efek anti inflamasi dengan memicu pembentukan kolagen yang berperan penting dalam pemeliharaan struktur dan penyembuhan luka. Adanya senyawa saponin, fenol dan tanin juga mampu mempercepat proses luka bakar pada tikus putih jantan. Tujuan: Untuk mengetahui efek daya sembuh formulasi sediaan krim kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) Sebagai obat luka bakar pada tikus putih jantan. Metode: Merupakan penelitian eksperimental dengan melihat tingkat penyembuhan luka bakar hingga hari ke 21. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa F0 (kontrol negatif) memiliki rerata persentase penyembuhan luka bakar 27%, F1 (krim ekstrak 5%) memiliki rerata persentase penyembuhan luka bakar 55%, F2 (krim ekstrak 10%) memiliki rerata persentase penyembuhan luka bakar 67%, F3 (krim ekstrak 15%) memiliki rerata persentase penyembuhan luka bakar 83%. Kesimpulan: Proses percepatan penyembuhan luka bakar pada hari ke 21 dihasilkan oleh krim ekstrak etanol F3 dimana hasil analisis data pengukuran diameter luka bakar dengan uji one way ANOVA menunjukan nilai signifikan p0,05 yaitu sebesar p=0,000 yang berarti bahwa terdapat perbedaan bermakna pada tiap kelompok perlakuan.
Penggunaan Obat Antiinflamasi Pada Penyakit Rheumatoid Arthritis Pada Pasien Rawat Jalan di RSUD Kotapinang Siti Netti Ritonga; Hafizhatul Abadi; Ruth Mayana Rumanti
Jurnal Dunia Farmasi Vol 3, No 3 (2019): Edisi Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v3i3.4485

Abstract

Pendahuluan;  Rheumatoid Artritis merupakan penyakit autoimun, penyakit ini ditandai dengan inflamasi sendi dan dapat berlangsung secara kronik. Penderita Rheumatoid Artritisakan mengalami gejala seperti nyeri, inflamasi, kekakuan sendi di pagi hari dan kesulitan bergerak. Penderita stadium lanjut akan mengalami gangguan aktivitas sehari-hari.Tujuan;untuk mengetahui bagaimana penggunaan obat anti inflamasi pada penyakit rheumatoid artritis pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah KotapinangMetode;Desain deskriptif dengan menggunakan metode retrospektif dan mengambil data melalui isntalasi rekam medik.Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan persentase, dengan kriteria inklusi semua obat antiinflamasi pada Rheumatoid Artritis dan kriteria eksklusi seluruh data rekam medik pasien Rheumatoid Artritis yang tidak lengkap.Hasil;Pasien yang paling banyak terkena penyakit Rheumatoid Artritis berjenis kelamin perempuan 23 orang (69,69%), berkisar pada usia 15-49 tahun (33,3%). Jenis obat yang paling banyak digunakan adalah obat generik, yaitu 35 obat (94,28%). Lama pemberian obat selama 14 hari yaitu pada obat meloxicam (22,85%). Dosis obat AINS yang paling banyak digunakan yaitu meloxicam pada dosis 2x7,5mg (25,71%). Sediaan obat yang digunakan yaitu tablet (100%) dengan penggunaan melalui oral.Kesimpulan;penggunaan obat anti inflamasi pada penyakit Rheumatoid Artritis pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Kotapinang tahun 2017 paling banyak terdapat pada pasien perempuan, usia 15-49 tahun, golongan obat yang paling banyak digunakan adalah golongan AINS yaitu meloxicam
Pembuatan Krim Anti Aging dari Ekstrak Etanol Daun Pagoda (Clerodendrum paniculatum L.) Ruth Mayana Rumanti; Khairani Fitri; Ratna Kumala; Leny Leny; Ihsanul Hafiz
Majalah Farmasetika Vol 7, No 4 (2022): Vol. 7, No. 4, Tahun 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v7i4.38491

