Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pengaruh Penambahan Tepung Uwi Ungu (Dioscorea Alata L.) Dan Guar Gum Pada Sifat Fisik, Kimia, Dan Tingkat Kesukaan Cendol Beras Thia Friesthiana Fathurochman; Siti Tamaroh; Yuli Perwita Sari
Prosiding Seminar Nasional Mini Riset Mahasiswa Vol 2, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cendol merupakan salah satu makanan tradisional indonesia yang sudah banyak dikenal dan disukai secara luas oleh masyarakat indonesia, pada umumnya cendol dibuat dengan bahan dasar seperti tepung beras atau tepung tepungan yang terbuat dari kacang-kacangan, umbi-umbian seperti tepung uwi ungu yang dicampur dengan bahan tambahan lainnya, yaitu air, vanili, garam. Cendol memiliki tekstur yang kenyal dan pada umumnya cendol memiliki warna hijau. Cendol terbentuk karena adanya proses gelatinisasi pati pada saat proses memasaknya. Cendol dapat disajikan dengan penambahan santan dan gula merah. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan cendol beras dengan penambahan tepung uwi ungu dan guar gum yang disukai panelis. Pada penelitian ini dibuat cendol beras dengan penambahan tepung uwi ungu dan guar gum, dengan perlakuan penambahan tepung uwi ungu 70%:30%, 80%:20%, 90%:10%, dan penambahan guar gum 1%, 1,5%, 2%. Analisa yang digunakan pada penelitian uji analisis fisik yaitu uji warna. Analisis kimia terdiri dari pengujian kadar air, zat padat terlarut, antioksidan, antosianin, fenol dan uji tingkat kesukaan terdiri dari parameter warna, aroma, rasa, kekenyalan, dan keseluruhan. Data yang diperoleh pada analisa fisik dianalisis secara statistik menggunakan metode Univariate Analysis of Variance dan apabila ada interaksi antar perlakuan dilakukan metode One Way Anova dengan uji beda nyata Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) dengan tingkat kepercayaan 95%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penambahan tepung uwi ungu dan guar gum terhadap cendol beras berpengaruh nyata terhadap uji aktivitas antioksidan dan uji tingkat kesukaan cendol. Cendol beras dengan perlakuan terbaik yang paling disukai panelis dan memiliki aktivitas antioksidan yaitu pada perlakuan tepung beras:tepung uwi ungu 70:30 dan variasi guar gum 1% yang memiliki kandungan antioksidan 25,83 %RSA, pada uji kadar air 89,32% Zat padat terlarut ( ZPT) 7,9 %, antosianin 4,05 mg/g, total fenolik 91,13 mg EGA/g bk,.
PEMBERIAN PENGETAHUAN DAN PRAKTEK PEMBUATAN TEPUNG UWI UNGU SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DI KWT TRI MANUNGGAL DUSUN BEJI KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA Tamaroh, Siti
Jurnal Agro Dedikasi Masyarakat (JADM) Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.727 KB) | DOI: 10.31764/jadm.v1i2.2908

Abstract

Purple yam is a source of carbohydrates that have  potential as a source of natural antioxidants. The use of purple yam is still limited by steaming it and consuming it directly. The purpose of making purple yam flour is to extend its shelf life and make it easier to use. The provision of knowledge and practice is carried out at KWT Tri Manunggal,  Beji Kulon , Sendangsari , Pajangan , Bantul , Yogyakarta. Knowledge sharing is carried out through discussion and practice. The results of community service show that the community can understand the importance of using purple uwi as a food ingredient and processed with anthocyanin levels as a natural antioxidant. Processing of purple uwi tubers to flour can extend the shelf life of raw materials and make it easier if they are processed into various processed forms.
INOVASI KETRAMPILAN ANGGOTA 'AISYIYAH MELALUI PEMANFAATAN TUMBUHAN DALAM KREASI ECOPRINT Tamaroh, Siti; Widyastuti, Titiek
Jurnal Agro Dedikasi Masyarakat (JADM) Vol 3, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jadm.v3i2.10504

