Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Kualitas Fisik udara ruangan perkantoran Provinsi Nusa Tenggara Timur Olga Dukabain; Lidia Br Tarigan; Albina Bare Telan
Oehònis Vol 5 No 01 (2022): Sanitasi dan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Sanitation Departement of Health Polytechnic of Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.064 KB)

Abstract

Kualitas udara lingkungan kerja perkantoran wajib memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan fisika, kimia, dan biologi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan PMK 48 tahun 2016 Bahaya fisik meliputi tingkat kebisingan, intensitas pencahayaan, laju pergerakan udara, temperatur dan kelembaban udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor fisik udara yaitu suhu,kelembaban, ventilasi, pencahayaan dan kebisingan. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observational. Populasinya adalah semua kantor pemerintah di provinsi NTT dan sampelnya adalah 5 kantor bupati,1 Kantor walikota, Dinkes Provinsi, Dinkes Kota/kab di daratan Timor. Teknik pengambilan sampel adalah cluster sampling. Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu ruang kerja 25 oC – 32 oC dan 91,67 % ruangan tidak memenuhi syarat; kelembaban berkisar 38-68,5 % RH dan 83,3 % ruangan kerja tidak memenuhi syarat; 75 % ruangan kerja menggunakan AC; 66,6 % luas ventilasi tidak sesuai luas lantai; 83,3 % pencahayaan ruang kerja tidak memenuhi syarat; 83,3 % kebisingan ruangan memenuhi syarat. perlu memperhatikan suhu nyaman kerja yaitu 18-28 oC, menggunakan AC sesuai kapasitas ruangan, melakukan, optimasi penggunaan pencahayaan alami, mengatur tata letak barang/lemari dokumen,penanaman pohon disekitar kantor.
Implementasi Kesehatan Kerja Perkantoran di Propinsi Nusa Tenggara Timur Lidia Tarigan; Oktofianus Sila; Olga Mariana Dukabain
Oehònis Vol 5 No 01 (2022): Sanitasi dan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Sanitation Departement of Health Polytechnic of Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.497 KB)

Abstract

Karyawan perkantoran memiliki potensi masalah kesehatan yang berkaitan dengan sedentary job atau sedikitnya aktifitas fisik yang dilakukan. Tujuan peneltian mengetahui implementasi Kesehatan kerja Perkantoran di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Jenis penelitian deskriptif observasional dengan variable standar peningkatan kesehatan kerja, pencegahan penyakit, penanganan penyakit. Data diperoleh dengan menggunakan instrument wawancara. Data dianalisis secara deskriftif. Implementasi kesehatan kerja perkantoran rata rata 20 % dari semua komponen penilaian. Standar peningkatan kesehatan kerja diperoleh 58 % perkantoran tidak memiliki kebijakan tentang kesehatan kerja. Perkantoran yang memiliki kebijakan sebatas himbauan dan surat edaran. Media komunkasi informasi dan edukasi berupa poster, leaflet, spanduk, pertemuan ilmiah atau rapat. Kegiatan peregangan dilaksanakan pada 6 perkantoran. Peningkatan kesehatan kerja dilaksanakan melalui sosialisasi dan edukasi kesehatan pekerjaan dalam bentuk kegiatan terbatas dan tidak terjadwal. Pencegahan penyakit melalui pemeriksaan kesehatan berkala, penemuan dini kasus penyakit dan penilaian status kesehatan belum dilakukan. Dilakukan sosialisasi kesehatan kerja perkantoran pada setiap wilayah binaan dari Dinas Kesehatan
Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Kejadian Stunting di Kota Kupang Albina Bare Telan; Wanti Wanti; Olga Mariana Dukabain
Oehònis Vol 5 No 01 (2022): Sanitasi dan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Sanitation Departement of Health Polytechnic of Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.083 KB)

