Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Penerapan Penjaminan Mutu Pendidikan pada Sekolah Menengah Atas berstandar Internasional Sri Uchtiawati; Irwani Zawawi
Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Vol. 2 No. 1 (2014): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.134 KB) | DOI: 10.22219/jkpp.v2i1.1735

Abstract

Sri Uchtiawati 1, Irwani Zawawi 2Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Gresike-mail:1. sri.uchtiawati@gmail.com;2. irwanizawawi@ymail.comAbstract:This research focuses on the enactment of Operational Procedures Standards (SOP) to be able to provide certainty in implementing education system in International standardized Senior High Schools. Based on the Government Regulation 19 of 2005, formal and non-formal education units required to perform quality assurance. These provisions can be implemented in the mechanism of action. Operational Procedures Standard is a system that shows how policy makers based on applied standards to this school carry out the plot. Operational Procedures Standard becomes a measure of the objective achievement. International Standard School (SBI) is a high school level, which must be able to produce qualified and competitive graduates both in domestic and overseas. International Standard School, which is studied, has established 'quality' under the provisions of the National Education Standards Board. However, the mechanism of quality achievement has not based on the clear model. This research was conducted with field studies and documentation, which then can be determined Operational Procedures Standards 'model' for International Standard School. The specification of mechanism includes Content Standards/ Curriculum, Standards of Learning Process, Graduates Competence Standards, Standards of Teachers and Education Personnel, Infrastructure Standards, Management Standards, Financing Standards, Educational Assessment Standards. Based on this standard, then, conceptual procedure is defined, which is a step of logical instructions towards the desired process. As a follow-up, a trial is conducted to achieve the objectives efficiently and effectively. Operational Procedures Standard is equipped with description, a manual procedures and work instructions, then, evaluated so it becomes continuous quality improvementKeywords: quality assurance, Standard Operating ProcedureAbstrak:Penelitian ini menitik beratkan pada pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk dapat memberikan kepastian dalam melaksanakan sistem pendidikan disekolah menengah atas berstandar internasional. Berdasarkan PP 19 tahun 2005, satuan pendidikan jalur formal dan non formal wajib melakukan penjaminan mutu. Ketentuan itu dapat dilakukan dalam bentuk mekanisme kerja. SOP merupakan suatu sistem yang menunjukkan bagaimana alur yang dilakukan oleh pembuat kebijakan berdasarkan standar yang diterapkan pada sekolah tersebut. SOP ini menjadi ukuran pencapaian tujuan. Sekolah Berstandar Internasional (SBI), merupakan jenjang sekolah menengah atas yang harus mampu menghasilkan lulusan yang bermutu, dan berdaya saing baik dalam negeri, maupun antar negara. SBI yang diteliti telah menetapkan ‘mutu’ berdasarkan ketentuan dari BSNP. Tetapi mekanisme pencapaian mutu masih belum didasarkan pada model yang jelas. Penelitian ini dilakukan dengan studi lapangan dan dokumentasi, yang kemudian dapat ditentukan ‘model’ SOP bagi SBI. Mekanisme yang ditentukan, meliputi: Standar Isi/Kurikulum, Standar Proses Pembelajaran, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, Standar Penilaian Pendidikan. Berdasarkan standar ini kemudian ditetapkan konseptual prosedur yang merupakan langkah sejumlah instruksi logis untuk menuju proses yang dikehendaki. Sebagai tindak lanjut dilakukan uji coba untuk mencapai tujuan secara efesien dan efektif. SOP dilengkapi dengan deskripsi berupa manual prosedur dan instruksi kerja, kemudian dievaluasi sehingga menjadi peningkatan mutu berkelanjutan.Kata kunci: penjaminan mutu, Standar Operasional Prosedur.
KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI LINGKARAN MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 KEBOMAS Dian Rusiana; Sri Uchtiawati; Nur Fauziyah
DIDAKTIKA Vol 24 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.94 KB) | DOI: 10.30587/didaktika.v24i2.334

