Windi Atmaka
Unknown Affiliation

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

KAJIAN KADAR KURKUMINOID, TOTAL FENOL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN OLEORESIN TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb) DENGAN VARIASI TEKNIK PENGERINGAN DAN WARNA KAIN PENUTUP Kawiji Kawiji; Windi Atmaka; Agung Adi Nugraha
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 3, No 2 (2010)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.169 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.13638

Abstract

Penelitian dengan judul Kajian Kadar Kurkuminoid, Total Fenol dan Aktivitas Antioksidan OleoresinTemulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Dengan Variasi Teknik Pengeringan dan Warna Kain Penutup inibertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik pengeringan dan warna kain penutup serta interaksi keduanyaterhadap kadar kurkuminoid, total fenol dan aktivitas antioksidan oleoresin temulawak. Penelitian inimenggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor yaitu variasi teknik pengeringan (solar dryerdan sinar matahari langsung) dan warna kain penutup (tanpa penutup, kain hitam & kain putih). Hasil penelitianmenunjukan bahwa penggunaan solar dryer dan kain penutup berpengaruh terhadap kadar kurkuminoid, totalfenol dan aktivitas antioksidan oleoresin temulawak. Selain itu, terjadi interaksi antara teknik pengeringan danwarna kain penutup pada kadar total fenol tetapi tidak terjadi interaksi pada kadar kurkuminoid dan kadarantioksidan oleoresin temulawak. Sedangkan kombinasi solar dryer kain penutup putih merupakan teknikpengeringan yang efektif yang dapat meminimalkan kerusakan pada senyawa aktif temulawak (kurkuminoid,total fenol dan antioksidan) jika dibandingkan dengan kombinasi lainnya.
PENGARUH PENAMBAHAN TOMAT TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORIS SELAI SEMANGKA (Citrullus vulgaris, Schrad) Rakhmi Habibah; Windi Atmaka; Choirul Anam
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 8, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.718 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.12790

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan konsentrasi buah tomat terhadap sifat fisikokimia (TPT, viskositas, pH, kadar vitamin C, kadar air dan aktivitas antioksidan ) dan sensori selai semangka. Rancangan percobaan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu kombinasiperlakuan penambahan tomat pada selai buah semangka (70%:30%; 65%:35%, 60%:40%, 55%:45%, 50%:50%). Untuk melihat beda nyata antar perlakuan, dianalisis secara statistik menggunakan oneway ANOVA pada taraf α 0,05 dilanjutkan dengan menggunakan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf α 0,05. Penambahan tomat pada konsentrasi berbeda tidak berpengaruh terhadap total padatan terlarut (TPT), viskositas dan sensori (warna, aroma, rasa, kemudahan oles, overall), tetapi berpengaruh terhadap pH, kadar vitamin C,kadar air, aktivitas antioksidan dan sensori (tekstur) selai semangka. Nilai TPT selai semangka meningkat kemudian turun diatas penambahan tomat 35%, sedangkan nilai viskositasnya hampir sama pada semua sampel. Nilai TPT semua sampel sudah memenuhi persyaratan SNI. Nilai pada kadar vitamin C, kadar air dan aktivitas antioksidan meningkat, berbanding terbalik dengan pH. Nilai pH terendah (3,79), kadar vitamin C tertinggi (27,64mg/100gr), dan aktivitas antioksidan terbesar (6,013%DPPH/mg) didapatkan dari perbandingan semangka tomat 50%:50%. Perbandingan selai semangka dan tomat yang memiliki nilai sensori tertinggi adalah 60%:40%. Kata Kunci : aktivitas antioksidan, likopen, tomat, semangka
APLIKASI MADU SEBAGAI PENGAWET DAGING SAPI GILING SEGAR SELAMA PROSES PENYIMPANAN Windi Atmaka; Rohula Utami; Sigit Raharjo
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 4, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.079 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.13598