Abstract

Abstrak yang disiapkan dengan baik memungkinkan pembaca untuk Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Hal ini terjadi karena asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2013 sebesar 37,2%, lebih tinggi dibandingkan tahun 2010 sebesar 35,6 %, tahun 2007 36,8%. NTT menjadi propinsi dengan prevalensi tertinggi secara nasional sebesar 58,4% tahun 2010 dan 51,7% pada tahun 2013 sedangkan tahun 2018 menurun 42,46 % tetapi prevalensi ini masih cukup tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional sebesar 30,8 %. Stunting di Kota Kupang tahun 2018 mencapai 3.462 (23,7%.) Jenis penelitiannya adalah analitik obeservasional dengan pendekatan studi case control. Populasi dan sampel penelitian adalah semua keluarga di zona merah yang memiliki anak Balita usia 12-59 bulan atau 1-5 tahun. Teknik pengambilan sampel menggunakan non random sampling serta subjek kontrol dilakukan dengan cara serasi (matching) dengan jumlah kasus 30 kasus dan 30 kontrol. Data yang dikumpulkan, diolah, dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik serta dianalisis secara statistik dengan uji Chi Square. Hasil penelitian ada 3 factor sanitasi berhubungan dengan kejadian stunting yaitu pengelolaan sampah dengan nilai p = 0,000 dengan OR = 0,248, saluran pembuangan air limbah (SPAL) p = 0,000 OR = 0,333 dan kebiasaan cuci tangan p = 0,000 dengan OR = 0.372. Disarankan kepada ibu balita memperhatikan personal hygiene anak yaitu mencuci tangan anak,sesudah buang air besar dan setelah anak bermain.
The Difference THE DIFFERENCE OF FATIGUE LEVEL AMONG MORNING, AFTERNOON AND NIGHT SHIFT WORK ON WORKER OF STEVEDORING IN TENAU KUPANG PORT OLGA MARIANA DUKABAIN
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 11 No 1 (2013): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Research and Community Service Unit, Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fatigue is a common occur on labor. All types of work will result in fatigue of working. Fatigue while working will degrade performance and increase the error rate of work. Increasing of the error in work will provide possibility of work accident in an industry that may impact on workers' disability even the most fatal is death. Factor of shift work, workload, physical environment such as temperature, humidity, lighting and noise can lead to fatigue in workers. This study aimed to find out the fatigue rate differentials shift work in morning, afternoon, and evening on Labor of Stevedoring in Tenau Kupang Port. This type of research was survey observational with Cross sectional approach, and the number of samples is 89 respondents consisting of 37 people in the morning shift, 24 people in the aternoon shift and 28 people in night shift. Sample were taken with purposive sampling. Collection data were done by interviewing respondent, measuring factors of physical environment (temperature, humidity), measurement of workload before and after work. Then research data were analyzed univariat and bivariat with statistical tests product moment correlation and test the difference by using one way anova and kruskal-wallis. The results of this studi an average level of fatigue after working was 450,91 ms (medium), in the morning shift consisting of 468,04 ms (medium), the afternoon shift consisting of 449,47 ms (medium). Analysis result of workload, temperature, humidity is known that workload have a significant relationship with fatigue by analysis product moment (P=0,001,CI=95 %). The test results one way anova obtained that there is significant differences in temperature, humidity, between work shift in morning, noon and night (P=0,000), there is significant differences in level of fatigue before and after work (P=0,001), there is significant differences in fatigue between work shift in morning, noon and night (P=0,013). Concluded that there is a meaningful relation between work load with fatigue, temperatue and humidity with fatigue and there are difference in levels of fatigue between work shift in morning, noon and night in Tenau Kupang Port.
PENGARUH MASA KERJA TERHADAP KANDUNGAN Pb (PLUMBUM) DALAM DARAH SOPIR ANGKUTAN KOTA KUPANG TAHUN 2009 OLGA MARIANA DUKABAIN; DEBORA GAUDENSIANA SULUH
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 11 No 1 (2013): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Research and Community Service Unit, Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pb (lead) is a highly toxic heavy metals and obtained from consuming food, beverages or through inhalation (breathing) from the air, lead-contaminated dust and contact through the skin. The effects of Pb may occur in the City which is a transport driver vulnerable workers exposed to lead because of the daily work that is always associated with motor vehicles. This research is an analytical survey which is aimed to determine the effect ofworking period to the content of Pb in blood transport driver in Kupang in 2009. The population in this study is all the Kupang public transportation drivers in 2010 with a total sample of 15 drivers, who divided his working period in three categories: <1 year, 1-5 years and> 5 years. Laboratory data and then tabulated and analyzed statistically using linear regression are used to determine the effect of working period to the content of Pb in blood of public transport drivers. Results of laboratory examinations of 15 people found that the public transportation drivers have different Pb content and where on working period with the category of <1 year average content of Pb in blood was 0,89 mg/ltr, 1-5 years category average content of Pb is 1,26 mg / l and media> five-year average content of Pb is 1,99 mg/l. Results-t test and regression analysis showed that the variable (X) has a t-count equal to 3.912, while the value of the t-table with df = 13 at α = 0.01 amounted to 3.012. Thus an individual variable (X) significantly affect the variabels in blood Pb (Y). Based on the analysis results can be concluded that the longer working period as a transport driver in the city of Kupang, the higher content of Pb in blood, and vice versa if the working period is reduced or the less will reduce the content of Pb in blood.
KUALITAS AIR MINUM ISI ULANG PADA DEPOT AIR MINUM (DAMIU) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS OEPOI KOTA KUPANG ALBINA BARE TELAN; AGUSTINA AGUSTINA; OLGA MARIANA DUKABAIN
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 13 No 2 (2015): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Research and Community Service Unit, Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Water is part of the physical environment that absolutely must exist for the survival of human life, animals, and plants. But other than useful for life, water can also be detrimental in the event of water contamination. Water contamination can occur due to physical contamination, contamination of chemicals in the form of organic and inorganic chemicals and the presence of biological contaminants that have microorganisms such as pathogenic bacteria, which deviate from the specified standard of health requirements. In recent years the business of refill drinking water has been growing rapidly in several cities in Indonesia including Kota Kupang. Needs the drinking water community continues to increase as population growth, not offset by the availability of clean water available. Refill drinking water is one of the answers to meet the needs of drinking water Indonesian people are cheap and practical. This is the reason why people choose refill drinking water for consumption. This study aims to determine the quality of drinking water at refill drinking water depots (DAMIU) working area of public health center Oepoi Kota Kupang. This type of research is descriptive research, with the research design is cross-sectional study. The population and samples in this study are the drinking water depots located in the working area of the Oepoi community health center determined by the community health center of the working area of 25 Depot refill drinking water (DAMIU). The results showed that the physical qualities of water are eligible ie odorless, tasteless and colorless, while the water quality of the chemical ie the level of hardness also meets the requirements of the average below 500 mg/liter, and the results of the quality of bacteriological is not qualified because there are still 10 (40%) DAMIU water contains coliform bacteria and 5 (20%) DAMIU water contains bacteria e.coli. It is advisable To the owners of DAMIU to pay more attention to hygiene and sanitation during the production process because it is very influential on the quality of drinking water refills produced for example routinely perform cleaning at least once a month and supervision from parties related to being tightened.
Studi Kualitas Fisik Udara Dan Sanitasi Dasar Di Ruang Tunggu Pelabuhan Tenau Dan Pelabuhan Bolok Olga Mariana Dukabain; Onesimus Numba
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 15 No 2 (2017): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Research and Community Service Unit, Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The problem of air supply and the lack of sanitation facilities in the seaport waiting room is still a problem, including in the waiting room of Tenau Port and Bolok Port, this can be shown by many passengers who feel hot and hot, a lot of garbage is scattered, the number of latrines is lacking and there are puddles water in front of the toilet. This study aims to determine the temperature, humidity, ventilation, velocity of air flow, quantity of clean water, latrines, trash cans, sewerage. This research is a descriptive study that describes the results of field observations and data that have been obtained during the study to obtain deeper facts about the physical quality of air and basic sanitation. The subject of this study is the waiting room of Tenau Port and Bolok Port.
Kajian Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Di Kecamatan Fatuleu Tengah Kabupaten Kupang Ferry WF Waangsir; Olga M. Dukabain
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 15 No 2 (2017): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Research and Community Service Unit, Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