Abstract

Kemampuan koneksi matematika erat kaitannya dengan kemampuan peserta didik dalammenyelesaikan masalah matematika. Melalui kegiatan menyelesaikan masalah matematikapeserta didik akan berusaha mencari konsep-konsep matematika yang memiliki keterkaitandengan masalah yang dihadapi, kemudian menghubungkan konsep-konsep tersebut untukmenyelesaikannya. Salah satu pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih danmeningkatkan kemampuan koneksi matematika peserta didik adalah pembelajaran inkuiriterbimbing. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan koneksimatematika peserta didik berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah dalam menyelesaikanmasalah matematika pada materi lingkaran melalui pembelajaran inkuiri terbimbing di KelasVIII SMP Muhammadiyah 4 Kebomas.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek pada penelitian iniadalah seluruh peserta didik kelas VIII-A SMP Muhammadiyah 4 Kebomas sebanyak 23peserta didik. Metode yang digunakan adalah metode tes dan wawancara. Instrumen yangdigunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan matematika, tes kemampuan koneksimatematika, lembar validasi soal, dan pedoman wawancara.Dari hasil analisis data, kemampuan koneksi matematika peserta didik yangberkemampuan tinggi termasuk kriteria baik dalam menyelesaikan masalah matematika padamateri lingkaran melalui pembelajaran inkuiri terbimbing dengan rata-rata sebesar 68,06% danbaik dalam memenuhi ketiga indikator kemampuan koneksi matematika. Kemampuan koneksimatematika peserta didik yang berkemampuan sedang termasuk kriteria cukup baik dalammenyelesaikan masalah matematika pada materi lingkaran melalui pembelajaran inkuiriterbimbing dengan rata-rata sebesar 42,89% dan kurang dalam memenuhi indikator koneksiantar topik matematika. Kemampuan koneksi matematika peserta didik yang berkemampuanrendah termasuk kriteria sangat kurang dalam menyelesaikan masalah matematika pada materilingkaran melalui pembelajaran inkuiri terbimbing dengan rata-rata sebesar 15,28 dan sangatkurang dalam memenuhi ketiga indikator kemampuan koneksi matematika.
ANALISIS KEMANDIRIAN DAN TANGGUNG JAWAB DALAM PENERAPAN MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN admin admin; Sri Uchtiawati; Sarwo Edy; ZAINUL MA'ARIF
DIDAKTIKA Vol 21 No 1 (2014)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.708 KB)

Abstract

Tujuan penulisan artikel ini untuk mendeskripsikan hasil pembelajaran yang memfokuskan pada kemampuan bertanggung jawab dan kemandirian bagi mahasiswa pada mata kuliah Metodologi Penelitian, yang dilakukan oleh mahasiswa dalam proses pembelajaran melalui analisis permasalahan dan kajian literatur sebagai dasar teori, dan mekanisme proses pembelajaran melalui kooperatif, yang dilakukan oleh mahasiswa prodi pendidikan matematika semester 6. Pencapaian tujuan ini dilakukanmelalui Lesson study.Pembelajaran yang dilakukan secara kooperatif, memberikan potensi untuk meningkatkan kemampuan bertanggung jawab, serta kemandirian, yang dilakukan melalui pembuatan makalah, yang mengkaji permasalahan dan pendalaman teori matakuliah metodologi penelitian di semester genap tahun 2013/2014. Kegiatannya meliputi kajian tentang Variabel, hipotesis, eksperimen, Ex post Facto, dengan kegiatan yang dilakukan secara mandiri dan berkelompok, dan selanjutnya mempresentasikan hasil dan kemudian di evaluasi. Kegiatan ini berlangsung dalam 4 (empat) siklus pada satu semester.yang masing-masing siklus meliputi Plan, Do, See.Pada kegiatan Plan, pada kegiatan Do mahasiswa melaksanakan proses pembelajaran bersama dosen model dan diobservasi oleh 2 orang dosen yang tergabung dalam Tim. Pada akhir pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan See, yang merupakan kegiatan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan dipimpin oleh moderator, dan memberikan kesempatan pertama pada dosen model, sedangkan hasil pembahasan dipergunakan untuk memperbaiki Satuan Acara Perkuliahan pada plan dan dilakukan do pada siklus berikutnya.Data tentang temuan aktivitas dalam pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa setelah dianalisis menunjukkan bahwa ada peningkatan ‘tanggung jawab dan kemandirian’ pada mahasiswa terhadap mata kuliah Metodologi Penelitian yang didasarkan pendekatan pembelajaran kooperatif dengan diskusi dan presentasi, melalui Lessonstudy, mahasiswa bersemangat untuk belajar, kemandirian mahasiswa dapat dikembangkan dengan mememberikan tugas terstruktur, tanggung jawab yang dikembangkan nanpak pada saat presentasi makalah, dilakukan evaluasi untuk merngukur kemampuan penguasaan materi, dilakukan motivasi untuk membaca literatur.
PENERAPAN DISCOVERY LEARNING DENGAN STRATEGI REACT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI-B SMA PLUS AR-RAHMAT BOJONEGORO MATERI POLINOMIAL Ahmad Hasan Saifurrisal; Suyoto Suyoto; Sri Uchtiawati; Nur Fauziyah
DIDAKTIKA Vol 26 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.494 KB) | DOI: 10.30587/didaktika.v27i1.2107