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan madu terhadap karakteristikmikrobiologis, kimia, dan fisik daging sapi giling segar selama proses penyimpanan serta mengetahuikonsentrasi madu yang memberikan efek penghambatan pembusukan daging sapi yang baik untuk pengawetandaging sapi giling segar berdasarkan karakteristik mikrobiologis, kimia, dan fisik daging sapi giling segar selamaproses penyimpanan. Penelitian ini menggunakan enam macam analisis. Diantaranya adalah Total Plate Pount(TPC), Total Volatile Bases (TVB), Thiobarbituric Acid (TBA), aw, pH, dan warna. Penelitian ini menggunakanrancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan berdasar perbedaan konsentrasi madu yang digunakan. Padapenelitian ini digunakan 5 perlakuan dengan penambahan konsentrasi madu yang berbeda yaitu 0% (kontrol),5%, 10%, 15% dan 20%. Dilakukan pengamatan pada hari ke-0, hari ke-1, hari ke-3 dan hari ke-5. Data yangdidapat dianalisis dengan ANOVA dengan alfa 0,05. Percobaan ini dilakukan dengan 2 kali ulangan. Hasilanalisis menunjukkan bahwa penambahan madu pada daging sapi giling segar berpengaruh terhadap nilai TotalMikroba, TBA, TVB, aw, pH, dan warna. Penambahan madu dapat mengurangi jumlah mikroba total yangterdapat dalam daging sapi giling segar. Semakin tinggi konsentrasi madu maka nilai TVB yang dihasilkansemakin rendah. Semakin tinggi konsentrasi madu maka semakin rendah nilai aw dan pH daging. Semakin tinggikonsentrasi madu maka kecerahan warna daging semakin menurun, tetapi tingkat penurunannya lebih rendah.Konsentrasi madu yang memberikan efek penghambatan pembusukan daging sapi yang baik untuk pengawetandaging sapi giling segar berdasarkan karakteristik mikrobiologis, kimia, dan fisik daging sapi giling segar selamaproses penyimpanan adalah 10%.
PENDUGAAN UMUR SIMPAN FRUIT LEATHER APEL MANALAGI (Malus sylvestris) MENGGUNAKAN METODE ASLT (Accelerated Shelf Life Test) DENGAN MODEL ARRHENIUS Dini Rizkianiputri; Windi Atmaka; Ardhea Mustika Sari
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 9, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (824.554 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v9i2.17464

Abstract

Fruit leather is a thin sheet-shaped slurry product with 2-3 mm in thickness, it’s made from dried fruit‘s puree were dried at 50 - 700C. Research on the formulation of fruit leather has been done but the research about the shelf life of fruit leather has not been done. In a previous study, the addition of xanthan gum a binder to improve the quality of manalagi apples fruit leather, where the use of 1,5 gram of xanthan gum provides the best quality, but it is not known the shelf life of the fruit leather. The purpose of this study was to know the shelf life, determine the change in the value of sensory, water content, and total microbial of manalagi apples fruit leather during 25 days of storage and various storage temperature.. The method used was a ASLT method with approach Arrhenius model. Manalagi apples fruit leather stored at 35°C, 45°C, and 55°C were observed on days 0, 5, 10, 15, 20, and 25. The result showed that the quality of each of the tested sensory parameters and moisture contentdecreased from starting day 0 to day 25. The total of microbial are increased from strating day 0 to day 25. Shelf life calculation result of manalagi apples fruit leather based on sensory colour parameter values through the Arrhenius approach on the storage temperature of 30°C is 33.11 days or 1.10 months.
PREDIKSI UMUR SIMPAN TEPUNG JAGUNG (Zea mays L.) INSTAN DI DALAM KEMASAN PLASTIK Bambang Sigit Amanto; Windi Atmaka; Dian Rachmawanti Affandi
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 4, No 2 (2011)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (641.362 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.13568

Abstract

Jagung mempunyai potensi besar untuk ditingkatkan dan dikembangkan, baik sebagai bahan pangan,pakan maupun bahan baku industri. Salah satu bentuk produk dari jagung adalah tepung instan,yang merupakansalah satu bahan setengah jadi untuk bahan baku industri pangan dalam pengolahan lanjut. Tepung jagung instanmenjadi alternatif pengolahan berdasarkan pertimbangan tujuanpemakaian, kemudahan dalam transportasi, dan efisiensi penyimpanan. Pembuatan tepung jagung instandimaksudkan sebagai upaya menambah keanekaragaman pangan serta diversifikasi produk olahan jagung, usahapeningkatan nilai ekonomi dan pengawetan produk jagung serta kepraktisan penggunaan. Pada prinsipnyaberbagai jenis tepung mempunyai sifat higroskopis sehingga selama penyimpanan mudah mengalami kerusakanakibat penyerapan uap air dari lingkungannya. Salah satu upaya untuk memperpanjang umur simpan tepungadalah dengan pengemasan. Bahan pengemas yang digunakan dalam penelitian ini adalah plastik polipropilendan polietilen dengan berbagai macam ketebalan. Analisis dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptifsehingga dapat menjelaskan prediksi umur simpan tepung jagung instan yang berasal berbagai variaetas jagungpada kemasan plastik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prediksi umur simpan yang paling baik adalah padapenggunaan pengemas plastik polipropilen dengan ketebalan 0,05. Umur simpan yang diperoleh denganpengemas polipropilen 0,05 untuk tepung jagung kuning instan sebesar 153 hari. Sedangkan untuk tepungjagung putih instan sebesar 107 hari.
DIVERSIFIKASI DAN KARAKTERISASI CITARASA BAKSO IKAN TENGGIRI (Scomberomus commerson) DENGAN PENAMBAHAN ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA Nur Her Riyadi Parnanto; Windi Atmaka
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (997.624 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.13612

