Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

POLA KOMERSIALISASI TEH HIJAU PADA INDUSTRI HOSPITALITY : PANDANGAN PELAKU USAHA Martina, Sigrid; Abdillah, Fitri
Sadar Wisata: Jurnal Pariwisata Vol 3, No 1 (2020): SADAR WISATA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/sw.v3i1.3368

Abstract

Teh adalah produk yang dikonsumsi secara luas dinikmati oleh konsumen di seluruh dunia. Popularitasnya adalah karena manfaat kesehatannya yang terbukti secara ilmiah jika dikonsumsi secara teratur dan benar. Salah satu variannya adalah teh hijau. Namun, permintaan konsumen untuk teh hijau masih relatif rendah secara umum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan metode yang paling efektif untuk meningkatkan daya jual teh hijau di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan mengumpulkan data dari berbagai pakar teh. Analisis strategis yang digunakan dalam penelitian ini akan menjadi metode pemasaran campuran 7P (produk, proses, orang, harga, tempat, bukti fisik, dan promosi). Hasilnya menunjukkan bahwa, produsen dan produsen teh hijau memerlukan dukungan pemerintah untuk memasarkan teh hijau secara efektif kepada konsumen Indonesia. Langkah paling optimal yang dapat diambil oleh produsen adalah mempromosikan teh hijau di jaringan media lokal, dan promosi melalui acara makanan dan minuman yang relevan. Strategi yang direkomendasikan untuk mempromosikan teh hijau menjadi minuman terkemuka di Indonesia adalah pengembangan produk kantong teh dalam bentuk daun teh, distribusi dan produksi yang melibatkan pemerintah dan petani, membangun pendekatan lain untuk meningkatkan kesadaran tentang teh hijau, mempromosikan berbagai produk teh. ibu kota, promosi dengan produk uji di forum apa pun, dan tidak ada strategi khusus untuk menentukan harga. Disarankan bagi produsen teh hijau untuk memasarkan teh hijau yang unik di berbagai daerah dan provinsi di Indonesia
PROFIL PREFERENSI MASYARAKAT PERKOTAAN DALAM BERWISATA Abdillah A, Fitri; Bella, Bella; Setiawati, Lidya; Olivia, Vivi
Sadar Wisata: Jurnal Pariwisata Vol 2, No 2 (2019): SADAR WISATA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/sw.v2i2.2682

Abstract

AbstractThis study identifies the factors that influence the tourists’ choice of destination and evaluates the preferences of tourists for destinations.  The goal of this paper is to examine the specific preferences of Jakarta citizen in choosing a tourist destination.  Descriptive method is used to describe the profile of urban communities in choosing destinations.  A total of 94 respondents were selected using purposive sampling.  The results showed that urban communities prefer to travel abroad with Japan as the main destination.  OTA (Online Travel Agent) is the main choice for travelling abroad because the trps are usually done in groups so that the arrangement becomes more efficient.  In increasing the preferences of people traveling inbpund of the country, it needs to collaborate between government and travel bureau to promote local destinations. 
SAPITAN SEBAGAI MAKANAN TRADISIONAL KHAS PEKALONGAN Riyanto, Budi; Abdillah, Fitri
Sadar Wisata: Jurnal Pariwisata Vol 2, No 2 (2019): SADAR WISATA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/sw.v2i2.2680

Abstract

AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui filosofi, sejarah, budaya, cara membuat, dan memperbaharui kemasan Sapitan yang merupakan salah satu kuliner di Pekalongan agar dapat dikenal oleh masyarakat luas. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan melakukan wawancara kepada pemerintah, masyarakat, dan pembuat sapitan. Lalu membuat reduksi data dengan cara membuat abstraksi. Dari penelitian ini ditemukan kalau sapitan tercipta antara akhir abad 18 atau awal abad 19. Sapitan tercipta karena pengaruh budaya dari Yogyakarta karena rasanya yang cenderung lebih manis. Sapitan merupakan perubahan dari makanan Yogyakarta yang bernama sanggar. Yang merupakan salah satu makanan yang digemari oleh Raja-raja jaman dulu yang menjadi kegemaran Sri Sultan Hamengkubuwono VIII hingga Sri Sultan Hamengkubuwono X. Nama sapitan memiliki arti daging yang dijepit, dan menggunakan batang pepaya sebagai penguncinya yang memiliki arti sebagai tolak bala. Dengan memperbaharui kemasan sapitan menjadi lebih kekinian diharapkan dapat meningkatkan daya belinya. Agar dikenal secara luas dan banyak dikonsumsi sampai ke luar Kota Pekalongan. Karena sapitan merupakan salah satu makanan khas Pekalongan yang perlu dipertahankan budayanya untuk mempertahankan kearifan budaya lokal.
POLA KOMERSIALISASI TEH HIJAU PADA INDUSTRI HOSPITALITY : PANDANGAN PELAKU USAHA Sigrid Martina; Fitri Abdillah
Sadar Wisata: Jurnal Pariwisata Vol 3, No 1 (2020): SADAR WISATA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/sw.v3i1.3368

