Heni Mularsih
Universitas Tarumanagara

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENINGKATAN EMPATI REMAJA PELAKU BULLYING DI SALAH SATU SMP DI JAKARTA SELATAN MELALUI PELATIHAN BERBASIS EXPERIENTIAL LEARNING Sinta Putri Nirmala; Riana Sahrani; Heni Mularsih
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v4i1.7801.2020

Abstract

Bullies can do anything without too much thinking of the consequences generated and their impact on others. It shows that bullies have low empathy. This study aims to improve empathy bullies by providing experiential learning-based training. The experiential learning method is a method that provides hands-on experience for participants. Learning is a process of transforming experiences. This study used experimental research methods with one group pretest-posttest design. The research participants were based on purposive sampling technique. The counseling teacher provides recommendation students based on the criteria of respondents from researchers aged 13-16 years, grades 7 to 9, often bullying. Furthermore, the recommendation of these students are given a questionnaire to measure empathy whether they have low empathy. So that five participants were obtained who met the criteria desired by the researcher. This study used the Basic Empathy Scale as a pre-test and post-test. The hypothesis in this study is experiential learning method is effective in increasing the empathy of adolescent bullies?. The analysis results showed that the hypothesis study is approved. The analysis technique used is the Wilcoxon Signed Ranks. In conclusion, experiential learning-based training is effective for increasing the empathy of adolescent bullies at Junior High School in South Jakarta (Z = -2.203 and P = 0.043 < 0.05). Pelaku bullying dapat melakukan apa saja tanpa terlalu banyak berpikir akan konsekuensi yang dihasilkan serta dampaknya bagi orang lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelaku bullying memiliki empati yang rendah. Penelitian ini bertujuan meningkatkan empati pelaku bullying dengan cara memberikan pelatihan berbasis experiential learning. Metode experiential learning merupakan metode yang memberikan pengalaman langsung untuk partisipan. Belajar merupakan proses transformasi pengalaman. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain one group pretest-posttest. Partisipan penelitian ini diperoleh berdasarkan teknik purposive sampling. Guru BK memberikan rekomendasi siswa-siswa berdasarkan kriteria partisipan dari peneliti yaitu berusia 13-16 tahun, kelas 7 sampai 9, sering melakukan bullying. Selanjutnya, rekomendasi siswa-siswa tersebut diberikan kuesioner untuk mengukur empati apakah memiliki empati rendah. Sehingga, diperoleh lima partisipan yang memenuhi kriteria yang diinginkan peneliti. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner Basic Empathy Scale untuk pretest dan posttest. Hipotesis penelitiannya adalah apakah metode experiential learning efektif untuk meningkatkan empati remaja pelaku bullying?. Hasil dari analisis data menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima. Teknik analisis yang digunakan adalah Wilcoxon Signed Ranks. Artinya, pelatihan berbasis experiential learning efektif untuk meningkatkan empati remaja pelaku bullying di salah satu SMP di Jakarta Selatan (Z = -2.203 dan P = 0.043 < 0.05).
EFEKTIVITAS BIBLIOTERAPI UNTUK MENINGKATKAN KETANGGUHAN AKADEMIK SANTRI (STUDI PADA PESANTREN X, BOGOR, JAWA BARAT) Ade Ubaidah; Sri Tiatri; Heni Mularsih
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v2i2.2292