Abstract

Proses penuaan merupakan proses fisiologi yang tidak terhindarkan dan akan dialami oleh setiap manusia. Penuaan/aging terjadi akibat adanya kerusakan sel yang disebabkan karena akumulasi radikal bebas seperti paparan sinar matahari, rokok dan polusi udara. Penelitian ini bertujuan memformulasikan ekstrak etanol daun pagoda dalam bentuk sediaan krim anti aging yang diuji aktivitasnya terhadap kulit siku tangan sukarelawan. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental. Penelitian meliputi pembuatan sediaan krim menggunakan ekstrak etanol daun pagoda dengan konsentrasi 2,5%, 5% dan 10%. Uji evaluasi sediaan yang dilakukan meliputi uji organoleptis, homogenitas, tipe emulsi, pH, stabilitas, daya sebar, viskositas, iritasi dan uji aktivitas anti aging menggunakan alat skin analyzer selama empat minggu. Parameter yang diukur meliputi kadar air, kehalusan, pori, noda dan keriput. Hasil penelitian menunjukkan sediaan krim ekstrak etanol daun pagoda memenuhi syarat uji organoleptik, homogenitas, tipe emulsi, pH, daya sebar, viskositas, dan tidak mengiritasi kulit. Sediaan krim ekstrak etanol daun pagoda dapat meningkatkan kadar air, kehalusan, mengecilkan pori, menghilangkan noda dan mengurangi keriput yang ditandai dengan hasil uji statistik menunjukkan hasil yang signifikan setelah empat minggu. Kesimpulan dari penelitian ini ekstrak etanol daun pagoda dapat diformulasikan dalam sediaan krim dan dikatakan tidak stabil setelah melewati uji stabilitas cycling test. Sediaan krim ekstrak etanol daun pagoda memiliki aktivitas anti aging pada kulit. Sediaan krim ekstrak etanol daun pagoda F3 (konsentrasi 10%) memiliki aktivitas anti aging yang terbaik.
Evaluasi dan Potensi Daya Hambat Gel Antiseptik Tangan Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.) terhadap Bakteri Patogen Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus epidermidis Ruth Mayana Rumanti; Sri Handayani; Tetty Noverita Khairani; Ihsanul Hafiz
Jurnal Pharmascience Vol 10, No 1 (2023): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v10i1.13490

Abstract

Penggunaan gel antiseptik tangan merupakan upaya untuk menghindari kontaminasi kulit dari bakteri patogen. Daun kemangi diketahui memiliki kandunganflavonoid, alkaloid, tanin, dan linalool yang efektif sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kestabilan dan daya hambat antibakteri gel antiseptik ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum sanctum L.) terhadap bakteri patogen di udara yaitu Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus epidermidis. Simplisia daun kemangi sebelumnya dikarakterisasi lalu diekstraksi secara perkolasi menggunakan etanol 96%. Ekstrak diformulasi menjadi sediaan gel antiseptik dan diuji kestabilannya dengan metode cycling test selama 6 siklus. Daya hambat antibakteri dengan metode difusi sumuran pada konsentrasi 1,5%; 3%; dan 4,5%. Data penelitian dianalisis secara statistik Uji One Way Anova. Hasil evaluasi kestabilan pada 6 siklus tidak ada perubahan yang signifikan pada pengujian organoleptis, viskositas, pH, daya sebar sementara pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus epidermidis dihambat pada konsentrasi 4,5% dengan diameter daerah hambat masing-masing sebesar 25,5 mm dan 26,6 mm termasuk kategori kuat. Kata Kunci: Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.), Gel Antiseptik Tangan, Potensi Daya Hambat, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus epidermidis The use of hand antiseptic gel is an effort to avoid skin contamination from pathogenic bacteria. Kemangi leaves are known contain flavonoids, alkaloids, tannins, and linalool which are effective as antibacterial. This study aims to determine the stability and antibacterial inhibition of the antiseptic gel of the ethanolic extract of Kemangi leaves (Ocimum sanctum L.) against pathogenic bacteria in the air, namely Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus epidermidis. The simplicia of kemangi leaves was previously characterized and then extracted by percolation using 96% ethanol. The extract was formulated into an antiseptic gel preparation and tested for stability by the cycling test method for 6 cycles. Inhibition of antibacterial by agar well diffusion method at concentrations of 1.5%, 3%, and 4.5%. The research data were statistically analyzed by the One Way Anova Test. The results of the stability evaluation at 6 cycles showed no significant changes in organoleptic testing, viscosity, pH, dispersion, while the growth of Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus epidermidis was inhibited at a concentration of 4.5% with a diameter of 25.5 mm and 26.6 mm respectively is included in the strong category.