Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Autonomous Coastal Land Cover Assessment Using Polarimetric Decomposition of SAR Data Trisasongko, Bambang H.
Journal of Engineering and Technological Sciences Vol 43, No 2 (2011)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.083 KB) | DOI: 10.5614/itbj.eng.sci.2011.43.2.2

Abstract

The  paper  reports  an  experiment  on  classification  using  fully polarimetric SAR data.  Many  reports have been presented mentioning test sites in  temperate  regions  utilizing  polarimetric  SAR  data  from  airborne  and/or spaceborne SAR sensors. However, few  studies are dedicated  to  tropical region which highly dynamic land uses are  observed.  Using the AirSAR Sungai Wain fully polarimetric data, capability to extract features in coastal region has been demonstrated  by  an  unsupervised  classification  technique  fed  by  the  CloudePottier decomposition theorem.
VARIASI NILAI INDEKS VEGETASI MODIS PADA SIKLUS PERTUMBUHAN PADI Panuju, Dyah R.; Heidina, Febria; Trisasongko, Bambang H.; Tjahjono, Boedi; Kasno, A; Syafril, H.A.
GEOMATIKA Vol 15, No 2 (2009)
Publisher : Badan Informasi Geospasial in Partnership with MAPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24895/JIG.2009.15-2.254

Abstract

Remote sensing technology has been employed extensively for food crops mapping and monitoring. Despite its widespread utilization, analyses have been limited to single set of data. Rice monitoring, ideally, requires time series data and therefore needs high revisit satellite configuration. Nonetheless, very limited research has been dedicated to time series data. This paper presents a study on the use of MODIS time series data for understanding various stages of rice growth in Subang Regency. Two widely-recognized vegetation indices were compared, namely Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) and Enhanced Vegetation Index (EVI). It is shown that 8-day temporal compositing scheme was unable to provide a proper dataset for this application. This suggests that detailed rice growth could be monitored solely in dry season.Keywords: MODIS, paddy phenology, NDVI, EVI.ABSTRAKPerkembangan teknologi penginderaan jauh telah dimanfaatkan dalam berbagai bidang, termasuk diantaranya bidang pertanian pangan. Namun demikian, fokus utama pemanfaatan masih terbatas pada penggunaan data akuisisi tunggal. Aplikasi pemantauan tanaman pangan, terutama padi, yang memiliki siklus pertumbuhan sangat cepat sangat membutuhkan konfigurasi deret waktu. Telaah literatur menunjukkan bahwa analisis deret waktu sangat terbatas disajikan. Makalah ini menyajikan analisis data serial untuk memantau berbagai fase pertumbuhan padi di Kabupaten Subang memanfaatkan data MODIS yang tersedia secara gratis. Dua indeks kehijauan yaitu Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) dan Enhanced Vegetation Index (EVI) dibandingkan dalam kajian ini. Makalah ini menunjukkan indikasi bahwa citra komposit multitemporal 8 hari belum mampu menyediakan data untuk tujuan pemantauan pertumbuhan padi. Dengan demikian, analisis data hanya dapat dimungkinkan pada musim kemarau.
PEMANTAUAN LAHAN SAWAH MENGGUNAKAN CITRA ALOS AVNIR-2 Tjahjono, Boedi; Syafril, Aufa H. A.; Panuju, Dyah R.; Kasno, Antonius; Trisasongko, Bambang H.; Heidina, Febria
GEOMATIKA Vol 15, No 2 (2009)
Publisher : Badan Informasi Geospasial in Partnership with MAPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (730.438 KB) | DOI: 10.24895/JIG.2009.15-2.252

