Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Tingkat Aksesibilitas Transportasi Publik di Wilayah Peri-Urban Kawasan Perkotaan Yogyakarta A Yunastiawan Eka Pramana; Hatta Efendi
REKA RUANG Vol 2 No 1 (2019): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v2i1.1128

Abstract

Pertumbuhan fisik perkotaan perlu untuk diikuti oleh pertumbuhan infrastruktur yang memadahi agar kawasan perkotaan dapat tumbuh secara berkelanjutan. Salah satu bentuk infrastruktur yang perlu untuk dipenuhi adalah infrastruktur transportasi publik yang dapat menciptakan keterhubungan antara pusat-pusat permukiman dan pusat-pusat aktivitas sosial ekonomi, sekaligus acap kali menjadi instrumen untuk mengendalikan pertumbuhan fisik perkotaan.Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat aksesibilitas transportasi publik di wilayah peri-urban di Kawasan Perkotaan Yogyakarta. Analisis dilakukan menggunakan pendekatan location-based accessibility dengan memanfaatkan teknik analisis spasial untuk mengukur tingkat aksesibilitas transportasi publik di wilayah peri-urban. Hasil penelitian menunjukkan terdapat ketimpangan tingkat aksesibilitas transportasi publik, dimana wilayah yang berada di sisi utara Kota Yogyakarta yakni di Kabupaten Sleman memiliki tingkat aksesibilitas transportasi publik yang lebih tinggi dibandingkan di sisi selatan Kota Yogyakarta. Penelitian ini juga menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara aksesibilitas transportasi publik dengan konsentrasi populasi di wilayah peri-urban di Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Kearifan Lokal dalam Mitigasi Bencana di Wilayah Lereng Gunung Merapi Studi Kasus Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman Candra Ragil; A Yunastiawan Eka Pramana; Hatta Efendi
REKA RUANG Vol 3 No 1 (2020): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v3i1.1586

Abstract

Indonesia adalah negara yang rawan bencana geologis gempa bumi, tanah longsor, erupsi gunung api, dan tsunami. Sebagai konsekuensi kewajiban negara untuk melindungi rakyatnya maka pemerintah diharapkan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengurangi risiko dan mempunyai rencana keadaan darurat untuk meminimalkan dampak bencana. Kesiapsiagaan dilakukan untuk memastikan upaya yang cepat dan tepat dalam menghadapi kejadian bencana. Tujuan dalam penelitian ini adalah merumuskan model konseptual living in harmony with disaster (mitigasi berbasis kearifan lokal) masyarakat lereng Gunungapi Merapi Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sasarannya adalah mengidentifikasi kondisi eksisting masyarakat dalam aspek tanggap bencana dan mengidentifikasi pola proses mitigasi berbasis kearifan lokal masyarakat lereng Gungungapi Merapi Kabupaten Sleman yang disebut living in harmony with disaster dalam lingkup tata ruang kawasan. Metode penelitian secara studi kasus yang bersifat induktif-kualitatif eksploratif. Pola konseptual inilah yang akan dikembangkan menjadi model di kawasan-kawasan lereng gunungapi lainnya.
Strategi Bermukim Living in Harmoni With Disaster Studi Kasus Masyarakat Lereng Gunungapi Merapi Cangkringan Sleman Yogyakarta Hatta Efendi
REKA RUANG Vol 4 No 1 (2021): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v4i1.2304

