Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PENGEMBANGAN USAHA KERAJINAN ROTAN (PENDEKATAN ACTION RESEARCH) STUDI KASUS DI UKM ASRI ROTAN DESA TRANGSAN, KECAMATAN GATAK, KABUPATEN SUKOHARJO Kawiji Kawiji; Nuning Setyowati
Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship Vol 2 No 01 (2013): January 2013
Publisher : UII

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/ajie.vol2.iss1.art2

Abstract

SMEs of Asri Rotan has economic potential, but also has disadvantages such as limited technology and business management weaknesses. This study aims to analyze the advantages potential, formulating business development strategies for SMEs Asri Rotan and followed up with partisipatory action as realization of the development strategies. This study uses a participatory action approach and using the primary database include revenue, costs, internal factors (strengths-weaknesses) and external factors (opportunities-threats). The analysis tools are profit analysis and SWOT Analysis. Results showed that SMEs Asri Rattan is profitable and feasible to developed. Alternative development strategies for SMEs Asri Rattan include: Maintaining the quality of products to enhance product competitiveness, establish partnerships with agents to maintain continuity of supply and demand, increase the capacity of production technology, improving business management, optimum use of government support, increasing the skill and creativity of human resources for increased competitive advantage. Partisipative action as realization of development strategies include: training of simple bookkeeping, preparing financial report, preparing business plans, increasing production technology capacity.Keywords: SME of Asri Rattan, profit analysis, development strategies, action research
INKORPORASI MINYAK ATSIRI JAHE MERAH DAN LENGKUAS MERAH PADA EDIBLE FILM TAPIOKA Rohula Utami; Kawiji Kawiji; Edhi Nurhartadi
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 9, No 1 (2012): Prosiding Seminar Nasional IX Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.39 KB)

Abstract

ABSTRAK   Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antioksidan minyak atsiri jahe merah dan lengkuas merah serta pengaruh inkorporasi minyak atsiri jahe merah dan lengkuas merah terhadap aktivitas antimikroba dan karakteristik sensori edible film tapioka. Aktivitas antioksidan diuji menggunakan metode DPPH. Pengujian aktivitas antimikroba dilakukan terhadap bakteri Pseudomonas putida dan Pseudomonas fluorescens sedangkan karakteristik sensori diuji dengan metode perbandingan jamak dan metode hedonik. Aktivitas antioksidan yang dihasilkan sebesar 16.61% untuk minyak atsiri jahe merah dan 22.22% untuk minyak atsiri lengkuas merah. Aktivitas antimikroba edible film dengan inkorporasi 0.1% minyak atsiri jahe merah mampu menghambat Pseudomonas putida sebesar 2.45 cm dan Pseudomonas fluorescens sebesar 1.92 cm sedangkan inkorporasi dengan minyak atsiri lengkuas merah masing-masing menghambat sebesar 2.35 cm dan 2.42 cm (diameter edible film 1.3 cm). Berdasarkan uji perbandingan jamak diketahui bahwa edible film dengan inkorporasi masing-masing 1% minyak atsiri mempunyai karakteristik yang masih mendekati edible film tanpa minyak atsiri dan juga disukai panelis. Oleh karena itu dengan hasil ini maka dapat dilakukan penelitian selanjutnya tentang aplikasi edible film ini sebagai pengemas aktif.   Kata Kunci: edible film, jahe merah, lengkuas merah, minyak atsiri.
KAJIAN USAHA PEMBUATAN SYRUP KUNYIT ASAM Windi Atmoko; Kawiji Kawiji
SEPA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 2, No 2 (2006): FEBRUARY
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/sepa.v2i2.48849

Abstract

It has been done an experiment of making the tumeric acid syrup. The experiment was done on June-July in 2005 in the Laboratory of Food Processing Engineer. Firstly it was done a process of making the tumeric acid syrup then it was continued by an organoleptic test and an economic analysis. The result of the research showed that; from three experiments of making the tumeric acid syrup, there was a tendency of the consumers to choose the tumeric acid syrup with the sugar composition of 68%
Stabilitas Antosianin Ekstrak Daun Jati (Tectona Grandis) terhadap Perlakuan pH dan Suhu Fathinatullabibah Fathinatullabibah; Lia Umi Khasanah; Kawiji Kawiji
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 3, No 2 (2014): Mei 2014
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.301 KB)