Abstract

Kecenderungan konsumen terhadap produk pangan bercitarasa asap semakin meningkat. Bahkan akhir-akhir inimuncul produk pangan bercitarasa asap yang dahulu tidak lazim diperdagangkan seperti nasi bakar, tahu bakardan kelapa bakar. Namun, pengasapan cara langsung memungkinkan terbentuknya senyawa karsinogenik.Penggunaan asap cair merupakan salah satu alternatif untuk memperbaiki proses tersebut sehingga dihasilkanproduk pangan bercitarasa asap yang aman bagi kesehatan. Ikan tenggiri mempunyai tingkat produksi dankandungan gizi yang cukup tinggi. Bakso ikan merupakan salah satu bentuk diversifikasi produk perikanan.Bakso merupakan salah satu produk yang paling digemari. Namun, sejauh ini citarasa bakso masih standarsehingga berpotensi untuk dikembangkan. Salah satunya adalah dengan cara menambahkan citarasa asap padaproduk bakso ikan tenggiri.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode dan konsentrasi pemberian asap cair pada bakso ikantenggiri yang memiliki tingkat kesukaan paling tinggi, mengetahui karakter sensoris (warna, aroma asap, rasaasap, kekenyalan dan keseluruhan) serta untuk mengetahui karakter fisik (tekstur) dan karakter kimia (kadar air,lemak, protein dan fenol) terhadap bakso ikan tenggiri citarasa asap yang paling disukai. Rancangan yangdigunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu variasi metodepenambahan asap cair (pencampuran, pencelupan dan penyemprotan) serta variasi konsentrasi asap cair (3%, 5%dan 7%). Analisis data secara statistik dengan ANOVA pada α=5% serta dilanjutkan dengan uji DMRT apabilaada beda nyata.Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi metode serta konsentrasi pemberian asap cair pada bakso ikantenggiri tidak memberikan pengaruh beda nyata terhadap sifat sensori warna, kekenyalan serta keseluruhan tetapimemberikan pengaruh bervariasi terhadap sifat sensori aroma asap dan rasa asap. Bakso ikan tenggiri denganmetode penyemprotan asap cair 3% merupakan metode serta konsentrasi pemberian asap cair yang memilikitingkat kesukaan paling tinggi. Karakteristik kimia bakso ikan tenggiri dengan penyemprotan asap cair 3% telah sesuai dengan persyaratan SNI bakso ikan yaitu: kadar air 75,06%, kadar protein 10,16% dan kadar lemak0,86%. Mengandung fenol alami sebesar 0,07061% dan masih jauh di bawah batas maksimal kadar fenol yangdiperbolehkan dalam bahan makanan (0,02-0,1%) sehingga aman untuk dikonsumsi serta dapat diterimakonsumen dari karakter sensoris, fisik dan kimia.
KAJIAN KADAR KURKUMINOID, TOTAL FENOL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb) PADA BERBAGAI TEKNIK PENGERINGAN DAN PROPORSI PELARUTAN Kawiji Kawiji; Windi Atmaka; Prima Riska Otaviana
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 4, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.833 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.13592