Abstract

Teh adalah produk yang dikonsumsi secara luas dinikmati oleh konsumen di seluruh dunia. Popularitasnya adalah karena manfaat kesehatannya yang terbukti secara ilmiah jika dikonsumsi secara teratur dan benar. Salah satu variannya adalah teh hijau. Namun, permintaan konsumen untuk teh hijau masih relatif rendah secara umum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan metode yang paling efektif untuk meningkatkan daya jual teh hijau di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan mengumpulkan data dari berbagai pakar teh. Analisis strategis yang digunakan dalam penelitian ini akan menjadi metode pemasaran campuran 7P (produk, proses, orang, harga, tempat, bukti fisik, dan promosi). Hasilnya menunjukkan bahwa, produsen dan produsen teh hijau memerlukan dukungan pemerintah untuk memasarkan teh hijau secara efektif kepada konsumen Indonesia. Langkah paling optimal yang dapat diambil oleh produsen adalah mempromosikan teh hijau di jaringan media lokal, dan promosi melalui acara makanan dan minuman yang relevan. Strategi yang direkomendasikan untuk mempromosikan teh hijau menjadi minuman terkemuka di Indonesia adalah pengembangan produk kantong teh dalam bentuk daun teh, distribusi dan produksi yang melibatkan pemerintah dan petani, membangun pendekatan lain untuk meningkatkan kesadaran tentang teh hijau, mempromosikan berbagai produk teh. ibu kota, promosi dengan produk uji di forum apa pun, dan tidak ada strategi khusus untuk menentukan harga. Disarankan bagi produsen teh hijau untuk memasarkan teh hijau yang unik di berbagai daerah dan provinsi di Indonesia
PROFIL PREFERENSI MASYARAKAT PERKOTAAN DALAM BERWISATA Fitri Abdillah A; Bella Bella; Lidya Setiawati; Vivi Olivia
Sadar Wisata: Jurnal Pariwisata Vol 2, No 2 (2019): SADAR WISATA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/sw.v2i2.2682

Abstract

AbstractThis study identifies the factors that influence the tourists’ choice of destination and evaluates the preferences of tourists for destinations.  The goal of this paper is to examine the specific preferences of Jakarta citizen in choosing a tourist destination.  Descriptive method is used to describe the profile of urban communities in choosing destinations.  A total of 94 respondents were selected using purposive sampling.  The results showed that urban communities prefer to travel abroad with Japan as the main destination.  OTA (Online Travel Agent) is the main choice for travelling abroad because the trps are usually done in groups so that the arrangement becomes more efficient.  In increasing the preferences of people traveling inbpund of the country, it needs to collaborate between government and travel bureau to promote local destinations. 
Persepsi Masyarakat Lokal Desa Wisata Sawarna Tentang Makna Pariwisata Fitri Abdillah; Asep Syaiful Bahri; Budi Riyanto
Sadar Wisata: Jurnal Pariwisata Vol 4, No 2 (2021): SADAR WISATA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/sw.v4i2.7064