Abstract

Pemanfaatan bahan alam seperti daun jati sebagai pewarna makanan menjadi salah satu alternatif dalam mengurangi penggunaan pewarna sintetik. Daun jati mengandung pigmen antosianin yang dapat memberikan warna merah. Pemanfaatan daun jati sebagai pewarna makanan masih sedikit. Padahal banyak penelitian yang menyebutkan bahwa daun jati memiliki khasiat seperti antibakteri, antitoksik, dan antioksidan. Dalam pengolahannya, makanan sering kali melalui proses pemanasan dan perubahan pH, dimana kedua faktor tersebut akan mempengaruhi stabilitas antosianin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas ekstrak pigmen antosianin daun jati pada berbagai perlakuan pengolahan pangan meliputi pH (3, 5, 7), dan suhu (750C, 1000C, 1210C) ditinjau dari total antosianin, aktivitas antioksidan, dan kualitas warna. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari satu faktor dengan perlakuan pH dan suhu. Data hasil analisis pada penelitian ini diuji secara statistik menggunakan sidik ragam ANOVA dengan SPSS. Jika terdapat perbedaan maka dilanjutkan dengan Duncan Mulitiple Range Test (DMRT) pada α = 0,05. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa adanya perlakuan pH dan suhu mempengaruhi stabilitas ekstrak daun jati. Semakin tinggi nilai pH dan suhu, stabilitas ekstrak (ditinjau dari kadar total antosianin, aktivitas antioksidan dan kualitas warna) semakin menurun. Perlakuan yang paling menjaga stabilitas pigmen antosianin ekstrak daun jati adalah perlakuan pH 3 dan suhu 75 0C.
KAJIAN KADAR KURKUMINOID, TOTAL FENOL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN OLEORESIN TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb) DENGAN VARIASI TEKNIK PENGERINGAN DAN WARNA KAIN PENUTUP Kawiji Kawiji; Windi Atmaka; Agung Adi Nugraha
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 3, No 2 (2010)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.169 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.13638

Abstract

Penelitian dengan judul Kajian Kadar Kurkuminoid, Total Fenol dan Aktivitas Antioksidan OleoresinTemulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Dengan Variasi Teknik Pengeringan dan Warna Kain Penutup inibertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik pengeringan dan warna kain penutup serta interaksi keduanyaterhadap kadar kurkuminoid, total fenol dan aktivitas antioksidan oleoresin temulawak. Penelitian inimenggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor yaitu variasi teknik pengeringan (solar dryerdan sinar matahari langsung) dan warna kain penutup (tanpa penutup, kain hitam & kain putih). Hasil penelitianmenunjukan bahwa penggunaan solar dryer dan kain penutup berpengaruh terhadap kadar kurkuminoid, totalfenol dan aktivitas antioksidan oleoresin temulawak. Selain itu, terjadi interaksi antara teknik pengeringan danwarna kain penutup pada kadar total fenol tetapi tidak terjadi interaksi pada kadar kurkuminoid dan kadarantioksidan oleoresin temulawak. Sedangkan kombinasi solar dryer kain penutup putih merupakan teknikpengeringan yang efektif yang dapat meminimalkan kerusakan pada senyawa aktif temulawak (kurkuminoid,total fenol dan antioksidan) jika dibandingkan dengan kombinasi lainnya.
PENGARUH PERLAKUAN AWAL BAHAN BAKU DAN WAKTU DESTILASI SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA MINYAK SERAI DAPUR (Lemongrass oil) Kawiji Kawiji; Lia Umi Khasanah; Christian Argo Pramani
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.523 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.13628

