Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Utilization Of Mangrove Forest As Alternative Income For Coastal Communities In Sukakerta Village, Karawang Mohammad Rom Ali Fikri; Mohamad Sam'un; Zeni Ayu Lestari; Tasyah Dwi Rahmawati; Triadi Triadi
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2022): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.027 KB) | DOI: 10.35568/abdimas.v5i1.2147

Abstract

The existence of mangrove forests are ecologically important because it supports the food chain in the area by protecting the coast from strong winds, abrasion/erosion, and tsunamis. Besides the ecological benefits, mangroves are also economically beneficial. The economic function is as a producer of wood for raw materials, building materials, and food. Besides that, the biota that lives in the mangrove ecosystem also has economic value if processed properly. This service activity was carried out in the Tengkolak hamlet, Sukakerta Village, Cilamaya Wetan District, Karawang Regency, which is not very familiar with the use of mangrove fruit and natural products so that it has high economic value and improves community welfare. Through KUB, the activity aims to improve the understanding and skills of the community on how to process mangrove fruit and biota in the ecosystem into various products as an alternative for additional income. The people who take part in this activity are people who are members of the KUB Kreasi Alam Bahari. The method of carrying out the activities is through demonstrations and training on making coffee from mangrove trees and the Talang-talang fish product variant, which has been developed into skin chips, nuggets, and fish balls. The evaluation process was carried out by interviewing several residents to ask for information and impressions of the activities that had been carried out. The community, especially those who participated in the activity, felt the positive impact of these activities. Because they can increase their skills in processing mangrove fruit and processing Talang-talang fish that have higher economic value.
Respon Petani terhadap Penyuluhan Penggunaan Pestisida Secara Baik dan Benar di Kelompok Tani Mukti Desa Cibuntu Kabupaten Purwakarta Muhamad Rom Ali Fikri; Kuswarini Sulandjari; Endah Dahlia
Jurnal Agrimanex: Agribusiness, Rural Management, and Development Extension Vol. 2 No. 1 (2021): September
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/agrimanex.v2i1.5857

Abstract

The use of pesticides with high doses and intensity has negative impacts both economically, ecologically, and socially. The economic impact is the dependence of farmer households on pesticides, and nationally the dependence of the country on foreign countries because 100% of the active ingredients of pesticides are imported. Counseling on the use of pesticides properly needs to be done so that farmers can appropriately use pesticides, in the right way and the right dose so as not to interfere economically, ecologically, and socially. One of the ways taken by the government in dealing with the problem of uncontrolled use of pesticides is by implementing an extension program on the use of pesticides. The counseling activity was carried out in one of the farmer groups, namely the Mukti Farmer Group located in Cibuntu Village, Wanayasa District, Purwakarta Regency. The purpose of this study was to determine the response of farmers to counseling on the use of pesticides properly and correctly. Mukti Farmer Group has 60 members and the number of active members is 30 people. Farmers who became the sample were taken by simple random sampling of 15 farmers. Of the 15 samples, farmers tested the level of knowledge, attitudes, and actions with indicators of the percentage of answers to the questionnaire that has been given. The results showed that there was a change in the knowledge of farmers regarding the proper and correct use of pesticides. The extension activities succeeded in changing the attitude of farmers in using pesticides effectively. After the implementation of the extension, farmers become wise in the use of pesticides under the SOP (Standard Operating Procedures).
Analisis Pengembangan Kawasan Hutan Mangrove Di Wilayah Pesisir Pantai Kabupaten Karawang Muhamad Rom Ali Fikri; Mohamad Sam'un
Grouper: Fisheries Scientific Journal Vol 13, No 2 (2022): Grouper : Jurnal Ilmiah Perikanan
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/grouper.v13i2.123