Abstract

Bibliotherapy is a method that uses literature to help clients to be able to express the problems they face and change their thinking perspective as an effort to help them overcome emotional problems, unstable mental conditions to overcome changes in their lives. Many bibliotherapy studies reveal that bibliotherapy is effective in dealing with problems, including reducing aggressiveness in adolescents. However, researchers have not found a study of bibliotherapy improving academic resilience in adolescent students. This study aims to examine the effectiveness of bibliotherapy in improving students’ academic resilience, a study of 7th grade students of SMPIT, X Islamic Boarding School, Bogor, West Java. The application of bibliotherapy was carried out on five experiment participants selected through purposive sampling, which was carried out in eleven meetings, which were divided into four stages based on the theory of the stages of bibliotherapy according to Pardeck (1993), namely identification, selection, presentation, and follow-up. The research method used was experiment, with randomized pretest-posttest control group design. Academic resilience measurement data of the control and experimental groups was processed with SPSS using the Independent Sample T-test method shows that bibliotherapy is ineffective in increasing the academic resilience of students of Islamic boarding school (t = -, 17, p = 0.87, p> 0.05). It is suspected that one of the causes is inadequate participant involvement in the vicarious learning process during bibliotherapy.  Biblioterapi adalah  suatu metode yang menggunakan literatur dalam membantu klien agar mampu mengungkapkan permasalahan yang dihadapinya dan merubah cara pandang berpikirnya sebagai upaya membantunya mengatasi masalah emosi, kondisi mental yang tidak stabil untuk mengatasi perubahan dalam hidupnya. Banyak penelitian biblioterapi yang mengungkapkan bahwa biblioterapi efektif dalam mengatasi masalah, diantaranya dalam menurunkan agresivitas pada remaja. Akan tetapi, peneliti belum mendapati kajian penelitian biblioterapi untuk meningkatkan ketangguhan akademik pada siswa remaja. Penelitian ini bertujuan menguji efektivitas biblioterapi untuk meningkatkan ketangguhan akademik santri pesantren, suatu studi pada santri kelas 7 SMPIT, Pesantren X, Bogor, Jawa Barat. Penerapan biblioterapi dilakukan pada lima partisipan eksperimen yang dipilih secara purposive sampling, yang dilaksanakan dalam sebelas kali pertemuan, yang dibagi menjadi empat tahap berdasarkan teori tahapan biblioterapi menurut Pardeck (1993) yaitu identifikasi, seleksi, presentasi, dan follow-up. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen, dengan randomized pretest-posttest control group design. Data pengukuran ketangguhan akademik pada kelompok kontrol dan eksperimen diolah dengan SPSS menggunakan metode Independent Sample T-test menunjukkan biblioterapi tidak efektif untuk meningkatkan ketangguhan akademik santri pesantren(t = -,17, p = 0,87, p > 0,05),. Hal ini dikarenakan keberhasilan biblioterapi sangat dipengaruhi oleh kesiapan partisipan untuk terlibat dalam proses vicarious learning selama mengikuti biblioterapi.
GAMBARAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN INKLUSI SEKOLAH DASAR NEGERI DI JAKARTA BARAT Heni Mularsih
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v3i1.3600

Abstract

Pelaksanaan pendidikan inklusif merupakan bentuk pelayanan pendidikan yang setara antara  anak yang memiliki kebutuhan khusus dengan anak normal yang pelaksanaan pendidikan di sekolah umum. Penekanan dalam penyelenggaraan Pendidikan inklusi yaitu adanya penerimaan  semua siswa, baik yang normal maupun yang berkebutuhan khusus tanpa ada deskriminasi. Namun, dalam perlakuan siswa yang memiliki kebutuhan khusus harus memperoleh pelayanan Pendidikan sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, dalam praktik di lapangan, penyelenggaraan pendidikan inklusif hendaknya dilaksanakan dengan  baik pada setiap komponen-komponen penyelenggaraan pendidikan yang seharusnya dipenuhi, yang meliputi peserta didik, pendidik, kurikulum, serta sarana dan prasarana. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pelaksanaan pendidikan inklusif di sekolah dasar negeri  di Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Partisipan dalam penelitian ini, yaitu guru atau kepala sekolah. Teknik pengumpulan data dengan purposive sampling, dengan kriteria  sekolah dasar negeri yang sudah menyelenggarakan Pendidikan inklusi selama minimal  tiga tahun. Instrumen berupa kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka untuk memperoleh jawaban bebas dari partisipan. Materi kuesioner dikembangkan dari komponen-komponen dalam penyelenggraraan pendidikan inklusif melalui validasi isi dari pakar. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum Sekolah dasar Negeri Inklusi di Jakarta Barat belum  memenuhi persyaratan penyelenggaraan sekolah inklusi sesuai dengan Undang_Undang tentang Sekolah Inklusi, terutama terkait dengan belum dilakukannya identifikasi siswa ABK, belum tersedianya guru pendamping khusus, serta belum terpenuhinya sarana dan prasarana yang memadai.The implementation of inclusive education is a form of equal educational service between children with special needs and regular children in public schools. Therefore, in practice, the implementation of inclusive education should be carried out properly in every component of the administration of education which includes students, educators, curriculum, facilities and infrastructure. This study aims to find an image of the implementation of inclusive education in public elementary schools in Jakarta. The research used survey method with teachers or principals as participants. Data were collected by purposive sampling, while the instrument used was in the form of both closed and open questionnaires to obtain open-ended answers from participants. Data analysis technique was descriptive statistical analysis. The result shows that in general, the Inclusive Public Primary School in West Jakarta had not yet fulfilled the requirements for the implementation of inclusive schools in accordance with the Constitution on Inclusive Schools, especially related to the identification of special needs students, the unavailability of special assistant teachers, and the lack of adequate facilities and infrastructure. 
EFEKTIVITAS PROGRAM PSIKOEDUKASI PENGEMBANGAN SELF-ESTEEM UNTUK MENINGKATKAN SELF-ESTEEM REMAJA KELAS 1 DI SMP X Beta Oktalia; Sri Tiatri; Heni Mularsih
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v2i2.2301

