Sri Widodo
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tidar

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH VARIASI KECEPATAN MESIN PENYUWIR DAGING TERHADAP HASIL AKHIR SUWIRAN Sri Widodo; Arif Wicaksono; Kun Suharno; Endang Mawarsih
Journal of Mechanical Engineering Vol 3, No 2 (2019): Journal of Mechanical Engineering
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jom.v3i2.3373

Abstract

Daging merupakan salah satu jenis hasil ternak yang dapat diinovasikan dalam bidang industri pangan di Indonesia. Salah satu olahan makanan dari daging yaitu abon ayam. Pada umumnya proses untuk menyuwir daging dilakukan secara manual, yaitu dengan menumbuk menggunakan lumpang dan alu. Proses menyuwir daging dengan cara manual kurang efektif dan efisien. Selain itu dibutuhkan banyak tenaga untuk menyuwir daging. Beberapa pokok masalah tersebut memunculkan ide untuk menciptakan inovasi mesin penyuwir daging otomatis. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis meneliti tentang bagaimana pengaruh variasi kecepatan mesin penyuwir daging terhadap hasil akhir abon. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan variasi kecepatan penyuwiran 525 rpm, 600 rpm, dan 700 rpm dengan menggunakan batang penyuwir berjumlah 13 batang dengan diameter 12 mm. Jumlah pemasukan daging setiap pengujian 250 gram dengan waktu penyuwiran 30 detik. Penggerak mesin penyuwir daging menggunakan motor listrik dengan daya motor yaitu 0,5 HP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suwiran daging yang halus didapatkan dari variasi kecepatan 700 rpm. Sedangkan hasil suwiran yang kasar didapatkan dari pengujian dengan menggunakan variasi kecepatan 525 rpm. Kapasitas mesin penyuwir daging ini adalah 30 kg/jam.
STUDI POTENSI LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN DI WILAYAH JAWA TENGAH Rany Puspita Dewi; Trisma Jaya Saputra; Sri Widodo
Journal of Mechanical Engineering Vol 5, No 1 (2021): Journal of Mechanical Engineering
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jom.v5i1.3946

Abstract

ABSTRAKBiomassa menjadi salah satu sumber energi yang menjanjikan untuk mengurangi ketergantungan kita terhadap energi fosil. Salah satu sumber biomassa yang masih belum dimanfaatkan secara optimal dari hasil perkebunan yaitu berasal dari tanaman kopi. Kulit kopi sebagai by product dari proses pengolahan kopi masih dibuang begitu saja dan dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Tahun 2020, Provinsi Jawa Tengah memproduksi kopi sebesar 24,90 ton. Jumlah ini dapat menghasilkan limbah kulit kopi sekitar 8,71 ton. Limbah kulit kopi dapat dimanfaatkan menjadi briket melalui teknologi pembriketan. Hasil perhitungan analisis ekonomi menunjukkan bahwa harga jual briket kulit kopi per kg adalah Rp. 3.900,-. Laba bersih yang diperoleh selama 1 tahun dalam pembuatan briket kulit kopi adalah Rp. 14.085.000,-. Dibandingkan dengan bahan bakar lain (minyak tanah dan LPG), briket kulit kopi memiliki nilai kalor tidak jauh berbeda dengan harga yang lebih murah.  Dari segi biaya, dibandingkan dengan bahan bakar minyak tanah, briket kulit kopi membutuhkan biaya yang jauh lebih rendah sekitar 54%.Kata kunci: biomassa, kulit kopi, briket, ekonomi ABSTRACTBiomass is a promising energy source to reduce our dependence on fossil energy. One source of biomass that is not optimally used is from plantation products, one comes from the coffee plant. Coffee skin as a by-product from the coffee processing process is still thrown away and can cause environmental pollution. In 2020, Central Java Province produced 24.90 tonnes of coffee. The amount can produce around 8.71 tonnes of coffee husk waste. Coffee skin waste can be used to become briquettes through briquette technology. The results of the economic analysis showed that the selling price of coffee skin briquettes per kg is Rp. 3,900. The net profit for 1 year in making coffee skin briquettes is Rp. 14,085,000. Compared to other fuels (kerosene and LPG), coffee skin briquettes have a calorific value not much different with a cheaper price. In terms of cost, compared to kerosene, coffee skin briquettes require a much lower cost of around 54%. Keyword: biomassa, coffee husks, briquettes, economy
ANALISIS KEKUATAN TARIK BAJA KARBON RENDAH HASIL PENGELASAN SMAW DENGAN VARIASI BENTUK KAMPUH LAS Xander Salahudin; Yusril Ihza; Catur Pramono; Sri Widodo
Journal of Mechanical Engineering Vol 5, No 1 (2021): Journal of Mechanical Engineering
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jom.v5i1.3941