Abstract

Minyak atsiri dari serai dapur dapat diperoleh dengan proses destilasi batang serai dapur. Minyak serai dapurdalam industri kimia dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan kosmetik, parfum, deodoran, pewangisabun, pembersih lantai dan deterjen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perlakuan awalbahan baku dan waktu destilasi serai dapur berpengaruh terhadap karakteristik fisikokimia minyak serai dapuryang dihasilkan. Rancangan percobaan berupa rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor yaitu;variasi perlakuan awal bahan baku (dengan dimemarkan dan dengan dirajang) dan variasi waktu destilasi (1, 2, 3dan 4 jam). Data diperoleh dari analisa; Total padatan terlarut, warna, aroma, rendemen, berat jenis pada 25 ºC,putaran optik, index bias pada 20 ºC, kelarutan dalam alkohol 70 % dan kadar sitral. Berdasarkan hasil penelitiandapat disimpulkan bahwa perlakuan awal bahan baku dan waktu destilasi berpengaruh terhadap total padatanterlarut, aroma, rendemen, berat jenis, putaran optik, indek bias dan tidak berpengaruh terhadap warna dan kadarsitral. Dengan perlakuan perajangan dan waktu destilasi yang lebih lama menyebabkan terjadi peningkatan nilaitotal padatan terlarut, aroma, rendemen, berat jenis, putaran optik, indek bias yang lebih signifikan dibandingkandengan dimemarkan pada waktu destilasi yang sama, sedangkan kelarutannya dalam alkohol cenderungmenurun. Perlakuan perajangan dengan waktu destilasi selama 4 jam merupakan perlakuan dan waktu yangpaling optimal untuk menghasilkan minyak serai dapur yang lebih baik, yakni; dengan nilai total padatan terlarut80,533 ºBrix, warna 0,5456 Å, aroma lemon, rendemen 0,303 %, berat jenis pada 25 ºC 0,8796 gr/ml, putaranoptik +0,21, indek bias pada 20 ºC 1,4575, kelarutan dalam alkohol 70 % 1: 4,33 dan kadar sitral 76,3 %.
PRODUKSI BIR PLETOK KAYA ANTIOKSIDAN Dwi Ishartani; Kawiji Kawiji; Lia Umi Khasanah
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 5, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.345 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.13540

Abstract

Penelitian ini bertujuan memformulasikan bir pletok yang dapat diterima konsumen. Bir pletokdiformulasikan dalam bentuk instan (dua formula) dan sirup (enam formula), dengan bahan dasar jahe, kayumanis, cengkeh, dan serai. Variasi dilakukan pada bahan pewarna alami, yaitu menggunakan secang (merah)dan pandan (hijau), serta pemanis, yaitu gula merah, gula pasir, serta kombinasi keduanya. Bir pletok padapenelitian ini diteliti kadar total fenol (metode Folin Ciocalteau) dan aktivitas penangkapan radikal bebasnya(metode DPPH). Selain itu juga dilakukan analisis sensori untuk mengetahui penerimaan panelis terhadapwarna, aroma, rasa, dan penerimaan keseluruhan bir pletok yang dihasilkan. Total fenol tertinggi terdapat padasirup bir pletok formula 4 (2.72 mg/g berat basah), diikuti sirup bir pletok formula 5 (1.98 mg/g berat basah),sirup bir pletok formula 7 (1.85 mg/g berat basah), sirup bir pletok formula 3 (1.71 mg/g berat basah), sirup birpletok formula 8 (1.38 mg/g berat basah), bir pletok instan formula 1 (1.09 mg/g berat basah), sirup bir pletokformula 6 (0.81 mg/g berat basah), dan bir pletok instan formula 2 (0.49 mg/g berat basah). Aktivitaspenangkapan radikal bebas terbesar juga terdapat pada formula 4 (25.25 %DPPH/mg berat basah), diikutiformula 3 (17.70 %DPPH/mg berat basah), formula 5 (11.42 %DPPH/mg berat basah), formula 2 (8.86%DPPH/mg berat basah), formula 7 (7.95 %DPPH/mg berat basah), formula 8 (7.42 %DPPH/mg berat basah),formula 6 (5.28 %DPPH/mg berat basah), dan formula 1 (3.95 %DPPH/mg berat basah). Formula bir pletokinstan dengan pewarna berbeda memberikan nilai warna, rasa, dan keseluruhan yang tidak berbeda nyata,masing-masing dengan nilai cenderung netral. Penambahan pandan menghasilkan bir pletok instan dengan nilaipenerimaan aroma lebih tinggi daripada penambahan secang. Sirup bir pletok instan yang nilai penerimaanwarna, aroma, rasa, dan keseluruhan paling tinggi adalah formula 7, formula 4, dan formula 3, yaitu dengannilai antara netral dan agak suka.
PEMANFAATAN JAHE (Zingiber officinale Rosc.) DALAM MENINGKATKAN UMUR SIMPAN DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SALE PISANG BASAH Kawiji Kawiji; Rohula Utami; Erwin Nur Himawan
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 4, No 2 (2011)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.491 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.13576

