Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

KORELASI GLUKOSA DAN KETON DARAH PADA PASIEN UNIT GAWAT DARURAT DAN RAWAT INAP PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSAU DR. ESNAWAN ANTARIKSA JAKARTA Ellis Susanti; Dara Masita; Imas Latifah
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 10, No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jik.v10i2.59

Abstract

Secara epidemiologi diperkirakan pada tahun 2030 prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta orang. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi  DM  tertinggi terdapat di Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%) dan Sulawesi Utara (2,4%). Diabetes melitus merupakan penyakit kronik yang menyebabkan gangguan pada metabolisme, disebabkan kurangnya produksi insulin yang diperlukan dalam proses perubahan glukosa menjadi energi. Ketika tubuh tidak memiliki cukup glukosa, hati mengubah lemak menjadi keton. Berlebihnya keton yang ada di dalam darah disebut ketosis. Diabetes melitus tipe 2 paling banyak ditemukan di masyarakat. Terjadinya ketosis dan kemudian asidosis dapat menyebabkan kegawatan pada penyandang DM (ketoasidosis). Tujuan  dilakukannya penelitian ini  untuk mengetahui tingkat ketoasidosis pada pasien DM tipe 2 di unit gawat daraurat (UGD) dan rawat inap sehingga penanganannya dapat lebih tepat. Metode yang dilakukan yaitu  observasi potong lintang, subyek penelitian sebanyak 86 orang DM tipe 2 di UGD dan rawat inap berdasarkan rekam medik. Hasil  yang  diperoleh korelasi lemah (r= 0,352, p= 0,007) pada pasien UGD dan korelasi cukup (r= 0,570, p= 0,001) pada pasien rawat inap. Pada pasien UGD tidak mengalami ketoasi  dosis berat dibandingkan dengan pasien rawat inap, antara lain berhubungan dengan durasi patofisiologi. Kesimpulan dan Saran yaitu pasien rawat inap harus dilakukan penatalaksanaan ketoasidosis yang lebih tepat.   Kata Kunci: DM tipe 2, Glukosa, Keton, Ketoasidosis
Uji Sensitivitas dan Uji Spesifisitas Metode Mikroskopis Terhadap Tes Cepat Molekuler (TCM) dalam Diagnosis Mycobacterium tuberculosis Pada Pasien Suspek TB Paru Di RS. Simpangan Depok Latifah, Imas; Zuraida, Zuraida; Sulistiawati, Rima Dwi; Susanti, Ellis
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 8 No. 2 (2022): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v8i2.1199

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi didunia. Laporan TB WHO tahun 2020 Indonesia merupakan negara tertinggi kedua dengan kasus Tuberkulosis. Metode yang sering digunakan untuk pemeriksaan Tuberkulosis adalah pewarnaan Ziehl Nelseen karena pemeriksaan yang sederhana, murah, cepat dan mudah. Tetapi memiliki kekurangan seperti sensitivitasnya yang rendah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sensitivitas dan spesifisitas mikroskopis pada pasien suspek Tuberkulosis paru di RS Simpangan Depok. Penelitian ini bersifat deskriptif menggunakan data sekunder dari pemeriksaan mikroskopis BTA dengan Tes Cepat Molekuler pada bulan Januari 2020 – Juni 2022 sebanyak 31 sampel sputum dan dianalisis menggunakan statistik uji sensitivitas dan spesifisitas. Didapatkan hasil positif pada TCM dan ZN sebanyak 10, negatif pada TCM dan ZN sebanyak 13, negatif pada ZN dan positif pada TCM sebanyak 7, positif pada ZN dan negatif pada TCM sebanyak 1. Simpulan, didapatkan nilai sensitivitas mikroskopis terhadap TCM sebesar 58,8% dan nilai spesifisitas sebesar 92,9%.Kata kunci : Mycobacterium tuberculosis, Sensitivitas, Spesifisitas, Suspek Tuberkulosis Paru
Gambaran Hasil Pemeriksaan Neutrofil Limfosit Rasio, CRP dan D-Dimer Dalam Memantau Keparahan Pasien Positif Covid-19 Di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2022 Susanti, Ellis; Permana, Atna
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 9 No. 1 (2023): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v9i1.1407