Abstract

Pada saat ini kerajinan kain berbentuk ecoprint sangat diminati. Hal ini disebabkan bahan pembuatnya ramah lingkungan dan dapat dilakukan dalam skala rumah tangga. Bahan baku pembuatan kain ecoprint banyak terdapat dilingkungan. Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan pelatihan, praktek pembuatan kain dan kaos dengan teknik ecoprint. Sasaran masyarakat pada kegiatan ini adalah anggota Ranting ‘Aisyiyah Tamantirto Utara, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Potensi pengembangan teknik ecoprint sebagai inovasi dengan berbagai kreasi guna mewadahi banyaknya peminat handmade clothing menginspirasi kelompok sasaran bisa memproduksi ecoprint. Tujuan kegitan ini adalah menambah pengetahuan dan praktrk tentang pembuatan ecoprint dan penyediaan bahan bakunya. Hasil kegiatan menunjukkan peserta memahami tentang manfaat tumbuhan sebagai bahan baku ecoprint, jenis-jenis tumbuhan yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber pola dan warna ecoprint, cara membudidayakan tanaman bahan baku ecoprint. Peserta telah terbuka wawasannya tentang ecoprint, sudah bisa membuat ecoprint pada bahan kain dan kaos. Dari hasil kegiatan ini juga telah terbentuk kelompok ecoprinter yang sudah mulai beraktifitas. Ecoprint yang dihasilkan berlabel “ECOPRINT RATU”.
Effects of Turmeric Addition on the Physicochemical Characteristics and Preference Levels of Lemon-Date Infused Water Abdillah, Fitri; Pujimulyani, Dwiyati; Tamaroh, Siti
Journal Akademik Universitas Swiss German Vol 6. No. 1 (Aug 2024)
Publisher : Swiss German University & Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia (P3FNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33555/jffn.v6i1.124

Abstract

Infused water is a beverage prepared by soaking ingredients to allow flavor and nutrients to dissolve in water. Infused water offers an alternative way to consume water with rich in vitamins. This study aimed to examine the effect of soaking time and turmeric addition on the physicochemical characteristics, as well as preference levels of infused water made with lemon and dates. A 2-factorial Completely Randomized Design was employed, considering soaking durations of 4; 6; and 8 hours, and turmeric additions of 5; 10; and 15 g. The results showed that soaking time and turmeric addition significantlybai influenced the vitamin C content, antioxidant activity, turbidity, and color of the infused water. The best-infused water combination was obtained with an 8-hour soaking time and 5 g of turmeric addition, yielding a vitamin C content of 7.74 mg/100 g, an antioxidant activity of 8.22%RSA, pH of 3.76, and turbidity of 21.65 FTU.
Karakteristik Kimia dan Kesukaan Snack Bar Berbahan Tepung Uwi Ungu dan Tepung Komposit Putri, Renata M; Tamaroh, Siti; Yulianto, Wisnu A
AGRITEKNO: Jurnal Teknologi Pertanian Vol 13 No 2 (2024): AGRITEKNO: Jurnal Teknologi Pertanian
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jagritekno.2024.13.1.156

