Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

ALQAWI ADJI SAPUTRA BAYU MELLANDA AKBAR DAN KARNELI - GAMBARAN JAMUR UDARA PADA LABORATORIUM ANALIS KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG TAHUN 2017 ALQAWI AJI SAPUTRA; BAYU MELLANDA AKBAR; KARNELI KARNELI
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 12 No 2 (2017): JPP Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.828 KB)

Abstract

Jamur udara belum mendapatkan perhatian yang serius oleh masyarakat. Mikotoksin pada jamur dapat menyebabkan penyakit serius pada saat imunitas menurun. Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur pada Laboratorium adalah suhu dan kelembaban udara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran jamur udara pada laboratorium Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan palembang tahun 2017. Jenis penelitian yang dipakai adalah deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh laboratorium di jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Palembang yang berjumlah 8 ruangan. Metode pemeriksaan yang digunakan untuk memeriksa jamur udara adalah metode taburan (pour plate). Hasil penelitian menunjukan bahwa 8 sampel (100%)udara laboratorium, memenuhi syarat batasan jamur udara didalam ruangJamur Udaraan berdasarkan indoor air quality: biological contaminants World Health Organization (<150 CFU/m). Hasil dari penelitian ini menunjukan rata-rata jamur udara sebesar 8.03 CFU/m , median sebesar 5.69CFU/m3, standar deviasi sebesar 4.5247 CFU/m3, nilai maksimum sebesar 16.26 CFU/m,dan nilai minimum sebesar 4.07 CFU/m3.Sebagian besar didapatkan koloni jamur yangtumbuh di media adalah Aspergillus sp., Penicillium sp., Fusarium sp., dll. Dengan demikian bagi pengelola laboratorium untuk tetap menjaga dan meningkatkan kebersihanlaboratorium secara berkala baik lingkungan maupun sirkulasi udara yang ada di laboratorium tersebut.
Pengaruh Ekstrak Daun Jambu Biji (PSIDIUM GUAJAVA LINN) dan Ekstrak Daun Teh Hijau (CAMELIA SINENSIS) Terhadap Pertumbuhan ESCHERICHIA COLI IN VITRO dan Perbandingannya Dengan KOTRIMOKSAZOL Billy Setianegara; Karneli Karneli; Yusneli Yusneli
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 1 No 12 (2013): Jurnal Kesehatan
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.135 KB) | DOI: 10.36086/jpp.v1i12.137

Abstract

Daun jambu biji (Psidium guajava Linn) dan daun teh hijau (Camelia Cinensis) telah lama dikenal masyarakat sebagai obat tradisional. Keduanya secara empiris telah terbukti dapat menghambat dan mematikan beberapa jenis bacteri penyebab diare pada manusia. Menurut WHO, pilihan utama farmakoterapi infeksi bakteri Escherichia coli pada manusia adalah kotrimoksazol, akan tetapi penggunaannya kadang-kadang menimbulkan efek samping dan masalah kesehatan seperti allergi bahkan reaksi hypersensitivitas seperti stephen Johnson Syndrom. Oleh karena itu, masih diperlukan pengkajian pengaruh berbagai tanaman herbal sebagai obat alternatif untuk diare terutama yang disebabkan oleh bakteri E. coli. Penelitian ini bertujuan untuk meperkirakan pengaruh, berapa kekuatan ekstrak daun jambu biji dan ekstrak teh hijau terhadap pertumbuhan Escherichia coli dan perbandingannya dengan pengaruh kotrimoksazol dibuktikan dengan pengukuran zona hambat yang terjadi. Jenis penelitian adalah quasi eksperimen. Sediaan utama berupa daun jambu biji dengan jenis daging buah putih yang berwarna hijau muda dan daun teh hijau segar yang diekstraksi dan dibuat dalam 10 sediaan dengan konsentrasi 10%-100%, sedangkan kotrimoksazol berupa suspensi dibuat dalam 10 sediaan dengan konsentrasi 5 – 50 µg. Penelitian ini menggunakan teknik uji resistensi menurut metode Kirby-Bauer (cakram kertas) dimana masing-masing sediaan diteteskan dalam disc, ditengah media Muller Hinton agar yang ditanami dengan bakteri e. Coli dari strain ATTC dan lokal. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Palembang pada bulan oktober 2012. Analisa data yang digunakan adalah regresi linier sederhana, anova dan uji t-independen. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif yang kuat ekstrak daun jambu dan ekstrak daun teh hijau terhadap pertumbuhan E.coli baik strain ATCC maupun strain lokal dengan r berkisar dari 0.8883 sampai dengan 0.9967 (Pv < 0.05). Ada pengaruh positif kuat kotrimoksazol terhadap pertumbuhan E.coli strain ATCC dengan r dari 0.9255 sampai dengan 0.9941.(Pv < 0.05), tetapi tidak ada pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan E.coli strain lokal sampai dengan dosis 150 µg. Tidak ada perbedaan significant, pengaruh ekstrak daunn jambu biji dan ekstrak daun teh hijau terhadap pertumbuhan E.coli. (Pv > 0.05) Dengan demikian disimpulkan bahwa ektrak daun jambu biji dan ekstrak daun teh hijau masih potensial sebagai anti infeksi E.coli serta dicurigai adanya kemungkinan resistensi E.coli terhadap antibiotika khususnya kotrimoksazol.
Pengaruh Ekstrak Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus Sp Karneli Karneli; Witi Karwiti; Geby Rahmalia
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 1 No 14 (2014): Jurnal Kesehatan
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.348 KB)

