T. N. Saifullah Sulaiman
Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

FORMULASI SEDIAAN CAIR FRAKSI KURKUMINOID TEMULAWAK ( Curcuma xanthorrhiza Roxb.) T. N. Saifullah Sulaiman; Untung Intan Wijoyo; Suwidjiyo Pramono
Majalah Farmaseutik Vol 6, No 1 (2010)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v6i1.24030

Abstract

Rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) digunakan masyarakat sebagai obat tradisional untuk penurun kolestrol dan trigliserida darah karena adanya kandungan senyawa kurkuminoid yang bersifat sukar larut dalam air, sehingga diperlukan polivinilpirolidon sebagai penambah kelarutan dari kurkumin dalam pembuatan sediaan cair fraksi kurkuminoid. Pada penelitian ini dilakukan ekstraksi fraksi kurkuminoid dari rimpang temulawak kemudian dilakukan formulasi sediaan cair fraksi kurkuminoid dalam lima formula yaitu: formula I (PVP 0,5%), formula II (PVP 1%), formula III (PVP 2%), formula IV (PVP 3%) dan formula V (PVP 4%). Tiap formula kemudian dilakukan evaluasi yang meliputi uji viskositas, uji kemudahan dituang, uji organoleptis dan kadar kurkuminnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa viskositas larutan semakin tinggi dengan bertambahnya kadar PVP sehingga waktu penuangannya juga semakin lama dan kadar kurkumin yang terlarut juga semakin besar, namun pada penelitian ini formula yang terpilih adalah formula IV dengan kadar PVP 3% karena memiliki sifat fisik larutan yang lebih baik dan juga kadar kurkuminnya cukup tinggi. Formula IV diberi perasa dan berdasarkan uji tanggapan rasa perbandingan perasa yang disukai adalah asam sitrat: aspartam (4:2).
PRODUKSI MATERIAL CO-PROCESSED DARI AMILUM MANIHOT DAN SUKROSA DENGAN METODE SPRAY DRYING T. N. Saifullah Sulaiman; Hertanti Trias Febriani
Majalah Farmaseutik Vol 6, No 3 (2010)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (770.109 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v6i3.24042

Abstract

Amilum manihot dalam formulasi tablet, dapat berfungsi sebagai pengikat, pengisi ataupun penghancur. Amilum manihot mempunyai sifat alir dan kompaktibilitas yang kurang baik. Sukrosa merupakan bahan pengikat dengan sifat alir dan kompaktibilitas yang lebih baik dibanding amilum manihot. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modifikasi amilum manihot dan sukrosa dengan metode spray drying terhadap sifat alir dan kompaktibilitas material co-processed. Proporsi amilum manihot:sukrosa yang digunakan adalah 90%:10%; 80%:20%; 70%:30%; 60%:40%; dan 50%:50%. Campuran bahan disuspensikan pada aquadest dengan konsentrasi 40%(b/v). Produksi material co-processed menggunakan metode spray drying. Bentuk dan kondisi permukaan material co-processed dianalisa dengan SEM. Material co-processed dievaluasi sifat fisik granul dan tablet. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA satu jalan dan uji Kruskal-Wallis dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spray drying dapat memperbaiki sifat alir dan kompaktibilitas material co-processed. Proporsi dengan respon terbaik adalah pada rentang perbandingan amilum manihot:sukrosa 68,42%:31,58% sampai 50%:50%.
PENGARUH MEDIUM DISOLUSI PADA PROFIL DISOLUSI RANITIDIN HCL DARI SEDIAAN GASTRORETENTIVE T. N. Saifullah Sulaiman; Achmad Fudholi; A Kharis Nugroho
Majalah Farmaseutik Vol 7, No 3 (2011)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1305.831 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v7i3.24061

