Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

PEMANFAATAN EKOLOGI DAN EKONOMI DARI PROGRAM REHABILITASI MANGROVE DI KAWASAN PESISIR PANTAI DESA JENU KECAMATAN JENU KABUPATEN TUBAN Suwarsih, Suwarsih
Techno-Fish Vol 2, No 1 (2018): TECHNO FISH
Publisher : Universitas Dr. Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.639 KB) | DOI: 10.25139/tf.v2i1.711

Abstract

Abstrak : Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji penyebab kerusakan ekosistem hutan bakau (mangrove), dampak kerusakan ekosistem hutan bakau (mangrove), program rehabilitasi hutan bakau (mangrove), dan kemanfaatan ekonomi dan ekologi yang dirasakan masyarakat pesisir pantai dalam program rehabilitasi hutan bakau (mangrove) di kawasan pesisir pantai Desa Jenu Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif dengan lokasi penelitian yang ditetapkan secara sengaja. Adapun responden penelitian sebanyak 30 orang yang terdiri dari 20 orang dari kelompok tani  Wahana Bahari masyarakat pesisir Mangrove Center Jenu Tuban dan 10 orang dari kelompok tani Wahana Lestari desa Jenu Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab kerusakan ekosistem hutan bakau (mangrove) yang tinggi adalah abrasi. Dampak kerusakan ekosistem hutan bakau (mangrove) yang paling dirasakan oleh masyarakat di kawasan pesisir pantai Desa Jenu adalah hilangnya pemukiman dan hilangnya sumber pendapatan warga. Dalam program rehabilitasi hutan bakau (mangrove), kegiataan yang paling sering diikuti adalah perencaan rehabilitasi, pembentukan organisasi lokal, dan penanaman pohon bakau. Manfaat ekologi hutan bakau yang paling dirasakan oleh masyarakat pesisir pantai adalah sebagai pencegah abrasi, pengendapan sedimen, dan tempat pemijahan ikan. Untuk manfaat ekonomi hutan  bakau paling dirasakan adalah hasil kayu bakar dan perikanan. Kata Kunci:  Hutan Bakau , Pesisir Pantai, Rehabilitasi
PENGARUH LAMA PENARIKAN PADA PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP CANTRANG TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN DEMERSAL DI PERAIRAN BRONDONG ., Suwarsih
Jurnal Harpodon Borneo Vol 6, No 2 (2013): Volume 6 No 2 Oktober 2013
Publisher : Jurnal Harpodon Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.182 KB) | DOI: 10.35334/harpodon.v6i2.144

Abstract

Prospek perikanan tangkap di Indonesia sangat baik, hal ini ditinjau dari segi potensi lestari sumber daya perikanan laut sebesar 6,7 juta ton/tahun, sedangkan tingkat pemanfaatannya masih rendah, yaitu baru dimanfaatkan 48% nya saja. Jaring cantrang tergolong alat tangkap ikan yang bersifat relatif aktif, yang memungkinkan untuk mengejar Fishing ground dan teruji produktif sebagai alat penangkap kelompok ikan demersal. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh lama penarikan alat tangkap cantrang terhadap hasil tangkapan ikan demersal terbaik. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal 1 sampai 31 Mei 2012.  Metode penelitian menggunakan metode eksperimental yaitu dengan mengadakan percobaan untuk melihat suatu hasil yang ditujukan kearah penemuan fakta dan sebab akibat. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan faktor yang diamati terbatas pada satu faktor saja, yaitu lama penarikan : 30 menit, 45 menit dan 60 menit. Hasil analisis data menjelaskan bahwa F hitung > F tabel (1% x 5%). Berarti Ho =diterima. Hal ini menunjukkan pengaruh yang sangat nyata. Oleh karena itu, perlakuan lama penarikan yang berbeda pada pengoperasian alat tangkap cantrang berpengaruh sangat nyata terhadap hasil tangkapan ikan demersal di Perairan Brondong. Lama penarikan selama 60 menit mendapatkan hasil tangkapan lebih baik (Jumlah ikan yang diperoleh lebih banyak). Kata Kunci : Lama Penarikan ; Alat Tangkap Cantrang ; Hasil Tangkapan Ikan Demersal= ditolak, Hi
PELATIHAN PRODUKSI GARAM RAKYAT DENGAN METODE TUNNEL BERSIRIP Joesidawati, Marita Ika; Suwarsih, Suwarsih
Jurnal Ilmiah Abdi Mas TPB Unram Vol 1, No 2 (2019): Volume 1 Nomor 2 Juli 2019
Publisher : Teknik Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/amtpb.v1i2.26

