Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Archipelago Engineering

TINJAUAN PENGARUH PERUBAHAN DIMENSI PONDASI KAPAL IKAN TRADISIONAL TERHADAP NILAI AMPLITUDO GETARAN Debby Raynold Lekatompessy
ALE Proceeding Vol 3 (2020): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.3.2020.7-13

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh dimensi pondasi baru dan juga menggunakan karet peredam sebagai solusi paling sederhana dalam mengatasi masalah getaran yang berlebih pada sistem, sesuai standar yang diijinkan. Dari analisis perhitungan dapat disimpulkan bahwa untuk mengatasi kelebihan getaran yang terjadi dapat dilakukan dengan memperbesar, atau merubah bentuk, dimensi dari pondasi, serta redaman (c) dari pondasi tersebut. Besar amplitudo getaran pada sistem pondasi motor penggerak pada kapal ini adalah 0,078 mm untuk tipe SR1110 dan 0,069 mm untuk tipe S1100 dan tingkat getaran yang terjadi dinyatakan masih melebihi dari batasan. Dengan perubahan dimensi pondasi yang baru, besar amplitudo untuk mesin diesel tipe SR1110 menjadi 0,0245 mm dan tipe S1100 menjadi 0,0238 mm. Perbandingan hasil tersebut dengan tabel Barkan menunjukkan bahwa nilai amplitudo ini masih dalam batas yang diijinkan yaitu kurang dari 0,02 mm s/d 0,05 mm.
ANALISA RESPONSE DINAMIK PADA SAMBUNGAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU BERDASARKAN TIPE MESIN YANG DIGUNAKAN Debby R. Lekatompessy; Ruth P Soumokil; Hedy C. Ririmasse
ALE Proceeding Vol 2 (2019): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.2.2019.26-30

Abstract

Bentuk kapal tradisional di Maluku berubah menurut perkembangan jaman dimulai dengan adanya gosepa yang serupa dengan rakit, kole-kole, kemudian perahu semang atau ketinting, kora-kora, perahu belang dan rurehe. Semua kapal ini tidak menggunakan mesin sebagai tenaga penggerak melainkan masih menggunakan tenaga manusia maupun angin. Jaman sekarang penggunaan mesin sebagai tenaga penggerak kapal sudah banyak digunakan agar radius berlayar menjadi lebih jauh. Efek penggunaan mesin menyebabkan kondisi struktur harus lebih diperhatikan dari sisi keselamatan dan kenyamanannya.Sumber eksitasi utama pada kapal kayu tradisional bermesin adalah getaran mesin induk. Struktur dirancang untuk dapat menahan beban dari gaya-gaya yang bekerja padanya. Tipe mesin yang digunakan di Maluku kebanyakan adalah tipe mesin dari China dikarenakan harganya yang lebih terjangkau.Agar getaran mesin induk dapat terdistribusi merata maka karakteristik konstruksi di daerah sambungan harus diketahui agar transmisi bisa direkayasa dan resonansi pada titik tertentu dapat dihindari.Penelitian ini ingin membuktikan bahwa resonansi lokal dapat diatasi dengan menggunakan bantuan simulasi. Metode Non Destructive Analysis (NDE) banyak digunakan oleh para peneliti terbukti murah, efisien dan efektif untuk struktur yang besar dengan tingkat akurasi yang baik.Sumber eksitasi berasal dari dua mesin yang berbeda yang dipasang pada kapal dengan ukuran yang sama. Penggunaan dua mesin berbeda bertujuan agar analisa mampu merekomendasikan sambungan yang sesuai dengan performa masing-masing mesin melalui besarnya amplitude yang terjadi dititik-titik sambungan. Perhitungan analitik dilakukan untuk keperluan validasi simulasi.Analisa konsentrasi tegangan pada masing-masing mesin berbeda. Hasil response struktur akibat eksitasi mesin Yanmar dilakukan juga pada mesin Dong Feng dengan bantuan simulasi bagian yang sama.
ANALISIS PENGARUH MODEL SAMBUNGAN TERHADAP KEKUATAN STRUKTUR AKIBAT GETARAN MESIN INDUK PADA KAPAL KAYU DENGAN METODE EXPERIMENTAL MODAL ANALYSIS DAN SIMULASI Debby R. Lekatompessy
ALE Proceeding Vol 1 (2018): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.1.2018.31-37

