Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Analisis Pengaruh Perubahan Kekakuan Pondasi Kapal Ikan Tradisional terhadap Amplitudo Getaran Lekatompessy, Debby Raynold
TEKNIK In Press
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/teknik.v42i1.30978

Abstract

The ship with the outboard engine is intended to make it easier for fishers to operate and maintain. However, the magnitude of the vibration due to the excitation of the engine during operation adversely affects the surrounding structures. It is evidenced by measuring the vibration amplitude of more than 0.02 mm at several points around the ship engine foundation. This study aims to reduce these vibrations by changing the canal's dimensions as a foundation and using damping rubber as the simplest solution. The analysis was carried out by calculating the vibration parameters of 2 types of machines, SR1110 and S1100. The numerical method is used to calculate the vibration's amplitude by varying the value of channel stiffness and rubber damping on the machine foundation. Supporting data is obtained by measuring the vibration amplitude at several points around the foundation. The magnitude of the previous vibration amplitude is 0.078 mm for the SR1110 type and 0.069 mm for the S1100 type, which exceeds the limit still. The amplitude is reduced by changing the foundation's dimensions and using a rubber damper (c). With the new foundation dimensions, the amplitude for the diesel engine type SR1110 becomes 0.0245 mm and type S1100 becomes 0.0238 mm. Increased stiffness and the addition of rubber succeeded in reducing the vibration amplitude by a significant value. The amplitude was reduced by 69% for the SR1110 engine type and 65% for the S1100 engine type within the allowable limit of less than 0.02 mm to 0.03 mm based on Barkan's observation results.
TINJAUAN PENGARUH PERUBAHAN DIMENSI PONDASI KAPAL IKAN TRADISIONAL TERHADAP NILAI AMPLITUDO GETARAN Debby Raynold Lekatompessy
ALE Proceeding Vol 3 (2020): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.3.2020.7-13

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh dimensi pondasi baru dan juga menggunakan karet peredam sebagai solusi paling sederhana dalam mengatasi masalah getaran yang berlebih pada sistem, sesuai standar yang diijinkan. Dari analisis perhitungan dapat disimpulkan bahwa untuk mengatasi kelebihan getaran yang terjadi dapat dilakukan dengan memperbesar, atau merubah bentuk, dimensi dari pondasi, serta redaman (c) dari pondasi tersebut. Besar amplitudo getaran pada sistem pondasi motor penggerak pada kapal ini adalah 0,078 mm untuk tipe SR1110 dan 0,069 mm untuk tipe S1100 dan tingkat getaran yang terjadi dinyatakan masih melebihi dari batasan. Dengan perubahan dimensi pondasi yang baru, besar amplitudo untuk mesin diesel tipe SR1110 menjadi 0,0245 mm dan tipe S1100 menjadi 0,0238 mm. Perbandingan hasil tersebut dengan tabel Barkan menunjukkan bahwa nilai amplitudo ini masih dalam batas yang diijinkan yaitu kurang dari 0,02 mm s/d 0,05 mm.
ANALISA RESPONSE DINAMIK PADA SAMBUNGAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU BERDASARKAN TIPE MESIN YANG DIGUNAKAN Debby R. Lekatompessy; Ruth P Soumokil; Hedy C. Ririmasse
ALE Proceeding Vol 2 (2019): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.2.2019.26-30

