Claim Missing Document
Check
Articles

Uji Akvitas dan Keamanan Hair Tonic Ekstrak Daun Kembang Sepatu pada Pertumbuhan Rambut Kelinci Febriani, Amelia; Elya, Berna; Jufri, Mahdi
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 8, No 1 (2016)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT :Hair loss affects one’s self image and emotional well-being. It is a very real and serious aesthetic concern for everyone. Leaves and flowers of Hibiscus are traditionally known to potentiate hair growth promotion. In this study we determine the hair growth promotion activity of hibiscus leaves using 2.5%, 5% and 10% of hibiscus leaf extract in the form of hair tonic. We also assessed the physical stability and safety of the hair tonic. Hair growth promotion activity assay was carried out by applying hair tonic on the rabbit’s back and measured hair length, hair thickness, hair weight and hair density. Physical stability assessment was performed at low (4°C ± 2°C), room (25°C ± 2°C) and high (40°C ± 2°C) temperature as well as the cycling test. Safety test was done by eye irritation test with HET-CAM and skin irritation test with patch test method. The results showed that hair tonic contains 10% of leaf extract have hair growth activity promotion better than the minoxidil 2%. Physical stability test showed extract of hibiscus leaf hair tonic has good physical stability. Results of safety test showed that there’s no skin irritation occurred while eye irritation test showed positive eyes iritation. Keywords: hibiscus leave, hair growth, hair tonic, HET-CAM, patch test  ABSTRAK: Kerontokan rambut yang sering diakhiri kebotakan merupakan problema estetis yang sangat dikhawatirkan setiap orang. Daun dan bunga kembang sepatu telah diakui memiliki aktivitas pertumbuhan rambut berdasarkan penggunaan tradisional. Pada penelitian ini, 2,5%, 5% dan 10%  ekstrak daun kembang sepatu diformulasikan dalam bentuk hair tonic karena penggunaannya lebih mudah dan tidak lengket seperti sediaan semisolid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas pertumbuhan rambut ektrak etanol daun kembang sepatu  stabilitas fisik dan keamanannya. Uji aktivitas pertumbuhan rambut dilakukan dengan mengoleskan sediaan hair tonic pada punggung kelinci dan diukur panjang rambut, ketebalan rambut (diameter rambut), kelebatan rambut (bobot rambut) dan kepadatan rambut (densitas rambut). Uji stabilitas fisik dilakukan pada penyimpanan suhu rendah (4oC±2oC), suhu ruang (25oC±2oC) dan suhu tinggi (40oC±2oC) serta  cycling test. Uji keamanan dilakukan dengan uji iritasi mata dengan metode HET-CAM dan uji iritasi kulit dengan metode patch test. Hasil menunjukkan bahwa sediaan hair tonic ekstrak daun kembang sepatu 10% memiliki aktivitas pertumbuhan rambut yang lebih baik dibandingkan kontrol positif minoksidil 2%. Hasil uji stabilitas fisik menunjukkan sediaan hair tonic ekstrak daun kembang sepatu memiliki stabilitas fisik yang baik. Dari hasil uji keamanan iritasi kulit  tidak terjadi iritasi, sedangkan hasil uji iritasi mata menunjukkan sediaan mengiritasi mata.Kata Kunci: daun kembang sepatu, pertumbuhan rambut, hair tonic, HET-CAM, patch test 
Uji Akvitas dan Keamanan Hair Tonic Ekstrak Daun Kembang Sepatu pada Pertumbuhan Rambut Kelinci Febriani, Amelia; Elya, Berna; Jufri, Mahdi
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 8, No 1 (2016)
Publisher : Jurnal Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1237.566 KB) | DOI: 10.35617/jfi.v8i1.234