Abstract

Bawang merah (Allium ascalonicum L.) digunakan sebagai obat tradisional. Bawang merah mempunyai efek antiseptik dari senyawa alliin atau allisin. Oleh enzim allisin liase senyawa alliin atau allisin diubah menjadi asam piruvat, ammonia. Allisin adalah antimikroba yang bersifat bakterisida yang dapat berfungsi salah satunya mengobati penyakit infeksi seperti abses (penimbunan nanah). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak bawang merah terhadap pertumbuhan Staphylococcus sp dan perbedaan efektifitas ekstrak bawang merah dengan Novobiosin 30 g terhadap pertumbuhan Staphylococcus sp. Jenis penelitian ini adalah pra eksperimental. Sampel berupa ekstrak bawang merah dengan konsentrasi 10%-100%. Penelitian ini menggunakan metode Kirby-Bauer (cakram kertas). Data dianalisis menggunakan uji regresi linier dan uji t-tes satu sampel. Hasil penelitian didapatkan ada pengaruh ekstrak bawang merah terhadap pertumbuhan Staphylococcus sp dengan kekuatan pengaruh berdasarkan Pearson sebesar 0,869 artinya pengaruh sangat kuat (bila r = 0,76–1,00) dan ada perbedaan efektifitas ekstrak bawang merah dengan Novobiosin 30 g terhadap pertumbuhan Staphylococcus sp, dimana nilai p value Staphylococcus sp yaitu 0,000 (p value < 0,05). Dari hasil tersebut maka diharapkan pada masyarakat menggunakan bawang merah sebagai tanaman obat untuk mengobati infeksi kulit ringan yang disebabkan oleh Staphylococcus. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan metode yang berbeda.
Karakteristik Mikrobiologis Bakteri Listeria, sp Pada Buah Apel Yang Dijual Kota Palembang Karneli Karneli; Erwin Ediyansyah; Sri Hartini Harianja
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 11 No 1 (2016): Jurnal Kesehatan
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.834 KB)

Abstract

Penyakit bawaan makanan (food borne disease) disebabkan oleh agens penyakit yang masuk kedalam tubuh melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi. Infeksi penyakit melalui makanan ini berkaitan dengan adanya bakteri pada makanan siap saji (ready to eat) yang memiliki masa penyimpanan panjang pada suhu dingin dan hanya membutuhkan sedikit atau bahkan tidak membutuhkan pemanasan sebelum dikonsumsi, seperti pada buah – buahan.
EDUKASI SECARA MIKROBIOLOGIS PENJUAL AIR MINUM ISI ULANG DI KOTA PALEMBANG Karneli Karneli; Abdul Mutholib; Dian Adhe Bianggo NauE; Mutiara Nabila; Maulidiyah Nur; Kania Ramadhani
SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2022): SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, September 2022
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/swarna.v1i1.21