Abstract

Luas wilayah kawasan hutan mangrove di Kabupaten Karawang mengalami penurunan. Hal ini menjadi ancaman bagi masyarakat yang tinggal disekitarnya. Hutan mangrove mempunyai banyak fungsi dan manfaat yang penting dalam kehidupan secara biologis, ekologi, fisik dan sosial ekonomi. Kesuksesan pengelolaan mangrove juga ditentukan pada implementasi kebijakan stakeholder diwilayah pesisir. Desa Sukakerta salah satu dari daerah yang mempunya ekosistem mangrove di pesisir pantai Kabupaten Karawang. Masyarakat setempat juga berupaya untuk melakukan pngelolaan guna melestarikan ekosistem mangrove disana. Sehingga kondisi dan factor-faktor yang mendukung dalam pengelolaan ekosistem mangrove perlu sekali dianalasis untuk pengembangan kedepan. Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengembangan hutan mangarove sebagai kawasan konservasi dan eduwisata serta strategi pengelolaannya. Metode yang dikgunakan adalah wawancara dengan instansi setempat dan warga lokal di Desa Sukakerta, Cilamaya Wetan, Karawang. Analisa data menggunakan metode SWOT dan kemudian dideskriptifkan. Penelitian memperoleh hasil bahwa pengelolaan hutan mangrove sebagai wilayah konservasi ditunjukkan dengan adanya kegiatan reboisasi dan dibentuknya KUB kreasi alam bahari yang fokus dalam pengelolaan dan pelestarian mangrove. Sedangkan pengelolaan sebagai kawasan eduwisata ditunjukkan dengan dibukanya area untuk sarana edukasi dan penelitian bagi seluruh kalangan masyarakat. Hasil analisis SWOT menunjukkan pengelolaan hutan mangrove di Desa Sukakerta, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang sudah baik dengan nilai (0,12; 0,84) dengan menunjukkan titik kordinat pada kuadran I yaitu agresif sehingga harus terus dikembangkan. KUB kreasi alam bahari adalah salah satu organisasi yang fokus dengan pengelolaan mangrove di Sukakerta sehingga dapat dijadikan sarana penggerak masyarakat untuk turut serta dalam proses pengelolaan. perlu dibuat perencanaan pembangunan/pengembangan dan pengelolaan kawasan mangrove secara komprehensif dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai lintas sektor dari unsur pemerintah, swasta dan masyarakat. Kemudian disusul dengan membuat program kerja dan usulan pembangunan kawasan mangrove serta melakukan jejaring kinerja (network system) pembangunan  antara pemerintah, swasta dan masyarakat.
PEMANFAATAN HUTAN MANGROVE SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ALTERNATIF BAGI MASYARAKAT PESISIR DI DESA SUKAKERTA KARAWANG Muhamad Rom Ali Fikri; Mohamad Sam'un; Zeni Ayu Lestari; Tasyah Dwi Rahmawati; Triadi
Jurnal Abditani Vol. 6 No. 1 (2023): April
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/abditani.v6i1.182

Abstract

Keberadaan hutan mangrove penting secara ekologis, karena pendukung rantai pangan di areanya, melindungi pantai dari angin kencang, abrasi/erosi dan tsunami. Disamping manfaat ekologis, mangrove juga bermanfaat scara ekonomi. Fungsi ekonomis adalah sebagai penghasil kayu untuk bahan baku dan bahan bangunan dan bahan makanan, selain itu biota yang hidup di ekosistem mangrove juga memiliki nilai ekonomi jika diolah secara tepat. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di usun Tengkolak, Desa Sukakerta, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang yang belum begitu mengenal pemanfaatan buah mangrove dan hasil alam sehingga memiliki eonomi tinggidan meningktakan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan bertujuan Meningkatkan pemahaman dan keterampilan masyarakat melalui KUB tentang cara mengolah buah mangrove dan biota di ekosistem menjadi berbagai produk sebagai alternatif pendapatan tambahan.. masyarakat yang mengikuti kegiatan ini adalah masyarakat yang tergabung dalam KUB Kreasi Alam Bahari. Metode pelaksanaan kegiatan melalui Demonstrasi dan Pelatihan pembuatan kopi dari buh mangrove, dan varian produk Ikan Talang-talang yang dikembangkan menjadi keripik kulit, nuget dan baso Ikan Talang-talang. Proses evalusi dilakukan dengan mewawancarai beberapa warga untuk dimintai keterangan dan kesan terhadap kegiatan yang telah dilakuakan. Masyarakat khususnya yang mengikuti kegiatan sangat merasakan dampak positif dari kegiatan tersebut. Kerena mereka dapat menambah keterampilan dalam pengolahan buah mangrove dan ikan Talang-talang yang menjadi olahan yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi.
Analysis of Added Value and Business Feasibility of Sago Tempe Chips Home Industry Andini Afifah; Abubakar Abubakar; Muhamad Rom Ali Fikri
AGRITEPA: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian Vol 11 No 1 (2024)
Publisher : UNIVED Press, Dehasen University Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/agritepa.v11i1.4712