Abstract

The transition period of adolescents from elementary school to junior high school is a stage of development full of changes and challenges. During this transition period, adolescents become vulnerable and the level of self-esteem tends to decrease. The transition period to junior high school is the right period of development for primary low self-esteem preventive interventions, and to improve self-esteem of adolescents with low self-esteem. Self-esteem is an individual's positive or negative attitude in assessing and accepting him/herself holisitically which describes an individual's belief in his/her own sense of worth. The purpose of this study is to determine the effectiveness of the psychoeducation program for the development of self-esteem to improve self-esteem of first grade adolescent students in junior high school X. The participants of this research are eight first grade junior high school students ranging from 12-13 years old at X school Jakarta who had self-esteem issues. The method used is quantitative research that is quasi-experimental with one group pre-post-test research design. The result of the participants' pre- test and post-test paired sample T-Test shows (Z = 0.17, p> 0.05). The result shows that despite an increase in the Self-Esteem score after intervention, this increase is not statistically significant. Thus, the psychoeducation program for the development of self-esteem carried out in this study is ineffective in improving self-esteem of first-grade adolescent students in X junior high school.  Masa transisi remaja dari sekolah dasar ke sekolah menengah pertama adalah tahap perkembangan yang penuh dengan perubahan dan tantangan. Selama masa transisi ini, remaja menjadi rentan dan tingkat self-esteem cenderung menurun drastis. Masa transisi ke sekolah menengah pertama merupakan periode perkembangan yang tepat untuk intervensi pencegahan primer dan upaya untuk meningkatkan self-esteem remaja yang memiliki low self-esteem (Bos, Muris, Mulkens & Schaalma, 2006). Terbatasnya penelitian sebelumnya yang mengekplorasi psikoedukasi self-esteem pada mahasiswa namun, belum adanya penelitian ini terhadap remaja, maka hal ini mendasari penelitian ini dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas program psikoedukasi pengembangan self-esteem untuk meningkatkan self-esteem remaja kelas 1 SMP di SMP X. Self-esteem merupakan sikap positif atau negatif individu dalam menilai dan menerima dirinya secara holisitik yang menggambarkan keyakinan individu akan rasa berharga diri sendiri. Partisipan penelitian adalah 8 orang siswa kelas 1 SMP berusia 12-13 tahun di sekolah X Jakarta yang memiliki masalah self-esteem. Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang bersifat eksperimen dengan desain penelitian one group pre test-post test. Hasil pre-test dan post-test partisipan dengan Paired Sample T-Test menunjukkan (Z=0.17, p>0.05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa program psikoedukasi pengembangan self-esteem tidak efektif untuk meningkatkan self-esteem remaja kelas 1 SMP di SMP X. Penelitian memperlihatkan bahwa meskipun mean skor partisipan meningkatkan setelah diberikan intervensi psikoedukasi, namun tidak ada perbedaan signifikan sebelum dan sesudah intervensi.
PENTINGNYA PERAN GURU TERHADAP KETERLIBATAN SISWA SD X KELAS 5 PADA PELAJARAN BAHASA MANDARIN DI JAKARTA BARAT Grace Anafree Randa; Sri Tiatri; Heni Mularsih
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 3, No 2 (2019): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v3i2.3601.2019