Abstract

ABSTRACT :Hair loss affects oneâ??s self image and emotional well-being. It is a very real and serious aesthetic concern for everyone. Leaves and flowers of Hibiscus are traditionally known to potentiate hair growth promotion. In this study we determine the hair growth promotion activity of hibiscus leaves using 2.5%, 5% and 10% of hibiscus leaf extract in the form of hair tonic. We also assessed the physical stability and safety of the hair tonic. Hair growth promotion activity assay was carried out by applying hair tonic on the rabbitâ??s back and measured hair length, hair thickness, hair weight and hair density. Physical stability assessment was performed at low (4°C ± 2°C), room (25°C ± 2°C) and high (40°C ± 2°C) temperature as well as the cycling test. Safety test was done by eye irritation test with HET-CAM and skin irritation test with patch test method. The results showed that hair tonic contains 10% of leaf extract have hair growth activity promotion better than the minoxidil 2%. Physical stability test showed extract of hibiscus leaf hair tonic has good physical stability. Results of safety test showed that thereâ??s no skin irritation occurred while eye irritation test showed positive eyes iritation. Keywords: hibiscus leave, hair growth, hair tonic, HET-CAM, patch test  ABSTRAK: Kerontokan rambut yang sering diakhiri kebotakan merupakan problema estetis yang sangat dikhawatirkan setiap orang. Daun dan bunga kembang sepatu telah diakui memiliki aktivitas pertumbuhan rambut berdasarkan penggunaan tradisional. Pada penelitian ini, 2,5%, 5% dan 10%  ekstrak daun kembang sepatu diformulasikan dalam bentuk hair tonic karena penggunaannya lebih mudah dan tidak lengket seperti sediaan semisolid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas pertumbuhan rambut ektrak etanol daun kembang sepatu  stabilitas fisik dan keamanannya. Uji aktivitas pertumbuhan rambut dilakukan dengan mengoleskan sediaan hair tonic pada punggung kelinci dan diukur panjang rambut, ketebalan rambut (diameter rambut), kelebatan rambut (bobot rambut) dan kepadatan rambut (densitas rambut). Uji stabilitas fisik dilakukan pada penyimpanan suhu rendah (4oC±2oC), suhu ruang (25oC±2oC) dan suhu tinggi (40oC±2oC) serta  cycling test. Uji keamanan dilakukan dengan uji iritasi mata dengan metode HET-CAM dan uji iritasi kulit dengan metode patch test. Hasil menunjukkan bahwa sediaan hair tonic ekstrak daun kembang sepatu 10% memiliki aktivitas pertumbuhan rambut yang lebih baik dibandingkan kontrol positif minoksidil 2%. Hasil uji stabilitas fisik menunjukkan sediaan hair tonic ekstrak daun kembang sepatu memiliki stabilitas fisik yang baik. Dari hasil uji keamanan iritasi kulit  tidak terjadi iritasi, sedangkan hasil uji iritasi mata menunjukkan sediaan mengiritasi mata.Kata Kunci: daun kembang sepatu, pertumbuhan rambut, hair tonic, HET-CAM, patch test 
Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol 70% Daun Tegining Ganang (Cassia planisiliqua Burm.F.) Terhadap Mencit Jantan (Mus musculus L.) Sianturi, Sister; Febriani, Amelia; Manalu, Mia Aty Dolok Rosa
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Vol 5, No 2 (2019): Pharmauho
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/pharmauho.v5i2.10165