Abstract

Metode pengujian disolusi dan kondisi selama pengujian pada modified release dosage form perlu disesuaikan dengan sifat fisikakimia obat dan jenis sediaan. Disolusi obat dari bentuk sediaan dikontrol oleh sifat fisika kimia obat, bentuk sediaan, tipe alat, dan medium disolusi yang digunakan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh medium disolusi pada profil disolusi dan kinetika pelepasan sediaan floating tablet gastroretentive ranitidin HCl. Alat disolusi yang digunakan tipe 2 USP. Medium disolusi yang digunakan 2 macam yaitu HCL 0,1 N dan Simulated Gastric Fluid (SGF) tanpa pepsin. Temperatur uji 37oC ± 0,5oC, dan kecepatan pengadukan 75 rpm. Sampling dilakukan selama 6 jam, dan diukur absorbansinya dengan spektrofotometer UV pada λ 313,4 nm. Untuk membandingkan profil disolusi dari ke dua medium, digunakan parameter similarity factor (f2) dan difference factor (f1). Data disolusi juga dianalisis dengan menggunakan beberapa parameter kinetika pelepasan, antara lain, zero order, first order, Higuchi release, Hixson-Crowell cube root, dan Korsmeyer Peppas untuk menentukan orde kinetika pelepasannya. Dari hasil uji disolusi diketahui bahwa perbedaan medium disolusi yang digunakan tidak mempengaruhi profil disolusi ranitidin HCl dari tablet gastroretentive (nilai f2 lebih dari 50 % dan nilai f1 kurang dari 15). Perbedaan medium disolusi juga tidak mempengaruhi kinetika dan mekanisme pelepasan.
Optimasi Formula Tablet Floating Famotidin Menggunakan Kombinasi Matriks Gum Xanthan dan Hidroksi Propil Metil Selulosa K100M Shelinia Prima Sari; Angi Nadya Bestari; T. N. Saifullah Sulaiman
Majalah Farmaseutik Vol 15, No 2 (2019)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.723 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v15i2.46878

Abstract

Famotidin adalah obat antihistamin H2 yang digunakan dalam pengobatan penyakit tukak lambung (peptic ulcer), tukak duodenal, ataupun keadaan hipersekresi yang patologis. Tablet floating famotidin dapat meningkatkan bioavailabilitas dengan mempertahankan waktu tinggal tablet dalam lambung dan mendekatkan famotidin pada tempat absorpsinya pada lambung bagian atas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi optimum HPMC K100M serta gum xanthan dan pengaruh variasi keduanya terhadap sifat fisik granul dan tablet floating famotidin. Pembuatan delapan formula tablet floating famotidin menggunakan metode granulasi basah. Respon formula optimum didapat dengan evaluasi granul dan sifat fisik tablet. Evaluasi granul meliputi uji sifat alir dengan metode kecepatan alir dan uji daya serap granul. Evaluasi tablet meliputi keragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, swelling index, floating lag time, total waktu floating, disolusi obat, dan penetapan kadar. Penentuan formula optimum menggunakan Design Expert versi 10.0.1. Peningkatan HPMC K100M meningkatkan daya serap granul, kekerasan tablet, dan swelling index secara signifikan. Peningkatan gum xanthan meningkatkan kecepatan alir granul, kerapuhan tablet, dan floating lag time secara signifikan. Kombinasi keduanya menurunkan persentase obat terdisolusi secara signifikan. Formula optimum tablet floating famotidin merupakan formula dengan kombinasi HPMC K100M sebesar 30% b/b dan gum xanthan sebesar 5% b/b.
Optimasi Formula Tablet Likuisolid Meloksikam Menggunakan PEG 400 Sebagai Pelarut dan Amilum Sagu Pregelatin Sebagai Carrier Material Arina Titami; T. N. Saifullah Sulaiman
Majalah Farmaseutik Vol 15, No 2 (2019)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.952 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v15i2.48181

Abstract

Meloksikam termasuk dalam Biopharmaceutics Classification System (BCS) kelas II, memiliki kelarutan rendah dan permeabilitas tinggi. Teknik likuisolid merupakan metode yang dapat meningkatkan kelarutan dan disolusi sediaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula optimum sediaan tablet likuisolid meloksikam menggunakan PEG 400 sebagai pelarut dan amilum sagu pregelatin sebagai carrier material. Delapan formula diformulasi dengan berbagai proporsi PEG 400 dan amilum sagu pregelatin. Serbuk dilakukan pengujian sifat alir dan Loss on Drying. Tablet likuisolid meloksikan dilakukan uji yang meliputi: keseragaman kandungan, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur, dan disolusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi PEG 400 dan amilum sagu pregelatin memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sifat fisik serbuk dan sifat fisik tablet likuisolid meloksikam. Kombinasi PEG 400 sebagai pelarut sebanyak 6-8,5% dan amilum sagu pregelatin sebagai carrier material sebanyak 18,5\-21% dapat menghasilkan formula optimum dengan nilai desirability sebesar 0,9.