Abstract

Bentuk kapal tradisional di Maluku berubah menurut perkembangan jaman dimulai dengan adanya gosepa yang serupa dengan rakit, kole-kole, kemudian perahu semang atau ketinting, kora-kora, perahu belang dan rurehe. Semua kapal ini tidak menggunakan mesin sebagai tenaga penggerak melainkan masih menggunakan tenaga manusia maupun angin. Jaman sekarang penggunaan mesin sebagai tenaga penggerak kapal sudah banyak digunakan agar radius berlayar menjadi lebih jauh. Efek penggunaan mesin menyebabkan kondisi struktur harus lebih diperhatikan dari sisi keselamatan dan kenyamanannya.Sumber eksitasi utama pada kapal kayu tradisional bermesin adalah getaran mesin induk. Struktur dirancang untuk dapat menahan beban dari gaya-gaya yang bekerja padanya. Tipe mesin yang digunakan di Maluku kebanyakan adalah tipe mesin dari China dikarenakan harganya yang lebih terjangkau.Agar getaran mesin induk dapat terdistribusi merata maka karakteristik konstruksi di daerah sambungan harus diketahui agar transmisi bisa direkayasa dan resonansi pada titik tertentu dapat dihindari.Penelitian ini ingin membuktikan bahwa resonansi lokal dapat diatasi dengan menggunakan bantuan simulasi. Metode Non Destructive Analysis (NDE) banyak digunakan oleh para peneliti terbukti murah, efisien dan efektif untuk struktur yang besar dengan tingkat akurasi yang baik.Sumber eksitasi berasal dari dua mesin yang berbeda yang dipasang pada kapal dengan ukuran yang sama. Penggunaan dua mesin berbeda bertujuan agar analisa mampu merekomendasikan sambungan yang sesuai dengan performa masing-masing mesin melalui besarnya amplitude yang terjadi dititik-titik sambungan. Perhitungan analitik dilakukan untuk keperluan validasi simulasi.Analisa konsentrasi tegangan pada masing-masing mesin berbeda. Hasil response struktur akibat eksitasi mesin Yanmar dilakukan juga pada mesin Dong Feng dengan bantuan simulasi bagian yang sama.
ANALISIS PENGARUH MODEL SAMBUNGAN TERHADAP KEKUATAN STRUKTUR AKIBAT GETARAN MESIN INDUK PADA KAPAL KAYU DENGAN METODE EXPERIMENTAL MODAL ANALYSIS DAN SIMULASI Debby R. Lekatompessy
ALE Proceeding Vol 1 (2018): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.1.2018.31-37

Abstract

Mesin induk pada kapal yang beroperasi menghasilkan getaran. Getaran yang dihasilkan diteruskan ke struktur pondasi mesin melalui kanal dan balok pondasi. Getaran sisa akan diteruskan ke struktur konstruksi di daerah kamar mesin. Distribusi beban dinamis pada konstruksi dipengaruhi oleh kondisi sambungan-sambungan yang ada. Agar getaran mesin induk dapat terdistribusi merata maka sambungan konstruksi di daerah kamar mesin harus kaku atau terikat dengan baik.Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi amplitude yang terjadi pada titik-titik sambungan dengan melakukan analisa terhadap karakteristik getaran pada model sambungan di daerah kamar mesin struktur kapal kayu. Penelitian ini juga ingin membuktikan bahwa resonansi lokal dapat diatasi dengan memperbaiki model sambungan dan melalui peningkatan nilai kekakuan sambungan. Penelitian ini fokus pada 4 model sambungan. Penelitian awal difokuskan pada eksperimen model sambungan. Uji defleksi dilakukan untuk memperoleh nilai elastisitas dan kekakuan material. Kemudian dilakukan Uji eksitasi. Pemodelan sambungan dilakukan dengan bantuan simulasi. Kemampuan masing-masing model sambungan dalam mendistribusikan beban dinamis terlihat melalui nilai amplitude yang terjadi. Sedangkan pola defleksi dapat diperoleh dengan menganalisa mode shape masing-masing model sambungan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa model sambungan berpengaruh pada nilai amplitude yang terjadi pada sistem. Pada penggunaan alat sambung yang sama, masing-masing model menghasilkan amplitude yang berbeda.
KARAKTERISTIK GETARAN PADA DINDING KAPAL PENUMPANG BERMATERIAL FIBER REINFORCED PLASTIC AKIBAT OPERASIONAL MESIN INDUK Debby R. Lekatompessy; Christopher C. Titiheru; Agustinus S. Titirloloby; Dimas G. Panjaitan
ALE Proceeding Vol 5 (2022): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.5.2022.110-115