Abstract

Daun tegining ganang (Cassia planisiliqua Burm.f.) merupakan salah satu tumbuhan berkhasiat di Lombok. Berdasarkan pengalaman empiris masyarakat, daun tegining ganang dapat mengobati sakit perut, muntaber, maag, nyeri ulu hati, nyeri pinggang, batu ginjal, dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui LD50 sehingga didapatkan tingkat toksisitas sediaan uji, dan efek toksik yang dihasilkan dari daun tegining ganang. Penelitian dilakukan dengan cara serbuk tegining ganang dimaserasi menggunakan etanol 70%, kemudian diuapkan dengan rotary vacum evaporator. Kemudian dilakukan uji organoleptis, bebas pelarut etanol, dan penapisan fitokimia. Pengujian toksisitas akut dilakukan dengan cara memberikan sediaan uji  pada 4 kelompok mencit jantan pada dosis 800 mg/kgBB, 1600 mg/kgBB, 3200 mg/kgBB dengan batas uji 5000 mg/kgBB, dan suspensi CMC Na 1% sebagai kontrol negatif secara oral. Setelah pemberian, dilakukan pengamatan tanda toksisitas pada 4 jam pertama, kemudian pengamatan tanda toksisitas setelah 24 jam dan selama 14 hari dan dilakukan pengamatan efek toksik tertunda. Dari hasil penelitian didapatkan nilai LD50 semu (LD0) 3200 mg dengan kategori praktis tidak toksik dan tidak ada gejala klinis ketoksikan akut yang signifikan yang terjadi pada seluruh hewan coba.Kata kunci: toksisitas, ekstrak, tegining, Cassia
The Potency Of Extract Tegining Ganang Leaf (Cassia Planisiqua Burm.f.) As Analgesic On Mice (Mus musculus L.) By Chemical And Hot Plate Induction Method Sister Sianturi; Amelia Febriani; Rahmi Syariifatul; Desy Satrana
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 29, No 2 (2018): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v29n2.2018.93-100

Abstract

Tegining ganang (Cassia planisiliqua) is an indigenous plant of Lombok, West Nusa Tenggara which has potentials to treat various diseases. Previous research showed that the plant has analgesic activity, but the results were still less satisfactory due to the low analgesic effectiveness (<50 %). This study aimed to examine the analgesic potential of tegining ganang leaf extract through chemical induction and hot plate induction methods. In vivo testing was conducted on male mice using those two methods to evaluate plant effectiveness as both a central and peripheral analgesic. Tegining ganang leaves collected from the village of Peresak, West Lombok, West Nusa Tenggara Province, were extracted in ethanol 70%. The treatments were extract dosages, viz. 200, 400, 800 mg.kg-1 body weight (BW) of mice. The positive control treatments for the chemical induction and hot plate induction methods were Acetosal and Tramadol, respectively. Meanwhile, the negative control treatment was Na CMC at 0.5%. The analgesic effectiveness of the extract in both chemical and hot plate induction methods was 50 %. The  optimum  effectiveness  for  chemical induction was at 800 mg.kg-1 body weight, whereas for hot plate induction was at 200 mg.kg-1 body weight. The results indicated that the ethanol extract of tegining ganang leaves was potential to be developed as an analgesic material.
Isolation and characterization of lactic acid bacteria in fermented sweet corn (Zea mays l) as antibacterial Rosario Trijuliamos Manalu; Amelia Febriani; S. Syamsinar
Bioscience Vol 5, No 2 (2021): Biology
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/0202152113708-0-00

Abstract

Sweet corn (Zea mays L.) is a staple food that is known to produce Lactic Acid Bacteria (LAB) during the fermentation process, LAB is a probiotic bacterium that can produce antimicrobial components. This study aims to examine the characteristics and antibacterial activity of LAB sweet corn against Escherchia coli and Staphylococcus aureus.The study was conducted by isolating LAB from corn fermentation spontaneously which then tested the characteristics of the isolates obtained and tested for antibacterial activity. From the isolation results 3 isolates were obtained, namely FJM 1, FJM 2 and FJM 3 with morphological characteristics of rod-shaped and Gram-positive cells and biochemical test results; negative catalase, citrate, indole, motility, VP and positive TSIA. The results of antibacterial activity tests on E. coli were obtained respectively at 14.18 mm, 12.38 mm and 11.18 mm and S. aureus respectively at 13.05 mm, 11.12 mm and 10.35 mm. All three isolates had strong category antibacterial activity. Jagung manis (Zea mays L.) adalah makanan pokok yang diketahui menghasilkan Bakteri Asam Laktat (BAL) selama proses fermentasi, BAL merupakan suatu bakteri probiotik yang dapat menghasilkan komponen antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk menguji karakteristik dan aktivitas antibakteri BAL jagung manis terhadap Escherchia coli dan Staphylococcus aureus. Penelitian dilakukan dengan mengisolasi BAL dari fermentasi jagung secara spontan yang kemudian diuji karakteristik dari isolat yang didapatkan serta diuji aktivitas antibakterinya. Dari hasil isolasi didapatkan 3 isolat yaitu FJM 1, FJM 2 dan FJM 3 dengan karakteristik morfologi sel berbentuk batang dan Gram positif serta hasil uji biokimia; katalase, sitrat, indol, motilitas, Vp negatif dan TSIA positif. Hasil uji aktivitas antibakteri terhadap E. coli didapatkan berturut sebesar 14,18 mm, 12,38 mm dan 11,18 mm dan S. aureus berturut sebesar 13,05 mm, 11,12 mm dan 10,35 mm. Ketiga isolat memiliki aktivitas antibakteri kategori kuat.
EFEKTIVITAS SIRUP EKSTRAK DAUN MURBEI (Morus alba L.) TERHADAP PENURUNAN ASAM URAT PADA MENCIT (Mus Musculus) Ika Maruya Kusuma; Amelia Febriani; Melva Novriana Saragih
Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia Vol 13 No 2 (2020): Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jtoi.v13i2.3023