Abstract

Mesin induk pada kapal yang beroperasi menghasilkan getaran. Getaran yang dihasilkan diteruskan ke struktur pondasi mesin melalui kanal dan balok pondasi. Getaran sisa akan diteruskan ke struktur konstruksi di daerah kamar mesin. Distribusi beban dinamis pada konstruksi dipengaruhi oleh kondisi sambungan-sambungan yang ada. Agar getaran mesin induk dapat terdistribusi merata maka sambungan konstruksi di daerah kamar mesin harus kaku atau terikat dengan baik.Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi amplitude yang terjadi pada titik-titik sambungan dengan melakukan analisa terhadap karakteristik getaran pada model sambungan di daerah kamar mesin struktur kapal kayu. Penelitian ini juga ingin membuktikan bahwa resonansi lokal dapat diatasi dengan memperbaiki model sambungan dan melalui peningkatan nilai kekakuan sambungan. Penelitian ini fokus pada 4 model sambungan. Penelitian awal difokuskan pada eksperimen model sambungan. Uji defleksi dilakukan untuk memperoleh nilai elastisitas dan kekakuan material. Kemudian dilakukan Uji eksitasi. Pemodelan sambungan dilakukan dengan bantuan simulasi. Kemampuan masing-masing model sambungan dalam mendistribusikan beban dinamis terlihat melalui nilai amplitude yang terjadi. Sedangkan pola defleksi dapat diperoleh dengan menganalisa mode shape masing-masing model sambungan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa model sambungan berpengaruh pada nilai amplitude yang terjadi pada sistem. Pada penggunaan alat sambung yang sama, masing-masing model menghasilkan amplitude yang berbeda.
KARAKTERISTIK GETARAN PADA DINDING KAPAL PENUMPANG BERMATERIAL FIBER REINFORCED PLASTIC AKIBAT OPERASIONAL MESIN INDUK Debby R. Lekatompessy; Christopher C. Titiheru; Agustinus S. Titirloloby; Dimas G. Panjaitan
ALE Proceeding Vol 5 (2022): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.5.2022.110-115

Abstract

Salah satu sumber getaran pada kapal adalah akibat kerja mesin induk. Material struktur menjadi salah satu penentu besarnya amplitudo yang terjadi. Kapal monohull dengan penggunaan 3 mesin menjadi objek dari penelitian ini. Getaran pada dinding di ruang penumpang menjadi penting ketika amplitudo yang terjadi mengganggu penumpang di dalamnya. Karakteristik getaran perlu diketahui agar dapat dicarikan solusi untuk mengatasinya. Pengukuran getaran langsung di kapal menggunakan vibrometer dan dilanjutkan dengan menggunakan simulasi hingga diperoleh karakteristik getaran pada dinding kapal ini. Hasil pengukuran di lapangan menunjukkan angka amplitudo di atas 0,2 mm melebihi batas yang diijinkan yaitu 0,02 mm. Diperlukan simulasi untuk menggambarkan distribusi getaran pada dinding kapal. Hal ini untuk mempermudah proses analisa pola distribusi getaran . Hasil simulasi pada dinding kapal menunjukkan bahwa getaran dalam arah vertikal mempunyai nilai amplitudo yang lebih besar dan frekuensi lebih rendah dibandingkan arah getaran horisontal. Hal ini mengindikasikan konstruksi dalam keadaan buruk jika frekuensi natural dari sistem tersebut mendekati nilai frekuensi eksitasi akibat operasional mesin. Getaran yang diteruskan dari sumber getaran tidak teredam dengan baik dalam arah vertikal. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai amplitudo yang mencapai 10 kali lebih besar dari amplitudo arah getaran horisontal. Penelitian ini menunjukkan diperlukan peredam pada bagian dinding kapal agar getaran dalam arah vertikal dapat dikurangi. Adapun cara meredam getaran dapat dilakukan dengan berbagai cara. Solusi untuk mengurangi getaran ini menjadi peluang untuk dilakukan penelitian lainnya.
ANALISIS INSUBMERSIBILITAS KAPAL RAKYAT: TINJAUAN KASUS PADA KM. SAFIRA A. M. A. Daeng Parany; Reico H. Siahainenia; Debby R. Lekatompessy
ALE Proceeding Vol 6 (2023): Archipelago Engineering
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.6.2023.140-144

Abstract

Ruang dalam lambung kapal KM. Safira tidak memiliki Sekat Kedap Air (SKA) melintang. Apabila kapal ini mengalami kebocoran maka kapal akan tenggelam akibat air yang masuk akan menggenangi seluruh lambung dan menambah berat kapal dan mendesak keluar udara sebagai sumber daya apung. Kondisi ini menyebabkan kapal kehilangan insubmersibilitas, kemampuan bertahan pada permukaan air ketika satu atau beberapa kompartemen bocor dan kemasukan air, sebelum akhirnya tenggelam. Solusi atas permasalahan terhadap KM. Safira, yakni dengan cara menerapkan SKA melintang disepanjang kapal. Penelitian ini bertujuan menentukan letak SKA melintang pada KM. Safira menggunakan metode Krylov. Lengan kebocoran (ℓi) melibatkan koefisien permeabilitas (μ) yang memenuhi persyaratan (ℓmax < μ). Perhitungan yang dilakukan untuk memenuhi persyaratan kedudukan SKA antara lain yaitu : menghitung luas penampang melintang, menghitung Bonjean serta menentukan garis margin, menghitung volume kebocoran (vi), menghitung volume momen statis pada tinggi sarat maksimum, menghitung integra volume, menggambar kurva panjang lengan kebocoran, menghitung koefisien permeabilitas (μ), menentukan SKA melintang. Hasil penelitian menunjukan ada lima SKA melintang yang harus diaplikasikan pada KM. Safira, antara lain; SKA 01 = 1.30 m, SKA 02 = 5.49 m, SKA 03 = 11.38 m, SKA 04 = 17.25 m, SKA 05 = 21.94 m diukur dari Fore Perpendicular (FP).