STBM merupakan pendekatan dan paradigma pembangunan sanitasi di Indonesia yang mengedepankan prinsip non subsidi melalui pemberdayaan masyarakat dalam rangka membangun perilaku yang hyigienis dan saniter. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan program STBM di Desa Oelbiteno Kecamatan Fatuleu Tengah Kabupaten Kupang. Hasil penelitian menunjukkan Kepemilikan sarana jamban keluarga di Desa Oelbiteno mencapai 97,30% dengan jenis jamban terbanyak adalah jenis leher angsa yaitu sebanyak 87 sarana dengan tingkat aksesibilitas terbanyak adalah < 5 menit. Kondisi sarana jamban keluarga di Desa Oelbiteno dengan tingkat risiko pencemaran terbanyak berada pada kategori ‘Sedang’ yaitu sebanyak 110 sarana dan terendah pada kategori ‘Tinggi’ yaitu sebanyak 12 sarana. Jenis sarana air bersih yang terbanyak di akses oleh masyarakat di Desa Oelbiteno adalah Mata Air dengan lama waktu akses tertinggi adalah < 10 menit. Kondisi sarana air bersih dengan risiko pencemaran pada kategori ‘Amat Tinggi’ pada sarana Mata Air, dan kategori ‘Rendah’ pada Perpipaan dan Kran umum. Jenis wadah penampungan air minum yang umumnya digunakan oleh masyarakat di Desa Oelbiteno adalah teko, ceret, termos dan jerigen yaitu sebanyak 68 responden dengan frekuensi pembersihan wadah terbanyak pada kelompok frekuensi ‘beberapa kali seminggu’ yaitu sebanyak 61 responden. Peningkatan kualitas sarana atau perbaikan fasiitas sanitasi melalui kegiatan pemberdayaan sangat perlu diperlukan dalam meningkatkan kualitas sanitasi dan lingkungan serta derajat kesehatan masyarakat di wilayah ini.