Abstract

Identifikasi awal dari indikator yang membedakan pasien COVID-19 yang parah dari yang sedang dapat memfasilitasi intervensi medis yang lebih cepat seperti perawatan intensif untuk yang sakit kritis, sehingga menurunkan tingkat kematian dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya medis. Tujuan penelitian ini adalah identifikasi dini pasien COVID-19 dengan gejala berat melalui pemeriksaan Neutrofil Limfosit rasio, CRP dan D-Dimer, sehingga pasien COVID-19 dengan gejala berat dapat ditangani lebih dini dan tidak berakhir dengan kematian. Target khusus penelitian ini untuk mengetahui bagaimana gambaran hasil pemeriksaan Neutrofil Limfosit rasio, CRP dan D-Dimer dalam memantau keparahan  pasien positif COVID-19. Metode penelitian yang digunakan adalah desain cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 108 pasien COVID-19 dengan kondisi parah berdasarkan data rekam medik periode Juni 2020-Desember 2021. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan 82% pada hasil Netrofil Limfosit rasio (rerata 6,2), 100% pada hasil pemeriksaan CRP (rerata 34,8 mg/L) dan D-Dimer (2,5 mg/L), dengan korelasi kuat (r= 0,67) dan signifikansi hubungan 0,01 (< 0,05). Simpulan pemeriksaan Netrofil Limfosit rasio, CRP dan D-Dimer dapat digunakan untuk memprediksi tingkat keparahan pada pasien COVID-19.Kata kunci:   COVID-19, Neutrofil Limfosit rasio, CRP, D-Dimer 
Gambaran Hasil Procalcitonin dan D-Dimer Pada Pasien Covid-19 Di RSUD Budhi Asih Jakarta Timur Permata, Kamilia Gulin; Nurdiani, Catu Umirestu; Nugroho, Heru Purwanto; Susanti, Ellis
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 10 No. 1 (2024): ANAKES: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v10i1.2088

Abstract

The World Health Organization (WHO) declared an epidemic caused by Coronavirus Disease – 19 (Covid-19) on January 9, 2020. The first case was found on December 30, 2019 in Wuhan, China. The virus spreads through droplets. Symptoms of COVID-19 start from shortness of breath, cough and fever. Patients who are confirmed with COVID-19 are then carried out laboratory tests in the form of Procalcitonin (PCT) and D-dimer. This study was conducted using a descriptive method whose data was taken from laboratory examination results for the period April 2022 - May 2023 as many as 54 PCT and D-dimer result data. The results of the frequency distribution examination were based on normal values, normal PCT levels as many as 24 patients (44%) and abnormal PCT levels as many as 30 patients (56%) and normal D-dimer levels as many as 23 patients (43%) and abnormal D-dimer levels as many as 31 patients (57%). The frequency distribution in COVID-19 patients based on gender, male as many as 28 patients (52%) while in women as many as 26 patients (48%).In this conclusion, the frequency distribution of PCT and D-dimer examinations based on gender, men are higher than women. PCT examination is more with abnormal values compared to normal values. D-dimer test results with abnormal values more than normal values. Keyword            : Covid-19, D-dimer, PCT
Antibakteri α-Mangostin Ekstrak Garcinia mangostana L. terhadap Spesies Staphylococcus aureus dari Isolat Klinik Permana, Atna; Zuraida; Susanti, Ellis
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 16 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jik.v16i2.2406

Abstract

Infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus (S. aureus) menjadi tantangan besar dalam dunia medis karena resistensi bakteri terhadap antibiotik konvensional. Akibatnya, pengobatan alternatif diperlukan, salah satunya adalah penggunaan bahan alami yang memiliki sifat antibakteri. Studi ini menyelidiki sifat antibakteri α-mangostin ekstrak kulit buah manggis ( Garcinia mangostana L.) terhadap S. aureus dalam isolat klinik. Untuk mengetahui seberapa efektif antibakteri α-mangostin, penelitian ini menggunakan uji dilusi atau uji minimum inhibitory concentration (MIC). Menurut hasil penelitian, α-mangostin memiliki aktivitas antibakteri yang signifikan terhadap isolat klinik S. aureus, dengan MIC 3.261 ug/mL, sementara MIC amoxicillin adalah 104.375 ug/mL. MIC menunjukkan bahwa, pada konsentrasi rendah, α-mangostin dapat menghentikan pertumbuhan S. aureus. Sedangkan hasil kombinasi menunjukan reduksi yang bermakna yaitu ekstrak kulit buah manggis 0.815 ug/mL dan amoxicillin 26.093 ug/mL. Kesimpulan dari penelitian ini adalah α-mangostin dari ekstrak manggis (Garcinia mangostana L) dapat berfungsi sebagai antibakteri alami yang dapat menghentikan pertumbuhan S. aureus dan dapat menjadi solusi dalam eradikasi penyakit infeksi bakteri yang resisten terhadap antibiotik.
Hubungan Kadar Ferritin dengan Indeks Eritrosit Pada Penderita Anemia Defisiensi Besi Di Laboratorium Bio Medika Gandaria Tahun 2024 Susanti, Ellis; Latifah, Imas; Nurhidayat, Diki
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 10 No. 2 (2024): ANAKES: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v10i2.2480