Abstract

Fenomena yang terjadi pada siswa kelas 5 SD X bahwa hasil akademik siswa, khususnya pada Pelajaran Bahasa Mandarin, tidak memuaskan. Salah satu penyumbang utama dalam kesuksesan akademik di lintas tingkat pendidikan adalah keterlibatan. Keterlibatan sangat menarik diteliti karena terbukti bahwa hal itu mudah dibentuk dan responsif terhadap perubahan praktik sekolah dan guru. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa keterlibatan guru berperan terhadap keterlibatan siswa. Penelitian lain juga menyatakan bahwa kompetensi budaya guru juga berperan terhadap keterlibatan siswa. Namun, belum ada penelitian yang menyatakan bahwa keterlibatan dan kompetensi budaya guru secara bersama-sama berperan terhadap keterlibatan siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat peran keterlibatan dan kompetensi budaya guru bahasa mandarin terhadap keterlibatan siswa pada Pelajaran Bahasa Mandarin kelas 5 SD X di Jakarta Barat. Penelitian ini melibatkan 97 siswa kelas 5 sekolah dasar. Uji asumsi sebagai persyaratan analisis regresi untuk membuktikan hipotesis dilakukan terlebih dahulu. Hasil uji regresi keterlibatan guru terhadap keterlibatan siswa adalah R2= .344 (p < .05) atau sebesar 34%. Hasil uji regresi kompetensi budaya guru terhadap keterlibatan siswa adalah R2= .139 (p > .05) atau tidak berperan. Hasil uji regresi berganda keterlibatan guru dan kompetensi budaya guru terhadap keterlibatan siswa adalah R2= .344 (p < .05) atau sebesar 34%. The phenomenon happening among 5th grade students of X elementary school is that the academic results of students, especially in Mandarin Language, are not satisfactory. One of the main contributors to academic success across educational levels is involvement. Involvement is a very interesting study because it is proven to be easily formed and is responsive to changes in school and teacher practices. Previous research shows that teacher involvement plays a role in student involvement. Other research also states that the teacher's cultural competence also plays a role in student involvement. However, there is no research stating that the involvement and cultural competence of teachers together contribute to student involvement. The purpose of this study is to examine the role of the involvement and cultural competence of mandarin language teachers in student involvement in 5th grade Mandarin Language Lesson at X elementary school in West Jakarta. This research involved 97 5th grade elementary school students. Assumption test as a requirement of regression analysis to prove the hypothesis was conducted before anything else. The result of regression test, the role of teacher involvement toward student involvement was R2 = .344 (p <.05) or 34%. The result of the regression test, the role of teacher cultural competence toward student involvement was R2 = .139 (p> .05) or no role. The result of the multiple regression test, the role of teacher involvement and teacher cultural competence toward student involvement was R2 = .344 (p <. 05) or 34%.
EFEKTIVITAS PELATIHAN PSIKOEDUKASI BERBASIS EXPERIENTIAL LEARNING DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN MANAJEMEN KELAS GURU SD Offie Dwi Natalia; Riana Sahrani; Heni Mularsih
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 6, No 1 (2022): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v6i1.11436.2022

Abstract

Primary schools or Sekolah Dasar (SD) are the foundation of education in Indonesia. There, students are taught basic academic skills such as reading, writing, and counting; thus, professional and competent educators are in need. This research an act of intervention by increasing class management skills of the teachers in Public Elementary School X (Sekolah Dasar Negeri X), West Jakarta. In this research, class management is measured by observation, semi-structured interviews, and pretests. Participants of this research consists of 5 respondents, picked through a nonprobability sampling, with class management skills that are below average. The characteristics of the respondents are men and women aged between 22-43 with less than 10 years of teaching experience. This research utilizes the pretest-posttest experiment while providing psychoeducation based on experiential learning in order to increase the respondent’s class management skills. The data difference test from the pretest and posttest uses paired sample t-test, whereas t= -2.982 and p= 0.041 (0.05) which shows the respondent’s increased understanding of class management after being given 4.1% intervention. Through this research, it is concluded that psychoeducation based on experiential learning is effective in increasing SDN X educator’s class management skills. 
INTERVENSI RASA BERSYUKUR UNTUK MENINGKATKAN HARGA DIRI REMAJA DI SMP X Novia Sri Parindu Purba; Riana Sahrani; Heni Mularsih
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v4i1.7638.2020

