Pyometra pada anjing didefinisikan sebagai suatu kondisi adanya akumulasi nanah dalam lumen uterus anjing betina. Pyometra sering menyerang anjing betina dewasa usia 10 tahun, namun dapat juga terjadi pada anjing muda yang belum pernah dikawinkan atau yang sudah beberapa kali melahirkan. Seekor anjing mix berjenis kelamin betina bernama Aiko berumur 13 tahun datang ke klinik dengan keluhan tidak mau makan, dan terdapat leleran keluar dari vulva berbau tidak sedap berwarna kecoklatan. Anjing aiko dalam keadaan quiet, alert, responsive, pemeriksaan suhu tubuh yaitu 38,0oC, berat badan 9,18 kg, dan mukosa berwarna pink, BCS anjing 2/5, turgor kulitnya >2s. Pemeriksaan penunjang berupa USG tampak adanya irregular thickening pada dinding uterus (endometrium) yang tampak hyperechoic. Hasil hematologi menunjukkan bahwa terdapat penurunan MCV, leukositosis, neutropenia, limfositosis, monositosis, eosinopenia, dan trombositopenia. Pemeriksaan kimia menunjukkan bahwa adanya peningkatan jumlah urea, total protein, dan globulin. Berdasarkan dari anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah lengkap dan diteguhkan dengan pemeriksaan ultrasonografi dapat disimpulkan bahwa anjing kasus mengalami pyometra terbuka. Penanganan kasus pyometra adalah dengan tindakan operasi Ovariohisterektomi dan pemberian terapi Cefixime (dosis 5mg/kg, PO, q12h), Rehmania® (1 caps, q12h), Rimadyl® (dosis 4 mg/kg, q12h), Bioplacenton (s.u.e), Ondansetron (dosis 0.2mg/kg). Kondisi anjing menunjukkan progress yang baik setelah 3 hari pasca operasi.