Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Etanolik Daun Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus) pada Bakteri Streptococcus pyogenes dan Salmonella thypi Rizal Maarif Rukmana; Tri Mulyowati
Biomedika Vol 8 No 2 (2015): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.292 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v8i2.200

Abstract

Tumbuhan Kumis Kucing didominasi senyawa fenolik yang banyak dimanfaatkan sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hambat paling efektif dari ekstrak daun kumis kucing terhadap bakteri Streptococcus pyogenes dan Salmonella thypi.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Bakteri uji terdiri dari 2 jenis yaitu: Streptococcus pyogenes dan Salmonella thypi. Perlakuan dengan pemberian ekstrak etanol daun Kumis Kucing, kontrol positif menggunakan kloramfenikol dan kontrol negatif dengan menggunakan larutan DMSO 2%.Pembuatan ekstrak daun kumis kucing dengan metode maserasi. Uji antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar. Hasil aktivitas antibakteri dari ekstrak etanolik daun kumis kucing kosentrasi 10%, 20%, dan 25% dapat menghambat bakteri Salmonella thypi. Ekstrak etanolik daun kumis kucing tidak mampu menghambat bakteri Streptococcus pyogenes. Rata-rata zona hambat paling tinggi dari ekstrak etanolik daun kumis kucing pada bakteri Salmonella thypi adalah 1,67 mm. Ekstrak etanolik daun kumis kucing kosentrasi 10% merupakan kosentrasi ekstrak paling rendah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella thypi.
Uji Resistensi Vektor Demam Berdarah Dengue terhadap Insektisida yang Digunakan untuk Fogging dan Abatisasi di Kota Solo Tri Mulyowati; Edy Prasetya
Biomedika Vol 9 No 2 (2016): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.857 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v9i2.209

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh Virus Dengue yang ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang merupakan vector yang paling utama dan Aedes albopictus yang merupakan vector sekunder. Tahun 2014 sampai pertengahan bulan Desember tercatat penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang dan 641 diantaranya meninggal dunia. Sedikitnya 20 dari 51 Kelurahan yang ada di Kota Solo dinyatakan sebagai daerah endemis Demam berdarah diantaranya yang terbanyak adalah di Wilayah Kelurahan Kadipiro, Mojosongo dan Nusukan. Penggunaan insektisida secara terus menerus akan menimbulkan resistensi sehingga perlu dilakukan penelitian tentang uji resistensi insektisida tersebut.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui resistensi vektor DBD terhadap insektisida yang dipakai untuk fogging dan abatisasi di Kota Solo, manfaat penelitian ini adalah agar hasil yang diperoleh bisa dijadikan evaluasi untuk program pengendalian vektor DBD secara tepat. Penelitian ini menggunakan eksperimental laboratorium. Insektisida yang digunakan adalah insektisida untuk fogging yaitu malathion sedangkan insektisida untuk abatisasi yaitu abate atau temefos. Uji resistensi yang dilakukan menggunakan metode Biokemis . Hasil dari penelitian ini adalah Larva Ae.aegypti asal daerah lokasi 1 (Kelurahan Mojosongo) dikategorikan rentan karena nilai rerata AV kurang dari nilai cut off positive, sedangkan larva Ae.aegypti asal daerah lokasi 2) dikategorikan rentan dan larva Ae.aegypti asal daerah lokasi 3 (Kelurahan Nusukan ) dikategorikan rentan.
Identifikasi Telur dan Larva Nematode Usus Golongan Soil Transmitted Helmint pada Feces Anak Kelompok Bermain Al Kautsar Mojosongo Kecamatan Jebres Surakarta Tri Mulyowati
Biomedika Vol 10 No 1 (2017): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7401.137 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v10i1.220

Abstract

Infeksi kecacingan di Indonesia masih menjadi permasalahan terutama di beberapa daerah di pedesaan. Faktor penting untuk penyebaran penyakit adalah kontaminasi tanah dengan tinja. Telur bisa tumbuh di tanah liat, lembab dan teduh, pemakaian tinja sebagai pupuk kebun merupakan sumber infeksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah anak – anak kelompok Bermain Al Kautsar di Mojosongo Jebres Surakarta terinfeksi telur, larva nematoda usus golongan Soil Transmitted Helmint dan berapa porsentase yang positip telur, larva nematoda usus golongan Soil Transmitted helmint. Metode yang dipakai dalam pemeriksaan ini adalah menggunakan metode langsung yaitu menggunakan reagen lugol atau eosin. Hasil pemeriksaan makroskopis menunjukkan bahwa semua sampel tidak menunjukkan tanda-tanda abnormal dan hasil mikroskopis semua sampel menunjukkan bahwa 13 feces anak – anak Kelompok Bermain Al Kautsar semuanya tidak ada yang ditemukan telur, larva nematoda usus golongan Soil Transmitted Helmint.
Gambaran Infeksi Enterobiasis, Ascariasis, Trichuriasis, dan Infeksi Hookworm, pada Murid Sekolah Dasar 03 Plumbon Karanganyar dan Sekolah Dasar Negri Pajang I Tri Mulyowati
Biomedika Vol 10 No 2 (2017): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.094 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v10i2.275