Abstract

Penelitian dengan judul “Kajian Kadar Kurkuminoid, Total Fenol dan Aktivitas Antioksidan EkstrakTemulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Pada Berbagai Teknik Pengeringan dan Proporsi Pelarutan”bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik pengeringan, warna kain penutup dan proporsi pelarutan terhadapkadar kurkuminoid, total fenol dan aktivitas antioksidan ekstrak temulawak. Penelitian ini menggunakanRancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor yaitu variasi teknik pengeringan (solar dryer dan sinarmatahari langsung) dan warna kain penutup (tanpa penutup, kain hitam dan kain putih). Penelitian terdiri dari 2tahap, tahap pertama dilakukan untuk mengetahui ekstrak temulawak dengan perlakuan teknik pengeringan danwarna kain penutup yang terbaik. Tahap ke dua dilakukan untuk mengetahui pengaruh proporsi pelarutan (1:10,1:12,1:14) pada sampel terbaik.Hasil analisa menunjukkan bahwa perlakuan pengeringan dengan menggunakan solar dryer danpenggunaan kain penutup mendapatkan kadar kurkuminoid, aktivitas antioksidan dan total fenol yang tinggi.Namun perbedaan warna kain tidak berpengaruh terhadap komponen aktif pada simplisia temulawak. Sedangkanrasio perbandingan proporsi pelarutan yang semakin tinggi menunjukan kadar kurkuminoid dan aktivitasantioksidan semakin rendah. Akan tetapi proporsi pelarutan tidak berpengaruh terhadap total fenol pada ekstraksimplisia temulawak.
KAJIAN KARAKTERIKSTIK FISIKOKIMIA TEPUNG INSTAN BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) Windi Atmaka; Bambang Sigit Amanto
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.894 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.13614

Abstract

Jagung memiliki potensi besar untuk ditingkatkan dan dikembangkan, baik sebagai bahan pangan, pakanmaupun bahan baku industri. Salah satu bentuk produk dari jagung adalah tepung instan, yang merupakan salahsatu bahan setengah jadi untuk bahan baku industri pangan dalam pengolahan lanjut. Tepung jagung instanmenjadi alternatif pengolahan berdasarkan pertimbangan tujuan pemakaian, kemudahan dalam transportasi, danefisiensi penyimpanan. Pembuatan tepung jagung instan dimaksudkan sebagai upaya menambahkeanekaragaman pangan serta diversifikasi produk olahan jagung, usaha peningkatan nilai ekonomi danpengawetan produk jagung serta kepraktisan penggunaan. Pada prinsipnya berbagai jenis tepung, mempunyaisifat higroskopis sehingga mudah mengalami kerusakan akibat penyerapan uap air dari lingkungannya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kimia (kadar air, abu, protein, lemak, dan pati) dan sifatfisik (viskositas dan bulk density) tepung jagung instan. Penelitian ini dianalisa secara deskriptif sehingga dapatmenjelaskan hasil pembrondongan (puffing) pada berbagai jenis varietas jagung terhadap karakaterstik kimia(kadar air, abu, protein, lemak, dan pati) dan fisik (viskositas, bulk density) tepung jagung instan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik fisikokimia tepung jagung kuning instan yaitu kadar air5,37%, protein 9,83%, lemak 5,35%, abu 1,31%, pati 71,13%, viskositas 6,5 cP dan bulk density 0,0664 gr/cm3.Sedangkan tepung jagung putih instan karakteritik fisikokimianya yaitu kadar air 5,45%, protein 8,78%, lemak5,48%, kadar abu 1,28%, pati 68,81%, viskositas 3,05 cP, dan bulk density 0,0678 gr/cm3
KAJIAN KARAKTERISTIK SENSORIS, FISIK, DAN KIMIA FRUIT LEATHER ISANG TANDUK (Musa corniculata Lour.) DENGAN PENAMBAHAN BERBAGAI KONSENTRASI GUM ARAB Tri Astuti; Esti Widowati; Windi Atmaka
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 8, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.879 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.12786

Abstract

Fruit leather is one of the processed fruit products, shaped similar to thin sheets with specific consistency and flavor. One of the suitable fruits that can be processed to fruit leather was horn plantain (Musa corniculata Lour.). The aim of this research was to determine the effect of the addition of gum arabic on sensoryand physical, and chemical characteristics of horn plantain fruit leather and most acceptable gum arabic concentration addition for consumer. The analysis method used was Completely Randomized Design (CRD) with single factor of the addition of gum arabic. Concentration addition of gum arabic in horn plantain fruit leatherwas 0,3%; 0,6%; and 0,9%. Based on the analysis result according to the sensory analysis using hedonic test, the addition of gum arabic to the horn plantain fruit leather resulted a significant effect on the parameters of color, texture, and overall, whereas the addition of gum arabic to the horn plantain fruit leather did not have a significant effect on the parameters of scent and flavor. The physical and chemical analysis result of the horn plantain fruit leather with gum arabic addition had significant effect on water content (12,696% -13,775% (wb)) and dietary fiber (2,7563% - 5,0825% (db)), and had no significant effect on ash content (2,875% - 2,896% (db)), water activity (Aw) (0,54 - 0,56), and tensile strength (4,8449 N - 5,8125 N). The recommended gum arabic addition to the horn plaintain fruit leather was 0,6%.Keywords: arabic gum, fruit leather, horn plantain