Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA SOAL CERITA MATERI PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DI SMP NU 2 GRESIK Ma’rifatul Fadilah; Midjan Midjan
DIDAKTIKA Vol 25 No 1 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.083 KB) | DOI: 10.30587/didaktika.v25i1.695

Abstract

Peserta didik dalam memecahkan soal matematika memiliki cara yang berbedabedakarena setiap individu memiliki kemampuan matematika yang berbeda-beda pula.Masalah-masalah pada soal cerita yang berhubungan dengan matematika seringdijumpai pada situasi sehari-hari. Penyajian matematika dalam bentuk cerita merupakansalah satu fungsi matematika sebagai aktivitas manusia, karena dalam soal ceritaterdapat pengalaman-pengalaman peserta didik. Selain dilihat kemampuan dalammemecahkan soal cerita diperhatikan juga aspek perbedaan gaya belajar peserta didik,karena pada proses kegiatan pembelajaran di kelas banyak peserta didik yang terlibatdimana setiap peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan materidengan sejelas-jelasnya. Perbedan gaya belajar merupakan sebuah pendekatan yangmenjelaskan mengenai bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh olehmasing-masing individu untuk berkonsentrasi pada proses, dan menguasai informasiyang sulit dan baru melalui presepsi yang berbeda Grinder mengidentifikasikan 3 jenisgaya belajar, yaitu : gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik.Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untukmendeskripsikan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalahpeserta didik SMP NU 2 Gresik kelas VII A pada materi persamaan linier satuvariabel ditinjau dari gaya belajar.Hasil dari penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah meliputi: Pesertadidik visual mengerjakan soal sesuai dengan tahapan polya, saat menghitungmenggunakan prosedur tertentu dan jawaban benar. Peserta didik memahami elemennetral (0) tetapi tidak menuliskannya. Peserta didik auditorial mengerjakan soal sesuaidengan tahapan polya, tetapi setelah peserta didik melakukan tahap memeriksa kembalipemecahan justru membuat peserta didik ragu dalam memberikan kesimpulan akhir.Peserta didik kinestetik saat mengerjakan soal terkadang melewatkan beberapa prosestahapan Polya. Karena peserta didik lebih suka menggunakan cara praktis danmengabaikan persamaan matematikanya. Persamaan matematika tidak bermakna bagipeserta didik kinestetik.
KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT DI KELAS VII E MTs AL-IBROHIMI MANYAR GRESIK Danawatul Mursidah; Sri Uchtiawati; Midjan Midjan
DIDAKTIKA Vol 24 No 1 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.173 KB) | DOI: 10.30587/didaktika.v24i1.100

Abstract

Kemampuan representasi matematis merupakan hal yang selalu muncul ketikaseseorang mempelajari matematika karena kemampuan representasi dapat membantupeserta didik menjelaskan konsep atau ide dan memudahkan peserta didik untukmendapatkan strategi pemecahan dalam menjawab soal – soal matematika, namunbanyak peserta didik yang kurang memahami serta merepresentasi masalah yangberkaitan segiempat, salah satu faktor penyebab rendahnya kemampuan representasimatematis terletak pada penggunaan model pembelajaran yang belum tepat. Penelitianini untuk mendeskripsikan kemampuan representasi matematis peserta didik melaluimodel pembelajaran Think Talk Write(TTW) pada materi bangun datar segi empat dikelas VII E MTs Al – Ibrohimi Manyar Gresik.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek pada penelitian iniadalah seluruh peserta didik kelas VII-E MTs Al-Ibrohimi sebanyak 41 peserta didik.Metode yang digunakan adalah metode tes dan observasi. Instrumen yang digunakanadalah tes kemampuan representasi matematis dan lembar observasi.Dari hasil analisis data, kemampuan representasi matematis peserta didik kelas VIIE di MTs Al-Ibrohimi setelah melakukan pembelajaran dengan model TTW tergolongbaik dengan rata – rata prosentase sebesar 64,27%, berdasarkan observasi, persentaserata-rata aktifitas peserta didik pada seluruh pertemuan yang berada pada kategori aktifyaitu 54,1%, kategori cukup aktif yaitu 28,6%, dan kategori tidak aktif yaitu 17,3%.Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan model TTWpadamateri bangundatar segi empat tergolong baik dengan rata – rata 80,5.
KOMUNIKASI MATEMATISPESERTA DIDIK DITINJAU BERDASARKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DI KELAS XI MIA 5 SMAN 1 KEBOMAS Olivia Maghfiroh; Sarwo Edy; Midjan Midjan
DIDAKTIKA Vol 24 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.492 KB) | DOI: 10.30587/didaktika.v24i2.338

