Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penanganan Kasus Pyometra Pada Kucing Betina dengan Metode Ovariohysterectomy di Petologi Veterinary Center Adila, Nirmala Sekar; Sutarso; Habib Syaiful Arif Tuska; Fidi Nur Aini Eka Puji Dameanti; Ricadonna Raissa
Jurnal Veteriner dan Biomedis Vol. 3 No. 1 (2025): Maret
Publisher : Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jvetbiomed.3.1.58-63.

Abstract

Pyometra merupakan infeksi serius pada uterus yang sering dialami oleh kucing betina yang tidak disterilisasi. Penyebab utama penyakit ini adalah pengaruh hormon progesteron dan infeksi bakteri. Diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan fisik, hematologi, dan ultrasonografi. Pemeriksaan ultrasonografi pada kasus ini menunjukkan adanya penebalan dinding uterus serta akumulasi cairan pus di lumen uterus. Penanganan pada seekor kucing domestic betina berusia 10 bulan di Petologi Veterinary Center dilakukan melalui prosedur ovariohysterectomy. Tahap awal melibatkan persiapan pre-operasi, termasuk pemberian anestesi propofol, pemasangan endotracheal tube, dan sterilisasi area insisi. Selama operasi, uterus dan ovarium yang terinfeksi diangkat, diikuti dengan ligasi pembuluh darah menggunakan benang monofilament untuk mencegah perdarahan. Pasca operasi, pasien menerima perawatan intensif berupa pengobatan antibiotik (amoxiclav) untuk mengendalikan infeksi, analgesik (meloxicam dan tramadol) untuk mengurangi rasa sakit, serta perawatan luka secara berkala. Hasil evaluasi menunjukkan pemulihan yang baik tanpa komplikasi, mengonfirmasi bahwa ovariohysterectomy adalah metode yang efektif untuk menangani pyometra dan mencegah kekambuhan. Edukasi kepada pemilik hewan mengenai pentingnya sterilisasi dan kebersihan lingkungan sangat diperlukan untuk mengurangi risiko penyakit ini di masa depan. Studi ini memperkuat pentingnya kombinasi prosedur bedah dan terapi suportif dalam keberhasilan penyembuhan penyakit pyometra pada kucing.
Diagnosis dan Penanganan Stillbirth akibat Distokia Fetomaternal pada Kucing Domestik di Klinik Hewan KHJ Solo Bestari, Ade; Icha Yung; Tiara Widyaputri; Ricadonna Raissa; Handayu Untari
Jurnal Veteriner dan Biomedis Vol. 3 No. 1 (2025): Maret
Publisher : Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jvetbiomed.3.1.36-43.

Abstract

Seekor kucing betina domestik short hair berumur 1 tahun datang ke Klinik Hewan Jogja, Solo dengan keluhan kesulitan melahirkan. Pada pemeriksaan fisik diketahui terdapat fetus yang sudah mati tersangkut di saluran kelahiran, kucing tidak bisa melahirkan fetus lain yang tersisa, dan kucing mengalami dehidrasi. Pemeriksaan ultrasonografi menunjukkan adanya 3 fetus di dalam uterus dengan kondisi tidak hidup dan cairan amnion yang keruh. Pemeriksaan hematologi menunjukkan adanya leukositosis, granulositosis, monositosis, eosinopenia, penurunan nilai MCV, dan peningkatan nilai MCHC. Penanganan kasus ini adalah sectio caesar dan ovariohisterektomi dengan anestesi umum untuk menyelamatkan induk. Premedikasi yang digunakan adalah atropin sulfat 0,6 ml SC dan petidine 0,2 ml IV. Anestesi yang diberikan adalah propofol 0,2 ml IV. Perawatan pascaoperasi dengan terapi injeksi antibiotik ceftriaxone 0,8 ml IV, analgesik pethidine 0,2 ml IV, agen hemostatik asam traneksamat 0,8 ml IV, multivitamin Injektivit B-Plex 0,2 ml SC, dan ChannaFit 1 ml PO q 12h selama 5 hari. Pengobatan topikal diberikan salep gentamicin dengan kandungan antibiotik q24h selama 5 hari. Kucing Omeng dinyatakan sembuh setelah 5 hari pengobatan dengan luka jahitan yang sepenuhnya menyatu dan mengering.