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman larutan jahe terhadap umur simpan,aktivitas antioksidan, total fenol, dan penerimaan konsumen sale pisang basah. Penelitian ini menggunakanRancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan berdasarkan perbedaan konsentrasi ekstrak jahe.Adapun perlakuan tersebut yaitu kontrol/tanpa perendaman larutan jahe, ekstrak jahe 5:100, ekstrak jahe 10:100,ekstrak jahe 15:100, dan ekstrak jahe 20:100. Penelitian menggunakan lima macam analisis yang terdiri darianalisis aktivitas antioksidan, total fenol, kadar air, total kapang, dan penerimaan konsumen. Analisis aktivitasantioksidan dan total fenol dilakukan terhadap sampel sale pisang basah tanpa penyimpanan, namun untukanalisis kadar air dan total kapang dilakukan pada sale pisang basah dengan penyimpanan hari ke 0, 5, 10, 15,dan 20. Hasil analisis menunjukkan bahwa umur simpan sale pisang basah meningkat setelah direndam dalamlarutan jahe sehingga menjadikan produk tersebut lebih awet. Aktivitas antioksidan dan total fenol pada salepisang basah secara berurutan dari yang paling kecil adalah sampel tanpa perendaman, ekstrak jahe 5:100,ekstrak jahe 10:100, ekstrak jahe 15:100, dan ekstrak jahe 20:100. Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwasecara keseluruhan sale pisang basah yang paling disukai adalah sampel dengan konsentrasi larutan jahe 10:100.
PENGARUH PENAMBAHAN OLEORESIN DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix DC) PADA EDIBLE COATING TERHADAP PENGHAMBATAN KERUSAKAN OKSIDATIF DAN MIKROBIOLOGIS DAGING SAPI YANG DISIMPAN DI SUHU RENDAH Kawiji Kawiji; Rohula Utami; Lia Umi khasanah
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 7, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.007 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.12916

Abstract

APLIKASI EDIBLE FILM MAIZENA DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK JAHE SEBAGAI ANTIOKSIDAN ALAMI PADA COATING SOSIS SAPI Godras Jati Manuhara; Kawiji Kawiji; Heny Ratri E
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 2, No 2 (2009)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.074 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.12868

Abstract

Penambahan ekstrak jahe yang mengandung antioksidan alami ke dalam pembuatan edible coating sosis diharapkan mampu mengurangi kerusakan lemak pada produk sosis. Penelitian ini memiliki dua tujuan. Pertama, Mengetahui konsentrasi penambahan ekstrak jahe pada edible coating sosis yang paling disukai oleh panelis.Kedua, mengetahui pengaruh penambahan ekstrak jahe pada edible coating sosis terhadap tingkat kerusakan lemak sosis selama penyimpanan. Berdasarkan uji yang dilakukan pada aplikasi edible coating sosis, yakni uji organoleptik, uji susutberat, dan uji kerusakan oksidatif lemak, diketahui bahwa perlakuan paling baik adalah penambahan ekstrak jahe pada edible coating sosis sebesar 10%. Kata Kunci: antioksidan,edible film, maizena