Muhibbut Thibri
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KEBUGARAN JASMANI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU Muhibbut Thibri; Tuti Restuastuti; Miftah Azrin
Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Kedokteran Vol 1, No 2 (2014): Wisuda Oktober Tahun 2014
Publisher : Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Physical fitness is a fundamental element being a human. A fit and healthy body helped us to maintain focus while studying, leads to excellent understanding and ability to solve a problem. This research aimed to discover the relationship of knowledge and attitude of faculty of medicine, university of riau students to their physical fitness level. This analytic research used a cross sectional design to 86 sample of faculty of medicine, university of riau students. This research used Harvard Step Test as the method to measure the fitness level and a valid questionnaire to assess the knowledge and attitude aspects. The result is 51 students (59.3 %) had a good knowledge, 46 students (53.5%) had a negative, and 71 students (82.6 %) had a bad physical fitness. From statistical point of view found p=1.031 for the relation between knowledge and physical fitness p=0.437 for the relation between attitude and physical fitness.Keywords: Knowledge, Attitude, Physical Fitness, Harvard Step Test
Gambaran Komplikasi Percutaneous Dilatational Tracheostomy pada Pasien Kritis di Intensive Care Unit (ICU) RSUP H. Adam Malik Medan Thibri, Muhibbut; Muhammad Ihsan; Lubis, Bastian
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 42 No 3 (2024): Oktober
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55497/majanestcricar.v42i3.368

Abstract

Latar belakang: Percutaneous dilatational tracheostomy (PDT) diindikasikan pada kegagalan ekstubasi, obstruksi jalan napas bagian atas, proteksi jalan napas, akses pembuangan sekresi napas serta untuk menghindari cedera orofaring dan laring yang serius akibat intubasi translaring yang berkepanjangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana komplikasi yang dapat terjadi pada prosedur PDT. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif dengan metode cross-sectional. Setelah diperoleh persetujuan dari Komite Etik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara, dilakukan pengambilan sampel berupa rekam medis seluruh pasien kritis yang menjalani trakeostomi di ICU RSUP H. Adam Malik pada bulan Januari hingga Desember 2022. Hasil: Dari total 37 pasien, perempuan (54%) lebih banyak dibandingkan laki-laki (46%). Pasien terbanyak berada pada rentang usia 40-60 tahun (43%). Diagnosis paling umum adalah masalah endokrin (26%), diikuti masalah pernapasan (21%), sementara masalah gastrointestinal (3%) adalah yang paling jarang di ICU. Indikasi trakeostomi terbanyak adalah gagal weaning ventilator (23 pasien), sedangkan yang paling sedikit adalah Obstruksi Saluran Nafas Atas (OSNA) dengan 1 pasien. Sebagian besar trakeostomi dilakukan setelah lebih dari 7 hari perawatan di ICU (84%). Mayoritas trakeostomi pada pasien kritis di ICU RSUP H. Adam Malik dilakukan tanpa bantuan bronkoskopi. Komplikasi yang dialami pasien trakeostomi di ICU mencakup perdarahan ringan, emfisema subkutis, infeksi terlokalisir, dan cedera trakea. Simpulan: Indikasi trakeostomi terbanyak adalah gagal weaning dan dilakukan dalam waktu rawatan lebih dari 7 hari. Komplikasi yang terjadi adalah perdarahan ringan, emfisema subkutis, infeksi terlokalisir, dan cedera trakea.
Perbandingan Efektivitas Phenylephrine sebagai Pencegahan Spinal Anesthesia-Induced Hypotension pada Pasien Seksio Sesarea Thibri, Muhibbut; Wijaya, Dadik Wahyu; Bisono, Luwih
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 43 No 2 (2025): Juni
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55497/majanestcricar.v43i2.407

Abstract

Latar Belakang: Spinal anesthesia-induced hypotension (SAIH) adalah respons fisiologis selama seksio sesarea dengan anestesi spinal berkontribusi terhadap mual, muntah, pusing, dan bahkan kolaps kardiovaskular pada ibu. Phenylephrine adalah agonis-reseptor-α-adrenergik telah dikaitkan pencegahan hipotensi maternal dan variabilitas tekanan darah. Dengan dosis yang tepat dapat mengurangi resiko hipotensi dan mempertahankan aliran uteroplasenta sehingga mengurangi resiko efek samping hipotensi pada ibu dan neonatal.Metode: Penelitian ini menggunakan desain randomized clinical trial dengan double blind. Sampel dibagi berdasarkan dosis phenylephrine: kelompok 1 (50μg), kelompok 2 (75μg), dan kelompok 3 (100μg). Data akan dianalisis uji Annova atau uji Kruskal Wallis. Kemudian dilakukan uji post hoc untuk melihat perbedaan antar kelompok.Hasil: Terdapat 47 sampel dengan distribusi 16 sampel kelompok 1, 16 sampel kelompok 2, dan 15 sampel kelompok 3. Pada analisis variabel usia, tinggi badan, berat badan, dan IMT diketahui tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antar kelompok perlakuan (p=0,950, p=0,468, p=0,763, dan p=0,647). Didapati bahwa data tekanan darah sistolik dan diastolik memiliki perbedaan yang signifikan pada pengukuran T1 (p=0,020 dan p=0,004) dan T2 (p=0,018 dan p=0,046). Didapati bahwa data MAP memiliki perbedaan yang signifikan pada pengukuran T1 (p=0,004), T2 (p=0,046), dan T6 (0,035). Didapati bahwa data nadi pada pengukuran T5 (p=0,017) memiliki perbedaan yang signifikan.Simpulan: Dalam penelitian ini ditemukan dosis phenylephrine yang paling efektif dalam mencegah kejadian SAIH secara klinis adalah dosis 75 μg, 50 μg, dan 100 μg.