Abstract

Hasil pengamatan yang dilakukan di kelas XI-B SMA Plus Ar-Rahmat Bojonegoro menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik mengalami kesulitan pada materi polinomial. Kesulitan yang dialami peserta didik diduga karena guru lebih sering mengajar dengan model pembelajaran ekspositori sehingga peserta didik kurang aktif dalam proses belajar mengajar dan menyebabkan hasil belajar peserta didik kurang maksimal. Maka, perlu diterapkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik, yaitu discovery learning dengan strategi REACT. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran discovery learning dengan strategi REACT yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas XI-B SMA Plus ArRahmat Bojonegoro materi polinomial. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Data penelitian berupa daftar nilai peserta didik pada tes di tiap akhir siklus dan data hasil observasi yang didapatkan dari observer. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, angket, lembar penilaian aktivitas peserta didik, tes, catatan lapangan, dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil analisis tersebut, diperoleh dua kesimpulan sebagai berikut. Pertama, bahwa penerapan discovery learning dengan strategi REACT pada materi polinomial yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas XI-B SMA Plus Ar-Rahmat Bojonegoro memiliki langkah-langkah: 1) guru memberikan apersepsi dan motivasi; 2) menerapkan discovery learning dengan strategi REACT dengan tahapan: stimulation, problem statement, data collection, data processing, dan verification; 3) peserta didikmengomunikasikan hasil diskusi kelompok kemudian bersama-sama guru membuat kesimpulan. Kedua, bahwa pembelajaran dengan discovery learning dengan strategi REACT meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didikkelas XI-B SMA Plus Ar-Rahmat Bojonegoro. Skor rata-rata aktivitas peserta didik pada siklus I sebesar 27,5 dengan kategori baik, tetapi masih ada poin pengamatan yang bernilai 2. Skor rata-rata aktivitas peserta didik pada siklus II sebesar 35,5 dengan kategori sangat baik, dan setiap poin pengamatan mencapai minimal nilai 3. Hasil tes peserta didik pada siklus I menunjukkan bahwa 60% peserta didik yang memperoleh nilai mencapai KKM dengan rata-rata hasil tes yang diperoleh adalah sebesar 78,25. Hasil tes peserta didik pada siklus II menunjukkan bahwa 90% peserta didik yang memperoleh nilai mencapai KKM dengan rata-rata hasil tes yang diperoleh adalah sebesar 85,45.
PENGARUH EVALUASI MUTU INTERNAL (EMI) LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN (LPTK) TERHADAP TINGKAT KEPUASAN STAKEHOLDERS PADA LAYANAN JASA PERGURUAN TINGGI (STUDI ANALISIS PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA DI KABUPATEN GRESIK) Sri Uchtiawati; Irwani Zawawi
DIDAKTIKA Vol 22 No 1 (2015)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.459 KB)