Abstract

Rice production has been one of important issues in food sufficiency and increasingly gains more attention to the government. Suitable monitoring scheme is then required to ensure proper data analysis. Remote sensing offers an efficient way to acquire such data, allowing rapid assessment on agricultural system. Many advances on sensor technology have been witnessed. Nonetheless, each sensor has to be evaluated for a specific task such as monitoring various stages in rice production. This paper discusses the performance of AVNIR-2 sensor combined with two statistical tree algorithms. Interestingly, the result shows the outstanding performance of the third band of the sensor. We obtained overall accuracy around 90%. The research indicates the applicability of sensors with limited bands coupled with suitable algorithms.Keywords: ALOS, AVNIR-2, rice , CRUISE, QUEST.ABSTRAKDalam menyusun kebijakan pemerintah yang terkait masalah swasembada pangan, data produksi pangan memegang peranan yang sangat penting. Selama proses produksi, mekanisme pemantauan sangat diperlukan, terutama menggunakan teknologi penginderaan jauh. Berbagai kemajuan dalam bidang sensor telah menunjang beragam aplikasi praktis seperti pemantauan padi. Namun demikian, berbagai percobaan masih relevan untuk dilakukan, mengingat sensitivitas suatu sensor masih perlu diuji dalam berbagai wilayah. Makalah ini mengkaji keragaan sensor pasif AVNIR-2 dalam memantau berbagai fase pertumbuhan padi, memanfaatkan dua algoritma pohon keputusan. Hasil yang diperoleh menunjukkan kinerja yang baik dari sensor tersebut, terutama pada kanal 3 dengan tingkat akurasi sekitar 90%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa dengan pemanfaatan mekanisme analisis yang tepat, sensor dengan kanal terbatas masih dapat dimanfaatkan untuk tujuan yang spesifik.Kata kunci: ALOS, AVNIR-2, padi, CRUISE, QUEST.
ANALISIS RUANG TERBUKA HIJAU JAKARTA MENGGUNAKAN CITRA SATELIT ALOS PALSAR POLARISASI GANDA Nindita, Wida; Trisasongko, Bambang H; Panuju, Dyah R
GEOMATIKA Vol 18, No 2 (2012)
Publisher : Badan Informasi Geospasial in Partnership with MAPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.918 KB) | DOI: 10.24895/JIG.2012.18-2.182

Abstract

Sebagai salah satu wilayah perkotaan utama di Indonesia, Jakarta memerlukan ruang terbuka hijau. Keberadaan lahan ruang terbuka hijau sangat penting dalam sistem perkotaan karena berperan sebagai penyangga lingkungan. Namun demikian, wilayah ini sering diabaikan karena pembangunan gedung-gedung yang menunjang aktivitas perkotaan memberikan lebih banyak manfaat secara komersial. Oleh karena itu, diperlukan mekanisme pemantauan lahan ruang terbuka hijau di Jakarta. Pada penelitian ini, pemantauan ruang terbuka hijau dilakukan dengan memanfaatkan citra satelit ALOS PALSAR, utamanya dengan analisis data polarisasi ganda. Analisis ini memungkinkan ekstraksi informasi lebih detil dibandingkan dengan analisis polarisasi tunggal. Data polarisasi ganda juga saat ini merupakan jenis data yang banyak disediakan oleh vendor data. Penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa tutupan lahan penting pada wilayah perkotaan seperti ruang terbuka hijau berkayu, ruang terbuka hijau pertanian, badan air, permukiman dan permukaan non vegetatif (beraspal atau beton) lainnya dapat dipisahkan dengan cukup baik.Kata kunci: polarisasi ganda, ruang terbuka hijau, Jakarta IndonesiaABSTRACTAs one of the major urban areas in Indonesia, Jakarta needs green open space. The presence of green open space is very important in an urban system because it acts as a buffer for urban environment. However, the region is often overlooked as building construction  to support urban activities can provide more benefit. Therefore, a mechanism to monitorgreen open space in Jakarta is necessary. In this study, monitoring of green open space was done by using ALOS PALSAR satellite images, mainly using dual polarization data analysis. This analysis enables the extraction of more detailed information than the single polarization analysis. Besides that, data vendors also provide dual polarization more than the single. This study shows that some important land cover in urban areas such as woody green open space, agricultural green open, water bodies, residential and non-vegetative surface (asphalt or concrete) can be well separated.Keywords: dual polarization, green open space, jakarta Indonesia
PEMANTAUAN POLA PENANAMAN PADI MELALUI ANALISIS HAMBURAN BALIK CITRA ALOS PALSAR SCANSAR Prachmayandini, Reyna; Prachmayandini, Reyna; Trisasongko, Bambang H
MAJALAH ILMIAH GLOBE Vol 14, No 1 (2012)
Publisher : Badan Informasi Geospasial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.807 KB) | DOI: 10.24895/MIG.2012.14-1.138

