Takwallo Takwallo
Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan, Indonesia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Tradisi Membaca Shalawat Diba’ pada Malam Jumat di Pondok Pesantren Nurusshaleh Desa Katol Timur Kokop Bangkalan Takwallo Takwallo; Sama’un Sama’un; Fitrotun Nafsiyah
Al-Thiqah : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 4 No 1 (2021): April
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam penelitian ini akan membahas tentang sebuah tradisi dalam kajian living hadis yaitu tradisi membaca shalawat diba’ pada malam Jumat di Pondok Pesantren Nurusshaleh Desa Katol Timur Kecamatan Kokop Kabupaten Bangkalan. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa shalawat merupakan salah satu bentuk pujian, sanjungan, dan doa yang ditujukan kepada Rasulullah Saw sebagai bukti dari rasa hormat, cinta dan terimakasih kita kepadanya. Di Pondok Pesantren Nurusshaleh Katol Timur Kokop Bangkalan pembacaan shalawat diba’ telah menjadi sebuah tradisi setiap malam Jumat. Hal ini bermula karena minimnya ilmu pengetahuan agama masyarakat di Desa Katol Timur. Sehingga bagi mereka pembacaan shalawat diba’ merupakan sesuatu yang asing. Kemudian KH. Abdullah Nawawi menerapkan agar membaca shalawat diba’ seminggu satu kali di Pondok Pesantren Nurusshaleh supaya mereka mengetahui dan dapat mempraktikkan di lingkungannya masing-masing.
Kritik Hadis dan Teori-Teori dalam Kritik Hadis Takwallo Takwallo
AL-THIQAH : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 3 No 01 (2020): April
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh semakin maraknya penyebaran khabar(hadis) da’if bahkan hadis palsu yang beredar didunia maya yang membuat resah masyarakat karena terlanjur menyakini khabar(hadis) tersebut benar-benar berasal dari Nabi,Saw. Contohnya seperti khabar tentang terjadinya hal-hal yang menakutkan di pertengan bulan suci Ramadhan yang jatuh pada hari jum’at kemaren(05/08/2020).Akan tetapi hal tersebut terbukti salah, namun terlanjur membuat resah masyarakat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang “kritik hadis dan teori-teori dalam kritik hadis” dengan maksud agar lebih hati-hati dalam menerima dan mempercaiai berita apalagi itu menyankut syariat Islam. Hasil dari penelitian ini yaitu: pertama, orang yang menyampaikan khabar(hadis) tersebut adalah seorang yang adil (Muslim, baligh, berakal, tidak fasiq, dan menjahui muru‘ah), dan merupakan seorang yang d}abt (kredibilitas). Kedua, orang yang menyampaikan khabar(hadis), tidak ditentukan harus berapa, yang penting sudah bisa dipercaya. Meskipun ada yang mensyaratkan minimal harus dua orang sebagaimana dianalogikan dalam persaksian. Ketiga, dalam teori argumentasi dalam kritik, ada kalanya ta’dil (yang memuji) didahulukan atas jarh(yang mencela), dan juga sebaliknya jarh didahulikan atas ta’dil. Keempat, dalam teori kontradiktif(perselisihan) antara al-Jarh} wa al-Ta’d>il, artinya ada kritikus yang mencela sehingga harus ditolak riwayatannya, sementara disisi lain ada kritikus yang memuji atas periwayat sehingga harus diterima riwayatannya.
Al-Qur’an dan Hadis Dimata “Darul Hadis” dan Pemikirannya Takwallo Takwallo
AL-THIQAH : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 2 No 02 (2019): Oktober
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adanya kesenjangan antara dalil dengan kenyataan, dalam dalil dijelaskan bahwa Islam adalah agama yang menjujung tinggi nilai persatuan dan persadaraan, serta melarang untuk saling bermusuh-musuhan.[1] Akan tetapi kenyataannya sekarang ini, antar kelompok agama khususnya agama Islam masih terdapat sekat-sekat penghalang untuk bersatu. Seperti peraktek keagamaan yang diterapkan oleh kelompok Darul Hadis (LDII) seolah-olah sangat mencolok perbedaanya dalam memahami dalil dan menerapkannya. Adapun tujuan dari penelitian ini tidak lain adalah untuk mengenal dan mengetahui kelompok tersebut dan bagaimana kelompok ini memahami sebuah dalil dan menerapkannya. Hasil dari penelitian ini yaitu: Pertama, Darul hadis (LDII) merupakan sebuah lembaga dakwah yang didirian oleh Nur Hasan Ubaidillah Lubis (1908) pada tahun 1951 M, di Desa Bengi Purwosari Kediri Jawa Timur. Adapun struktur kepemimpinanya: 1.Amir, 2. Wakil Amir, 3. Wakil Amir daerah, 4. Wakil Amir Desa, 5. Wakil Amir kelompok. Kedua, pokok ajaranya 1. Orang Islam diluar golongannya adalah kafir, najis, 2. Wajib taat pada amir, 3. Wajib baiaat (janji setia kepada sang amir, 4. Al-Qur’an dan hadis harus yang manqul dari sang amir, 5. Dosa bias di tebus kepada sang amir, 6. Harta benda diluar kelompok halal diambil.
TIPOLOGI KRITIKUS PERIWAYAT HADIS Takwallo Takwallo; Mohammad Lutfianto
Musnad : Jurnal Ilmu Hadis Vol 2 No 1 (2024): Juli
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56594/musnad.v2i1.236

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi adanya keberagaman hadis Nabi baik dari segi kuantiatas ataupun dari segi kualitas, yang mana hal tersebut di sebabkan oleh faktor eksternal dan internal dari hadis Nabi, (kritikus hadis, sanad dan matan hadis), namun pada pembahasan ini terfokus pada faktor eksternal hadis atau dalam hal ini ulama kritikus hadis, sebab dari pendapat mereka dapat diketahui kualitas dan kuantitas hadis. Hasil dari penelitian ini yaitu: pertama, Kritikus periwayat hadis artinya orang yang mengritik atau orang yang melakukan penelitian pada riwayat hadis, kedua, Hal-hal yang diteliti dari seorang periwayat hadis adalah terkait dengan keadilan dan ke-dabit-an. Keadilah disini adalah berkaitan dengan kualiatas pribadi seorang perawi, sedangkan ke-dabit-an kemampuan dan kecakapan dalam menguasai hadis Nabi. Ketiga, Pada umumnya para kritikus periwayat hadis dikelompokkan kedalam tiga katagori, yaitu: 1. Mutashaddidun (kritikus periwayat yang sangat ketat), 2. Mutawassitu>n (kritikus yang besikap sedang), dan 3. Mutas>h}lu>n (kritikus yang bersikap longgar). Keempat, Terdapat beberapa syarat yang harus dimiliki seorang kritikus, yaitu: 1. Adil(muslim, baligh, berakal, tidak fasik, terjaga dari muruah), 2. Terkenal d}abit(kemampuan intelaktual), 3. Mengetahui sebab-sebab kecacatannya, 4. Menjelaskan sebab jarh-nya, 5. Jarh tidak pada orang yang terkenal akan keadilannya.