Abstract

In the production snack bars, local food ingredients such as corn flour, red bean flour, and purple yam flour are required. This research has the objective to determine and examine the comparison between corn flour, red bean flour, and purple yam flour that is ideal for meeting the preferences of the panelist, as well as the physical and chemical requirement, and the level of acceptance of the sack bars. A Completely Randomized Design is employed with two components and two replications. The first factor being examined is the ratio of corn flour to red bean flour, specifically (90%:5%), (90%:10%), and (85%:15%). The second factor is the addition of purple yam flour (20%, 30%, and 40% of the total flour used 100%). The snack bars undergo physical tests to evaluate their texture and color. In addition to evaluating the acceptability of the snack bars, chemical analysis is conducted to determine the levels of anthocyanins, antioxidant activity, moisture content, ash, protein, fat, and crude fiber. Color, texture, antioxidant activity, and the level of preference among panelists are significantly influenced by the proportion of corn flour and red bean flour in conjunction with the added purple yam flour. The most preferred treatment of the snack bar consists of 85% corn flour, 15% red bean flour, and 40% purple yam flour. This snack bar has the following nutritional values: 12.75 (% db) ash, 5.11 (% db) protein, 17.94 (% db) fat, 10,93 (% db) crude fiber, and 13,22 mg/100 g (db)of anthocyanins.
Sifat Antioksidasi Bubuk Kunyit dan Pengaruhnya terhadap SGPT-SGOT Tikus Percobaan Indarto, Tri; Pujimulyani, Dwiyati; Tamaroh, Siti
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. 35 No. 2 (2024): Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
Publisher : Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia bekerjasama dengan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB University Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6066/jtip.2024.35.2.246

Abstract

The communities believed that consumption of turmeric rhizomes can maintain hepatic health. The purpose of the research was to determine the antioxidation properties of turmeric powder (BK) and its effect on serum glutamate pyruvate transaminase (SGPT) and serum glutamate oxaloacetate transaminase (SGOT) levels in vivo in rats injected with Staphylococcus aureus 1´108 cell/mL. The study involved 24 rats categorized into 4 groups. All rats were acclimatized for 1 week and then given treatment according to their respective standard diets. The treatment was administered for 16 days and injected with S. aureus 1´108 cell/mL. The study was conducted using CRD factorial pattern 2 treatments, including variations of turmeric rhizomes (main and branches), and the length of steam blanching time (0, 2.5, 5, 7.5, and 10 min). The analyses included antioxidant activity, total phenolics, flavonoids, tannins, and curcumin as well as superoxide dismutase (SOD), SGPT, and SGOT in vivo. As a result, turmeric powder from main rhizome with a steam blanching time of 5 min was selected and it showed the greatest antioxidant activity by ferric reducing antioxidant power (FRAP) method, total phenolics, flavonoids, and tannins respectively, namely 96.89 Ferro E/g, 24.46 mg GAE/g, 12.05 mg QE/g and 0.35 mg CE/g. The results showed that rats given selected turmeric (main rhizome, 5 min steam blanching) that injected with S. aureus had SOD, SGPT, and SGOT values of 72.92%, 19.50 U/L, and 38.03 U/L respectively.
Sifat Fisik, Kimia, Tingkat Kesukaan Mi Kering yang di Subtitusi Tepung Uwi Ungu (Diocorea Alata L.), Tepung Kecambah Kacang Merah (Phaseolus Vulgaris L.) dan Perlakuan CMC Pradana, Dedy; Tamaroh, Siti; Kanetro, Bayu
BIOFOODTECH : Journal of Bioenergy and Food Technology Vol. 3 No. 2 (2024): Desember
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55180/biofoodtech.v3i2.1637