Abstract

Low self-esteem is also associated with poverty, it is necessary to have an effort to accept the conditions of life first. One of the simple characteristics of the acceptance effort is gratitude. Gratitude is a strong predictor to increase hope and happiness in adolescents who experience poverty. This research was designed as experimental group in X secondary school. The group was consisted of 6 respondents without a control group. The design of this study was a quasi-experimental (one group pretest-posttest) using the Rosenberg Self-esteem scale (RSSE) with a reliability coefficient of 0.88. The implementation of the gratitude intervention was designed using an intervention module from the aspect of the Indonesian grateful scale (SBI) and it was neither just a list of words of gratitude nor gratefulness. This gratitude intervention is done by inviting participants to focus on positive aspects of life, exploring positive emotions by recalculating the blessings of life that have been received from God and others. To sum up, these findings provide new findings in the use of gratitude intervention that focuses on the divine aspect. The results of this study indicate that there are significant differences in respondent's self-esteem before and after administration of the gratitude intervention, with self-esteem (RSSE) (Asymp. Sig. (2-tailed) = 0.042, p <0.05). This discussion focuses on the implications generated for Gratitude literature which are adapted to Indonesian cultural values. Harga diri yang rendah juga terkait dengan kemiskinan, maka diperlukan adanya usaha penerimaan kondisi kehidupannya terlebih dahulu. Salah satu karakteristik sederhana sebagai upaya penerimaan tersebut yakni dengan rasa bersyukur. Rasa bersyukur merupakan prediktor yang kuat untuk meningkatkan harapan dan kebahagiaan pada remaja yang mengalami kondisi miskin sekalipun. Penelitian ini diberikan kepada satu kelompok eksperimen yang terdiri dari 6 responden tanpa adanya kelompok kontrol di salah satu sekolah menengah pertama (SMP) terbuka X di Jakarta Utara. Desain penelitian ini merupakan quasi eksperimen (one group pretest-posttest) dengan menggunakan Rosenberg Self-esteem scale (RSSE) dengan hasil koefisien reliabilitas sebesar 0.88. Pelaksanaan pelatihan rasa bersyukur ini dirancang dengan menggunakan modul intervensi dari aspek skala bersyukur Indonesia (SBI) dan bukan hanya sekedar daftar ucapan rasa bersyukur atau terimakasih. Pelatihan kebersyukuran ini dilakukan dengan mengajak partisipan untuk fokus terhadap aspek positif dalam hidup, mengeksplorasi emosi positif dengan menghitung kembali berkah kehidupan yang telah diterima dari Tuhan dan orang lain. Singkatnya, temuan ini memberikan temuan baru dalam penggunaan intervensi rasa bersyukur yang berfokus pada aspek keTuhanan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada harga diri responden sebelum dan sesudah pemberian pelatihan kebersyukuran, dengan nilai self-esteem (RSSE) (Asymp. Sig. (2-tailed) = 0.042, p< 0.05 Diskusi ini berfokus pada implikasi yang dihasilkan untuk literature bersyukur yang disesuaikan dengan nilai-nilai budaya Indonesia.
EFEKTIVITAS METODE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS PADA SISWA SEKOLAH DASAR DI SEKOLAH X Vania Priskila; Heni Mularsih
Psibernetika Vol 13, No 1 (2020): Psibernetika
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/psibernetika.v13i1.2315