Abstract

Infeksi kecacingan termasuk Negleted Tropical Disease. Infeksi dan penyakit yang disebabkan kelompok cacing penting bagi manusia karena seringkali mempunyai dampak serius pada penderita maupun masyarakat. Anak-anak usia sekolah biasanya memiliki intensitas infeksi cacing tertinggi pada semua kelompok usia. WHO mencanangkan progam untuk membebaskan kecacingan pada tahun 2020 setidaknya 75% dari perkiraan 873 juta anak di daerah yang prevalensinya tinggi. WHO melakukan kampanye cacingan pertama di lakukan di mesir tahun 2016 dengan cara membentuk Endemic Disease Departement dan membagikan 4 juta tablet kunyah albendazole dengan tujuan supaya prevalensi parasit intestinal bisa terkurangi dan bisa mencegah komplikasi misalnya diare, anemia, gizi buruk sehingga bisa mempengaruhi tingkat pertumbuhan dan konsentrasi pada Anak usia sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran infeksi Enterobiasis, Ascariasis, Trichuriasis dan infeksi hookworm pada murid Sekolah Dasar 03 Plumbon Karanganyar dan SDN Pajang I . Metode penelitian menggunakan pendekatan Crossectional . Metode pemeriksaan menggunakan metode pemeriksaan feces secara langsung. Hasil yang didapatkan pada pemeriksaan makroskopis pada sampel feces murid Sekolah Dasar 03 Plumbon Kranganyar dan SDN Pajang I tidak menunjukkan abnormal sedangkan pemeriksaan mikroskopis pada sampel feces murid Sekolah Dasar 03 Plumbon Karanganyar dan SDN Pajang I juga tdk ditemukan adanya parasit, serta persentase untuk Enterobiasis 0 %. Ascariasis 0%, Trichuriasis 0 % dan Hookworm 0%.
Angka Bebas Jentik Aedes sp Sebelum dan Sesudah Pemberian Tanaman Repelent di Daerah Endemis DBD Kelurahan Mojosongo Solo Tri Mulyowati
Biomedika Vol 11 No 1 (2018): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.944 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v11i1.382

Abstract

Jumlah kasus DBD di Kota Solo selalu meningkat, tahun 2016 sekitar 751 kasus dan 15 orang meninggal. daerah endemis demam berdarah di Solo cukup besar,diantaranya yang termasuk daerah endemis adalah kelurahan Mojosongo. Berdasarkan laporan pengamatan penyakit dari Puskesmas selama tahun 2016 ditemukan kasus sebanyak 751 yang tersebar di 17 wilayah Puskesmas jumlah kasus terbanyak di wilayah Gambirsari 206 kasus , wilayah Puskesmas Sibela 133 Kasus, , Tindakan pengendalian vektor diantaranya melakukan promosi tentang pencegahan dan penanggulangan penyakit Demam Berdarah melalui kegiatan JUSE (Jumat Sehat), Musyawarah Masyarakat Desa di Semua Kelurahan sampai tingkat RW , Pemberantasan Sarang Nyamuk, Pemantauan Jentik Berkala, Larvasidasi selektif. Angka bebas Jentik dilakukan dengan pemeriksaan tempat perkembangbiakan di dalam dan di luar rumah dari100 rumah yang terdapat di daerah pemeriksaan. Indikator yang digunakan diantaranya House index, Container index dan Breteu index (Agoes dan Natadisastra, 2009). Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional pengambilan sampel menggunakan simple random sampling Metode yang digunakan adalah survey jentik dengan Metode single larva dan Metode Visual, setelah dilakukan survei dengan metode diatas, pada survei jentik nyamuk Aedes aegypti akan dilanjutkan dengan pemeriksaan House Index, Countainer index dan Breteu indek dan dihitung Angka Bebas jentik Aedes sp. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah di lakukan dapat disimpulkan bahwa House index sebelum pemberian tanaman repelent sebesar 6 % dan House index sesudah pemberian tanaman sebesar 4 %, Countainer index sebelum pemberian tanaman repelent sebesar 1,4% dan Countainer index sesudah pemberian tanaman repelent sebesar 1,1,%, Breteu index sebelum pemberian tanaman repelent sebesar 7% dan Breteu index sesudah pemberian tanaman repelent sebesar 5%, Angka bebas jentik Aedes sebelum pemberian tanaman repelent sebesar 93% dan sesudah pemberian tanaman repelent sebesar 96 %.Kata kunci: Angka Bebas Jentik Aedes sp, endemis DBD
Identifikasi Telur Cacing Hookworm, Toxocara vitulorum pada Feses Peternak Sapi dan Feses Sapi di Peternakan Sapi Dusun Karangnongko, Boyolali Frederica U Sihombing; Tri Mulyowati
Biomedika Vol 11 No 2 (2018): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.685 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v11i2.421