Abstract

Perkembangan pariwisata berperan penting dalam terhadap profil ekonomi, kesejahteraan masyarakat, dan kesempatan kerja.  Tujuan penelitian ini dirumuskan untuk mendeskripsikan tentang potensi pariwisata, modal sosial, dan makna pengembangan pariwisata bagi penduduk lokal di Desa Sawarna, Lebak, Banten.  Metode yang digunakan adalah pendekatan gabungan (mix-method).  Metode pengumpulan data dengan wawancara, fgd, dan observasi terlibat.  Informan yang dgunakan merupakan masyarakat lokal, pengurus pokdarwis, dan sesepuh desa. Temuan penelitian ini adalah pembangunan desa wisata di Sawarna telah menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan sebagai implementasi dari makna pembangunan pariwisata bagi masyarakat Sawarna.  Pembangunan pariwisata dimaknai sebagai rasa syukur, kesejahteraan masyarakat, kebudayaan agamis, sejarah, antisipasi dampak serta kerjasama semua komponen masyarakat.  Dalam kerangka keberlanjutan diperlukan zonasi-zonasi atraksi dan pengaturan kapasitas daya dukung serta peningkatan pengetahuan pengetahuan kepariwisataan bagi pengelola
SAPITAN SEBAGAI MAKANAN TRADISIONAL KHAS PEKALONGAN Budi Riyanto; Fitri Abdillah
Sadar Wisata: Jurnal Pariwisata Vol 2, No 2 (2019): SADAR WISATA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/sw.v2i2.2680

Abstract

AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui filosofi, sejarah, budaya, cara membuat, dan memperbaharui kemasan Sapitan yang merupakan salah satu kuliner di Pekalongan agar dapat dikenal oleh masyarakat luas. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan melakukan wawancara kepada pemerintah, masyarakat, dan pembuat sapitan. Lalu membuat reduksi data dengan cara membuat abstraksi. Dari penelitian ini ditemukan kalau sapitan tercipta antara akhir abad 18 atau awal abad 19. Sapitan tercipta karena pengaruh budaya dari Yogyakarta karena rasanya yang cenderung lebih manis. Sapitan merupakan perubahan dari makanan Yogyakarta yang bernama sanggar. Yang merupakan salah satu makanan yang digemari oleh Raja-raja jaman dulu yang menjadi kegemaran Sri Sultan Hamengkubuwono VIII hingga Sri Sultan Hamengkubuwono X. Nama sapitan memiliki arti daging yang dijepit, dan menggunakan batang pepaya sebagai penguncinya yang memiliki arti sebagai tolak bala. Dengan memperbaharui kemasan sapitan menjadi lebih kekinian diharapkan dapat meningkatkan daya belinya. Agar dikenal secara luas dan banyak dikonsumsi sampai ke luar Kota Pekalongan. Karena sapitan merupakan salah satu makanan khas Pekalongan yang perlu dipertahankan budayanya untuk mempertahankan kearifan budaya lokal.
Perkembangan Destinasi Pariwisata, Benarkah Memang Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Fitri Abdillah; Janianton Damanik; Chafid Fandeli; Sudarmadj Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Khasanah Ilmu - Jurnal Pariwisata Dan Budaya Vol 6, No 2 (2015): Jurnal Khasanah Ilmu - September 2015
Publisher : Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.322 KB) | DOI: 10.31294/khi.v6i2.507

Abstract

Abstract - Pemerintah Seringkali Menyatakan Bahwa Pembangunan Pariwisata Telah Berhasil Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat.  Fakta Ini Selalu Ditunjukkan Dengan Data Mengenai Meningkatnya Jumlah Kunjungan, Lapangan Kerja Dan Keterlibatan Masyarakat.  Studi Ini Mencoba Menjelaskan Benarkah Masyarakat Memang Memperoleh Manfaat Dari Perkembangan Tersebut.  Hipotesis Disusun Dengan Menyatakan Bahwa Semakin Tinggi Perkembangan Destinasi Pariwisata Maka Kualitas Hidup Masyarakat Yang Terlibat Akan Semakin Tinggi Pula. Lokasi Penelitian Dipilih Adalah Pangandaran.  Metode Deskriptif Dan Korelasional Bivariat Digunakan Untuk Menganalisis Dua Variabel Utama Yaitu Perkembangan Destinasi Pariwisata Dan Kualitas Hidup Masyarakat Lokal.   Hasil Penelitian Menunjukkan Bahwa Perkembangan Destinasi Berhubungan Positif Signifikan Dengan Standard Hidup Dalam Hal Penurunan Garis Kemiskinan.  Perkembangan Jumlah Wisatawan Juga Berkorelasi Positif Dengan Peningkatan Daya Beli Khususnya Barang-Barang Non Makanan Dan Penurunan Pengangguran Meskipun Secara Umum Belum Dapat Menurunkan Jumlah Penduduk Miskin.   Perkembangan Wisatawan Juga Berkorelasi Positif Dengan Peningkatan Pendidikan.  Kesimpulan Yang Diperoleh  Menunjukkan Bahwa Perkembangan Kepariwisataan Secara Nyata Memberikan Kontribusi Peningkatan Kualitas Hidup Khususnya Material Dengan Ditopang Oleh Keterlibatan Masyarakat Khususnya Pada Tenaga Kerja Perhotelan, Usaha-Usaha Kecil Di Masyarakat Dan Rumah Makan.  Studi Lanjutan Mengenai Pola Keterlibatan Masyarakat Yang Lebih Sustainable Diperlukan Agar Perkembangan Destinasi Pariwisata Tetap Terjaga. Keywords: destinasi pariwisata, kualitas hidup masyarakat lokal
Effects of Turmeric Addition on the Physicochemical Characteristics and Preference Levels of Lemon-Date Infused Water Abdillah, Fitri; Pujimulyani, Dwiyati; Tamaroh, Siti
Journal Akademik Universitas Swiss German Vol 6. No. 1 (Aug 2024)
Publisher : Swiss German University & Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia (P3FNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33555/jffn.v6i1.124

