Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Formulasi Krim Lulur Scrub dari Ekstrak Etanol Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas (L.) Lam.) dan Serbuk Beras Putih (Oryza sativa L.) Ika Maruya Kusuma; Samha Aunillah; Yayah Siti Djuhariah
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 10, No 2, Tahun 2021
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JFU.2021.v10.i02.p12

Abstract

Umbi ubi jalar ungu (Ipomoea batatas (L.) Lam.) dan beras putih (Oryza sativa L.) diketahui memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan krim lulur scrub dari ekstrak etanol ubi jalar ungu dan mengetahui formula yang paling disukai. Umbi ubi jalar ungu diekstraksi dengan pelarut etanol 70% hingga menjadi ekstrak kental. Ekstrak kental tersebut kemudian diformulasikan menjadi sediaan krim lulur scrub yang terbagi atas 3 formula dengan variasi konsentrasi ekstrak yaitu konsentrasi 2% (FI), 4% (FII) dan 6% (FIII) yang masing masing formula ditambahkan serbuk beras putih sebagai bahan scrub. Evaluasi krim lulur scrub meliputi evaluasi mutu fisik (uji organoleptis, homogenitas, tipe krim, daya sebar, viskositas, sifat alir), uji pH, uji stabilitas dipercepat dengan metode cycling test dan uji hedonik (aroma, tekstur, warna, kesan lengket). Hasil evaluasi mutu fisik dan uji stabilitas menunjukkan krim lulur scrub yang diperoleh memiliki mutu dan stabilitas fisik yang baik. Hasil uji hedonik menunjukkan formula I merupakan formula yang paling disukai.
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK BUAH KAWISTA (Limonia acidissima) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT DARAH PADA MENCIT JANTAN Putu Rika Veryanti; Ika Maruya Kusuma
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 17, No 2: September 2020
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.848 KB) | DOI: 10.12928/mf.v17i2.18025

Abstract

Gout merupakan penyakit progresif yang ditandai dengan hiperurisemia akibat deposisi kristal monosodium urat di persendian, ginjal, dan jaringan ikat lain yang berlangsung kronik. Allopurinol merupakan terapi pilihan pertama pada gout kronik namun dapat memberikan reaksi obat yang tidak diinginkan bila digunakan dalam jangka waktu panjang. Buah kawista memiliki kandungan senyawa fitokimia seperti: saponin, tanin, alkaloid, flavonoid dan terpenoid yang  bermanfaat untuk menurunkan kadar asam urat darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak buah kawista (Limonia acidissima) dalam menurunkan kadar asam urat darah pada mencit jantan. Penelitian ini dilakukan secara in vivo dengan menggunakan mencit jantan. Mencit diinduksi hiperurisemia dengan menggunakan hati ayam segar yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok yang diberi ekstrak buah kawista dosis 100 mg/KgBB, 200 mg/KgBB, 400 mg/Kg; kelompok kontrol positif (allopurinol) dan kelompok kontrol negatif (CMC-Na). Pemeriksaan kadar asam urat darah dilakukan 30 menit setelah diberi perlakuan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak buah kawista (Limonia acidissima) pada dosis 100, 200 dan 400 mg/KgBB mencit dapat menurunkan kadar asam urat secara berturut-turut sebesar 26,67%; 67,26% dan 5,14%. Ekstrak buah kawista dapat menurunkan kadar asam urat mencit dan  dosis yang dapat menurunkan kadar asam urat terbesar adalah 200 mg/KgBB.
EFEKTIVITAS SIRUP EKSTRAK DAUN MURBEI (Morus alba L.) TERHADAP PENURUNAN ASAM URAT PADA MENCIT (Mus Musculus) Ika Maruya Kusuma; Amelia Febriani; Melva Novriana Saragih
Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia Vol 13 No 2 (2020): Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jtoi.v13i2.3023

