Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Karawitan di Wilayah Terban, Gondokusuman, Yogyakarta Sutrisni Sutrisni
Jurnal Pengabdian Seni Vol 2, No 2 (2021): NOVEMBER 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jps.v2i2.5927

Abstract

Kelurahan Terban, Gondokusuman, Yogyakarta selain mempertahankan upacara adat, juga konsisten untuk melestarikan kesenian tradisi Jawa, antara lain seni karawitan,  seni tari, wayang kulit, dan teater/wayang wong. Belajar karawitan tidak bisa dilakukan secara instan, tetapi melalui proses yang panjang untuk bisa memahami, menguasai teknik, menghayati, kemudian merasakan. Hal ini yang belum dimiliki oleh ibu-ibu grup karawitan “Purba Laras”. Oleh karena itu, ibu-ibu masih berkeinginan untuk memperdalam baik teknik menabuh maupun unggah-ungguh dalam menabuh gamelan. Untuk memperdalam penguasaan teknik menabuh gamelan dan unggah-ungguh dalam penyajian karawitan tersebut, dengan disertai semangat yang tinggi, grup “Purba Laras” bekerja sama dengan LPM Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah ceramah dan demonstrasi. Setelah mengikuti penyuluhan ibu-ibu mengerti unggah-ungguh, etika menabuh, juga konsep-konsep teknik tabuhan gaya Yogyakarta sehingga ikut serta memeriahkan upacara adat Rejeban dan Festival Karawitan.
PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA MAHASISWA KEBIDANAN DIV UNIVERSITAS KADIRI TAHUN 2021 Sutrisni Sutrisni; SRI LESTARI
Jurnal Bidan Pintar Vol 3, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jubitar.v3i1.2476

Abstract

Dismenore menyebabkan nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung dan paha. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus ada. Studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 mahasiswa didapatkan hasil 8 orang (80%) mengalami dismenore, 5 (50%) mahasiswa mengalami nyeri sedang sedangkan 3 (30%) mahasiswa mengalami nyeri berat  dan 2 orang (20%) tidak mengalami dismenore. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh abdominal stretching exercise terhadap penurunan dismenore. Desain penelitian preeksperimen dengan pendekatan one group pre-test post-test design. Populasi 20 mahasiswa yang mengalami dismenore. Sampel berjumlah 16 dengan menggunakan non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Instrument yang digunakan adalah Lembar Pengukuran Tingkat nyeri skala Numeric Rating Scale (NRS). Analisa yang digunakan adalah Uji wilcoxon. Hasil analisis diperoleh dari 16 responden sebelum melakukan Abdominal stretching exercise setengahnya (50.0%) mengalami dismenore sedang sebanyak 8 responden dan setelah melakukan Abdominal stretching exercise sebagian besar (56.3%) mengalami nyeri ringan sebanyak 9 responden. Hasil uji statistik menggunakan uji Wilcoxon diperoleh ρ value (0,001) < α (0,05) maka (H₀) ditolak dan (H₁) diterima artinya ada pengaruh Abdominal Stretching exercise terhadap penurunan dismenore pada mahasiswa. Abdominal stretching exercise  efektif dalam  menurunkan intensitas nyeri haid sehingga dapat diterapkan saat mengalami dismenore.
HUBUNGAN ANTARA CUCI TANGAN PAKAI SABUN DAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK PRA SEKOLAH Sutrisni Sutrisni; Nani Nita Noviana; Adisty Dwipayanti; Mega Ratna Sari
Jurnal Bidan Pintar Vol 3, No 2 (2022): November 2022
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jubitar.v3i2.4273