Abstract

The concept of living in harmony with disaster is an approach used by the society who lives in the volcano eruption disaster-prone area (Kawasan Rawan Bencana III/KRB III). This approach requires the community to be aware of the hazard resulted from volcanic activity. The government has prohibited the community to inhibit the disaster-prone area in the Merapi Volcano area in Yogyakarta. However, after the Merapi Volcano eruption in 2010, the community has gradually returned to KRB III, rebuilt their houses, and refuses to be relocated to a safer area. The National Government, through Presidential Decree number 70/2014 regarding the Spatial Plan for the Merapi Volcano National Park, has given permission to the community to inhibit the disaster-prone area/KRB III. This decision is based on the socio-culture and economic condition of the community. This decision also gained support from the Provincial Government. The community is allowed to stay in the KRB III as long as they apply the concept of living in harmony with disaster. This research utilizes the case-study approach to identify the adaptive strategy of the community that lives with the concept of living in harmony with disaster. The empirical data collected from the field observation and interviews are compared with the proposition/hypothetical data to formulate the research finding.
Penerapan Konsep Green Building pada Perguruan Tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Mendukung Program Pengembangan Kota Hijau Maryam Maryam; Fahril Fanani; Hatta Efendi
SPECTA Journal of Technology Vol. 5 No. 3 (2021): SPECTA Journal of Technology
Publisher : LPPM ITK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1229.283 KB) | DOI: 10.35718/specta.v5i3.387

Abstract

Dalam mendukung Program Pengembangan Kota Hijau di Daerah Istimewa Yogyakarta salah satunya dapat dilihat dari penerapan konsep green building terutama pada kawasan perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta, dimana Yogyakarta yang terkenal dengan julukan Kota Pelajarnya dimana banyaknya perguruan tinggi diseluruh daerah Yogyakarta baik negeri maupun swasta. Konsep green campus merupakan pengembangan dari konsep green building yang harus dilakasanakan perguruan tinggi sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan lingkungan. Karena kampus merupakan tempat lahirnya para intelektual muda penerus bangsa yang diharapkan dapat menjadi pelopor maupun role model bagi institusi lain dalam pengolahan lingkungan yang baik dengan menerapkan seluruh unsur ramah lingkungan pada tiap aspeknya. Tujuan dari penelitian adalah mengidentifikasi penerapan konsep green building pada perguruan tinggi di Yogyakarta dalam mendukung program perkembangan kota hijau dengan menggunakan metode analisis spider web. Hasilnya menunjukkan bahwa secara keseluruhan penerapan green building pada perguruan tinggi di Yogyakarta telah mendukung program pengembangan kota hijau, dengan nilai rata – rata keseluruhan perguruan tinggi adalah 4,00. Perguruan tinggi dengan penerapan green building terbaik adalah dari Universitas Gajah Mada dengan total rata - rata skor keseluruhan variabel yaitu 4,16 dan perguruan tinggi dengan nilai penerapan green building terendah adalah Universitas Ahmad Dahlan dengan dengan total rata - rata skor keseluruhan variabel yaitu 3,71.
Kajian Aksesibilitas Kawasan Ekowisata di Kabupaten Kulon Progo Maro, Junialorin Melania; Kurniati, Ayu Candra; Efendi, Hatta
REKA RUANG Vol. 6 No. 2 (2023): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v6i2.4445

Abstract

Spatial planning has an association with transportation where space is an activity which is placed on city land, while transportation is a network system that physically connects one activity space to other ones. Tourism is one of the areas designated for cultivation sectors. In addition to population and natural resources, transportation is one of the main components in terms of developing a region. Kulon Progo Regency develops tourism areas by dividing them into several KPPD and KSPD in accordance with the direction of tourism activities development. Kulon Progo has various natural tourism prospective ranging from coastal tourism, lowlands and mountains which have the potential to be integrated with water resource conservation according to the Kiskendo KSPD development plan. The development of tourism in a region requires several supporting factors, one of which is accessibility in reaching the location. Accessibility in finding a location is related to various factors that determine the level of ease and comfort in reaching a location. This research was conducted with the aim of knowing the level of accessibility in reaching ecotourism objects at the Kiskendo KSPD which is in Kapanewon Girimulyo. With two study targets, namely: (1) Identify accessibility in ecotourism areas and (2) Assess accessibility in ecotourism areas. The research was conducted using qualitative descriptive analysis and triangulation analysis. With the various variables used, the results showed that the level of accessibility in reaching ecotourism objects in Kapanewon Girimulyo scored in the "Moderate" category. The variable that has a "Difficult" value thereby it reduces the level of accessibility is the steepness of the road with its supporting factors, which are the high level of landslide risk and which affects the level of accessibility.
Perencanaan Desain Siteplan Kawasan Pendopo Sumekar, Dusun Ngasem, Kalurahan Timbulharjo Kapanewon Sewon, Kabupatenn Bantul Ragil, Candra; Efendi, Hatta; Rahayu, Yulia Putri; Telaumbanua, Steven Omasio; Apal, Florianus Akri
Kurvamas Vol 1 No 1 (2025): Jurnal Kemitraan, Kewirausahaan dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : LPPMI Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvms.v1i1.4672