Abstract

Purpose: This study aims to examine the added value and feasibility of the home industry producing tempeh sago chips in Bekasi. Methodology: The research employs both quantitative and qualitative descriptive methods to analyze the data. Results: The results indicate that the main reason for establishing the home industry of tempeh sago chips in Bekasi is to increase household income and create job opportunities for local residents. The added value obtained is an average of IDR 8,781.51/kg with an added value ratio of 19%, indicating a moderate level as it falls between 15% and 40%. The R/C Ratio is 1.53, where an R/C Ratio ≥ 1 is considered favorable. The Break-Even Point (BEP) for revenue is IDR 306,105.84, the BEP for production is 4.91 kg, and the BEP for price is IDR 40,817/kg. Findings: The study finds that the home industry of tempeh sago chips in Bekasi is viable and profitable, despite facing challenges such as the lack of bookkeeping practices. Novelty: This research provides new insights into the economic value addition and business feasibility of tempeh sago chips, highlighting the importance of proper financial management. Originality: The study presents a detailed analysis of the feasibility and value addition of tempeh sago chips, contributing to the understanding of small-scale food industries in Bekasi. Conclusions: The home industry of tempeh sago chips in Bekasi is feasible and profitable, making it a sustainable business venture. Type of Paper: Empirical Research Article
STRATEGI PEMASARAN KOPI (COFFEA SP.) PADA MAHKOTA JAVA COFFEE DI KECAMATAN BAYONGBONG KABUPATEN GARUT Kamila Azzahra Ayu Putri Mulyana; Wagiono Wagiono; Muhamad Rom Ali Fikri
Jurnal AGROHITA: Jurnal Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Vol 9, No 1 (2024): JURNAL AGROHITA
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jap.v9i1.14647

Abstract

Kopi merupakan komoditas perkebunan yang memegang peranan cukup penting dalam perekonomian Indonesia. Semakin maraknya industri kopi di era globalisasi dan modernisasi berdampak pada persaingan usaha antar industri, sehingga untuk menarik minat konsumen agar melakukan pembelian perusahaan harus bisa menerapkan strategi pemasaran yang sesuai dengan kondisi pasar yang ada. Terlebih di Kabupaten Garut berpotensi pada perkembangan industri kopi yang didukung oleh kondisi geografisnya. Salah satu industri kopi yang berada di Kabupaten Garut adalah Mahkota Java Coffee yang memiliki permasalahan dalam pemasaran yang fluktuatif. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang ada pada Mahkota Java Coffee; menganalisis strategi pemasaran kopi yang tepat untuk digunakan pada Mahkota Java Coffee. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang menggunakan data-data kuantitatif. Analisis data yang digunakan adalah matriks faktor strategi internal (IFAS), matriks faktor strategi eksternal (EFAS), analisis SWOT, serta matriks grand strategy. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kekuatan didominasi oleh terdapatnya berbagai macam varian kopi dengan skor sebesar 0,42 dan untuk faktor kelemahan didominasi oleh informasi dalam label produk kurang lengkap dengan skor sebesar 0,37. Faktor peluang didominasi oleh perkembangan konsumsi kopi yang meningkat dengan skor sebesar 0,40 dan untuk faktor ancaman didominasi oleh faktor cuaca mempengaruhi kualitas bahan baku dengan skor sebesar 0,37. Hasil matriks grand strategy Mahkota Java Coffee menempati posisi kuadran I yang berfokus pada pengembangan produk, pengembangan pasar, serta penetrasi pasar dengan menciptakan produk turunan, menambahkan varian rasa baru, membuka cabang di lokasi yang lebih strategis, menggunakan e-commerce, menjalin kemitraan dengan pengecer lain.
The Role of Farmer Group Heads in the Adoption of Rice Paddy Cultivation Innovations in Rangdumulya Village Saraswati, Fauziah; Azzahra, Fatimah; Fikri, Muhamad Rom Ali
International Journal of Agricultural Social Economics and Rural Development (Ijaserd) Vol. 4 No. 1 (2024)
Publisher : Department of Agribusiness, Halu Oleo University Jointly with Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia - Indonesian Society of Agricultural Economics (PERHEPI/ISAE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37149/ijaserd.v4i1.1300