Abstract

Pendahuluan: Air merupakan salah satu kebutuhan hidup dan merupakan dasar bagi perikehidupan di bumi. Kebutuhan air minum setiap orang berbeda-beda dari 2,1 liter hingga 2,8 liter perhari tergantung berat badan aktivitasnya. Namun air minum yang dikonsumsi harus sehat yaitu harus memenuhi persyaratan fisika, kimia maupun mikrobiologis. Kontaminasi pada air minum isi ulang dapat terjadi karena pengolahan air di depot air yang tidak efektif, terdapat kontaminasi baik dalam proses pengisian air atau selama perjalanan air galondari tempat produksi ke rumah konsumen. Tujuan: Untuk meningkatkan pengetahuan persyaratan mikrobiologis pada Air Minum Isi Ulang para penjual Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Sukarami Palembang. Solusi : Dilakukan penyuluhan dalam meningkatkan pengetahuan persyaratan mikrobiologis para penjual Air Minum Isi Ulang (AMIU) di Kecamatan Sukarami Palembang. Waktu: Dilaksanakan pada Kamis, 21 Oktober 2021, diikuti 10 orang penjual AMIU dengan pelaksana 3 orang dosen bersama 3 orang mahasiswa. Hasil:Didapatkan 10 sampel Air Minum Isi Ulang (100 %) semuanya memenuhi syarat secara mikrobiologis yaitu <0/100 MPN. Terjadi peningkatan pemahaman penjual AMIU (100 %) setelah penyuluhan tentang pengetahuan secara mikrobiologis penjual air minum isi ulang di kota palembang. Saran: Untuk selalu meningkatkan kebersihan diri dan lingkungan dalam pengelolaan kebersihan penjual Air Minum Isi Ulang (AMIU)
PENINGKATAN PENGETAHUAN PENYAKIT KECACINGAN PADA SISWA SD NEGERI 186 PALEMBANG Karneli Karneli; Witi Karwiti; Herry Hermansyah
ABDIKEMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No Tahun (2020): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (ABDIKEMAS)
Publisher : PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.013 KB) | DOI: 10.36086/j.abdikemas.v2iTahun.1197

Abstract

Health is a basic need for humans in general, one of the problems of Indonesian society both in rural and urban areas with inadequate hygiene and sanitation conditions is helminth infection. Worms are still a major health and economic problem in society, especially in people who do not keep themselves clean. It is estimated that around the world there are still as many as 300 million cases of helminthiasis, either single infestation or mixed infestation of worms. According to Gordon and Le Richt (1950) the emergence of a disease as stated by is largely determined by three main factors, namely the host (host), the cause of the disease (agent), and the environment (environment). that factor. If the main cause has been found, continue with efforts to overcome the cause in question, which in this case is to provide and organize health education efforts.
HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KELUARGA DAN PRILAKU KELUARGA DENGAN KEJADIAN TB PARU DI RSUD KAYUAGUNGTAHUN 2018 Saidina Ali; Karneli Karneli; Herry Hermansyah
Journal of Medical Laboratory and Science Vol 1 No 1 (2021): JMLS : Journal of Medical Laboratory and Science
Publisher : Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.897 KB) | DOI: 10.36086/medlabscience.v1i1.613

