BILLY SETIANEGARA
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KASUS PREEKLAMPSIA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PRABUMULIH PUJIATI PUJIATI; BILLY SETIANEGARA; IMELDA GP
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 10 No 1 (2015): Jurnal Kesehatan
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, oedema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Menurut data Dinas Kesehatan Kata Prabumulih tahun 2011 terdapat 54/100. 000 kelahiran hidup atau 15 kematian ibu dari 29.486 kelahiran hidup. Dari 15 kematian ibu, terdapat 3 orang yang mengalami preeklampsia. Di Rumah Sakit Umum Daerah Kata Prabumulih 2013, sebanyak 455 kasus dari 1079 persalinan yaitu sekitar (42,47%). Mengingat masin tingginya angka kematian bayi dan ibu maternal di Indonesia maka diperlukan kajian dan evaluasi bagaimana dan kenapa ini terjadi di berbagai Rumah Sakit Daerah. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kasus preeklampsia pada ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Kata Prabumulih tahun 2014 serta berapa resiko terjadinya preeklampsia berdasarkan umur, pendidikan, paritas, status gizi dan usia kehamilan. Penelitian ini merupakan survey analitik dengan pendekatanCross Sectional. Populasi penelitian adalah seluruh ibu bersalin dengan preeklampsia di Rumah Sakit Umum Daerah Kata Prabumulih Tahun 2014 sedangkan sampel berjumlah 94 orangberdasarkan rumus proporsi 1 sampel dansampel diambil secara insidental. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji statistic chi-square, dengan a 0, 05. Hasil penelitian menunjukkan adanya kecenderungan terjadinya kasus preeclampsia berat (Pvalue =0.001) dan terdapat hubunganyang signifikan antara umur (P value= 0.037; OR=2.812),pendidikan (Pvalue= 0.021; OR=3. 781), paritas (Pvalue= 0.026; OR=3.167), status gizi (Pvalue = 0.030; OR=3.000) dan usia kehamilan (P value= 0.010) dengan kasus preeklampsia di kalangan ibu yang bersalin di RSUD Prabumulih.Sehingga disarankan agar sebaiknya wanita menikah dan melahirkan pada usia 20-35 tahun.meningkatkan pendidikan ibumelalui paket A, B, C, mengendalikan kelahiran melalui keluarga berencana, memperbaiki status gizi dan meningkatkan frekuensi kunjungan kehamilan.
Pengaruh Ekstrak Daun Jambu Biji (PSIDIUM GUAJAVA LINN) dan Ekstrak Daun Teh Hijau (CAMELIA SINENSIS) Terhadap Pertumbuhan ESCHERICHIA COLI IN VITRO dan Perbandingannya Dengan KOTRIMOKSAZOL Billy Setianegara; Karneli Karneli; Yusneli Yusneli
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 1 No 12 (2013): Jurnal Kesehatan
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.135 KB) | DOI: 10.36086/jpp.v1i12.137

Abstract

Daun jambu biji (Psidium guajava Linn) dan daun teh hijau (Camelia Cinensis) telah lama dikenal masyarakat sebagai obat tradisional. Keduanya secara empiris telah terbukti dapat menghambat dan mematikan beberapa jenis bacteri penyebab diare pada manusia. Menurut WHO, pilihan utama farmakoterapi infeksi bakteri Escherichia coli pada manusia adalah kotrimoksazol, akan tetapi penggunaannya kadang-kadang menimbulkan efek samping dan masalah kesehatan seperti allergi bahkan reaksi hypersensitivitas seperti stephen Johnson Syndrom. Oleh karena itu, masih diperlukan pengkajian pengaruh berbagai tanaman herbal sebagai obat alternatif untuk diare terutama yang disebabkan oleh bakteri E. coli. Penelitian ini bertujuan untuk meperkirakan pengaruh, berapa kekuatan ekstrak daun jambu biji dan ekstrak teh hijau terhadap pertumbuhan Escherichia coli dan perbandingannya dengan pengaruh kotrimoksazol dibuktikan dengan pengukuran zona hambat yang terjadi. Jenis penelitian adalah quasi eksperimen. Sediaan utama berupa daun jambu biji dengan jenis daging buah putih yang berwarna hijau muda dan daun teh hijau segar yang diekstraksi dan dibuat dalam 10 sediaan dengan konsentrasi 10%-100%, sedangkan kotrimoksazol berupa suspensi dibuat dalam 10 sediaan dengan konsentrasi 5 – 50 µg. Penelitian ini menggunakan teknik uji resistensi menurut metode Kirby-Bauer (cakram kertas) dimana masing-masing sediaan diteteskan dalam disc, ditengah media Muller Hinton agar yang ditanami dengan bakteri e. Coli dari strain ATTC dan lokal. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Palembang pada bulan oktober 2012. Analisa data yang digunakan adalah regresi linier sederhana, anova dan uji t-independen. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif yang kuat ekstrak daun jambu dan ekstrak daun teh hijau terhadap pertumbuhan E.coli baik strain ATCC maupun strain lokal dengan r berkisar dari 0.8883 sampai dengan 0.9967 (Pv < 0.05). Ada pengaruh positif kuat kotrimoksazol terhadap pertumbuhan E.coli strain ATCC dengan r dari 0.9255 sampai dengan 0.9941.(Pv < 0.05), tetapi tidak ada pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan E.coli strain lokal sampai dengan dosis 150 µg. Tidak ada perbedaan significant, pengaruh ekstrak daunn jambu biji dan ekstrak daun teh hijau terhadap pertumbuhan E.coli. (Pv > 0.05) Dengan demikian disimpulkan bahwa ektrak daun jambu biji dan ekstrak daun teh hijau masih potensial sebagai anti infeksi E.coli serta dicurigai adanya kemungkinan resistensi E.coli terhadap antibiotika khususnya kotrimoksazol.
Perbandingan Nilai Darah Rutin Dan Berat Badan Anak Pada Pre Dan Post 2 Bulan Terapi Oat Di Rumah Sakit Khusus Paru-Paru Palembang Tahun 2013 Rifai Ibrahim; Billy Setianegara; Herry Hermansyah
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 1 No 14 (2014): Jurnal Kesehatan
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.266 KB)

