Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

EFEKTIFITAS PENINGKATAN SUHU TUBUH PADA PERAWATAN METODE KANGGURU DENGAN PERAWATAN INKUBATOR DI BLUD RS H. BOEJASIN PELAIHARI TANAH LAUT TAHUN 2013 Zakiah Zakiah; Norhajati Bt Zulbachri Noor; Erni Setiawati
Jurnal Skala Kesehatan Vol 5 No 1 (2014): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.711 KB) | DOI: 10.31964/jsk.v5i1.5

Abstract

Perawatan metode kanguru atau PMK merupakan salah satu perawatan yang efektif bagi bayi BBLR. PMK ini sangat efektif mengontrol suhu tubuh bayi, pemberian ASI dan terjalinnya hubungan batin yang kuat antara ibu dan bayi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas peningkatan suhu tubuh bpada perawatan metode kanguru dan perawatan inkubator di BLUD RS. H. Boejasin Pelaihari Tanah Laut tahun 2013. Penelitian ini menggunakan teknik Quasi experiment dengan pendekatan pretest-posttest design. Penelitian terdiri dari 2 kelompok perlakuan, perlakuan 1 menggunakan perawatan metode kanguru, kelompok perlakuan 2 menggunakan metode perawatan inkubator. Populasi dalam penelitan ini adalah semua bayi BBLR yang dirawat di BLUD RS. H. Boejasin Pelaihari, berjumlah 50 orang. Sampel dalam penelitian berjumlah 25 orang dengan perawatan PMK dan 25 orang dengan perawatan inkubator. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Pengolahan data melalui tabulasi dengan uji statistic wilcoxon test dengan nilai α-0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari rerata peningkatan suhu tubuh bayi pada penerapan perawatan PMK yaitu 0,2920 (SD=0,08124). Pana penerapan perawatan inkubator didapatkan rerata peningkatan suhu tubuh 0,1320 (SD=0,14353). Penerapan PMK lebih efektifdibandingkan dengan perawatan inkubator dalam meningkakan suhu tubuh bayi BBLR. Perawatan PMK dapat dijadikan sebagai salah satu perawatan untuk bayi BBLR dalam menjaga suhu tubuh bayi. Kata Kunci: Bayi BBLR; Perawatan Inkubator; Perawatan Metode Kanguru; Suhu Tubuh;.
UMUR BALITA DAN STATUS IMUNISASI PENTABIO (DPT HB-Hib) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA Nadya Sari Komala; Muhammad Mukhtar; Rubiati Hipni; Erni Setiawati
MMJ (Mahakam Midwifery Journal) Vol 7 No 1 (2022): Mahakam Midwifery Journal Vol 07 No. 1 Mei 2022
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35963/mmj.v7i1.179

Abstract

Abstract The Prevalence of ARI in the last few months was spread across the province of South Kalimantan, amounting to 27,1%, ranging from 13,2%-42,3%. There are 7 districts/cities that exceed the prevalence rate of prevention, namely Balangan (42,3%), Barito Kuala (41%), Hulu Sungai Selatan (36,6%), Tapin (36,5%), Banjar (30%), Tanah Laut (27,4%) and Tanah Bumbu (27,2%). There is only 1 district with the lowest ARI prevalence rate, namely Hulu Sungai Tengah (0,2%) (Riskesdas, 2018). The purpose of this study ws to determine the relationship between toddlers age and status immunization of pentabio (dpt-hb-hib) with the incidence of ari in toddlers in the work area of the Giri Mulya care center, Tanah Bumbu regency in 2020. This research method is an analytic survey with a cross sectional approach. The population in this study were all respondent who were takeen from the register book in the IMCI room, amounting to 320 respondents. This research instrument uses a register book in the IMCI room. The result of this study by processing the data using the Chi Square test showed the value of ρ = 0,000 (ρ 0,05) for the age of toddlers and ρ = 0,494 (ρ >α > 0,05) for status immunization of pentabio (dpt-hb-hib). The conclusion in this study is that there is a relationship between toddlers age and status immunization of pentabio (dpt-hb-hib) with the incidence of ari in toddlers in the work area of the Giri Mulya care center, Tanah Bumbu regency in 2020. Keywords : Toddlers Age, Status Immunization of Pentabio, ARI Abstrak Prevalensi ISPA beberapa bulan terakhir tersebar di Provinsi Kalimantan Selatan berjumlah 27,1% rentan 13,2% - 42,3%. Ada 7 kabupaten/kota yang melebihi angka prevalensi provinsi yaitu Balangan (42,3%), Barito Kuala (41%), Hulu Sungai Selatan (36,6%), Tapin (36,5%), Banjar (30%), Tanah Laut (27,4%) dan Tanah Bumbu (27,2%). Hanya ada 1 kabupaten yang angka prevalensi ISPA paling rendah yaitu Hulu Sungai Tengah (0,2%) (Riskesdas, 2018). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan umur balita dan status imunisasi Pentabio (DPT-HB-Hib) dengan kejadian ISPA pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Giri Mulya Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2020. Metode penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh responden yang diambil dari buku register di ruang MTBS yang berjumlah 320 responden. Instrumen penelitian ini menggunakan buku register di ruang MTBS. Hasil penelitian ini dengan olah data menggunakan Uji Chi Square menunjukkan nilai ρ = 0,000 (ρ 0,05) untuk Umur Balita dan ρ = 0,494 (ρ >α > 0,05) untuk Status Imunisasi Pentabio (DPT-HB-Hib). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan Umur Balita dan Status Imunisasi Pentabio (DPT-HB-Hib) dengan kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Giri Mulya Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2020. Kata kunci : Umur Balita, Status Imunisasi Pentabio, ISPA
REVITALISASI POSYANDU DAN PELATIHAN KADER TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU SISTEM 5 MEJA Tri Tunggal; Erni Setiawati; Arie Heryanti
Jurnal Bakti untuk Negeri Vol 1 No 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.519 KB)