Abstract

ABSTRACT Allopurinol is an isostatic uric acid drug. Long-term use of allopurinol may cause liver failure, hepatitis, diarrhea, constipation, nausea, vomiting, and eczema. Mulberry leaves extract at doses 250 (M250), 500 (M500), and 750 (M750) mg/kg of body weight known had effectiveness in decreasing uric acid levels in mice. This study aimed to know the physical stability and effectiveness of mulberry leaves extract syrup in reducing uric acid levels. Phytochemical screening was carried out to determine the class of compounds in the mulberry extract. The extract was then prepared into syrup formulation. Syrup preparations were examined for physical stability, included organoleptic, pH, homogeneity, and viscosity. The 24 mice, were induced hyperuricemia with fresh chicken liver. Mice were divided into 6 groups, i.e. mulberry leaves extract syrup M250, M500, M750, positive control allopurinol, negative control CMC Na, and control group. Blood uric acid levels were measured at 0, 60, and 90 minutes. The phytochemistry screening showed the extract contained alkaloid, flavonoid, saponin, tannin, and terpenoid. The organoleptic test of mulberry leaves extracts syrup was liquid, green, sweet, pH 4.2-4.5, and homogeneous. The mulberry leaves extract syrup M250, M500, M750 significantly decreased uric acid levels compared to solvent treatment, respectively 32+4,3, 55+5,6, and 41+3,7%, while the allopurinol 62+2,0%, p>0.05. The mulberry leaves extract can be formulated into syrup dosage form and has good physical stability. Keywords: uric acid, Morus alba, mulberry leaves syrup Allopurinol merupakan obat asam urat yang bersifat urikostatik. Penggunaan allopurinol jangka panjang dapat menyebabkan gagal hati, hepatitis, diare, konstipasi, mual, muntah dan eksim. Ekstrak daun murbei (M250), 500 (M500) dan 750 (M750) mg/kg BB diketahui dapat menurunkan kadar asam urat pada mencit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas fisik sirup ekstrak daun murbei dan efektifitasnya dalam menurunkan kadar asam urat. Penapisan fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan golongan kimia dalam ekstrak daun murbei. Ekstrak diformulasi menjadi sediaan sirup dan dilakukan pengujian organoleptik, pH, homogenitas dan viskositasnya. Sejumlah 24 mencit diinduksi hiperurisemia dengan memberikan hati ayam segar. Mencit hiperurisemia kemudian dibagi menjadi 6 kelompok dengan perlakuan sirup ektrak daun M250, M500, M750, kontrol allopurinol dan Na CMC. Kadar asam urat darah diukur pada menit ke 0, 60 dan 90. Penapisan fitokimia menunjukkan ekstak daun murbei memiliki kandungan alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan terpenoid. Pengamatan organoleptik sirup ekstrak daun murbei berwujud cair, hijau, manis, pH4,2-4,5 dan bersifat homogen. Hasil penelitian menunjukkan sirup ekstrak daun murbei M250, M500, M750 menurunkan kadar asam urat secara signifikan dibandingkan perlakuan pelarut, berturut-turut sebesar 32+4,3, 55+5,6 dan 41+3,7%, sedangkan kelompok kontrol allopurinol 62+2,0%, p>0.05. Dengan demikian, ekstrak daun murbei dapat diformulasi menjadi sediaan sirup dengan stabilitas fisik yang baik. Kata kunci: Asam urat, Morus alba, sirup daun murbei
The Potency Of Extract Tegining Ganang Leaf (Cassia Planisiqua Burm.f.) As Analgesic On Mice (Mus musculus L.) By Chemical And Hot Plate Induction Method Sister Sianturi; Amelia Febriani; Rahmi Syariifatul; Desy Satrana
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 29, No 2 (2018): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v29n2.2018.93-100