Abstract

Uwi ungu ( Dioscorea alata L). merupakan jenis umbi-umbian lokal yang berpotensi sebagai sumber karbohidrat, selain itu uwi ungu juga memiliki kandungan senyawa fenol, antosinain, dan memiliki antioksidan yang tinggi. Uwi ungu dapat dimanfaatkan sebagai pangan fungsional, misalnya sebagai pengganti tepung terigu dalam pembuatan mi kering. Penambahan CMC bertujuan untuk meningkatkan sifat fisik mi kering. Pada penelitian ini mi kering dibuat dengan perlakuan perbandingan tepung terigu: tepung uwi ungu: tepung kecambah kacang merah 90:10:3, 80:20:6, 70:30:9 (% b/b) dengan penambahan CMC yaitu 0,5, 0,7, 0,9 %. Uji yang dilakukan pada mi kering adalah uji fisik dan kimia (tekstur, warna, kadar air, aktivitas antioksidan dan tingkat kesukaan). Mi kering yang disukai oleh panelis dilakukan uji kimia (kadar protein, kadar abu, kadar lemak, fenol total dan antosianin). Metode penelitian dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 variabel perlakuan adalah perbandingan tepung terigu : tepung uwi ungu : tepung kecambah kacang merah dan konsentrasi CMC. Data yang diperoleh dilakukan uji statistic dan apabila ada beda nyata dilakukan uji Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT), dengan tingkat kepercayaan 95 %. Penelitian ini menghasilkan dua sampel mi kering yang disukai oleh panelis yaitu sampel pertama dengan perbandingan tepung terigu: tepung uwi ungu: tepung kecambah kacang merah 80:20:6 (% b/b) dan mi kering kedua adalah dengan bahan baku tepung terigu: tepung uwi ungu: tepung kecambah kacang merah 70:30:9 (% b/b) dengan penambahan CMC 0,9 %. Kriteria mi kering hasil penelitian adalah sebagai berikut: kriteria kadar fenolik total 19,09 mg GAE/g bk, kadar abu 0,47 % bk, kadar protein 15,69 % bk, kadar lemak 2,84 %, kadar antosianin 15,56 mg/100g bk, aktivitas antioksidan 19,92% (RSA), kadar air 8,85 % bb, tekstur 370,75 gf, nilai L*= 57,89, a*= 7,42 dan b* = 8,01. Penelitian ini memberikan kemanfaatan pada pembuatam mi kering berbahan baku tepung umbi local dan tepung kacang-kacangan, sehingga akan membantu menurunkan kebutuhan terigu dan menghasilkan mi kering dengan kadar protein tinggi dan mempunyai aktivitas antioksidan.
PEMBERIAN PENGETAHUAN DAN PRAKTEK EGG ROLL TEPUNG UWI UNGU DISUBSTITUSI DENGAN IKAN LELE UNTUK PENINGKATAN PROTEIN DI PONDOK RUMAH SAJADA, WIROKRAMAN, GODEAN, SLEMAN, YOGYAKARTA Tamaroh, Siti; Sari, Yuli Perwita; Yulianto, Wisnu Adi
Jurnal Agro Dedikasi Masyarakat (JADM) Vol 5, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jadm.v5i2.28557