Abstract

Salah satu sumber getaran pada kapal adalah akibat kerja mesin induk. Material struktur menjadi salah satu penentu besarnya amplitudo yang terjadi. Kapal monohull dengan penggunaan 3 mesin menjadi objek dari penelitian ini. Getaran pada dinding di ruang penumpang menjadi penting ketika amplitudo yang terjadi mengganggu penumpang di dalamnya. Karakteristik getaran perlu diketahui agar dapat dicarikan solusi untuk mengatasinya. Pengukuran getaran langsung di kapal menggunakan vibrometer dan dilanjutkan dengan menggunakan simulasi hingga diperoleh karakteristik getaran pada dinding kapal ini. Hasil pengukuran di lapangan menunjukkan angka amplitudo di atas 0,2 mm melebihi batas yang diijinkan yaitu 0,02 mm. Diperlukan simulasi untuk menggambarkan distribusi getaran pada dinding kapal. Hal ini untuk mempermudah proses analisa pola distribusi getaran . Hasil simulasi pada dinding kapal menunjukkan bahwa getaran dalam arah vertikal mempunyai nilai amplitudo yang lebih besar dan frekuensi lebih rendah dibandingkan arah getaran horisontal. Hal ini mengindikasikan konstruksi dalam keadaan buruk jika frekuensi natural dari sistem tersebut mendekati nilai frekuensi eksitasi akibat operasional mesin. Getaran yang diteruskan dari sumber getaran tidak teredam dengan baik dalam arah vertikal. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai amplitudo yang mencapai 10 kali lebih besar dari amplitudo arah getaran horisontal. Penelitian ini menunjukkan diperlukan peredam pada bagian dinding kapal agar getaran dalam arah vertikal dapat dikurangi. Adapun cara meredam getaran dapat dilakukan dengan berbagai cara. Solusi untuk mengurangi getaran ini menjadi peluang untuk dilakukan penelitian lainnya.
ANALISIS INSUBMERSIBILITAS KAPAL RAKYAT: TINJAUAN KASUS PADA KM. SAFIRA A. M. A. Daeng Parany; Reico H. Siahainenia; Debby R. Lekatompessy
ALE Proceeding Vol 6 (2023): Archipelago Engineering
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.6.2023.140-144

Abstract

Ruang dalam lambung kapal KM. Safira tidak memiliki Sekat Kedap Air (SKA) melintang. Apabila kapal ini mengalami kebocoran maka kapal akan tenggelam akibat air yang masuk akan menggenangi seluruh lambung dan menambah berat kapal dan mendesak keluar udara sebagai sumber daya apung. Kondisi ini menyebabkan kapal kehilangan insubmersibilitas, kemampuan bertahan pada permukaan air ketika satu atau beberapa kompartemen bocor dan kemasukan air, sebelum akhirnya tenggelam. Solusi atas permasalahan terhadap KM. Safira, yakni dengan cara menerapkan SKA melintang disepanjang kapal. Penelitian ini bertujuan menentukan letak SKA melintang pada KM. Safira menggunakan metode Krylov. Lengan kebocoran (ℓi) melibatkan koefisien permeabilitas (μ) yang memenuhi persyaratan (ℓmax < μ). Perhitungan yang dilakukan untuk memenuhi persyaratan kedudukan SKA antara lain yaitu : menghitung luas penampang melintang, menghitung Bonjean serta menentukan garis margin, menghitung volume kebocoran (vi), menghitung volume momen statis pada tinggi sarat maksimum, menghitung integra volume, menggambar kurva panjang lengan kebocoran, menghitung koefisien permeabilitas (μ), menentukan SKA melintang. Hasil penelitian menunjukan ada lima SKA melintang yang harus diaplikasikan pada KM. Safira, antara lain; SKA 01 = 1.30 m, SKA 02 = 5.49 m, SKA 03 = 11.38 m, SKA 04 = 17.25 m, SKA 05 = 21.94 m diukur dari Fore Perpendicular (FP).
Analisis Batas Keamanan Struktur Kamar Mesin Kapal Katamaran akibat Penambahan Beban di Atasnya menggunakan Simulasi Lekatompessy, Debby Raynold
ARIKA Vol 17 No 2 (2023)
Publisher : Industrial Engineering Study Program, Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/arika.2023.17.2.106