Abstract

Most farmers still need more efficient ways to increase the effectiveness of their farms. To allow farmers' farms to advance from before, it is essential to increase the role of farmer group heads in enhancing their capacity to adopt farming innovations. Interactions between farmers in the group create a flow of information exchange, forming a communication network. The study aimed to examine how the head of the farmer group affected the adoption of innovations in paddy rice cultivation in Rangdumulya Village and analyze the communication network in Gapoktan Karya Sentosa in Rangdumulya Village. The village was selected purposively. The study ran from January through April of 2024. With a population of 536 farmers, 42 respondents were selected from among the samples using proportional random sampling. The research's variables are the roles of farmer group leaders as motivators, communicators, organizers, facilitators, and innovators. Data analysis employed multiple linear regression analysis and sociometric analysis. The role of farmer group leaders as facilitators and innovators significantly and positively influences the adoption of paddy rice cultivation innovations. The communication network of Gapoktan Karya Sentosa shows that the actor who is most often the source of information for farmers is Mr. Jalaluddin because he is the head of Gapoktan. The results of identifying the role figures play in the Gapoktan Karya Sentosa's communication network show that Mr. Jalaluddin plays the opinion leader, and Mr. Jalaluddin plays the gatekeeper.
Analisis Profitabilitas dan Kelayakan Usaha Tanaman Hias Adenium (Adenium Sp.) di Kelurahan Pengasinan Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi Resanawati, Aulia; Abubakar; Fikri, Muhamad Rom Ali
Journal of Business Economics and Agribusiness Vol. 1 No. 4 (2024): August
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/jbea.v1i4.466

Abstract

Tanaman hias merupakan tanaman yang dibudidayakan untuk dipergunakan sebagai bentuk keindahan serta menciptakan daya tarik tersendiri. Salah satu tanaman hias yang cukup digemari masyarakat adalah tanaman hias adenium karena keindahan bunga dan keunikan bonggolnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi biaya produksi, pendapatan, penerimaan, profitabilitas, dan kelayakan usaha tanaman hias adenium. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diambil dengan Teknik wawancara menggunakan kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait dalam penelitian ini, yaitu data dari BPS dan studi literatur. Pengambilan sampel secara purposive sampling, sejumlah 7 orang responden. Teknik analisis yang digunakan adalah Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Equity, Break Even Point, dan Revenue Cost Ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya produksi rata-rata adalah Rp116.453.358/tahun, penerimaan rata-rata adalah Rp202.992.857/tahun dan pendapatan rata-rata Rp80.771.500/tahun. Rasio Gross Profit Margin sebesar 46,11%, Nett Profit Margin sebesar 45,56%, Return On Equity sebesar 79,42%. Selain itu, nilai BEP Produksi adalah 680 bibit, BEP Harga adalah Rp29.252, BEP Penerimaan adalah Rp34.309.478/tahun. Berdasarkan perhitungan BEP, usaha tanaman hias adenium memiliki nilai lebih dari titik impas, yakni menghasilkan keuntungan dan layak untuk diusahakan. Nilai R/C ratio adalah 1,74 > 1, yang berarti usaha tanaman hias adenium menguntungkan dan layak untuk diusahakan.
Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Tebu di Desa Pasirbungur Kecamatan Purwadadi Kabupaten Subang Fatah, Adrian Maulana; Abubakar, Abubakar; Fikri, Muhamad Rom Ali
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 10 No 11 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.12176454

Abstract

Pasirbungur Village is a village with a dominant area with sugarcane plantations and the land area reaches 1,744.0588 ha. The number of sugarcane farmers in Pasirbungur Village is not much because at the beginning of planting sugarcane farmers often experience losses. The purpose of this study is 1) to analyze the costs, revenues, income and profits of sugarcane farming in Pasirbungur Village, Purwadadi District, Subang Regency, 2) To analyze the feasibility of sugarcane farming in Pasirbungur Village, Purwadadi District, Subang Regency. This research is a quantitative research. Research data in the form of primary data and secondary data. Primary data were obtained from field observations and interviews with 33 respondents using questionnaires. Secondary data are obtained from BPS, books, journals, and articles. The data analyzed are total cost, revenue, revenue, profit, R/C ratio and BEP. The results of this study are known to average production costs of Rp. 81,851,402 / harvest then the average revenue is Rp. 102,254,545.45 / harvest, so that the average income is Rp. 44,635,909.09 / harvest, while the average profit is Rp. 20,403,143.93 / harvest with an average land area of 2,818 ha. The R/C ratio is 1.25 > 1 and to achieve minimum production BEP farmers must sell 693.92 quintals with a BEP Price of Rp. 64,037.46 / quintal and produce BEP Revenue of Rp. 55,513,831.81. This means that if sugarcane farmers in the research area produce sugarcane production of 693.92 quintals with a selling price of Rp. 64,037.46 / quintal, it will produce BEP revenue of Rp. 55,513,831.81. So that sugarcane farming has more value than the break-even point, which is to get a profit and is worth cultivating.