Abstract

Tegining ganang (Cassia planisiliqua) is an indigenous plant of Lombok, West Nusa Tenggara which has potentials to treat various diseases. Previous research showed that the plant has analgesic activity, but the results were still less satisfactory due to the low analgesic effectiveness (<50 %). This study aimed to examine the analgesic potential of tegining ganang leaf extract through chemical induction and hot plate induction methods. In vivo testing was conducted on male mice using those two methods to evaluate plant effectiveness as both a central and peripheral analgesic. Tegining ganang leaves collected from the village of Peresak, West Lombok, West Nusa Tenggara Province, were extracted in ethanol 70%. The treatments were extract dosages, viz. 200, 400, 800 mg.kg-1 body weight (BW) of mice. The positive control treatments for the chemical induction and hot plate induction methods were Acetosal and Tramadol, respectively. Meanwhile, the negative control treatment was Na CMC at 0.5%. The analgesic effectiveness of the extract in both chemical and hot plate induction methods was 50 %. The  optimum  effectiveness  for  chemical induction was at 800 mg.kg-1 body weight, whereas for hot plate induction was at 200 mg.kg-1 body weight. The results indicated that the ethanol extract of tegining ganang leaves was potential to be developed as an analgesic material.
Formulasi Sabun Padat dari Limbah Minyak Jelantah Yang Dimurnikan Dengan Arang Limbah Kulit Jeruk Manis amelia febriani
Jurnal Farmasi Etam (JFE) Vol 1 No 2 (2021): Desember
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (UPPM) STIKES Dirgahayu Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.749 KB) | DOI: 10.52841/jfe.v1i2.203

Abstract

Minyak jelantah merupakan limbah yang berasal dari jenis-jenis minyak goreng seperti hal nya minyak jagung, minyak sayur dan sebagainya, oleh karena itu minyak jelantah kemungkinan bisa dijadikan sebagai bahan dasar penggunaan sabun padat. Tujuan penelitian ini memanfaatkan limbah minyak jelantah dan kulit jeruk dan memformulasikannya menjadi sabun padat yang kemudian dievaluasi mutunya sesuai dengan SNI 3532, 2016. Bahan uji yang digunakan adalah minyak jelantah yang di dapat dari sebuah usaha katering di Jakarta dan arang limbah kulit jeruk manis (Citrus sinensis.L Osbeck) yang digunakan untuk memurnikan limbah minyak jelantah agara didapatakn sabun yang bermutu baik. Hasil pengujiann menunjukkan sabun berbahan dasar minyak jelantah (F2) secara umum memiliki karakteristik yang baik sesuai SNI 3532, 2016, sehingga dapat dimanfaakan sebagai sabun padat. Sabun minyak jelantah (F2) memiliki pH 9,22; persentase stabilitas busa 88,58%; kadar air 0,6%; bahan tak larut dalam etanol 0,8%, kadar alkali bebas 0,12% , dan kadar klorida 2,2 %. Semua parameter yang diuji menunjukan kesesuaian terhadap parameter pembanding yaitu sabun berbahan dasar minyak sawit bersih (F1) dan SNI, kecuali kadar klorida yang melebihi kadar yang disyaratkan
Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Metanol Daun Sirih (Piper betle L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Propionibacterium acnes dan Khamir Malassezia furfur Rachmayanti Dewi; Amelia Febriani; Desy Muliana Wenas
SAINSTECH FARMA Vol 12 No 1 (2019): Sainstech Farma Jurnal Ilmu Kefarmasian
Publisher : FAKULTAS FARMASI, INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.899 KB) | DOI: 10.37277/sfj.v12i1.415