Abstract

ABSTRACT Allopurinol is an isostatic uric acid drug. Long-term use of allopurinol may cause liver failure, hepatitis, diarrhea, constipation, nausea, vomiting, and eczema. Mulberry leaves extract at doses 250 (M250), 500 (M500), and 750 (M750) mg/kg of body weight known had effectiveness in decreasing uric acid levels in mice. This study aimed to know the physical stability and effectiveness of mulberry leaves extract syrup in reducing uric acid levels. Phytochemical screening was carried out to determine the class of compounds in the mulberry extract. The extract was then prepared into syrup formulation. Syrup preparations were examined for physical stability, included organoleptic, pH, homogeneity, and viscosity. The 24 mice, were induced hyperuricemia with fresh chicken liver. Mice were divided into 6 groups, i.e. mulberry leaves extract syrup M250, M500, M750, positive control allopurinol, negative control CMC Na, and control group. Blood uric acid levels were measured at 0, 60, and 90 minutes. The phytochemistry screening showed the extract contained alkaloid, flavonoid, saponin, tannin, and terpenoid. The organoleptic test of mulberry leaves extracts syrup was liquid, green, sweet, pH 4.2-4.5, and homogeneous. The mulberry leaves extract syrup M250, M500, M750 significantly decreased uric acid levels compared to solvent treatment, respectively 32+4,3, 55+5,6, and 41+3,7%, while the allopurinol 62+2,0%, p>0.05. The mulberry leaves extract can be formulated into syrup dosage form and has good physical stability. Keywords: uric acid, Morus alba, mulberry leaves syrup Allopurinol merupakan obat asam urat yang bersifat urikostatik. Penggunaan allopurinol jangka panjang dapat menyebabkan gagal hati, hepatitis, diare, konstipasi, mual, muntah dan eksim. Ekstrak daun murbei (M250), 500 (M500) dan 750 (M750) mg/kg BB diketahui dapat menurunkan kadar asam urat pada mencit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas fisik sirup ekstrak daun murbei dan efektifitasnya dalam menurunkan kadar asam urat. Penapisan fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan golongan kimia dalam ekstrak daun murbei. Ekstrak diformulasi menjadi sediaan sirup dan dilakukan pengujian organoleptik, pH, homogenitas dan viskositasnya. Sejumlah 24 mencit diinduksi hiperurisemia dengan memberikan hati ayam segar. Mencit hiperurisemia kemudian dibagi menjadi 6 kelompok dengan perlakuan sirup ektrak daun M250, M500, M750, kontrol allopurinol dan Na CMC. Kadar asam urat darah diukur pada menit ke 0, 60 dan 90. Penapisan fitokimia menunjukkan ekstak daun murbei memiliki kandungan alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan terpenoid. Pengamatan organoleptik sirup ekstrak daun murbei berwujud cair, hijau, manis, pH4,2-4,5 dan bersifat homogen. Hasil penelitian menunjukkan sirup ekstrak daun murbei M250, M500, M750 menurunkan kadar asam urat secara signifikan dibandingkan perlakuan pelarut, berturut-turut sebesar 32+4,3, 55+5,6 dan 41+3,7%, sedangkan kelompok kontrol allopurinol 62+2,0%, p>0.05. Dengan demikian, ekstrak daun murbei dapat diformulasi menjadi sediaan sirup dengan stabilitas fisik yang baik. Kata kunci: Asam urat, Morus alba, sirup daun murbei
Antibacterial Activity of Kawista Rind Methanol Extract (Limonia acidissima L.) Against Propionibacterium acnes Ika Maruya Kusuma; Silfia Yohana Jastian
Jurnal Farmasi Etam (JFE) Vol 1 No 1 (2021): Juni
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (UPPM) STIKES Dirgahayu Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.145 KB) | DOI: 10.52841/jfe.v1i1.176