Abstract

Hasil penelitian ini mengungkapkan tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi, yang merupakan suatu tolok ukur terhadap kepuasan stakeholders. Untuk itu, maka tuntutan yang harus dipenuhi adalah bagaimana pengelola dapat melakukan layanan dengan memenuhi standar mutu yang ditetapkan, kemudian dianalisis untuk mengetahui pencapaian kinerja masing-masing prodi kependidikan; dan dari pencapaian kinerja ini bisa direncanakan implementasi program pengembangan. Pedoman Pengisian Evaluasi Mutu Internal Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (EMI-LPTK) ini disusun untuk melengkapi (1) Alat Evaluasi Mutu Internal Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, (2) Rubrik Alat Evaluasi Mutu Internal Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, serta (3) Pedoman Pemanfaatan Data Evaluasi Mutu Internal.Metode Penelitian ini dilakukan dengan studi lapangan dan dokumentasi dimanahasil Evaluasi Mutu Internal (EMI) dikorelasikan dengan kepuasan mahasiswa selaku stakeholder. Hasil Penelitian membuktikan bahwa hasil Evaluasi Mutu Internal (EMI) yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi di Kabupaten Gresik/LPTK , setelah dilakukan dianalisis, adalah: Capaian Standar Evaluasi Mutu Internal (EMI) yang paling berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Gresik adalah Standar Isi (X ) dengan koefisien regresi b = 0,148 dengan 1 1 koefisien korelasi R = 0,220. Capaian Standar EMI yang paling berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris adalah Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (X ) dengan koefisien regresi b = 0,045 dengan koefisien korelasi R = 0,122. Capaian Standar EMI yang paling berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Matematika dan Bahasa Inggris adalah Standar Kompetensi Lulusan (X ) dengan koefisien regresi b = 0,076 dengan koefisien korelasi R = 0,186. Sedangkan secara keseluruhan pengaruh capaian nilai standar EMI terhadap kepuasan mahasiswa Fakulktas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Gresik didapat bahwa terdapat pengaruh antara Capaian Standar EMI (X) Terhadap Kepuasan Mahasiswa (Y).Untuk Kepuasan layanan Jasa Perguruan Tinggi dalam lingkup Departemen Agama, kepuasan layanan jasa pendidikan yang paling dirasakan adalah: bentuk jaminan (assurance) (X ), yang berupa kesopanan dan keramahtamahan personel dalam memberikan pelayanan, sedangkan layanan jasa yang masih kurang dirasakan mahasiswa adalah masih kurangnya kemampuan pihak perguruan tinggi dalam memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan (reliability) (X ),terutama mekanisme (cara kerja) pelayanan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam mengelola Jasa pendidikan tinggi, seyogyanya dilakukan Evaluasi Mutu Internal (EMI), dan untuk kepuasan layananjasa yang diharapkan oleh stakeholders, maka alur untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan pengelolaan Perguruan Tinggi, ditetapkan melalui Standar Operasional Prosedur (SOP).
KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT DI KELAS VII E MTs AL-IBROHIMI MANYAR GRESIK Danawatul Mursidah; Sri Uchtiawati; Midjan Midjan
DIDAKTIKA Vol 24 No 1 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.173 KB) | DOI: 10.30587/didaktika.v24i1.100