Abstract

Kemampuan komunikasi dan penalaran matematis merupakan dua hal yang pentingdalam pembelajaran matematika. Komunikasi matematis adalah kemampuan peserta didikdalam mengungkapkan ide atau gagasan secara tertulis melalui gambar, diagram, atau bendanyata dengan menggunakan bahasa, simbol, gambar, dll. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmendeskripsikan komunikasi matematis tulis peserta didik ditinjau berdasarkan tingkatkemampuan penalaran matematis tinggi, sedang, dan rendah.Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Subjek penelitian yang digunakanadalah 6 peserta didik kelas XI MIA 5 SMAN 1 Kebomas tahun pelajaran 2016/2017.Pengumpulan data menggunakan tes kemampuan penalaran matematis dan tes komunikasimatematis. Tes kemampuan penalaran matematis ini diberikan terlebih dahulu untukmenentukan kategori tingkat kemampuan penalaran matematisnya.Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi matematis tulis pesertadidik yang memiliki kemampuan penalaran matematis tinggi dalam menyelesaikan persoalanaplikasi integral pada daerah luas subjek HM adalah subjek dapat memberikan ide denganmenuliskan langkah-langkahnya menggunakan konsep aplikasi integral pada daerah luas secararuntut, jelas, dan sistematis sehingga menghasilkan jawaban yang benar tetapi pada aspekmenggambar subjek dapat menggambar kedua kurva yang diketahui dan tidak memperhatikantitik perpotongannya. Sedangkan pada subjek MAH dapat menuliskan ide yang sama dengansubjek HM tetapi subjek salah memfaktorkan batasnya. Peserta didik dengan kemampuanpenalaran matematis sedang pada subjek MDR juga dapat menuliskan ide yang sama dengansubjek HM tetapi terdapat kesalahan dalam menguadratkan salah satu sukunya. Sedangkan padasubjek RA ide yang dituliskan sama dengan subjek HM tetapi terdapat kesalahan dalammenyederhanakan pecahan di akhir jawabannya. Peserta didik dengan kemampuan penalaranmatematis rendah pada subjek MTFW adalah subjek menuliskan konsep tidak sesuai denganaplikasi integral tetapi menggunakan konsep lain yaitu rumus volume balok. Sedangkan padasubjek NALR, subjek menuliskan langkah-langkahnya menggunakan konsep integral namunterdapat banyak kesalahan dalam menuliskan model matematikanya.
REPRESENTASI MATEMATIS PESERTA DIDIK MENURUT PANDANGAN BRUNER DALAM MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA DAN JENIS KELAMIN Bony Fattah; Irwani Zawawi; Midjan Midjan
DIDAKTIKA Vol 24 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.404 KB) | DOI: 10.30587/didaktika.v24i2.333