Abstract

Community service is the third dharma of the Tridharma of Higher Education. The community service carried out is "Training Posyandu Cadres on 5-table System Services (Community-Based Health Efforts) in the Work Area of the Matraman Health Center, Banjar Regency. The target group is cadres in Posyandu in 4 (four) villages, namely Simpang Tiga Village, Pasiraman Village, Bawahan Pasar Village and Bawahan Selan Village in the Working Area of the Matraman Health Center. Posyandu, in addition to functioning as a forum forcommunity empowerment in the transfer of information and skills from officers to the community and between fellow citizens, also to bring basic health services closer, especially with regard to MMR, IMR, and AKBA. throughout Indonesia.The purpose of this community service is so that every Posyandu cadre has theability to implement the 5 Table Service System.
HUBUNGAN MOTIVASI IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ASTAMBUL 2020 Nafilatul Jahriah; Erni Setiawati; Noorhayati Maslani
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 3 No 7: Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jip.v3i7.2358

Abstract

Abstrak Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang telah disiapkan untuk calon bayi, dan digunakan sebagai pemenuhan nutrisi bayi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2018, Kabupaten Banjar menempati urutan ke-2 terendah cakupan ASI Eksklusif. Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar tahun 2017, Puskesmas Astambul merupakan urutan ke-3 terendah cakupan ASI eksklusif sebanyak (22,60%) dan pada tahun 2018 mengalami penurunan, yaitu berada pada urutan ke -2 terendah (7,2%). Salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif yaitu Motivasi Ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi ibu dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Astambul tahun 2020. Metode penelitian ini menggunakan metode Survei Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia >6-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Astambul Tahun 2020 yang berjumlah 316 orang dan sampel berjumlah 177 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan Systematic Random Sampling. Instrument yang digunakan adalah kuesioner. Analisa data menggunakan uji statistic Chi Square dengan α=0,05%. Hasil penelitian didapatkan ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 92 orang (52%), sebanyak 99 orang (55,9%) memiliki motivasi tinggi. Hasil Uji Chi Square menunjukkan ada hubungan motivasi ibu dengan pemberian ASI Eksklusif ρ=0,000 (ρ<α 0,05) OR=4,455. Kesimpulannya ada hubungan signifikan otivasi ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Astambul Tahun 2020. Disarankan untuk petugas kesehatan dapat melibatkan suami dalam kegiatan konseling atau penyuluhan yang berkaitan dengan ASI.
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA FLIPCHART TENTANG DIABETES MELITUS TERHADAP SIKAP REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 1 BANJARMASIN Erni Setiawati; Erni Yuliastuti
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 4 No 6: Nopember 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jip.v4i6.2835

Abstract

Diabetes melitus tidak hanya terjadi pada orang dewasa atau yang berusia lanjut. Remaja atau anak muda juga bisa terserang diabetes melitus. Salah satu upaya untuk mencegah diabetes melitus yaitu dengan melakukan pendidikan kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan media flipchart tentang diabetes melitus terhadap sikap remaja di SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin. Metode penelitian ini adalah Pra Exprimental design menggunkan rancangan One Group Pre test-Post test dilakukan pada bulan Mei 2023 dengan intervensi pemberian pendidikan kesehatan dengan media flipchart tentang diabetes melitus terhadap sikap remaja. Data diambil menggunakan kuesioner dengan dianalisis dengan menggunakan Uji Statistic Wilcoxon Test. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 35 remaja di SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Hasil dari penelitian adalah pada sikap remaja sebelum dan sesudah didapat nilai P value 0.000 < 0.05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang diabetes melitus terhadap sikap remaja. Remaja diharapkan dapat meningkatkan sikap positif mengenai pencegahan diabetes melitus. Bagi pelayanan kesehatan diharapkan untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya menyediakan pendidikan kesehatan deteksi dini penyakit diabetes melitus bagi remaja