Abstract

Produksi garam krosok di Tuban terletak di desa Pliwetan Kecamatan Palang Kabupaten Tuban, daerah ini merupakan daerah yang potensial untuk pengembangan dan perbaikan produksi garam. Luas wilayah produksi garam di desa pliwetan 31,4 Ha, dan wilayah laut seluas 22.068 km². Permasalahan yang dihadapi mitra antara lain: 1) Bahan baku yang masih mengandung kotoran dan lumpur  sehingga mutu garam masih rendah. 2) Tehnologi Produksi yang konvensional 3) Faktor eksternal yang mempengaruhi produksi garam yaitu curah hujan yang tinggi yang dapat menurunkan hasil panen garam. Kegiatan ini bertujuan ini bertujuan untuk membantu mitra (pembuat garam rakyat) dalam mengatasi permasalahnya sehingga solusi penerapan TTG yang ditawarkan adalah pembuatan model tunnel bersirip untuk meningkatkan garam grosok produksi mitra tanpa terkendala cuaca yang tidak bersahabat. Sedangkan solusi lain yang ditawarkan antara lain: penyuluhan dan pengenalan produksi garam krosok dan pelatihan produksi garam dengan metode tunnel bersirip. Hasil menunjukkan pelatihan produksi garam dengan metode tunnel bersirip ini mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi mitra terutama mereka tetap , namun tetap harus ada campur tangan pemerintah untuk memberi bantuan dalam pembuatan sirip metode tunnel bersirip.
Uji Kinerja Alat Pengasapan Ikan “EFHILINK” Joesidawati, Marita Ika; Suwarsih, Suwarsih; Nuruddin, Abdul Wahid
FISHERIES : Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan Vol 1, No 2 (2019): Oktober
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/fisheries.v1i2.18

Abstract

Metode pengasapan ikan yang digunakan oleh pengolah ikan asap di Kabupaten Tuban masih sangat tradisional dan masih dengan peralatan sederhana. Kapasitas produksi ikan asap juga masih sangat rendah dan belum memenuhi standard SNI. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan membuat dan melakukan uji coba alat pengasapan. Parameter yang diukur untuk menguji kenerja alat pengasapan ini lama pengasapan untuk menghasilkan kualitas ikan asap yang sesuai standar SNI, jumlah bahan bakar terpakai, suhu pengasapan, kelembaban ruang pengasapan dan kadar air ikan asap yang dicapai, dan volume asap cair yang dihasilkan. Untuk mengetahui hasil uji kinerja alat pengasapan dilakukan pengamatan organoleptik terhadap tingkat kesukaan (uji kesukaan). Hasil uji coba  menunjukkan suhu dan kelembaban dalam ruang pengasapan cenderung berbeda antar tiap rak dengan membentuk pola yang hampir serupa. Design alat yang tertutup menyebabkan produksi dan penyebaran asap lebih merata.  Sisa bahan bakar yang dihasilkan selama pembakaran 3 jam mencapai 50% dan  masih dapat digunkan 5-6 jam lagi. Kadar air  ikan asap (Ikan Tongko) sesuai SNI yaitu 60%. Uji organoleptik rata-rata diatas 3  (suka)  dan volume asap cair sebanyak 50 ml selama proses pengasapan 3 jam
PEMANFAATAN EKOLOGI DAN EKONOMI DARI PROGRAM REHABILITASI MANGROVE DI KAWASAN PESISIR PANTAI DESA JENU KECAMATAN JENU KABUPATEN TUBAN Suwarsih, Suwarsih
Techno-Fish Vol 2 No 1 (2018)
Publisher : Universitas Dr Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25139/tf.v2i1.711