Abstract

Representasi matematis sangat dibutuhkan oleh peserta didik agar dapat dengan mudahmenyampaikan ide-ide dan gagasan dengan menginterpretasikan pemikiran terhadap suatumasalah matematika. Dalam teori perkembangan kognitif, Bruner membedakan representasiatas enactive, iconic dan symbolic. Representasi matematis dapat dilatih dan dikembangkanmelalui kebiasaan menyelesikan soal-soal geometri. Selain itu representasi matematis eratkaitannya dengan kemampuan matematika dan jenis kelamin. Sehingga tujuan penelitian iniadalah untuk mendeskripsikan representasi matematis peserta didik menurut pandangan Brunerdalam menyelesaika soal geometri ditinjau dari kemampuan matematika (tinggi, sedang, danrendah) dan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan) di SMPN 1 Duduk SampeyanPenelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah 6peserta didik kelas VIII-H SMPN 1 Duduk Sampeyan. Metode pengumpulan data yangdigunakan adalah metode tes dan wawancara. Instrument yang digunakan dalam penelitian iniadalah tes kemampuan matematika, tes representasi matematis, dan pedoman wawancara.Dari hasil analisis data, representasi matematis peserta didik laki-laki yang memilikikemampuan matematika tinggi dapat memenuhi ketiga indikator representasi matematis, pesertadidik laki-laki yang memiliki kemampuan matematika sedang dapat memenuhi ketiga indikatorrepresentasi matematis, sedangkan peserta didik laki-laki yang memiliki kemampuanmatematika rendah hanya dapat memenuhi dua indikator representasi matematis. Representasimatematis peserta didik perempuan yang memiliki kemampuan matematika tinggi dapatmemenuhi ketiga indikator representasi matematis, peserta didik perempuan yang memilikikemampuan matematika sedang dapat memenuhi dua indikator representasi matematis,sedangkan peserta didik perempuan yang memiliki kemampuan matematika rendah tidak dapatmemenuhi ketiga indikator representasi matematis.
TINGKAT PEMAHAMAN PERSAMAAN DIFFERENTIAL MERUJUK PADA TINGKAT PEMAHAMAN GEOMETRI DERAJAT v HIELE Midjan Midjan
DIDAKTIKA Vol 22 No 2 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (929.623 KB)

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan hasil tingkat pemahaman mata kuliah PersamaanDiffrential berdasarkan pada tingkat pemahaman geometri derajat v Hiele, yangbersesuaian dengan pola tingkat pemahaman konsep Geometri ruang, Geometri Analit,dan Media Pembelajaran Matematik, pada penelitian pendahuluan di UMG Gresik.Instrumen tes merupakan konversi terjemahan yang berasal dari tes geometri v Hielekonstruksi CDASSG (Usiskin dan Wilson,1990) menjadi tes persamaan diffrential yangterdiri dari 25 butir soal multiple choise dengan 5 foil setiap butir dan 5 butir setiap tingkatyang diadministrasikan kepada 42 mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika UnmuhGresik dengan hasil sebagai berikut: 14, 10, 6, 3, 1, atau 33,33%; 23,81%; 14,28%;7,14%, 2,38 % responden masing-masing pada tingkat: Visualisasi, Analisis, Deduksi-Informasi, Deduksi, dan Rigor, dan 8 mahasiswa atau 19,04 % responden tidakterklasifikasi pada derajat v Hiele. Tingkat ini bersesuaian dengan tingkat pemahamanpada mata kuliah Geometri ruang, Geometri Analit, dan Media Pembelajaran Matematik,dengan hasil: 10, 8, 5, 3, 0, kemudian 12, 8, 5, 2, 1 dan 10, 8, 6, 2, 1 atau 31,25%; 25%;15,62%; 9,38%, 0 % , kemudian 37, 5%; 25%; 15,62%; 6,25%, 3,125 % 31,25%; 25%;18,78%; 6,25%, 3,125 % dan sebanyak 6, 4 dan 5 atau 18,78%, 12,5% dan 15,625%responden yang tidak terklasifikasi dalam derajat v Hiele, yang dalam proses pembelajaranmemang tampak tidak mampu memahami konsep ke empat mata kuliah tersebut.Penelitian ini, dapat diklasifikasi berdasarkan pemetaan berbantuan diagram Venn dengan4 (empat) himpunan induk dalam semesta Sik.