Abstract

ABSTRAK Kawista (Limonia acidissima L) merupakan tanaman buah famili Rutaceae yang ada di Indonesia. Kawista banyak mengandung flavonoid dan alkaloid yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acnes. Pemanfaatan kulit buah kawista sebagai bahan obat belum banyak dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri ekstrak metanol kulit buah kawista terhadap P. acnes, melalui nilai diameter daya hambat. Metode penelitian meliputi pembuatan ekstrak secara maserasi dengan pelarut metanol, penapisan fitokimia, uji aktivitas antibakteri dengan metode difusi cakram pada ekstrak dengan konsentrasi 25%, 50% dan 75%. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak metanol kulit buah kawista pada konsentrasi 25%, 50% dan 75% memiliki aktivitas anti bakteri pada P.acnes dengan nilai diameter daya hambat secara berurut yaitu 10,80 mm, 12,40 mm dan 13,31 mm, masuk kategori kuat. ABSTRACT Kawista (Limonia acidissima L.) is a fruit from the Rutaceae in Indonesia and is known to contain flavonoids and alkaloids, that have the potential to be antibacterial to Propionibacterium acnes. The use of kawista rind as a medicinal have not been used. This study aims to determine the activity of methanol extract of kawista rind through the value of Inhibition Zone Diameter against Propionibacterium acnes. Research methods include Limonia acidissima rind was macerated by methanol, phytochemical, antibacterial activity test on extracts, with concentrations of 25%, 50% and 75%. The results showed extracts with concentrations of 25%, 50% and 75% had antibacterial activity against Propionibacterium acnes with Inhibition Zone Diameter of 10,80 mm; 12,40 mm and 13,31 mm, strong category.
Potensi Antibakteri Ekstrak Etanol Bonggol Pisang Klutuk Wulung (Musa balbisiana BB) Terhadap Bakteri Penyebab Infeksi Pada Luka Ika Maruya Kusuma; Ami Ferliana; Susan Maphilindawati Noor
SAINSTECH FARMA Vol 12 No 1 (2019): Sainstech Farma Jurnal Ilmu Kefarmasian
Publisher : FAKULTAS FARMASI, INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.942 KB) | DOI: 10.37277/sfj.v12i1.418

Abstract

Getah tanaman pisang sejak dulu sudah digunakan untuk penyembuh luka luar. Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan studi mengenai ekstrak etanol bonggol pisang kepok kuning (Musa paradisiaca Linn.) sebagai antibakteri. Oleh sebab itu pada penelitian ini digunakan ekstrak etanol bonggol pisang klutuk wulung (Musa balbisiana BB) terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus epidermidis yang dapat menyebabkan infeksi pada luka. Serbuk bonggol pisang klutuk wulung dimaserasi dengan pelarut etanol 70% selama 24 jam dan dilakukan remaserasi sebanyak 5x. Ekstrak kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental. Untuk mengetahui kandungan bahan aktifnya dilakukan penapisan fitokimia dan diketahui bahwa serbuk dan ekstrak bonggol pisang mengandung senyawa flavonoid, tanin, saponin dan kuinon. Untuk melihat potensi antibakteri dilakukan uji Diameter Daerah Hambat (DDH dengan kontrol positif kloramfenikol. Berdasarkan hasil uji tersebut, ekstrak etanol bonggol pisang klutuk wulung memiliki aktifitas antibakteri penyebab infeksi pada luka dengan konsentrasi 100%, 50%, 25% dan 12,5% secara berturut 17.05 mm; 10.75 mm; 9.25 mm; dan 8.57 mm. Namun ekstrak bonggol pisang klutuk wulung tidak berpotensi sebagai antibakteri terhadap Escherichia coli pada konsentrasi tersebut. Konsentrasi 10% merupakan Konsentrasi Hambat Minimum terhadap Staphylococcus epidermidis.
Pemanfaatan Ekstrak Kulit Buah Kawista (Limonia acidissima) Sebagai Anti Asam Urat Secara In Vivo Pada Mencit Jantan Ika Maruya Kusuma; Putu Rika Veryanti; Ervina Tri Dewi Saragih
SAINSTECH FARMA Vol 12 No 2 (2019): Sainstech Farma Jurnal Ilmu Kefarmasian
Publisher : FAKULTAS FARMASI, INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.866 KB) | DOI: 10.37277/sfj.v12i2.445