Abstract

Modifikasi pada suatu struktur yang telah jadi kerapkali meninggalkan masalah, di mana penguatan tambahan diabaikan. Pada objek penelitian ini muatan ditambah pada daerah di atas kamar mesin kapal katamaran bermaterial aluminium alloy. Penelitian ini bertujuan merekomendasikan batas berat yang dapat diterima struktur dalam batas aman struktur. Kecelakaan dapat dihindari dengan mengetahui kapasitas ruang yang dapat digunakan. Metode simulasi masih lebih efisien dan banyak digunakan karena hemat biaya, waktu dan tenaga dengan hasil yang valid. Simulasi digunakan pada penelitian ini untuk memperoleh nilai tegangan kerja yang terjadi akibat pembebanan yang diberikan. Hasil menunjukkan bahwa muatan yang dapat berada di atas deck kamar mesin sebesar 3.000 kN atau setara dengan 305,91 ton di mana skerja 210,51 MPa < 310 MPa sijin. Jika ingin menambahkan muatan lebih dari batas aman maka kekakuan struktur di daerah ini harus ditambah dengan menambah besar modulus penampang.
Analisis Deformasi Tangki Anti Rolling Akibat Perubahan Ketebalan Dinding Tangki Fiber Menggunakan Simulasi Siahainenia, Reico H; Lekatompessy, Debby Raynold; Maitimu, Richmon J
ARIKA Vol 18 No 1 (2024)
Publisher : Industrial Engineering Study Program, Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/arika.2024.18.1.39

Abstract

Penambahan tangki anti rolling pada kapal kayu tradisional menjadi penting ketika banyak kecelakaan jenis kapal ini diakibatkan stabilitas kapal yang menjadi buruk karena penempatan muatan di atas geladak kapal. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan membuat tangki anti rolling yang diletakkan pada bagian tengah kapal ini. Tangki anti rolling yang digunakan harus kuat dalam menerima beban kerja akibat gaya tekan hidrostatis air yang ada di dalamnya. Kemampuan tangki dalam menerima beban kerja bergantung pada kondisi tangki. Pada penelitian ini dilakukan analisis deformasi yang terjadi akibat perubahan ketebalan tangki bermaterial Fiber Reinforced Plastic (FRP) yang digunakan sebagai tangki anti Rolling. Deformasi mengindikasikan kondisi kemampuan konstruksi tangki dalam menerima beban yang bekerja. Ketebalan tangki Perhitungan dilakukan menggunakan metode Finite Element Analysis (FEA) dengan bantuan software. Ketebalan tangki FRP yang digunakan adalah 5 mm – 12 mm. Berdasarkan variasi ketebalan dinding FRP tangki anti rolling maka nilai deformasi yang diperoleh berturut-turut adalah sebagai berikut, 5 mm deformasi yang terjadi sebesar 0,613 mm, 7,5 mm deformasi yang terjadi sebesar 0,166 mm, 10 mm deformasi yang terjadi sebesar 0,060 mm, 12 mm deformasi yang terjadi sebesar 0,042 mm. Sehingga ketebalan yang terbaik ada di 12 mm dengan deformasi terkecil. Secara teknis hal ini adalah hasil yang terbaik, tetapi secara ekonomis penambahan ketebalan berdampak pada faktor ekonomis dimana semakin tebal material tangki akan menambah volume LWT yang artinya mengurangi daya muat kapal. Harus dipikirkan solusi lain agar penambahan volume material dinding dapat ditekan dengan menggunakan penguat struktur lainnya yang lebih ringan.
Efisiensi Penggunaan Material Konstruksi Tongkang Melalui Analisis Resonansi Getaran Lekatompessy, Debby Raynold
ARIKA Vol 18 No 1 (2024)
Publisher : Industrial Engineering Study Program, Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/arika.2024.18.1.14