Abstract

Menurut WHO diare merupakan penyebab kematian yang cukup besar yaitu 20% dari seluruh kematian balita di seluruh dunia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara cuci tangan pakai sabun dan status gizi dengan kejadian diare Di TK Dharma Wanita Kelurahan Ngletih Kota Kediri.Metode dalam penelitian ini adalah korelasi dilakukan secara cross sectional, populasinya anak pra sekolah, sampelnya 67 responden, dengan menggunakan tekhnik simple random sampling. Instrumen dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi, analisa data dilakukan dengan uji koefisien analisis uji coefficient contingensi dengan tingkat kemaknaan yang digunakan 0,05. Hasil analisa uji coefficient contingensi didapatkan nilai ρ=0,000 <α=0,05 berarti H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada hubungan antara cuci tangan pakai sabun dan status gizi dengan kejadian diare pada anak pra sekolah Di TK Dharma Wanita Kelurahan Ngletih Kota Kediri. Hasil analisa uji korelasi ganda ρ=0,000 <α=0,05 menunjukkan ada dua variabel independent yang mempengaruhi kejadian diare pada anak pra sekolah, secara statistik yaitu R=0,680 berarti hubungan antara cuci tangan pakai sabun dan status gizi dengan kejadian diare pada anak pra sekolah di dalam kategori kuat dengan arah hubungan (+).Bagi masyarakat umum menambah pengetahuan tentang manfaat mengetahui cuci tangan pakai sabun dan status gizi yang dapat mempengaruhi kejadian diare sehingga dapat bermanfaat dalam menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pada anak. Kata kunci: Cuci tangan pakai sabun, Status gizi, Kejadian diare
Klasifikasi Sindhenan Isen-Isen Dalam Gending Uyon-Uyon Garap Lirihan Nadilla Sekar Thalenta Kirana; Sutrisni Sutrisni; Bayu Wijayanto
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 2 (2023): Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Skripsi dengan judul “Klasifikasi Sindhenan Isen-Isen Dalam Gending Uyon-Uyon Garap Lirihan” ini membahas tentang sindhenan isen-isen baik unsur teks maupun musikal serta penerapannya pada gending. Setiap gending memiliki garap yang berbeda terutama garap ricikan ngajeng (rebab, gender, kendang, dan sinden). Sinden dalam karawitan berfungsi sebagai pengisi melodi ketika penyajian gending berlangsung. Hasil aktivitas atau pengolahan sinden ini yang disebut dengan sindhenan. Salah satu jenis yang dibahas dalam penelitian ini adalah sindhenan isen-isen. Jenis sindhenan ini tidak baku sehingga jumlahnya begitu banyak dan bervariasi tergantung pada kreativitas pesinden. Oleh karena jumlahnya yang banyak, maka perlu adanya klasifikasi sesuai dengan jenis balungan gending. Salah satu unsur dalam sindhenan isen-isen adalah teks/cakepan. Teks dalam sindhenan ini bervariasi dan memiliki penerapan yang berbeda-beda, oleh sebab itu perlu diketahui bentuk dan penerapannya. Atas dasar permasalahan tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasi sindhenan isen-isen dan untuk mengetahui bentuk teks, unsur musikal serta penerapannya dalam gending. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu metode deskriptif analisis dengan menggunakan konsep mungguh. Proses pengumpulan data juga dilakukan dengan wawancara kepada beberapa narasumber agar memperoleh data terbaik. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sindhenan isen-isen dibagi menjadi 7 jenis yaitu isen-isen mbalung, isen-isen cengkok, isen-isen nglagu, isen-isen sungsun, isen-isen plesedan, isen-isen pematut, dan isen-isen wiletan. Teks yang m sindhenan isen-isen berbentuk teks bebas dan bentuk parikan. Penerapan sindhenan isen-isen secara umum terletak pada gatra ganjil jika didasarkan atas padhang ulihan, maka kedudukan isen-isen terletak pada kalimat padhang.Kata kunci: klasifikasi, sindhenan, isen-isen, lirihan.The thesis entitled "Classification of Sindhenan Isen-Isen in Gending Uyon-Uyon Garap Lirihan" discusses sindhenan isen-isen both textual and musical elements and their application to gending. Each piece has a different composition, especially the front ricikan (rebab, gender, drums and sinden). Sinden in karawitan use as a melodic filler in the performance. The result of this sinden activity or processing is called sindhenan. One of the types discussed in this research is sindhenan isen-isen. This type of sindhenan is not standard, so there are so many of them and they vary depending on the creativity of the singer. Because of their large number, it is necessary to classify according to the type of balungan gending. One of the elements in sindhenan isen-isen is text/cakepan. The texts in this sindhenan are varied and have different applications, therefore it is necessary to know their form and application. On the basis of these problems, this study aims to classify sindhenan isen-isen and to find out the form of the text, musical elements and their application in gending. The method used in this study is a qualitative research, namely a descriptive method of analysis using the true concept. The data collection process was also carried out by interviewing several informants in order to obtain the best data. The results obtained in this study indicate that sindhenan isen-isen is divided into 7 types, namely isen-isen mbalung, isen-isen cengkok, isen-isen nglagu, isen-isen sungsun, isen-isen plesedan, isen-isen pematut, and isen-isen wiletan. The text used in the sindhenan isen-isen is in the form of free text and parikan form. The application of sindhenan isen-isen in general lies in an odd gatra if it is based on padhang ulihan, then the position of isen-isen lies in padhang sentences.Keywords: classification, sindhenan, isen-isen, lirihan.
Cengkok Sindhenan Pada Parikan Karawitan Tari Topeng Lengger Wonosobo Versi Ngadini Grup Sinar Budaya Klowoh Wonosobo Mellinia Nurlaela Milinium; Sutrisni Sutrisni; Bayu Wijayanto