Abstract

Allopurinol adalah obat yang umum digunakan oleh penderita asam urat. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan gagal hati, hepatitis, diare, konstipasi, muntah, mual dan eksim. Berdasarkan hal tersebut perlu dikembangkan obat bahan alam untuk mengatasi hiperurisemia berasal dari kulit buah kawista (Limonia acidissima). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak kulit buah kawista dalam menurunkan kadar asam urat secara in vivo terhadap mencit jantan hiperurisemia. Kulit buah kawista diekstraksi dengan metode maserasi hingga terbentuk ekstrak kental. Dilanjutkan uji skrining fitokimia dan uji in vivo dengan mencit hiperuresemia yang diberi ekstrak kulit buah kawista. Konsentrasi ekstrak kulit buah kawista yang diberikan 100 mg/kg BB (K100), 200 mg/kg BB (K200), dan 400 mg/kg BB (K400), pembanding allopurinol 10 mg/kg BB sebagai kontrol positif dan kontrol negatif aquadest. Dari penelitian ini diperoleh bahwa ekstrak kulit buah kawista memiliki aktivitas anti asam urat dengan persentase penurunan kadar asam urat melalui pemberian ekstrak kulit 100mg/Kg BB, 200mg/Kg BB, 400mg/Kg BB; secara berturut sebesar 73%, 45% dan 54%.
Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Metanol Buah Kawista (Limonia acidissima) dengan Metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) Ika Maruya Kusuma; Putu Rika Veryanti; Brilliany Chairunnisa
SAINSTECH FARMA Vol 13 No 2 (2020): Sainstech Farma: Jurnal Ilmu Kefarmasian
Publisher : FAKULTAS FARMASI, INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37277/sfj.v13i2.768

Abstract

Kulit dan daging buah kawista (Limonia acidissima) memiliki kandungan senyawa kimia alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan terpenoid yang berpotensi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antioksidan dari kulit dan daging buah kawista (Limonia acidissima). Penyarian kulit dan daging buah kawista dilakukan secara maserasi dengan metanol. Ekstrak diuji aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil) menggunakan spektofotometer UV-Vis. Pengujian aktivitas antioksidan pada ekstrak kulit dan daging buah kawista dilakukan pada konsentrasi sebesar 100; 50; 25; 12,5; 6,25 ppm, vitamin C sebagai pembanding dengan konsetrasi 50; 25; 12,5; 6,25; 3,13; 1,56 ppm. Hasil uji aktivitas antioksidan menunjukkan ekstrak kulit dan daging buah kawista memiliki aktivitas antioksidan yang sangat lemah dengan nilai IC50 sebesar 233,16 dan 698,44 ppm, sedangkan nilai IC50 untuk vitamin C sebesar 14,89 ppm.
Stabilitas Kimia Senyawa Etil P-Metoksi Sinamat (EPMS) dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) dalam Krim Anti Jerawat dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis Densitometer (TLC Scanner) Ika Maruya Kusuma; Berna Elya; Mahdi Jufri
SAINSTECH FARMA Vol 10 No 1 (2017): Sainstech Farma: Jurnal Ilmu Kefarmasian
Publisher : FAKULTAS FARMASI, INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37277/sfj.v10i1.799