Abstract

Indonesia memiliki beraneka ragam jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional, diantaranya adalah daun sirih (Piper betle L.) yang mengandung senyawa tanin, flavonoid, alkaloid, saponin, dan terpenoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antimikroba dari ekstrak metanol daun sirih (Piper betle L.) terhadap pertumbuhan Propionibacterium acnes dan Malassezia furfur. Uji aktivitas antibakteri dilaukan dengan mengukur Diameter Daya Hambat (DDH) melalui metode difusi cakram dan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) melalui metode dilusi agar padat. Uji DDH dilakukan pada konsentrasi 6,25%; 12,5%; 25% dan 50%, kontrol negatif yaitu DMSO 10% serta kontrol positif yaitu cakram klindamisin 2 μg/disk (P. acnes) dan cakram ketokonazol 20 μg/disk (M. furfur). Pengujian KHM dilakukan terhadap konsentrasi 6,25%; 5,25%; 4,25%; 3,25%; 2,25% dan 1,25% untuk P. acnes, sedangkan untuk M. furfur pada konsentrasi 12,5%; 10%; 7,5% dan 6,25%. Hasil menunjukkan nilai DDH untuk P. acnes sebesar 9,05 mm ± 0,62; 11,50 mm ± 0,36 ; 12,18 mm ± 0,16 ; 13,53 mm ± 0,36 dan kontrol positif sebesar 17,55 mm ± 0,13; sedangkan pada M. furfur nilai DDH sebesar 0,00 mm ± 0,00 ; 9,47 mm ± 0,28; 15,19 mm ± 2,60; 28,70 mm ± 0,72 dan kontrol positif sebesar 44,60 mm ± 0,22. Hasil KHM untuk P. acnes yaitu pada konsentrasi 3,25%, sedangkan pada M. furfur yaitu pada konsentrasi 10%. Uji statistik menunjukkan ekstrak metanol daun sirih memiliki perbedaan akivitas antimikroba terhadap pertumbuhan P. acnes dan M. furfur (p<0,05).
Formulasi Gel Ekstrak Lobak (Raphanus sativus L.) sebagai Antioksidan dan Inhibitor Tirosinase Munawarohthus Sholikha; Amelia Febriani; Ajeng Wahyuningrum
SAINSTECH FARMA Vol 13 No 1 (2020): Sainstech Farma: Jurnal Ilmu Kefarmasian
Publisher : FAKULTAS FARMASI, INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.669 KB) | DOI: 10.37277/sfj.v13i1.518