Abstract

Sapi bermanfaat untuk menghasilkan susu. Kondisi sapi penghasil susu harus sehat dan tidak terinfeksi cacing parasit. Infeksi cacing parasit yang dapat menyerang sapi dari kelas Nematoda dan Cestoda. Kerugian bila hewan ternak terinfeksi cacing usus parasit yaitu pertumbuhan sapi muda terhambat, berat badan sapi menurun, penurunan kualitas daging, penurunan produksi susu pada sapi perah, dan beresiko jika menularkan penyakit pada manusia.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adanya telur cacing Hookworm, Toxocara vitulorum, pada feses sapi dan peternak sapi di Dusun Karangnongko, Boyolali. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling. Penelitian dilakukan di laboratorium Parasitologi Universitas Setia Budi Surakarta metode langsung yaitu menggunakan lugol 2% dan diamati secara mikroskopis. Hasil penelitian prosentase positif pada feses sapi adalah Hookworm sebesar 8%, Toxocara vitulorum 4% sedangkan pada feses peternak tidak ditemukan infeksi telur cacing Hookworm, Toxocara vitulorum. Kata kunci: Telur cacing Hookworm, Toxocara vitulorum, Sapi
Identifikasi Entamoeba hystolitica dan Balantidium coli pada Lalat di Pasar Legi Surakarta Hani Dwi Lestari; Tri Mulyowati
Biomedika Vol 12 No 1 (2019): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (909.689 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v12i1.426

Abstract

Flies is one of the insects belonging to the Diptera Order whose presence can disturb human tranquility and as a mechanical vector of disease transmission. The habit of flies that like dirty places like markets that cause all the body parts of flies can easily carry intestinal protozoa type parasites on the body such as Entamoebahistolytica, Entamoeba coli, Giardia lamblia, and Balatidium coli. Some species of Flies receive considerable attention in health. Diseases that are usually transmitted flies include cholera, diarrhea, dysentery, typhus, and digestive diseases.The research was conducted at Parasitology Laboratory of Faculty of Health Sciences Setia Budi University, Surakarta. The sample used was 40 samples consisting of 20 samples of Muscadomestica and 20 samples of Chrysomyamegachepala. Identification of Entamoeba hystolitica, Balantidium coli in flies was performed by sedimentation method using NaCllauratan 0.9% and then microscopic observation. Based on identification result of Entamoeba hystolitica dan Balantidium coli on flies Muscadomestica and Chrysomya megacephala obtained in Legi Market, Surakarta found 1 Entamoeba histolytica cyst in Muscadomestica with percentage of 5% and 2 Trofozoit Balantidium coli at Chrysomyamegacephala with percentage 10%.
Survey Entomology Aedes Aegypti di Daerah Endemis DBD Kelurahan Nusukan Tri Mulyowati; Makhabbah Jamilatun
Biomedika Vol 7 No 1 (2014): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10437.255 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v7i1.490

Abstract

ABSTRAK Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue (DEN-1, DEN-2, DEN-3, atau DEN-4) yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Kelurahan Nusukan merupakan salah satu daerah endemis di Kota Solo terutama RW 17 dan RW 18. Pencegahan yang dilakukan yakni dengan melakukan fogging, abatisasi, dan penyuluhan terhadap masyarakat, Selain melakukan fogging, abatisasi dan penyuluhan, memantau kepadatan populasi Ae. aegypti juga merupakan hal yang penting sekali dalam upaya membantu mengevaluasi adanya ancaman DBD disuatu daerah . Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Mengetahui Counter Index, Breteu Index, House Index (kepadatan populasi ) Ae. aegypti pada daerah endemis DBD di Kelurahan Nusukan Solo, serta untuk mengetahui ABJ di Kelurahan Nusukan. Teknik pengambilan sampel menggunakan Simple random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ABJ di Kelurahan Nusukan RW 17 sebesar 95,91 %, RW 18 sebesar 89%, sedangkan untuk HI,CI dan BI sebesar 4,1%, 3,2% dan 4,1, sedangkan RW 18 HI 11,47%, CI 5,4 dan BI 13,1 Kata Kunci : Aedes aegypti, DBD, ABSTRACT Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease caused by infection with dengue virus (DEN-1, DEN-2, DEN-3, or DEN-4) which is transmitted through the bite of the mosquito Aedes aegypti. Nusukan Urban Village is one of the endemic areas in the city of Solo, especially RW 17 and RW Prevention conducted the 18th with fogging, abatisasi, and outreach to the community, In addition to fogging, abatisasi and counseling, monitoring the population densities of Ae. aegypti is also a very important thing in order to help evaluate the threat of dengue fever in an area. The purpose of this study to determine Knowing Counter Index, Index Breteu, House Index (population density) Ae. aegypti in dengue endemic areas in the Village Nusukan Solo, as well as to determine the ABJ in Sub Nusukan. Sampling technique using simple random sampling. The results of this study indicate that the ABJ in the Village Nusukan for 95.91% of RW 17, RW 18 was 89%, whereas for HI, CI and BI of 4.1%, 3.2% and 4.1, while the RW 18 HI 11 , 47%, CI and BI 5.4 13.1 Keywords : Aedes aegypti, DBD
Uji Aktivitas Larvasida Ekstrak Etanolik Daun Serai Wangi (Cymbopogon nardus L.) terhadap Larva Culex sp. Instar III Eka Cahya Nugraha; Tri Mulyowati; Rinda Binugraheni
Biomedika Vol 12 No 2 (2019): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.513 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v12i2.620