Abstract

Infused water is a beverage prepared by soaking ingredients to allow flavor and nutrients to dissolve in water. Infused water offers an alternative way to consume water with rich in vitamins. This study aimed to examine the effect of soaking time and turmeric addition on the physicochemical characteristics, as well as preference levels of infused water made with lemon and dates. A 2-factorial Completely Randomized Design was employed, considering soaking durations of 4; 6; and 8 hours, and turmeric additions of 5; 10; and 15 g. The results showed that soaking time and turmeric addition significantlybai influenced the vitamin C content, antioxidant activity, turbidity, and color of the infused water. The best-infused water combination was obtained with an 8-hour soaking time and 5 g of turmeric addition, yielding a vitamin C content of 7.74 mg/100 g, an antioxidant activity of 8.22%RSA, pH of 3.76, and turbidity of 21.65 FTU.
Penerapan Kriteria Desa Wisata pada Desa Wisata Batulayang, Bogor, Jawa Barat Bahri, Asep Syaiful; Basalamah, Anwar; Abdillah A, Fitri; Rahmat, Timotius Agus
KONTAN: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Bisnis Vol 2, No 1 (2023): KONTAN: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Bisnis
Publisher : CV Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/kontan.v2i1.428

Abstract

The reasons why people travel have changed in recent years, and now alternative tourism and tourist villages are preferred over mass tourism. The concept of this tourist village emerged in Indonesia and presents interesting tourist offerings, one of which is the Batulayang tourism village in Bogor, West Java. The goal of this study is to examine the implementation of criteria in the Batulayang tourism village in Bogor, West Java, as well as the classification of the tourist village there. Purposive sampling was used in conjunction with descriptive methodology as the research design for this study. The data was collected from respondents, all of whom were tourists at Batulayang tourism village. Descriptive analysis was used to examine the information using frequency tabulation and scatter. The findings of this study show that, in accordance with recommendations from the Ministry of Tourism, Batulayang has largely implemented the requirements for a tourist village.ABSTRAKAlasan wisatawan bepergian telah berubah dalam beberapa tahun terakhir, dan sekarang pariwisata alternatif seperti desa wisata lebih disukai daripada pariwisata massal. Konsep desa wisata ini bermuncul di tanah air dan menghadirkan sajian wisata yang menarik, salah satunya desa wisata Batulayang di Bogor, Jawa Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji penerapan kriteria di desa wisata Batulayang Bogor, Jawa Barat, serta menganalsisa klasifikasi desa wisata tersebut. Purposive sampling digunakan bersama dengan metodologi kualitatif dengan pendekatan deskriptif sebagai desain penelitian ini. Data dikumpulkan dari responden yang merupakan pengunjung di Desa Wisata Batulayang. Analisis deskriptif digunakan untuk menguji informasi menggunakan tabulasi frekuensi dan pencar. Temuan studi ini menunjukkan bahwa sesuai dengan rekomendasi dari Kementerian Pariwisata, Batulayang sebagian besar telah menerapkan persyaratan desa wisata.