Abstract

Rumah Sajada Orphanage and Islamic Boarding School for Orphans and Dhuafa' is a place of learning for students to improve their religious and general knowledge which will be applied in their lives and in society. Education prioritizes instilling the basic values of the Koran and Sunnah of the Prophet Muhammad. Santri are guided to have an independent nature and be able to entrepreneurship as a provision for life in society. Soft skills are given early to increase independence and self-confidence. The problem is that in Pondok Sajada there is production of cultivated catfish which has not been utilized optimally in its processing and is only sold in fresh form. The processing alternative offered in Community Service activities is making egg roll products. Egg roll is a dry food that can be stored for a long time. The addition of catfish aims to innovate fish-based preparations and utilize the catfish harvest at Rumah Sajada. The resulting egg roll contains a very useful protein component. The use of purple yam is a form of food diversification based on local ingredients. Purple yam has quite complete nutritional levels. Purple yam contains anthocyanin which has the potential to act as a natural antioxidant.            Community service activities provide knowledge and practice of processing catfish egg rolls which are rich in protein and have antioxidant activity derived from purple yam. This community service activity will provide additional useful knowledge for the students at Rumah Sajada to prepare them for independence after undertaking education. Equipment assistance in the form of a set of tools for making egg rolls is useful for implementing practice to improve students' skills in making egg rolls.                
PENGARUH RASIO UBI KAYU (Manihot esculenta) : UWI UNGU (Dioscorea Alata L.) DAN PENAMBAHAN TEPUNG IKAN NILA MERAH (Oreochormis sp.) TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN GETUK Zulaikhah, Silmiy; Tamaroh, Siti; Suryani, Chatarina Lilis
Prosiding Seminar Nasional Mini Riset Mahasiswa Vol 3, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Getuk merupakan salah satu makanan tradisional khas Magelang. Umumnya getuk terbuat dari ubi kayu. Getuk dibuat melalui proses pengupasan, pencucian, pengukusan, penghancuran, pencampuran bahan, dan pencetakan. Getuk ubi kayu yang disubtitusikan dengan uwi ungu dan penamban tepung ikan nila merah dapat meningkatkan kandungan gizi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan getuk dengan rasio ubi kayu:uwi ungu dan penambahan tepung ikan nila merah yang disukai panelis. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Perlakuan penelitian adalah rasio ubi kayu:uwi ungu (100:0g, 90:10g, 80:20g, 70:30g) dan penambahan tepung ikan nila merah (0g, 5g, 7,5g, 10g). Hasil penelitian menunjukkan panelis lebih menyukai getuk dengan rasio ubi kayu:uwi ungu 80:20g dan tepung ikan nila merah 5g. Rasio ubi kayu:uwi ungu memberikan pengaruh nyata terhadap tekstur, warna, aktivitas antioksidan, dan fenol total. Nilai aktivitas antioksidan dan fenol tertinggi yaitu getuk dengan rasio ubi kayu kukus:uwi ungu 80:20g dan tepung ikan nila merah 5g  dengan nilai 32,02 %RSA dan 5,30 mg GAE/g. Analisis proksimat getuk rasio rasio ubi kayu:uwi ungu 80:20g dan tepung ikan nila merah 5g memiliki kadar air 50,75%, kadar abu 2,02%, kadar protein 8,29%, kadar lemak 8,77%, dan karbohidrat 30,25%.Kata kunci: getuk, uwi ungu, ubi kayu, tepung ikan nila merah
PENGARUH LAMA BLANCHING TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TINGKAT KESUKAAN CASCARA KOPI ARABIKA DAN ROBUSTA Hidayat, Yogi Saiful; Tamaroh, Siti; Suryani, Chatarina Lilis; Kanetro, Bayu
Fruitset Sains : Jurnal Pertanian Agroteknologi Vol. 12 No. 3 (2024): August: Ilmu Pertanian dan Bidang Terkait
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cascara merupakan minuman yang terbuat dari kulit kopi seperti teh. Dalam pembuatan cascara melalui proses pengeringan sehingga dapat mengakibatkan pencoklatan dan degradasi komponen fenolik yang mempunyai aktivitas antioksidan. Perlakuan blanching dapat mencegah reaksi pencoklatan, namun lama blanching juga harus dikendalikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama blanching pada kulit kopi arabika dan robusta terhadap sifat kimia, aktivitas antioksidan, dan tingkat kesukaan minuman cascara. Cascara dibuat melalui tahap pemanenan kopi, pemisahan kulit, sortasi, blanching, pengeringan dengan cabinet drayer, dan penggilingan dengan grinder kopi. Bubuk cascara yang dihasilkan dimasukan dalam kantong teh sebanyak 3 g. Rancangan percobaan yang digunakan adalah acak lengkap pola faktorial dengan lama blanching (0, 4 dan 8 menit) dan varietas kopi (robusta dan arabica). Bubuk cascara dianalisis kadar fenolik total, kadar tanin, aktivitas antioksidan dan tingkat kesukaan. Data yang diperoleh dianalisis statistik menggunakan Univariate Analysis of Variance dan apabila terdapat beda nyata dilanjutkan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Cascara yang terpilih adalah cascara yang dibuat dari kopi robusta dengan lama blanching 4 menit yang mempunyai kadar fenolik total 13±0,11 mg EAG/g, kadar tanin 50,79±0,28 mg asam tannat/ g  dan aktivitas antioksidan sebesar 93,20±0,06 (%  RSA) pada cascara robusta non blanching.