Abstract

Abstrak : Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji penyebab kerusakan ekosistem hutan bakau (mangrove), dampak kerusakan ekosistem hutan bakau (mangrove), program rehabilitasi hutan bakau (mangrove), dan kemanfaatan ekonomi dan ekologi yang dirasakan masyarakat pesisir pantai dalam program rehabilitasi hutan bakau (mangrove) di kawasan pesisir pantai Desa Jenu Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif dengan lokasi penelitian yang ditetapkan secara sengaja. Adapun responden penelitian sebanyak 30 orang yang terdiri dari 20 orang dari kelompok tani  Wahana Bahari masyarakat pesisir Mangrove Center Jenu Tuban dan 10 orang dari kelompok tani Wahana Lestari desa Jenu Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab kerusakan ekosistem hutan bakau (mangrove) yang tinggi adalah abrasi. Dampak kerusakan ekosistem hutan bakau (mangrove) yang paling dirasakan oleh masyarakat di kawasan pesisir pantai Desa Jenu adalah hilangnya pemukiman dan hilangnya sumber pendapatan warga. Dalam program rehabilitasi hutan bakau (mangrove), kegiataan yang paling sering diikuti adalah perencaan rehabilitasi, pembentukan organisasi lokal, dan penanaman pohon bakau. Manfaat ekologi hutan bakau yang paling dirasakan oleh masyarakat pesisir pantai adalah sebagai pencegah abrasi, pengendapan sedimen, dan tempat pemijahan ikan. Untuk manfaat ekonomi hutan  bakau paling dirasakan adalah hasil kayu bakar dan perikanan. Kata Kunci:  Hutan Bakau , Pesisir Pantai, Rehabilitasi
Comparison of the Quality of Smoked Tuna (Euthynus Sp.) Using Efhilink and Traditional Tools With Corn Cob Smoked Fuel Joesidawati, Marita Ika; Suwarsih, Suwarsih; Sriwulan, Sriwulan
Agrikan Jurnal Agribisnis Perikanan Vol. 15 No. 2 (2022): Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52046/agrikan.v15i2.1254

Abstract

Fish can be processed into various products, such as smoked fish. This product is unique, much in demand, and can extend the shelf life of fish. Traditionally processed smoked fish often does not meet the quality standards of smoked fish quality. Therefore, the efhilink fumigation device was developed. This study was conducted to compare the smoked tuna using traditional smoking and efhilink using corn cob smoked as fuel. This study obtained data that smoked tuna with efhilink has better quality than smoked tuna with traditional processing based on organoleptic quality parameters, carbon residue content, water content, and microbiological quality based on ALT values.
Organoleptic Test of Smoke Cob Fish (Euthynnus Affinis) Using Efhilink Fishing Equipment and A Simple Cabinet Type of Smoking Time Suwarsih, Suwarsih; Joesidawati, Marita Ika
Agrikan Jurnal Agribisnis Perikanan Vol. 13 No. 2 (2020): Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study was to determine how long the tuna smoking process takes and how long the quality of smoked fish lasts by conducting an organoleptic test. The material of this research is the organoleptic test of smoked tuna quality with the Efhilink fish fumigator and a simple cabinet type for smoking time. The method in this research is to use an experimental method, namely with corn oddball as a material for smoking cobs. The conclusion of the different treatment of the Efhilink and the simple cabinet type with the analysis results can be seen that the fastest smoking process produced by the Efhilink rack 1 type fumigator is 56 minutes. This is because the working process of the Efhilink type smoker changes the shape of the smoke produced into liquid smoke by connecting the smoke pipe with the condenser so that the temperature of the Efhilink device can be hotter than the Simple Cabinet-type fumigator, besides that the position of rack 1 is very close to the smoke source. Whereas the longest smoking process produced by a Simple Cabinet Type 3 rack smoking device is 325 minutes or 5 hours 25 minutes this is due to the working process of the Simple Cabinet Type smoking device which emits the smoke produced through the top funnel, so that the heat produced is lower. than the Efhilink-type fumigator.....
Organoleptic Test of Smoke Cob Fish (Euthynnus affinis) Using Efhilink Fishing Equipment and A Simple Cabinet Type of Smoking Time Suwarsih, Suwarsih; Joesidawati, Marita Ika
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 13, No 2 (2020)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.13.2.301-309

Abstract

The purpose of this study was to determine how long the tuna smoking process takes and how long the quality of smoked fish lasts by conducting an organoleptic test. The material of this research is the organoleptic test of smoked tuna quality with the Efhilink fish fumigant and the simple cabinet type on smoking time. The method used in this study is an experimental method that is by using corn clams as fuel for smoking cobs. The conclusion of the different treatment of the Efhilink and the simple cabinet type with the analysis results can be seen that the fumigation process that is the fastest produced by the Efhilink rack 1 type fumigator is 56 minutes. This is because the working process of the Efhilink type smoker changes the shape of the smoke produced into liquid smoke by connecting the smoke pipe with the condenser so that the temperature of the Efhilink device can be hotter than the Simple Cabinet-type fumigator, besides that the position of rack 1 is very close to the smoke source. . Whereas the longest smoking process produced by a Simple Cabinet Type 3 rack smoking device is 325 minutes or 5 hours 25 minutes this is due to the working process of the Simple Cabinet Type smoking device which emits the smoke produced through the top funnel, so that the heat produced is lower. than the Efhilink-type fumigator. In addition, the position of shelf 3 is very far from the smoke source. Meanwhile, the best organoleptic test value was produced on day 3 of the two tools. Based on the results of the study, it is suggested that the fumigation process uses the Efhilink smoke device.
METODE IDENTIFIKASI LAHAN PENAMBANGAN GALIAN C DI KABUPATEN TUBAN BERBASIS CITRA: STUDI KASUS DI KECAMATAN MERAKURAK DAN BANCAR Joesidawati, Marita Ika; Suwarsih, Suwarsih; Suryanto, Andik Adi
Curtina Vol 2 No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Teknik Informatika Universitas PGRI Ronggolawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1108.005 KB) | DOI: 10.55719/curtina.v2i1.283