Abstract

Latar Belakang: Penyakit tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya sangat mudah sekali yaitu: melalui batuk,bersin dan berbicara,Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara lingkungan keluarga dan prilaku keluarga dengan kejadian Di RSUD Kayu Agung Pada Tahun 2018. Metode penelitian bersifat Deskriptif dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan di RSUD Kayu Agung. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang berobat di instalasi rawat jalan penyakit Di RSUD Kayu Agung. Hasil penelitian dari semua populasi didaptkan 10 responden dengan persentase (33.3%) jumlah ini lebih kecil dibanding responden yang tidak terdiagnosa TB Paru dengan persentase (66.7%). Berdasarkan Lingkungan Keluarga yang tidak sehat sebanyak 10 responden dengan persentase (33.3%) jumlah ini lebih kecil dibanding responden Lingkungan Keluarga yang sehat dengan persentase (66.7%). berdasarkan Prilaku Keluarga buruk didapatkan persentase (36.7%), jumlah ini lebih kecil dibanding responden Prilaku Keluarga baik dengan persentase (63.3%). Berdasarkan uji chi square pada α=0.05 diperolehp value=0.005< α=0.05 maka menunjukan ada hubungan yang bermakna antara lingkungan keluarga dengan kejadian TB Paru. Kesimpulan secara hipotesis menyatakan ada hubungan antara prilaku keluarga dengan kejadian TB Paru dan menyatakan ada hubungan antara lingkungan keluarga dengan kejadian TB Paru.. Kata kunci : TB Paru,Lingkungan keluarga, Prilaku keluarga
KUALITAS SPUTUM DALAM PEMERIKSAAN BTA METODE ZIEHL NELSSEN DAN TEST CEPAT MOLEKULER Herry Hermansyah; Karneli Karneli; Refai Refai; Handayani Handayani; Fandianta Fandianta
Journal of Medical Laboratory and Science Vol 2 No 1 (2022): JMLS: Journal of Medical Laboratory and Science
Publisher : Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.384 KB) | DOI: 10.36086/medlabscience.v2i1.1216

Abstract

Diagnostik tuberculosis dapat ditegakkan melalui pemeriksaan mikroskopis Bakteri Tahan Asam metode Zihel Nelseen (ZN) pada sputum penderita. Selain itu ada juga pemeriksaan Metode Test Cepat Molekuler (TCM) tetapi karena metode tersebut memerlukan peralatan yang sangat mahal sehingga sulit untuk dapat dilaksanakan di sarana kesehatan dengan fasilitas sederhana. Pada penelitian Eka Kurniwan, dkk (2016) dari hasil pemeriksaan 40 sampel dengan metode RT-TCM GeneXpert, didapatkan positif 40%. Tujuan penelitian ini diketahui Mycobacterium tuberculosis melalui pemeriksaan sputum melalui Pengecatan Bakteri Tahan Asam metode Zihel Nelseen (ZN) dan Test Cepat Molekuler (TCM) berdasarkan Volume, Bau, Warna dan Konsistensi. Jenis penelitian yang digunakan adalah uji diagnostik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dan sampel sebanyak 42 pasien. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu menggunakan metode total sampling. Sumber Data diambil secara langsung (primer) dan tidak langsung (data skunder). Hasil penelitian volume <5 ml dengan metode ZN hasil positif 38%, P-value 0,637 > 0,05 metode TCM hasil positif 38,5%, P-value 0,859 > 0,05 disimpulkan tidak ada pengaruh. Berdasarkan Bau dengan ZN positif 41,2%, P-value 0,026 < 0,05 TCM positif 41,2% P-value 0,000<0,05 disimpulkan ada pengaruh. Warna Kuning Kehijauan dengan ZN hasil positif 68,8%, P-value 0,000<0,05 TCM Rifamfisin positif 68,8%, P-value 0,000 <0,05 disimpulkan ada pengaruh. Konsistensi Mucopurulen dengan ZN hasil positif 73,7% P-value 0,000 <0,05 TCM positif 73,7% P-value 0,000<0,05 disimpulkan ada pengaruh. Kesimpulan tidak ada pengaruh berdasarkan volume, ada pengaruh berdasarkan bau, warna dan konsistensi sputum. Terdapat perbedaan hasil Mycobacterium tuberculosis melalui pemeriksaan sputum melalui metode ZN dan metode TCM. Sarannya bagi pasien untuk memeriksakan sputum harus memenuhi apa yang diminta oleh petugas laboratorium dan bagi petugas laboratorium agar melakukan konfirmasi hasil pemeriksaan ke method TCM.
POTRET JUMLAH TROMBOSIT PENDERITA DEMAM TIFOID DI RUMAH SAKIT ISLAM SITI KHADIJAH KOTA PALEMBANG Meriza Umami; Karneli Karneli; Refai Refai; Hamril Dani; Abdul Mutholib; Nurhayati Nurhayati
Journal of Medical Laboratory and Science Vol 3 No 1 (2023): Journal of Medical Laboratory and Science
Publisher : Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/medlabscience.v3i1.1665