Abstract

Bahasa merupakan aspek yang penting dalam tahap perkembangan. Pembelajaran bahasa juga diterapkan di jenjang pendidikan bahkan sejak pendidikan sekolah dasar. Salah satu pembelajaran bahasa yang dimuat di sekolah adalah Bahasa Inggris. Bahasa Inggris bukan merupakan bahasa kedua di Indonesia melainkan masuk sebagai muatan bahasa asing. Pentingnya pembelajaran bahasa juga perlu diimbangi dengan metode pembelajaran yang tepat agar siswa menikmati proses pembelajaran, salah satunya dengan cooperative learning. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji keefektifan metode numbered heads together untuk meningkatkan kosakata Bahasa Inggris pada siswa sekolah dasar kelas 1 secara signifikan.Metode Penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan one group Pretest-Posttest Design. Metode cooperative learning yang diterapkan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah numbered heads together. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai t = -.889 dan sig. (2-tailed) .415.
PERAN DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DAN REGULASI DIRI BELAJAR TERHADAP PENYESUAIAN AKADEMIS MAHASISWA PERGURUAN TINGGI KEDINASAN BERASRAMA XYZ Khairun Nisa; Sri Tiatri; Heni Mularsih
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v2i1.1641

Abstract

Penyesuaian diri dalam masa transisi dari sekolah menengah ke universitas merupakan hal penting. Salah satu bentuk penyesuaian diri di universitas yaitu penyesuaian akademis. Fenomena yang terjadi pada mahasiswa baru di Sekolah Tinggi XYZ sangat relevan dengan penyesuaian akademis. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu oleh Cazan (2012), Kornell & Metcalfe (2006), Zimmerman & Schunk (2008), Zakiyah, et.al (2010) serta fenomena yang terjadi di Sekolah Tinggi XYZ, penulis ingin mengetahui bagaimana peran dukungan teman sebaya dan regulasi diri belajar terhadap penyesuaian akademis pada mahasiswa sekolah tinggi XYZ. Mahasiswa merupakan remaja yang sangat memerlukan dukungan teman sebaya. Siswa yang ditolak oleh teman sebaya memiliki masalah penyesuaian yang lebih serius dari pada siswa yang tidak diperdulikan oleh teman sebaya (Santrock, 2011). Selain itu, regulasi diri belajar diketahui sebagai prediktor utama penyesuaian akademis namun belum diteliti apakah dukungan teman sebaya dapat bersama-sama berperan dalam menentukan tingkat penyesuaian akademis mahasiswa. Tujuan penelitian untuk mengetahui peran dukungan teman sebaya dan regulasi diri belajar terhadap penyesuaian akademis mahasiswa. Fenomena terkait penyesuaian akademis di Sekolah Tinggi XYZ menjadi masalah berulang-ulang dan penting untuk diselesaikan, dalam ruang lingkup yang lebih luas, karakteristik partisipan belum banyak diteliti yakni mahasiswa Pendidikan Tinggi Kedinasan. Partisipan 97 mahasiswa tingkat awal. Pengambilan sampel menggunakan teknik non-probability. Teknik analisis data menggunakan uji regresi berganda. Hasil penelitian membuktikan bahwa dukungan teman sebaya dan regulasi diri belajar berperan secara bersama-sama terhadap penyesuaian akademis mahasiswa Sekolah Tinggi Kedinasan Berasrama XYZ, dukungan teman sebaya memiliki peran lebih besar dari pada variabel regulasi diri belajar.
EFEKTIVITAS PELATIHAN PSIKOEDUKASI BERBASIS EXPERIENTIAL LEARNING DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN MANAJEMEN KELAS GURU SD Offie Dwi Natalia; Riana Sahrani; Heni Mularsih
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v6i1.11436.2022

Abstract

Primary schools or Sekolah Dasar (SD) are the foundation of education in Indonesia. There, students are taught basic academic skills such as reading, writing, and counting; thus, professional and competent educators are in need. This research an act of intervention by increasing class management skills of the teachers in Public Elementary School X (Sekolah Dasar Negeri X), West Jakarta. In this research, class management is measured by observation, semi-structured interviews, and pretests. Participants of this research consists of 5 respondents, picked through a nonprobability sampling, with class management skills that are below average. The characteristics of the respondents are men and women aged between 22-43 with less than 10 years of teaching experience. This research utilizes the pretest-posttest experiment while providing psychoeducation based on experiential learning in order to increase the respondent’s class management skills. The data difference test from the pretest and posttest uses paired sample t-test, whereas t= -2.982 and p= 0.041 (0.05) which shows the respondent’s increased understanding of class management after being given 4.1% intervention. Through this research, it is concluded that psychoeducation based on experiential learning is effective in increasing SDN X educator’s class management skills.