Abstract

Senyawa Etil P-Metoksi Sinamat (EPMS) merupakan senyawa yang tidak stabil dalam suhu panas dan mudah terhidrolisis menjadi asam p-metoksi sinamat (APMS). Senyawa EPMS dengan penyimpanan yang cukup lama dikhawatirkan dapat mempengaruhi pH sediaan krim dan dapat menyebabkan kulit menjadi iritasi yang berbahaya bagi pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas kimia senyawa EPMS pada sedian krim anti jerawat tipe O/W yang diukur tiap 2 minggu selama penyimpanan 3 bulan, dengan metode Kromatografi Lapis Tipis Densitometer (TLC Scanner). Dari penelitian ini diketahui stabilitas kimia krim EPMS selama penyimpanan 3 bulan mengalami sedikit perubahan dengan penurunan kadar EPMS dalam krim sebesar 4,89%.
Formulasi dan Uji Antibakteri Sabun Mandi Padat Ekstrak Etanol Daun Afrika (Vernonia amygdalina Delile) Terhadap Staphylococcus aureus Amelia Febriani; Ika Maruya Kusuma; Mega Hariyani
SAINSTECH FARMA Vol 14 No 1 (2021): Sainstech Farma: Jurnal Ilmu Kefarmasian
Publisher : FAKULTAS FARMASI, INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37277/sfj.v14i1.934

Abstract

Daun afrika diketahui mengandung tanin, flavonoid, dan alkaloid yang memiliki aktivitas antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun afrika (Vernonia amygdalina Delile) yang diformulasi dalam sabun mandi padat. Pembuatan sabun dengan metode cold process menggunakan NaOH serta campuran minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak zaitun, minyak biji bunga matahari dengan berbagai variasi konsentrasi ekstrak sebesar 1% (F1), 3% (F2), dan 6% (F3). Sabun padat yang dihasilkan kemudian dilakukan evaluasi berdasarkan SNI No 3532-2016 tentang mutu sabun diantaranya yaitu uji organoleptik, uji pH, uji kadar air, uji asam lemak bebas, uji kekerasan, uji stabilitas busa, persentase busa yang hilang, uji hedonik dan uji aktivitas antibakteri. Hasil evaluasi menunjukkan pH sabun 9,37 - 9,72, kadar air 9,78% - 11,33%, asam lemak bebas 0,14% - 0,2%, kekerasan 18-21 mm/detik, tinggi busa 2,2 - 2,3 cm. Uji hedonik menunjukkan responden lebih menyukai F1dinilai dari bentuk, aroma, warna, kemasan, bentuk kemasan, warna kemasan, dan kenampakan keseluruhan sabun. Hasil uji antibakteri menunjukkan F3 memiliki diameter daya hambat terbesar yaitu 13,83 mm. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sabun mandi padat ekstrak etanol daun afrika memiliki aktivitas antibakteri dan memenuhi mutu fisik sesuai syarat SNI No 3532-2016 tentang mutu sabun
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Kulit Buah Kawista (Limonia acidissima L.) Terhadap Propionibacterium acnes Ika Maruya Kusuma; Rizal A Adhitya
SAINSTECH FARMA Vol 14 No 1 (2021): Sainstech Farma: Jurnal Ilmu Kefarmasian
Publisher : FAKULTAS FARMASI, INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37277/sfj.v14i1.938

Abstract

Kawista (Limonia acidissima L.) merupakan buah dari famili Rutaceae yang ada di Indonesiadiketahui mengandung alkaloid, flavonoid dan saponin yang berpotensi sebagai antibakteri terhadap bakteri Gram positif seperti Propionibacterium acnes penyebab jerawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak etil asetat kulit buah kawista terhadap bakteri P. acnes. Metode penelitian meliputi pembuatan ekstrak secara maserasi, penapisan fitokimia, uji aktivitas antibakteri metode difusi cakram pada ekstrak dengan konsentrasi 6,25%, 12,5% dan 25%. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah kawista dengan konsentrasi 6,25%, 12,5% dan 25% memiliki aktivitas antibakteri terhadap P. acnes dengan nilai diameter daya hambat secara berurut yaitu 9,95 mm, 11,83 mm dan 15,70 mm.