Abstract

Latar Belakang: Demam tifoid adalah infeksi sistemik disebabkan oleh Salmonella Typhi, melalui makanan atau air yang terkontaminasi menyebabkan trombositopenia mengancam jiwa penderita demam tifoid.Tujuan mengetahui gambaran jumlah trombosit pada penderita demam tifoid di Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Kota Palembang Tahun 2021. Metode deskriptif rancang cross sectional. Populasi dan sampel penelitian ini seluruh penderita demam tifoid di Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang Tahun 2021 sebanyak 85 penderita. Hasil dari 85 data sebanyak 64 orang 75,3% trombosit normal dan 21 orang 24,7% trombosit tidak normal. Pada penderita demam tifoid kategori umur sebanyak 36 orang berumur <12 tahun 75,0% trombosit normal dan 25,0% trombosit tidak normal. Dan 20 penderita demam tifoid yang berumur 12-25 tahun di dapat sebanyak 75,0% trombosit normal dan sebanyak 25,0% trombosit tidak normal. Dan 29 penderita demam tifoid kategori >25 tahun sebanyak 53.5% trombosit normal dan sebanyak 24,1% trombosit tidak normal. Pada penderita kategori suhu tubuh normal berjumlah 35 orang didapatkan 71,4% trombosit normal dan 28,6% trombosit tidak normal. Sedangkan kategori suhu tubuh tidak normal berjumlah 50 orang didapatkan 78.0% trombosit normal dan 22.0% trombosit tidak normal. pada penderita demam tifoid kategori jenis kelamin dari 56 yang berjenis kelamin perempuan didapatkan 80,4% trombosit normal dan 19.6% trombosit tidak normal. Sedangkan dari 29 orang berjenis kelamin laki laki sebanyak 65,5% trombosit normal dan 65,5% trombosit tidak normal.. Kesimpulan: hasil ditemukan jumlah trombosit normal. Kata kunci : Demam tifoid, trombosit, trombositopenia.
EDUKASI SECARA MIKROBIOLOGIS PENJUAL AIR MINUM ISI ULANG DI KOTA PALEMBANG Karneli Karneli; Abdul Mutholib; Dian Adhe Bianggo NauE; Mutiara Nabila; Maulidiyah Nur; Kania Ramadhani
SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2022): SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, September 2022
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/swarna.v1i1.21

Abstract

Pendahuluan: Air merupakan salah satu kebutuhan hidup dan merupakan dasar bagi perikehidupan di bumi. Kebutuhan air minum setiap orang berbeda-beda dari 2,1 liter hingga 2,8 liter perhari tergantung berat badan aktivitasnya. Namun air minum yang dikonsumsi harus sehat yaitu harus memenuhi persyaratan fisika, kimia maupun mikrobiologis. Kontaminasi pada air minum isi ulang dapat terjadi karena pengolahan air di depot air yang tidak efektif, terdapat kontaminasi baik dalam proses pengisian air atau selama perjalanan air galondari tempat produksi ke rumah konsumen. Tujuan: Untuk meningkatkan pengetahuan persyaratan mikrobiologis pada Air Minum Isi Ulang para penjual Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Sukarami Palembang. Solusi : Dilakukan penyuluhan dalam meningkatkan pengetahuan persyaratan mikrobiologis para penjual Air Minum Isi Ulang (AMIU) di Kecamatan Sukarami Palembang. Waktu: Dilaksanakan pada Kamis, 21 Oktober 2021, diikuti 10 orang penjual AMIU dengan pelaksana 3 orang dosen bersama 3 orang mahasiswa. Hasil:Didapatkan 10 sampel Air Minum Isi Ulang (100 %) semuanya memenuhi syarat secara mikrobiologis yaitu <0/100 MPN. Terjadi peningkatan pemahaman penjual AMIU (100 %) setelah penyuluhan tentang pengetahuan secara mikrobiologis penjual air minum isi ulang di kota palembang. Saran: Untuk selalu meningkatkan kebersihan diri dan lingkungan dalam pengelolaan kebersihan penjual Air Minum Isi Ulang (AMIU)