Fraktur adalah suatu patahan yang terjadi di dalam kontinuitas struktur tulang. Fraktur dapat berupa retakan, pengisutan atau pecahnya korteks, bahkan patahan yang sempurna dimana fragmen tulang yang dihasilkan mungkin akan berada di tempatnya atau keluar dari tempatnya. Pasien fraktur merupakan kelompok beresiko yang dapat mengalami interaksi obat akibat penggunaan regimen kombinasi multiobat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi obat-obat potensial pada pasien fraktur di Instalasi Rawat Inap RSUD Tarakan Jakarta tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metode cross sectional dan pengambilan data menggunakan data sekunder secara retrospektif dari rekam medis pasien. Data interaksi obat-obat potensial diidentifikasi menggunakan Drug Interaction Facts meliputi jenis mekanisme dan tingkat keparahan terjadinya interaksi obat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 123 pasien terdapat 85 pasien yang mengalami interaksi obat-obat potensial (69,1%) dengan jumlah kasus sebanyak 436 kasus. Kejadian interaksi obat-obat potensial terbanyak adalah mekanisme farmakodinamika sebanyak 345 kasus (79,1%) dan tingkat keparahan moderat sebanyak 255 kasus (58,5%). Interaksi obat-obat potensial yang paling banyak terjadi adalah asam mefenamat-ketorolak sebanyak 37 kasus (8,5%).