Abstract

Anemia is a health problem with a high prevalence in Indonesia. Iron deficiency anemia, where a person's hemoglobin concentration is less than 95% of the mean value. Ferritin and MCV are sensitive parameters for iron deficiency anemia. This study aims to determine the relationship between Ferritin and MCV levels in patients with iron deficiency anemia. This research method is descriptive using secondary data at Bio Medika Gandaria Laboratory from January to June 2024 in 40 patients with Iron Deficiency Anemia (ADB). ADB patients are patients based on doctor's diagnosis on the patient's examination form. This study shows that the prevalence of Iron Deficiency Anemia patients of Female gender is higher as many as 32 patients (80%) with an average Ferritin level of 14.83 ng/mL with details of Low Ferritin levels as many as 21 patients (52.5%), Normal Ferritin 11 patients (27.5%), High Ferritin 0 patients (0.0%), and average MCV levels worth 71.70 fL with details of patients having Low MCV levels as many as 23 patients (57.5%), Normal MCV 9 patients (22.5%), High MCV 0 patients (0.0%). The results of the relationship test research using Pearson correlation, with a relationship coefficient value of p = 0.020, (p < 0.05), it can be concluded that there is a unidirectional relationship between Ferritin and MCV, the lower the Ferritin level, the lower the MCV level. Keywords: Anemia, Iron Deficiency Anemia, Ferritin, MCV
Gambaran Kadar Hemoglobin Pada Pasien Malaria di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Indonesia Damayanti, Vila; Permana, Atna; Fauziah, Prima Nanda; Susanti, Ellis; Latifah, Imas; Masdianto
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 11 No. 1 (2025): ANAKES: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v11i1.2669

Abstract

Malaria is both an acute and chronic disease caused by protozoa of the genus Plasmodium with the clinical manifestation of fever, anemia and spleen enlarfication. People with malaria, which the plasmodium attacks, are red blood cells. Malaria infections destroy erythrocytes, which results in a change in hemoglobin levels far lower than normal value. This study aims to find out the hemoglobin level in malaria patients, knowing the distribution of the number of malaria patients and the hemoglobin levels based on gender, age, and type of Plasmodium sp. The study employed a secondary descriptive method of data analysis by calculating the distribution of hemoglobin levels presented in the form of tables and narratives, the data used by up to 116 samples of malaria patients. Data retrieval took place at rspad gatot soebroto lab with populations and samples from 2013- 2023. Obtained from a hemoglobin level check in malarial patients shows a value of min 7.0 gr/dl, Max 16.9 gr/dl, mean 12.6 gr/dl, low hemoglobin level 82 patients (70.7%), normal 31 patients (26.7%), 3 (2.6%), the highest distribution of the number of patients in 2022 (15.5 percent). With the largest abnormal measured measured in men by 75 patients (64.2%), the results of a lower level check at 19- 44 (adults), with 64 patients (55.2%), the most malaria patients suffer from plasmodium vivax with a lower percentage of 51 patients (44.0%). In conclusion, that the most malaria affected men, an age susceptible to 19-44 (adult) malaria, and most malaria patients have plasmodium vivax infected.  Keywords : Hemoglobin, gender, malaria, Plasmodium sp, age
Uji Sensitivitas dan Uji Spesifisitas Metode Mikroskopis Terhadap Tes Cepat Molekuler (TCM) dalam Diagnosis Mycobacterium tuberculosis Pada Pasien Suspek TB Paru Di RS. Simpangan Depok Latifah, Imas; Zuraida, Zuraida; Sulistiawati, Rima Dwi; Susanti, Ellis
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 8 No. 2 (2022): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v8i2.1199