Abstract

Perencanaan tapak sebagai bagian dari upaya penataan fungsi dan fisik kawasan rencana dilakukan bersama masyarakat dan semua stakeholder, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal dengan memperhatikan keserasian dengan alam sekitarnya. Dalam penyusunan rencana tapak Dusun Ngasem, bersama dengan warga masyarakat melaksanakan FGD (focus group discussion). Dalam FGD tersebut masyarakat berpartisipasi memberikan informasi berupa permasalahan yang ada di lingkungannya dan memberikan aspirasinya tentang ide-ide yang diinginkan oleh warga masyarakat. Metode perencanaan yang digunakan dalam kegiatan ini terbagi atas metode pengumpulan data, metode analisis, dan teknik/ alat analisis, alat yang digunakan. Metode pengumpulan data melalui data primer yaitu dengan wawancara dan observasi. Metode analisis yang akan digunakan adalah Analisis Calon Pengguna dan Aktivitasnya. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini berupa rencana desain siteplan di kawasan Pendopo Sumekar di Dusun Ngasem Kalurahan Timbulharjo Kapanewon Sewon Kabupaten Bantul. Target capaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini hingga publikasi baik cetak maupun digital. Kesimpulan dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah masyarakat dan perangkat desa dapat memanfaatkan desain siteplan yang ada untuk bahan perencanaan pembangunan dusun atau direalisasikan dalam wujud pembangunan. Untuk selanjutnya perlu dilakukan kegiatan serupa yang berlanjut setiap tahun. Dengan adanya kegiatan yang berlanjut maka perluasan manfaat yang dihasilkan akan semakin signifikan dalam memberi kontribusi untuk pembangunan desa.
Penyusunan Peta Digital Tematik Kependudukan Kalurahan Timbulharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul Efendi, Hatta; Ragil, Candra; Nurkukuh, Dwi Kunto
Kurvamas Vol 1 No 1 (2025): Jurnal Kemitraan, Kewirausahaan dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : LPPMI Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvms.v1i1.5568

Abstract

Population data is one of the information needed for sustainable development planning. Timbulharjo Village, Sewon District, Bantul Regency has implemented a Population Administration Information System, and is currently initiating the creation of a digital population map to make it easier to create infographics, increasing community participation in the Village Development scheme. Community service activities in the form of compiling thematic digital population maps of Timbulharjo Village are carried out in three stages, namely (1) The preparation stage which contains activities for providing GPS and printed base maps, and downloading base map shapefile data, satellite imagery; (2) The implementation phase involves surveying village and hamlet boundaries using GPS and printed base maps, collecting population data from the Bantul Regency Population and Civil Registration Service, synchronizing population data in numbers with map locations, and editing digital maps using ArcGIS software, Google Earth, SAS Planet, and (3) The publication stage is carried out by publishing digital maps in Web-Map form, and publishing digital maps in print or poster form. The activity of compiling a thematic digital population map for Timbulharjo Village involved elements of the Village Government consisting of village officials and Hamlet Heads, student surveyors, and village assistants from the Ministry of Villages, Development of Disadvantaged Areas and Transmigration at the Bantul Regency level. The activity went smoothly with the longest stage being the agreement on boundaries between hamlets, while the boundaries between RT (Rukun Tetangga/ Neighborhood Association) had not yet been agreed because this boundary scheme had never been implemented in Timbulharjo District before.