Abstract

Objek penelitian ini adalah tongkang yang beroperasi di Kalimantan, dengan material muatan adalah batubara. Kekuatan struktur dan besarnya beban merupakan dua faktor penting dalam desain dan pengoperasiannya. Semakin kuat suatu struktur maka semakin aman dari segi persyaratan teknik, namun akan mengurangi beban yang berarti akan menurunkan nilai ekonomisnya. Agar efisiensi kedua faktor diatas dapat tercapai, maka perlu dilakukan rekayasa konstruksi tongkang melalui analisis resonansi getaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan antara penelitian survei dan pengembangan. Metode pengembangannya dilakukan dengan rekayasa pada void tank dengan menggunakan analisis resonansi getaran untuk menentukan titik kritis dan analisis kekuatan struktur pada area tersebut berdasarkan nilai kekakuan yang dihasilkan. Rekayasa dilakukan dengan penyesuaian jarak dan dimensi tiang penyangga pada void tank, serta tulangan penguat diagonalnya. Jumlah tulangan penguat diagonal berkurang 50% atau bobot berkurang 12,69 ton. Pilar bertambah berat 6,241 ton. Hasil dari rekayasa struktur ini menghasilkan peningkatan kekuatan struktur sebesar 27%, pengurangan lendutan sebesar 45,2% dan beban dapat ditingkatkan hingga 0,42% atau 6,45 ton dari beban awal yang dapat dipikul. Luaran dari penelitian ini adalah desain tongkang yang lebih ringan (biaya produksi lebih murah) sehingga daya dukungnya meningkat yang berarti menguntungkan pemilik kapal namun tetap aman dalam pengoperasiannya.
OPTIMASI KEKASARAN PERMUKAAN UNTUK MENGURANGI AMPLITUDO GETARAN PADA STRUKTUR ALUMINIUM Titirloloby, Agustinus Sainly; Lekatompessy, Debby R.; Lekatompessy, Sonja T. A.
i tabaos Vol 4 No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/i-tabaos.2024.4.1.47-58

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengoptimalkan kekasaran permukaan pada dinding box aluminium untuk mengurangi amplitudo getaran akibat gaya eksitasi. Aluminium dipilih karena sifatnya yang ringan, kuat, dan tahan korosi, ideal untuk aplikasi industri. Metode simulasi dibantu komputer digunakan untuk menganalisis pengaruh berbagai tingkat kekasaran permukaan terhadap respons getaran struktur. Simulasi dilakukan pada model box aluminium polos dan bermotif horizontal serta vertikal dengan ketinggian 1mm dan 1,5mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kekasaran permukaan secara signifikan mengurangi amplitudo getaran. Motif dengan ketinggian 1,5mm lebih efektif mengurangi amplitudo dibandingkan motif 1mm. Selain itu, motif vertikal menunjukkan efisiensi redaman yang sedikit lebih tinggi dibandingkan motif horizontal. Penurunan amplitudo disebabkan oleh peningkatan gaya gesekan internal dan disipasi energi yang lebih efektif pada permukaan kasar. Temuan ini mendukung teori bahwa kekasaran permukaan dapat digunakan untuk mengontrol dan mengurangi respons dinamis pada struktur aluminium, meningkatkan kinerja dan keselamatan dalam aplikasi industri. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam desain dan pemeliharaan struktur aluminium, khususnya dalam konteks industri di mana pengendalian getaran merupakan faktor krusial.