Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Skrining Aktivitas Anti Tuberkulosis Tumbuhan Obat Riset Tumbuhan Obat dan Jamu 2012 Galuh Ratnawati; Nita Supriyati
Jurnal Jamu Indonesia Vol. 4 No. 2 (2019): Jurnal Jamu Indonesia
Publisher : Tropical Biopharmaca Research Center, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1199.493 KB) | DOI: 10.29244/jji.v4i2.130

Abstract

Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit menular penting di dunia dan ditetapkan sebagai global emergency oleh World Health Organization (WHO). Indonesia menjadi salah satu negara dengan insidensi tuberkulosis tertinggi di dunia, yaitu peringkat kedua setelah India pada tahun 2015 dengan jumlah penderita mencapai 1.020.000 jiwa. Penelitian Ristoja 2012 telah menghasilkan data yang besar terkait tanaman obat dan manfaatnya untuk beberapa gejala penyakit. Data hasil Ristoja memuat daftar tumbuhan dan khasiatnya, salah satunya adalah untuk pengobatan tuberkulosis. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan tumbuhan obat yang memiliki potensi anti tuberkulosis berdasarkan data Penelitian Ristoja 2012. Penelitian menggunakan 29 sampel tumbuhan tunggal dan 15 ramuan yang dari data Ristoja 2012 merupakan tumbuhan untuk TBC berdasarkan informasi penyehat tradisonal. Uji kepekaan dilakukan menggunakan metode proporsi agar pada media LJ Modified Agar. Sampel tumbuhan yang telah berbentuk simplisia diserbuk selanjutnya dibuat dalam bentuk infusa dan ekstrak air. Selanjutnya infusa dan ekstrak air diujikan menggunakan kultur bakteri MTB H37Rv konsentrasi 106 cfu/ ml pada media LJ Modified Agar selama 3 minggu berdasarkan metode yang digunakan Laboratorium TB FK UGM. Konsentrasi infusa dan ekstrak air yang digunakan adalah 50 mg/ ml dan 25 mg/ ml. Hasil menunjukkan pada dosis 50 mg/ ml sebanyak 9 ekstrak tunggal, antara lain Blumea balsamifera, Clausena excavata, Pluchea indica; dan dosis 25 mg/ ml sebanyak 2 ekstrak tunggal yaitu Angiopteris evecta dan Arenga pinnata serta 1 infusa 5% tanaman tunggal yaitu Caesalpinia sappan L. menghambat pertumbuhan bakteri. Dan pada dosis 50 mg/ ml sebanyak satu infus ramuan dan dosis 25 mg/ ml sebanyak dua ekstrak ramuan.
PENGARUH CARA EKSTRAKSI TERHADAP KADAR SARI DAN KADAR SYLIMARIN DALAM BIJI Silybum marianum (L.) GAERTN. Nita Supriyati; Ika Yanti M. Sholikhah
Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik Prosiding Seminar Nasional "Peranan dan Kontribusi Herbal dalam Terapi Penyakit Degeneratif"
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.17 KB) | DOI: 10.31942/jiffk.v0i0.386

Abstract

Silybum marianum (L.) Gaertn.atau dikenal dengan nama milk thistle digunakan dalam pengobatan hepatitis kronik dan akut serta sirosis yang disebabkan alkohol, obat-obatan maupun racun. Komponen aktif yang terdapat dalam marianum adalah silymarin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara ekstraksi yang tepat dari biji marianum dengan berbagai metode ekstraksi sederhana. Serbuk biji marianum diekstraksi dengan cara seduh, maserasi, infusa, dan dekokta dengan pelarut air kemudian dihitung kadar sari dan kadar silymarin. Dari hasil penelitian diketahui bahwa cara ekstraksi tidak berpengaruh terhadap kadar sari yang diperoleh, namun berpengaruh terhadap kadar silymarin dari ekstrak biji marianum (L.) Gaertn. Kadar silymarin tertinggi diperoleh dengan cara dekokta yaitu 0,44 ± 0,05%. Kata kunci : Silybum marianum (L.) Gaertn, cara ekstraksi, silymarin, kadar sari.
Skrining Aktivitas Anti Tuberkulosis Tumbuhan Obat Riset Tumbuhan Obat dan Jamu 2012 Ratnawati, Galuh; Supriyati, Nita
Jurnal Jamu Indonesia Vol. 4 No. 2 (2019): Jurnal Jamu Indonesia
Publisher : Tropical Biopharmaca Research Center, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jji.v4i2.130

Abstract

Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit menular penting di dunia dan ditetapkan sebagai global emergency oleh World Health Organization (WHO). Indonesia menjadi salah satu negara dengan insidensi tuberkulosis tertinggi di dunia, yaitu peringkat kedua setelah India pada tahun 2015 dengan jumlah penderita mencapai 1.020.000 jiwa. Penelitian Ristoja 2012 telah menghasilkan data yang besar terkait tanaman obat dan manfaatnya untuk beberapa gejala penyakit. Data hasil Ristoja memuat daftar tumbuhan dan khasiatnya, salah satunya adalah untuk pengobatan tuberkulosis. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan tumbuhan obat yang memiliki potensi anti tuberkulosis berdasarkan data Penelitian Ristoja 2012. Penelitian menggunakan 29 sampel tumbuhan tunggal dan 15 ramuan yang dari data Ristoja 2012 merupakan tumbuhan untuk TBC berdasarkan informasi penyehat tradisonal. Uji kepekaan dilakukan menggunakan metode proporsi agar pada media LJ Modified Agar. Sampel tumbuhan yang telah berbentuk simplisia diserbuk selanjutnya dibuat dalam bentuk infusa dan ekstrak air. Selanjutnya infusa dan ekstrak air diujikan menggunakan kultur bakteri MTB H37Rv konsentrasi 106 cfu/ ml pada media LJ Modified Agar selama 3 minggu berdasarkan metode yang digunakan Laboratorium TB FK UGM. Konsentrasi infusa dan ekstrak air yang digunakan adalah 50 mg/ ml dan 25 mg/ ml. Hasil menunjukkan pada dosis 50 mg/ ml sebanyak 9 ekstrak tunggal, antara lain Blumea balsamifera, Clausena excavata, Pluchea indica; dan dosis 25 mg/ ml sebanyak 2 ekstrak tunggal yaitu Angiopteris evecta dan Arenga pinnata serta 1 infusa 5% tanaman tunggal yaitu Caesalpinia sappan L. menghambat pertumbuhan bakteri. Dan pada dosis 50 mg/ ml sebanyak satu infus ramuan dan dosis 25 mg/ ml sebanyak dua ekstrak ramuan.