Abstract

Tuberkulosis (TB) sampai saat ini masih merupakan masalah pokok di Negara negaraberkembang, termasuk Indonesia. Angka kejadian baik pada dewasa maupun anak yang masih terus meningkat, yang diperparah oleh masih tingginya penularan aktif dewasa akan mempertinggi kasus TB anak di masyarakat. Diperkirakan di dunia terdapat 1.300.000 kasus TB baru berumur di bawah 15 tahun, TB anak merupakan 5–15% dari seluruh kasus. Diagnosis TB pada anak sampai saat ini masih menjadi masyalah karena tanda dan gejala yang tidak spesifik, sulitnya mendapat spesimen serta populasi basil TB yang rendah pada anak dengan TB. Subyek yang diteliti adalah pasien anak dengan primer kompleks tuberkulosis (PKTB) positif, yang ditetapkan oleh Dr. Spesialis anak di RSK Paru-Paru Palembang dari bulan Juni – Oktober 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemeriksaan darah rutin dan berat badan dapat dijadikan parameter kemajuan pengobatan dan ketepatan diagnosis awal TB pada anak. Subyek penelitian berjumlah 35 anak yang diambil secara berurutan (Consecutive Sampling). Jenis penelitian ini adalah studi evaluasi eksperimen program pengobatan TB dengan OAT setelah 2 bulan pengobatan, terhadap nilai HB, LED, Monosit, limfosit, lekosit dan Berat badan yang telah diperiksa pada awal terapi . Analisis data dilakukan menggunakan statistik inferensial sederhana yaitu uji t-dependent. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan nyata nilai HB, LED, Monosit dan Berat badan antara sebelum dengan sesudah 2 bulan pengobatan OAT, dengan nilai P< 0,000. Tetapi tidak ada perbedaan yang nyata pada nilai lekosit. (P=0.147) dan limfosit. (P=0.168) Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada perbaikan hasil pengobatan yang ditandai peningkatan nilai HB dan berat badan, serta penurunan Monosit dan LED, sesudah 2 bulan terapi OAT. Oleh karena itu, HB, LED, Monosit dan berat badan bisa dipakai untuk menilai kemajuan terapi dan diagnosis TB pada anak.
Angka Lempengtotal (ALT) pada Bedak Bayi Yang Dijual Di Pasar Tradisional Kota Palembang Karnell Karnell; Billy Setianegara; Suni Aisyah
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 11 No 2 (2016): Jurnal Kesehatan
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bedak bayi merupakan bedak yang dibuat dan digunakan untulc bayi yang harus bebas dari mikroorganisme yang dapat dibuktikan dengan pemeriksaan angka lempeng total (ALT). Menurut peraturan BPOM No.17 Tahun 2014 nilai ALT pada bedak bayi adalah S 5 x 102 koloni/gram,Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan anglca lempeng tota dan perbedaannyaberdasarkan asal produksi dan sisa masa kadaluarsa pada bedak bayi yang dijual di pasar tradisional kota Palembang tahun 2016. Penelitian ini adalah penelitian analitik kompara.tif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah bedak bayi yang dijual di pasar tradisional yang diambil secant total sampling sebanyak 7 sampel Metode pemeriksaan yang digunalcan adalah agar tuang. Analisa univariat menggunakan uji binomial untuk menentukan kecenderungan dan uji Mann Whitney U Test untuk menentukan perbedaan. Hasil penelitian dari 7 sampel, sebanyak 3 sampel (42,8%) memenuhi syarat dan 4 sampel (57,2%) tidak memenuhi syarat sehingga tidak ada kecenderungan anglca lempeng total pada bedak bayi memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat (p-value : 1,000). Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa ada perbedaan angka lempeng total pada bedak bayi berdasarkan asal produksi dan sisa masa kadaluarsa (p-value : 0,014). Sehingga disarankan kepada masyarakat untuk membeli bedak bayi yang asal produksi dalam negeri dengan sisa masa kadaluarsa yang masih panjang karenamempunyai kualitas yang lebih baik.