Abstract

Umbi lobak (Raphanus sativus L.) mengandung flavonoid yang diduga dapat menjadi antioksidan dan menghambat aktivitas tirosinase yang berkhasiat sebagai pencerah kulit. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh sediaan gel stabil yang mengandung ekstrak umbi lobak stabil yang memiliki aktivitas antioksidan dan penghambatan tirosinase. Umbi lobak diekstraksi dengam metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96% dan dibuat variasi konsentrasi ekstrak pada formula I, II, dan III berturut-turut 2%, 4%, dan 6%. Evaluasi fisik meliputi, organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, sifat alir, waktu lekat, dan sineresis. Aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH (1,1 diphenyl-2-picrylhidrazil) dan penghambatan tirosinase menggunakan substrat L-DOPA. Hasil uji evaluasi fisik ketiga gel bersifat homogen, pH 5,3-6,3, nilai viskositas 11500-71000 cPs, mempunyai sifat alir pseudoplastis, waktu lekat >30 menit dan tidak sineresis. Hasil uji stabilitas menunjukkan gel stabil secara fisik. Ekstrak lobak memiliki nilai IC50 antioksidan 781,17 µg/mL dan penghambatan tirosinase 43,44%. Nilai antioksidan gel formula I, II, III berturut-turut sebesar 5,81%, 8,87% dan 10,16%. Penghambatan tirosinase dengan substrat L-DOPA diperoleh gel formula I, II, III berturut-turut sebesar 46,44%, 45,66% dan 44,85%.
Co-Authors Ainun Wulandai Ainun Wulandari Ajeng Wahyuningrum Akhatik, Nurul Amaniah, Naila Ananda Digita Andini, Issri Mila Nova Arum, Fitria Diah Asishe Asishe Aulia Rahimi Berna Elya Chori Azizah Dea Selia Dede Heri Yuli Yanto Dede Heri Yuli Yanto Deni Zulfiana Deni Zulfiana Desy Muliana Wenas Desy Satrana Devi Purwita Sari Dini Andiani Dini Andiani, Dini Dini Juliana Diny Auliya Mawarni Dwi Okta Mellya Erna Yanti Erwi Putri Setyaningsih Eva Oktavia Fathin Hamida Firdamayanti, Firdamayanti Fitri Sulistyaningsih Fitria Rahayu Fitria Yustisiani Herdini Herdini , Herdini Hervianti Nurfitria Nugrahani Hery Syahrial Husna, Fadia Hutagaol, Sartika Ika Maruya Ika Maruya Kusuma Jaya, Rendy Indra Jerry, Jerry Jessica Khairunnisa Krisnawati, Indah Kusuma Hidayatullah Kusuma, Ika Maruya Lidia Anggita Ramadhani Lili Musnelina Maghfirullah, Achmad Ilham Mahdi Jufri Manalu, Mia Aty Dolok Rosa Marsa Falihah Maulida Oktaviani Mega Hariyani Melva Novriana Saragih Muh. Faris Hidayat Mulandita Munawarohthus Sholikha Munawarohthus Sholikha Munawarohthus Sholikha Munawarohthus Sholikhah Muzallifah, Muzallifah Nafisah Nuha Nopianti, Hermila Novita, Windi Nugrahani, Hervianti Nurfitria Nurfitri Nurfitri Nurhasanah, Sari Nurul Akhatik Oktan Dwi Nurhayat Pontoan, Jenny Pratiwi Ally Florentina Pujiastuti, Fitria Putri , Elvina Triana Putri, Elvina Triana Rachmatiah, Tiah Rachmayanti Dewi Rahmi Syariifatul Ratna Nilam Cahya Refdanita Refdanita Refdanita Risma Eka Putri Ritha Widyapratiwi Rogahang, Preisilia Rohmawati, Fitri Rosario Trijuliamos Manalu Rosario Trijuliamos Manalu S. Syamsinar Saiful Bahri Saiful Bahri Setiadi, Fandy Rezha Shella Utami Sholikha, Munnawarohthus Sister Sianturi Siswati Siswati Sita Heris Anita Sita Heris Anita Siti Fadila Azahra Siti Koriah, Siti Siti Nurmiati Subaryanti Subaryanti, Subaryanti Suci Asriatul Nirmala Suci Tiara Suryadi Suryadi Suyatno Suyatno Syafriana, Vilya Tarigan, Eka Dewi Setia Taufik Hidayat Teodhora, Teodhora Teti Indrawati Tiah Rachmatiah Tri Soehartati Veriyanti , Putu Rika Veryanti, Putu Rika Welisa, Selfina Junita Widyapratiwi, Ritha Winahayu, Neng Esti Winnugroho Wiratman, Manfaluthy Hakim, Tiara Aninditha, Aru W. Sudoyo, Joedo Prihartono Yayah Siti Djuhariah Yunisa Simehete Zabitha Zahwa Zahra, Nada