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 1 (2023): Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Skripsi berjudul “Cengkok Sindhenan Pada Parikan Karawitan Tari Topeng Lengger Wonosobo Versi Ngadini Grup Sinar Budaya Klowoh Wonosobo”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk penyajian parikan dengan garap sindhenan dan mengetahui cengkok sindhenan parikan pada iringan karawitan Tari Topeng Lengger Wonosobo versi Ngadini. Ngadini adalah sindhen Tari Lengger yang senior dan masih aktif sering pentas dengan Grup kesenian Tari Lengger yang berada di Wonosobo maupun luar wilayah Wonosobo.Penelitian ini bersifat deskriptif analisis dan menggunakan metode kualitatif dengan mengacu pada wawancara, observasi, diskografi dan studi pustaka. Analisis terfokus pada tekstual lagu dan cakepan dalam konteks pertunjukan lengger untuk mengidentifikasi ciri-ciri dan pola yang khas sebagai gaya penyajian parikan.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa cengkok sindhenan pada parikan krawitan Tari Topeng Lengger Wonosobo versi Ngadini. Cengkok Ngadini terkesan lugu lebih banyak menggunakan gregel atau akseuntasi, hal ini merupakan ciri khas sindhenan Ngadini yang dipertegas dengan dialek parikan Tari Topeng Lengger Wonosobo. Ngadini sering menambahkan wangsalan maupun abon-abon, hal ini dimaksudkan agar sindhenan terkesan tidak monoton. Cengkok Sindhenan On Parikan Karawitan Lengger Mask Dance Wonosobo Version Of Ngadini Klowoh Cultural Light Group WonosoboThe thesis entitled “Cengkok Sindhenan on Parikan Karawitan, Lengger Wonosobo Mask Dance, Ngadini Version of the Sinar Budaya Klowoh Group, Wonosobo”. This study aims to find out how the parikan is presented by working on sindhenan and knowing the crooked sindhenan parikan in the karawitan accompaniment of Ngadini's version of the Mask Lengger Wonosobo dance. Ngadini is a senior Lengger dance singer who is still active and often performs with the Lengger dance art group in Wonosobo and outside the Wonosobo area.This research is descriptive analysis in nature and uses qualitative methods with reference to interviews, observation, discography and literature study. The analysis focuses on the textual song and cakepan in the context of the lengger performance to identify the distinctive features and patterns as the style of parikan presentation.The results of this study indicate that the crooked sindhenan of the Ngadini version of the Krawitan Mask Dance Lengger Wonosobo parikan. Cengkok Ngadini seems naïve to use more gregel or accents, this is a characteristic of Ngadini's sindhenan which is emphasized by the parikan dialect of the Wonosobo Lengger Mask Dance. Ngadini often adds wangsalan or shredded floss, this is so that sindhenan doesn't seem monotonous.
Penyajian Iringan Wayang Othok Obrol Lakon Prasetya Adipati Karno oleh Ki Subandi dalam Pakeliran Gaya Kedu Selokromo Puput Sri Utari; Suhardjono Suhardjono; Sutrisni Sutrisni
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 2 (2023): Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berjudul “Penyajian Iringan Wayang Othok Obrol Lakon Prasetya Adipati Karno oleh Ki Subandi dalam Pakeliran Gaya Kedu Selokromo”. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk dan struktur garap dalam karawitan iringan Wayang Othok Obrol. Fokus pembahasan penelitian meliputi bentuk dan fungsi gending, struktur adegan dan sajian gending, serta garap penyajian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yang dilakukan dengan cara studi pustaka, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wayang Othok Obrol merupakan bentuk pertunjukan wayang kulit yang termasuk dalam jenis pakeliran padat. Pertunjukan Wayang Othok Obrol lakon Prasetya Adipati Karno terbagi menjadi tiga (3) bentuk adegan yang terdiri dari jejer, adegan, dan strat. Iringan yang digunakan memiliki bentuk gending yang berbeda dengan bentuk gending pada umumnya. Hal tersebut terlihat dari tabuhan kolotomik yang terdiri dari ketuk, kenong, dan kempul. Iringan Wayang Othok Obrol terdiri dari gending khusus dan lagu glenukan. Gending khusus merupakan gending yang sudah dibakukan untuk mengiringi pertunjukannya. Gending tersebut terdiri dari Ayak obrol, Srepeg obrol, gending Kasatriyan dan Sampak titir. Adapun Glenukan merupakan bentuk iringan yang berfungsi sebagai pembentuk suasana adegan dalam pertunjukan Wayang Othok Obrol.Presentation of the Wayang Othok Obrol Accompaniment of the Prasetya Adipati Karno play by Ki Subandi in the Kedu Selokromo Style PakeliranThis study is entitled "Presentation of the Othok Obrol Wayang Accompaniment of the Prasetya Adipati Karno Play by Ki Subandi in the Kedu Selokromo Style Pakeliran". The purpose of this research is to describe the form and structure of the work on the musical accompaniment of Wayang Othok Obrol. The focus of the research discussion includes the form and function of the piece, the structure of the scene and presentation of the piece, as well as the work on the presentation. The research method used in this research is descriptive analysis method, which is carried out by means of literature studies, interviews, observation, and documentation. Wayang Othok Obrol is a form of wayang kulit performance which is included in the solid type of puppetry. The performance of the Wayang Othok Obrol play by Prasetya Adipati Karno is divided into three (3) forms of scenes consisting of sequences, scenes and strat. The accompaniment used has a form that is different from the form of music in general. This can be seen from the colotomic wasp which consists of tap, kenong, and kempul. The accompaniment of the Wayang Othok Obrol consists of special renditions and glenukan songs. Special gending is a gending that has been standardized to accompany the performance. The pieces consist of Ayak obrol, Srepeg obrol, Kasatriyan and Sampak titir songs. The Glenukan is a form of accompaniment that functions as a setting for the atmosphere of the scene in the Wayang Othok Obrol performance.