Abstract

Area penambangan galian C di Kabupaten Tuban juga perlu dilakukan pemantauan secara berkelanjutan Adanya Perbedaan pada lahan bekas tambang yang secara visual dengan aktivitas lain seperti perkebunan, pembukaan lahan,jalan, dan pemukiman diperlukan metode yang tepat untuk mengidentifikasi perbedaan lahan tersebut. Oleh karena itu tujuan penelitian ini untuk melakukan identifikasi lahan penambangan dengan Metode Berbasis Citra. Langkah penelitian dengan melakukan pengolahan data citra dengan menggunakan metode Object Based Image Analysis (OBIA) dan metode digitasi berbasis Citra Multitemporal untuk mengetahui ketepatan luasan lokasi area penambangan di kabupaten Tuban dalan hal ini pada area penambangan di desa Pongpongan kecamatan Merakurak dan desa Latsari Kecamatan Bancar. Metode OBIA menggunakan Input Tipe Satu (yaitu menggunakan nilai rata – rata hamburan dan standard deviasi dan brightness dalam satu segmen), dan Input Tipe Dua ( adanya penambahan fitur GLCM) Metode Digitasi dengan menggunakan tiga citra multitemporal pada tiap lokasi penelitian. Hasil klasifikasi berdasarkan OBIA dengan algorithma klasifikasi nearest neighbor menunjukan bahwa data teksur GLCM (dapat meningkatkan akurasi sebanyak 0,3% dan nilai kappa 0,2 dibandingkan dengan hasil klasifikasi yang tidak menggunakan tekstur GLCM.. Berdasarkan hasil digitasi berbasis citra multitemporal dapat diketahui adanya penambahan area penambangan produktif, penambahan area bekas penambahan dan adanya penurunan penutupan lahan jenisa lainnya, seperti lokasi persawahan, lahan terbuka vegetasi atau lahan terbuka non vegetasi
Pengaruh Jenis Umpan yang Berbeda dengan Menggunakan Alat Tangkap Pancing Ulur Terhadap Jenis Tangkapan Muhammad Adek Eka Nur Rahman; Suwarsih, Suwarsih
MIYANG Vol 3 No 2 (2023): Jurnal Miyang Edisi November 2023
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine, Universitas PGRI Ronggolawe, Tuban, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55719/j.miy.v3i2.922

Abstract

Kabupaten Pacitan merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa Timur yang memiliki wilayah perairan yang cukup luas. Pancing ulur merupakan alat tangkap yang umumnya digunakan oleh masyarakat pesisir Pacitan, untuk menangkap ikan demersal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis – jenis ikan hasil tangkapan menggunakan alat tangkap pancing ulur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai juni 2023 di perairan pacitan dengan koordinat 08⁰21’24” 111⁰00’43”. Metode penelitian ini adalah observasi dan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari jenis umpan yang berbeda terdapat 4 jenis ikan target yang tertangkap menggunakan alat tangkap pancing ulur yaitu berdasarkan jenis umpan Ikan Lemuru (A) mendapatkan hasil tangkapan ikan tenggiri 5 kg, manyung 34 kg, tembayangan 16 ikg, ikan remang 0 kg. Sedangkan jenis Umpan Ikan Selar adalah mendapatkan hasil tangkapan ikan tertinggiri 18 ikg, manyung 0 kg, tembayangan 8 ikg, remang 20 ikg. Sehingga kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan hasil jenis umpan lemuru mendapatkan hasil yang tertinggi yaitu ikan manyung 34 kg, untuk umpan selar mendapatkan hasil yang tertinggi yaitu ikan Tenggiri 18 kg.