Abstract

Kemampuan representasi matematis merupakan hal yang selalu muncul ketikaseseorang mempelajari matematika karena kemampuan representasi dapat membantupeserta didik menjelaskan konsep atau ide dan memudahkan peserta didik untukmendapatkan strategi pemecahan dalam menjawab soal – soal matematika, namunbanyak peserta didik yang kurang memahami serta merepresentasi masalah yangberkaitan segiempat, salah satu faktor penyebab rendahnya kemampuan representasimatematis terletak pada penggunaan model pembelajaran yang belum tepat. Penelitianini untuk mendeskripsikan kemampuan representasi matematis peserta didik melaluimodel pembelajaran Think Talk Write(TTW) pada materi bangun datar segi empat dikelas VII E MTs Al – Ibrohimi Manyar Gresik.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek pada penelitian iniadalah seluruh peserta didik kelas VII-E MTs Al-Ibrohimi sebanyak 41 peserta didik.Metode yang digunakan adalah metode tes dan observasi. Instrumen yang digunakanadalah tes kemampuan representasi matematis dan lembar observasi.Dari hasil analisis data, kemampuan representasi matematis peserta didik kelas VIIE di MTs Al-Ibrohimi setelah melakukan pembelajaran dengan model TTW tergolongbaik dengan rata – rata prosentase sebesar 64,27%, berdasarkan observasi, persentaserata-rata aktifitas peserta didik pada seluruh pertemuan yang berada pada kategori aktifyaitu 54,1%, kategori cukup aktif yaitu 28,6%, dan kategori tidak aktif yaitu 17,3%.Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan model TTWpadamateri bangundatar segi empat tergolong baik dengan rata – rata 80,5.
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PADA PERGURUAN TINGGI DI JAWA TIMUR admin admin; Sri Uchtiawati
DIDAKTIKA Vol 18 No 2 (2012)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.066 KB) | DOI: 10.30587/didaktika.v18i2.30

Abstract

In order to lead the worldwide human resources rivalry, Education in Indonesia should be able to increase its quality through Q A. The study focuses on efforts to prepare the implementation of Q A through accreditation and internal Quality Assurance because quality is a needed by education society. Therefore, in order to avoid fake value (just a “symbol” quality), education organizer needs comprehensive preparation for the true quality. Internal quality assurance implemented by the observed universities is to determine models suited with the condition of each setting so that they have different ways of implementation. The main goal of the internal quality assurance is to guarantee the quality of the higher education management by optimizing efforts to achieve quality standard. The implementation of this internal quality assurance usually relates to the visions and missions of theuniversity.
PENGARUH TEKNIK SCAFFOLDING TERHADAP KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKADI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 4 KEBOMAS Putri Kholifa; Sri Uchtiawati; Fatimatul Khikmiyah
DIDAKTIKA Vol 24 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/didaktika.v24i2.340

Abstract

Di dalam proses pembelajaran, masih banyak ditemukan peserta didik yang mengalamikesulitan dalam menyelesaikan masalah matematika. Salah satu teknik pembelajaran yang dapatmembantu mengatasi kesulitan peserta didik dalam menyelesaikan masalah matematika adalahteknik pembelajaran scaffolding. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah adapengaruh Teknik Scaffolding terhadap kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalahmatematika di kelas VII SMP Muhammadiyah 4 Kebomas.Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan desain penelitian Posttest-Only ControlDesign yaitu membandingkan nilai posttest kelas eksperimen dengan nilai posttest kelaskontrol untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh teknik scaffolding terhadap kemampuanpeserta didik dalam memecahkan masalah matematika di kelas VII SMP Muhammadiyah 4Kebomas. Subjek pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII SMPMuhammadiyah 4 Kebomas yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas VII A yang terdiri dari 30peserta didik dan kelas VII B yang terdiri dari 29 peserta didik. instrumen penelitian yangdigunakan yaitu tes kemampuan pemecahan masalah matematika berbentuk soal uraian.Berdasarkan analisis data menggunakan uji t dua sampel independen (Independent Sample tTest) diperoleh nilai sig = 0,033 < 0,05 , maka H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan nilaiposttest kelas eksperimen lebih besar dari pada nilai posttest kelas kontrol, artinya ada pengaruhteknik scaffolding terhadap kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah matematikadi kelas VII SMP Muhammadiyah 4 Kebomas.
Tanggung Jawab Dan Kemandirian Dalam Pembelajaran Melalui Analisis Landasan Pendidikan Dengan Pendekatan Kooperatif admin admin; Sri Uchtiawati
DIDAKTIKA Vol 20 No 2 (2014)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.362 KB)