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi didunia. Laporan TB WHO tahun 2020 Indonesia merupakan negara tertinggi kedua dengan kasus Tuberkulosis. Metode yang sering digunakan untuk pemeriksaan Tuberkulosis adalah pewarnaan Ziehl Nelseen karena pemeriksaan yang sederhana, murah, cepat dan mudah. Tetapi memiliki kekurangan seperti sensitivitasnya yang rendah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sensitivitas dan spesifisitas mikroskopis pada pasien suspek Tuberkulosis paru di RS Simpangan Depok. Penelitian ini bersifat deskriptif menggunakan data sekunder dari pemeriksaan mikroskopis BTA dengan Tes Cepat Molekuler pada bulan Januari 2020 – Juni 2022 sebanyak 31 sampel sputum dan dianalisis menggunakan statistik uji sensitivitas dan spesifisitas. Didapatkan hasil positif pada TCM dan ZN sebanyak 10, negatif pada TCM dan ZN sebanyak 13, negatif pada ZN dan positif pada TCM sebanyak 7, positif pada ZN dan negatif pada TCM sebanyak 1. Simpulan, didapatkan nilai sensitivitas mikroskopis terhadap TCM sebesar 58,8% dan nilai spesifisitas sebesar 92,9%.Kata kunci : Mycobacterium tuberculosis, Sensitivitas, Spesifisitas, Suspek Tuberkulosis Paru
Gambaran Hasil Pemeriksaan Neutrofil Limfosit Rasio, CRP dan D-Dimer Dalam Memantau Keparahan Pasien Positif Covid-19 Di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2022 Susanti, Ellis; Permana, Atna
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 9 No. 1 (2023): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v9i1.1407

Abstract

Identifikasi awal dari indikator yang membedakan pasien COVID-19 yang parah dari yang sedang dapat memfasilitasi intervensi medis yang lebih cepat seperti perawatan intensif untuk yang sakit kritis, sehingga menurunkan tingkat kematian dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya medis. Tujuan penelitian ini adalah identifikasi dini pasien COVID-19 dengan gejala berat melalui pemeriksaan Neutrofil Limfosit rasio, CRP dan D-Dimer, sehingga pasien COVID-19 dengan gejala berat dapat ditangani lebih dini dan tidak berakhir dengan kematian. Target khusus penelitian ini untuk mengetahui bagaimana gambaran hasil pemeriksaan Neutrofil Limfosit rasio, CRP dan D-Dimer dalam memantau keparahan  pasien positif COVID-19. Metode penelitian yang digunakan adalah desain cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 108 pasien COVID-19 dengan kondisi parah berdasarkan data rekam medik periode Juni 2020-Desember 2021. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan 82% pada hasil Netrofil Limfosit rasio (rerata 6,2), 100% pada hasil pemeriksaan CRP (rerata 34,8 mg/L) dan D-Dimer (2,5 mg/L), dengan korelasi kuat (r= 0,67) dan signifikansi hubungan 0,01 (< 0,05). Simpulan pemeriksaan Netrofil Limfosit rasio, CRP dan D-Dimer dapat digunakan untuk memprediksi tingkat keparahan pada pasien COVID-19.Kata kunci:   COVID-19, Neutrofil Limfosit rasio, CRP, D-Dimer 
Gambaran Hasil Procalcitonin dan D-Dimer Pada Pasien Covid-19 Di RSUD Budhi Asih Jakarta Timur Permata, Kamilia Gulin; Nurdiani, Catu Umirestu; Nugroho, Heru Purwanto; Susanti, Ellis
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 10 No. 1 (2024): ANAKES: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v10i1.2088

Abstract

The World Health Organization (WHO) declared an epidemic caused by Coronavirus Disease – 19 (Covid-19) on January 9, 2020. The first case was found on December 30, 2019 in Wuhan, China. The virus spreads through droplets. Symptoms of COVID-19 start from shortness of breath, cough and fever. Patients who are confirmed with COVID-19 are then carried out laboratory tests in the form of Procalcitonin (PCT) and D-dimer. This study was conducted using a descriptive method whose data was taken from laboratory examination results for the period April 2022 - May 2023 as many as 54 PCT and D-dimer result data. The results of the frequency distribution examination were based on normal values, normal PCT levels as many as 24 patients (44%) and abnormal PCT levels as many as 30 patients (56%) and normal D-dimer levels as many as 23 patients (43%) and abnormal D-dimer levels as many as 31 patients (57%). The frequency distribution in COVID-19 patients based on gender, male as many as 28 patients (52%) while in women as many as 26 patients (48%).In this conclusion, the frequency distribution of PCT and D-dimer examinations based on gender, men are higher than women. PCT examination is more with abnormal values compared to normal values. D-dimer test results with abnormal values more than normal values. Keyword            : Covid-19, D-dimer, PCT