Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EFEK FRICTION STIR SPOT WELDING DALAM PEMASANGAN RIVET TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL ALMUNIUM SERI 2024 Sehono; Haris Ardianto
Teknika STTKD: : Jurnal Teknik, Elektronik, Engine Vol 7 No 2 (2021): TEKNIKA STTKD: JURNAL TEKNIK, ELEKTRONIK, ENGINE
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (817.114 KB) | DOI: 10.56521/teknika.v7i2.319

Abstract

Melakukan pemilihan dan perlakuan pada suatu material merupakan hal yang sangat penting. Khususnya dibidang industri kedirgantaraan, mariner, alat transportasi dan industri manufaktur merupakan tujuan dalam pengembangan material tersebut. Bahan alumunium merupakan logam yang ringan dan memiliki ketahanan korosi yang baik, hantaran listrik yang baik dan sifat-sifat lainnya. Paduan ini memiliki keunggulan, yaitu pada perbandingan kekuatan yang dihasilkan dengan berat struktur yang lebih tinggi daripada baja, ketahanan lelah yang baik, keuletan serta sifat mampu bentuk yang tinggi. Dibidang manufaktur saat ini telah dikembangkan teknologi penyambungan yang mana hal tersebut berawal dari cara konvensional seperti riveting (paku keling), sambungan susut tekan, hingga kini dilakukannya proses pengelasan. Friction stir spot welding sebuah metode untuk menggabungkan lembaran atau pelat dengan pekerjaan termomekanis yang awalnya dikembangkan untuk industri otomotif. Keunggulan dari metode (FSSW) tidak menggunakan busur listrik untuk menyambungkan potongan logam, tidak menghasilkan asap atau radiasi berbahaya, juga tidak memerlukan personel yang berkualifikasi tinggi. Selain itu, tidak meninggalkan tegangan sisa yang kecil dan hasil permukaan yang baik. Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah paduan aluminium 2024 dengan dimensi 200 x 20 x 2 mm. Proses pengelasan dilakukan dengan putaran mesin 2500 rpm. Parameter lainnya yaitu dilakukan proses drilling pada plat almunium kemudian penggunaan tool untuk FSSW dengan tool ukuran diameter 2.5 mm. Kemudian pengamatan yang dilakukan meliputi pengukuran temperatur, uji geser,kekerasan, makro dan mikro struktur. Hasil pengujian didapatkan bahwa metode FSSW dapat mengubah ukuran butiran pada daerah HAZ, tingkat kekersan meningkat dan kekuatan geser juga terjadi peningkatan. Penggunaan metode FSSW memberikan hasilpada peningkatan kekerasan pada daerah las. Sebagai kesimpulannya, perlakuan FSSW pada almunium 2024 memberikan hasil yang maksimal pada setiap pengujian dibandingkan dengan proses.
ANALISIS WINDSHIELD PESAWAT BOEING 737-NG TERHADAP KEGAGALAN DENGAN MENGGUNAKAN FAILURE MODE EFFECT AND ANALYSIS DAN WEIBULL Salsabila Syahla Dwi Setiowulandari; Salnabila Syahla Dwi Setiowulandari; Haris Ardianto; Hery Setiawan
Teknika STTKD: : Jurnal Teknik, Elektronik, Engine Vol 8 No 2 (2022): TEKNIKA STTKD: JURNAL TEKNIK, ELEKTRONIK, ENGINE
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56521/teknika.v8i2.674

Abstract

Windshields memiliki faktor yang dapat terjadi kerusakan maupun kegagalan yang mengakibatkan heating system failure dan dapat mempengaruhi dalam penglihatan pilot dari kaca depan (windshields) saat mengoperasikan kontrol pesawat di udara dan apabila terjadi kerusakan maka akan mengakibatkan kejadian yang fatal. Sehingga dapat dilakukan untuk mengetahui identifikasi dari terjadinya potensi risiko kegagalan serta dalam keandalan pada windshields. Metode penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif yang menggunakan FMEA yang bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi mode kegagalan pada komponen windshields. dan analisis kuantitatif dilakukan dengan perhitungan reliability mengggunakan distribusi weibull yang bertujuan untuk mengetahui batas lifetime critical pada komponen windshieds pesawat Boeing 737-NG. Hasil peneltian ini menggunakan analisis kualitatif menggunakan FMEA berupa nilai RPN dengan hasil yang dapat mengidentifikasi kegagalan pada windshields sehingga dapat melakukan perawatan pada kegagalan tersebut. Dan hasil dari analisis kuantitatif menggunakan perhitungan reliability dengan distribusi weibull dimana dari nilai batas waktu operasional sehingga komponen mengalami masa kritis sehingga mencapai waktu operasional yaitu 8400 jam dengan hasil nilai reliability 71%, dan pada hasil dari nilai failure rate yaitu 0,000109049 menunjukkan pada kondisi ini yang berada wear-out zone yang mana kegagalan tersebut masih terus menerus meningkat seiring bertambahnya waktu sehinggga pada titik puncak (peak) ini menandakan sebagai batas potensial failure dengan functional failure pada komponen windshield. Setelah mengetahui batas masa kritis pada komponen windshields sehingga dapat melakukan perencanaan preventive maintenance pada komponen windshields sebelum terjadi kegagalan pada windshields.