Abstract

ABSTRAKHasil las harus mempunyai kekuatan sambung yang kuat, ini dikarenakan konstruksi las biasanya digunakan untuk menahan beban. Pemilihan bentuk kampuh las yang tepat merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan, karena akan mempengaruhi kualitas hasil sambungan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hasil dari pengelasan dengan variasi kampuh X, V dan U terhadap kekuatan tarik dan struktur makro. Spesimen penelitian yang digunakan adalah baja karbon rendah dengan ukuran sesuai standar ASTM-E8 yaitu 5 mm x 20 mm x 200 mm. Pengelasan SMAW dilakukan dengan elektroda E6013 diameter 3,2 mm, arus 80A. Hasil uji kekuatan tarik tertinggi diperoleh pada kampuh V yaitu 455,68 MPa dan yang terendah pada kampuh X yaitu 382 MPa. Berdasarkan hasil pengujian makro, daerah HAZ yang paling lebar adalah pada kampuh X sebesar 23,05 mm, dan daerah HAZ terkecil pada kampuh V yaitu 20,08 mm. Berdasarkan hasil penelitian, bentuk kampuh las paling ideal adalah kampuh V.Kata kunci: baja, kampuh, pengelasan, SMAW ABSTRACTThe result of the weld must have a strong joint strength, this is because the weld construction is usually used to withstand loads. The choice of weld seam shape is one of the things that must be considered, because it will affect the quality of the joint. The purpose of this study was to analyze the results of welding with variations of the X, V and U seams on the tensile strength and macro structure. The research specimen is low carbon steel with a size of 5 mm x 20 mm x 200 mm. SMAW welding was carried out with an E6013 electrode with a diameter of 3.2 mm, and a current of 80A. The highest tensile strength test results were obtained at seam V with a value of 455.68 MPa and the lowest at seam X with a value of 382 MPa. Based on the results of macro testing, the widest HAZ area was at seam X of 23.05 mm, and the smallest HAZ was at seam V of 20.08 mm. Based on the research results, the most ideal shape of the weld seam is seam V. Keyword: steel, seam, welding, SMAW
ANALISIS ALAT PENGERING SEPATU TERHADAP LAJU PENGERINGAN Okta Dwi Sembada; Sri Widodo; Kun Suharno; Fuad Hilmy
Journal of Mechanical Engineering Vol 4, No 1 (2020): Journal of Mechanical Engineering
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jom.v4i1.3404

Abstract

Sepatu adalah suatu jenis alas kaki yang biasanya terdiri bagian-bagian sol, hak, kap, tali, dan lidah yang fungsinya sebagai alas kaki. Selama ini pengeringan sepatu di Indonesia jika mengalami kebasahan masih menggunakan cara konvesional yaitu dijemur dengan memanfaatkan sinar matahari. Tujuan perancangan alat pengering sepatu ini adalah untuk pengeringan sepatu alternatif saat musim hujan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui kadar air sebelum dan sesudah dikeringkan dan mengetahui kadar air yang hilang dan juga untuk mengetahui laju pengeringan sepatu berbahan kain kanvas. Hasil yang diperoleh berupa alat pengering sepatu. Alat ini menggunakan elemen pemanas listrik dengan daya 300 watt dan kipas / fan untuk menarik udara panas di ruang elemen pemanas. Suhu ruang alat pengering sepatu diatur pada suhu 50°C dengan waktu pengeringan 60 menit, 90 menit dan 120 menit. Pengaruh variasi waktu terbaik  adalah pada variasi waktu 120 menit jumlah kadar air yang berhasil dihilangkan yaitu sebesar 170 gram dan nilai laju pengeringan nilai laju pengeringan terbesar terjadi pada variasi waktu pengeringan 60 menit yaitu sebesar 1,473 gram/menit.
PENGARUH QUENCHING DAN TEMPERING BAJA SK-5 TERHADAP KETANGGUHAN PISAU MESIN PEMOTONG RUMPUT Sri Widodo; Nani Mulyaningsih; Ahmad Subri Arizal
Journal of Mechanical Engineering Vol 4, No 1 (2020): Journal of Mechanical Engineering
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jom.v4i1.3399

Abstract

Kerusakan pada pisau mesin pemotong rumput yang kurang tangguh biasannya terjadi patahan kecil pada mata pisau, pisau mudah tumpul dan benar-benar patah yang disebabkan karena benturan-benturan keras yang terjadi secara tiba-tiba. Kondisi di atas menuntut adanya penelitian baru sehingga dapat meningkatkan nilai ketangguhan impact pada pisau pemotong rumput menggunakan perlakuan panas (heat treatment). Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan pemanasan austenit dengan penahanan 45 menit kemudian di quenching dengan media air dan selanjutnya di tempering dengan variasi suhu 200°C, 300°C, dan 400°C dengan waktu penahanan 2 jam. Pengujian yang dilakukan yaitu uji ketangguhan metode impact charpy. Hasilnya menunjukkan bahwa spesimen yang paling tangguh terjadi pada variasi suhu 400°C sebesar 0,52 J/mm2.
PENGARUH VARIASI JUMLAH POMPA TERHADAP PERFORMA MESIN SPRAYER DORONG Xander Salahudin; Sri Widodo; Aris Priyatmoko; Miftahkul Khoir
Journal of Mechanical Engineering Vol 2, No 1 (2018): Journal of Mechanical Engineering
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jom.v2i1.805

Abstract

Knapsack sprayer is the most widely used type of sprayer by farmers, but it is quite tiring when used, because it has to carry a sprayer weighing up to 15 kg and manually pumping to get the pressure requirement in the tank (pressure required of 2 - 7 kg / cm2). Based on these problems, researchers innovate with a new type of sprayer (utilizing wheel rotation that is converted into translational motion to press the pump). The purpose of this study is analyze the influence of the number of pumps to resulting pressure. The study was conducted with 5 repetitions and the distance of experiment was 25 meter. The results show that the number of pumps has little effect, since the number of pumps has no direct effect on the amount of compressed air (this is affected by the same total pumping distance between the use of 1 pump and 2 pumps). Testing using 1 pump and 2 pumps produced a pressure between 1.9 - 2.2 kg / cm2.Keywords: knapsack, sprayer, creative technology.