Abstract

Artikel ini ditulis dengan tujuan untuk mendeskripsikan hasil pembelajaran yangmemfokuskan pada kemampuan bertanggung jawab dan kemandirian bagi mahasiswa terhadappenerapan landasan pendidikan, yang dilakukan oleh mahasiswa melalui analisis peristiwa danobservasi di sekolah, dengan mekanisme proses pembelajaran kooperatif pada mahasiswa prodipendidikan matematika semester I. Pencapaian tujuan ini dilakukan melalui Lesson study.Pada penelitian ini didasarkan atas pelaksanaan Lesson study dengan ketrampilan kooperatifuntuk meningkatkan kemampuan bertanggung jawab terhadap permasalahan 'pendidikan', padamatakuliah landasan pendidikan di semester genap tahun 2012/2013. Kegiatannya meliputipenentuan masalah, analisis maasalah, pada penerapan materi tujuan pendidikan, sistempendidikan, jenjang pendidikan dan subyek pendidikan.yang dilakukan melalui observasi,pengamatan slide dan kajian literatur serta gagasan ide untuk menumbuhkan rasa tanggung jawabdan kemandirian, dengan kegiatan yang dilakukan secara mandiri dan berkelompok, dan selanjutnyamempresentasikan hasil dan kemudian di evaluasi. Hasil penelitian ini berdasarkan Kegiatan iniberlangsung dalam 4 (empat) siklus pada satu semester.yang masing-masing siklus meliputi Plan, Do,See.Pada kegiatan Plan, ini dosen membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (SAP) secarapribadi yang berisikan tentang rencana kegiatan pembelajaran secara sistematis, kemudian dibahassecara bersama-sama dengan dosen yang tergabung dalam tim dosen model yang berjumlah 4 orang.Pada kegiatan Do mahasiswa melaksanakan proses pembelajaran bersama dosen model dandiobservasi oleh 4 orang dosen yang tergabung dalam Tim, pada pembuatan perencanaan ini adapenyempurnaan setelah diterapkan, dan pada akhir pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan See,yang merupakan kegiatan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan dipimpinoleh dosen model dan ditetapkan adanya moderator, sedangkan hasil pembahasan dipergunakanuntuk memperbaiki Satuan Acara Perkuliahan pada plan dan dilakukan do pada siklus berikutnya.Data tentang temuan aktivitas dalam pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa setelah dianalisismenunjukkan bahwa ada peningkatan 'tanggung jawab dan kemandirian' pada mahasiswa terhadapkajian Landasan Pendidikan yang didasarkan studi kooperatif, pada siklus pertama, yakni sudahberkisar 60% mahasiswa berpendapat dengan didasarkan pada argumen sendiri, sedangkan untuk dokedua meningkat pada segi tanggung jawab, ketika menganalisis permasalahan yang dikemukakanoleh dosen model, tetapi kemandirian belum mengalami perubahan, pada do ketiga dengan modelpembelajaran yang menekankan pada kemandirian, maka keberanian mengemukakan pendapatsecara secara pribadi dan bertanggung jawab didominasi oleh peserta pembelajaran, dan berlanjutpada do keempat. Dengan demikian dapat disimpulkan Tanggung jawab dan Kemandirian dapatdilakukan berdasarkan studi kooperatif dengan melakukan analisis permasalahan dan kajian teoridalam mata kuliah Landasan Pendidikan.
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT MENGGUNAKAN MEDIA POTAKA PESERTA DIDIK KELAS V SDN DERMO Nur Halimatus Sa'diyah; Sri Uchtiawati; Arissona Dia Indah Sari
JUSEDA Vol 4 No 1 (2020): JTIEE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/jtiee.v4i1.1511

Abstract

This type of research uses classroom action research. Consists of 2 cycles, namely: planning, implementation, observation and reflection. The subject chosen by the researcher is the fifth grade student of SDN Dermo-Benjeng-Gresik, the academic year 2018/2019 which amounts to 15 students. The results of this study showed that in the first cycle 1 the observation of the activities of students averaged 51,43% and in the second cycle II became 75,33%. While the results of the concept understanding test in the first cycle I the classical average value of 53% and in the second cycle II the average value was 80%. In the crease occurred because of improvement in the second cycle II by making learning more interesting. Based on the results of the study it can be concluded that using the cooperative type TGT models and POTAKA media can improve the understanding of concepts on mathematics subjects in class V SDN Dermo integer material.