Abstract

Culex sp. larvae is a vector of filariasis. The prevention effort is by controlling the presence of Culex sp. Citronella grass is known to contain secondary metabolite which is useful as plant-based insecticides. This research was conducted to determine the toxicity of the ethanolic extract of citronella grass on the mortality of Culex sp. III instar.The research method used was an experimental method with a completely randomized design (CRD) research design, the treatment that was tried was reagent control; negative control; 250 ppm; 353 ppm; 498 ppm; 702 ppm; 991 ppm; 1397 ppm; 1970 ppm, three replications for each treatment. Variables observed were larvae mortality in various concentrations. Larvae mortality was calculated after 24 hours. The data obtained were analyzed using the kruskal wallis test and the man whitney test with SPSS 21 application to determine the LC50value using probit analysis.The results indicate that the ethanolic extract of citronella grass functioned as larvasideonCulex sp. larvae III instar. The higher the concentration of citronella grass extract used, the greater the mortality percentage of Culex sp. larvae. III instar. The concentration of 991 ppm was the most effective concentration and the LC50value was 1036,54 ppm. The conclusion of this research is the ethanolic extract of citronella grass (Cymbopogonnardus L.) has larvicidal activity on Culex sp. larvae. III instar.
PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA LELE DI DESA DOPLANG, SAWIT, KABUPATEN BOYOLALI MELALUI PRODUKSI PAKAN IKAN BERUPA PELET SECARA MANDIRI DARI KOTORAN AYAM PETELUR Guruh Sri Pamungkas; Dian Kresnadipayana; Tri Mulyowati
WARTA LPM WARTA LPM, Vol. 21, No. 2, September 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/warta.v21i2.5315

Abstract

Untuk membantu menyelesaikan persoalan mahalnya pakan pellet buatan pabrik di Kelompok Budidaya Lele Desa Doplang, Sawit, Kabupaten Boyolali maka dilaksanakan kegiatan IbM dalam bentuk kegiatan pembimbingan, pendampingan dan pelatihan bagi mitra. Metode yang digunakan untuk pencapaian tujuan tersebut adalah suatu proses alih teknologi dan dilaksanakan melalui penyuluhan, demonstrasi, praktik, dan pendampingan yang berkesinambungan. Ipteks yang ditransfer dalam program ini meliputi perancangan sepaket mesin pencetak pelet, proses analisis proximat bahan baku dan kotoran ayam, proses pengeringan dan pembuatan tepung dari kotoran ayam, proses formulasi bahan baku, pembuatan pakan ikan lele berupa pelet, pengeringan pelet dan uji lapangan pada ternak, evaluasi dan monitoring. Hasil dari pengabdian IbM ini cukup signifikan terhadap penurunan biaya pakan dari yang selama ini seharga Rp. 9300,- per kg menjadi Rp. 6000,- dengan Protein Kasar (PK) masih diatas 27 % . Hasil budidaya masih bisa bersaing dengan pakan komersial (pabrikan) dengan FCR (Feed Comsumption Rate)  yang kecil sehingga produktivitas dan efesiensi meningkat karena harga pakan yang diproduksi lebih murah sekitar 35% dibanding harga pabrik. Keuntungan juga didapatkan bagi kelompok peternak ayam bisa memproduksi bahan pakan berupa kotoran ayam serbuk (konsentrat) dengan harga Rp. 400,- per kg sehingga meningkatkan nilai jual dari kotoran ayam petelur dari Rp. 7000,- per karung 50 kg menjadi Rp. 20.000 per karung 50 kg.