Abstract

Pemanfaatan teknologi penginderaan jauh untuk pemantauan areal sawah saat ini banyak dikembangkan guna memberikan informasi pemantauan secara spasial maupun temporal. Pemantauan lahan sawah meliputi pola penanaman padi, pola irigasi, maupun produktivitas lahan. Informasi ini penting sebagai masukan bagi pengambilan keputusan dalam pengembangan areal persawahan di Indonesia guna menunjang pemenuhan produksi pangan. Namun demikian, tutupan awan pada citra optik merupakan kendala yang serius di Indonesia. Oleh karena itu, kajian pemantauan lahan sawah dengan menggunakan citra SAR (Synthetic Aperture Radar) ini dikembangkan karena akuisisi citra tidak terkendala pada faktor cuaca maupun tutupan awan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan kemampuan citra ALOS PALSAR ScanSAR untuk mengetahui intensitas/pola penanaman padi serta teknik irigasi pada wilayah persawahan di Jawa Barat dengan melakukan analisis terhadap nilai koefisian hamburan balik yang dihasilkan dari citra ALOS PALSAR ScanSAR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis nilai koefisian hamburan balik mampu memberikan informasi pola penanaman padi. Selain itu, nilai koefisien hamburan balik tersebut sekaligus mampu memberikan informasi terkait kelembaban tanah, yang terkait dengan sistem pengairan (irigasi) di wilayah penelitian.Kata Kunci : Padi, Sawah, Radar, Hamburan Balik, ALOS PALSAR ScanSAR ABSTRACTApplication of remote sensing technology has been developed to enable spatial and temporal monitoring for paddy fields. Paddy field monitoring requires monitoring of seasonal planting patterns, irrigation scheme, as well as land productivity. Those are essential for decision making processes in Indonesia particularly for supporting the fulfillment of food production. However, cloud cover hinders the use of optical remotely sensed imageries for monitoring purposes in Indonesia. For that reason, it is a necessity to develop paddy field monitoring scheme by using SAR (Synthetic Aperture Radar) image, exploiting atmospheric see-through capabilities of the system. This research aims to explore the capability of ALOS PALSAR ScanSAR image for monitoring intensity/plantation pattern of paddy field at broader coverage as well as to seek irrigation design on West Java paddy field areas by analyzing the backscatter coefficients. The result shows that the backscatter coefficients provide invaluable information of planting patterns in addition to planting intensity of paddy fields. It argues that the backscatter was also suitably informative on soil humidity related to irrigation.Keywords : Rice, Paddy Field, Radar, Backscatter, ALOS PALSAR ScanSAR
Analisis misi dan rancangan lapan-IPB satellite (LISAT) untuk pemantauan kemandirian pangan Mahmud Arifin Raimadoya; Bambang Hendro Trisasongko; Alinda Zain; Wahyudi Hasbi; Andi Tahir
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 16 No. 3 (2011): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1373.656 KB)

Abstract

LAPAN-IPB micro satellite (LISAT) is the first EBA (Experimental Based Application) planned to be launched in 2013. The technical schedule implementation includes Phase-1 (2010), Phase-2 (2011), Phase-3 (2012), and Launching/Phase-4 (2013). This research was targeted at the Phase-1 (MAD: Mission Analysis and Design), with priority on space segment and user segment. Goal of this research were three critical elements: (1) initial document of MRD (Mission Requirements Definition) as a reference for next LISAT phase (policy), (2) electronic Basic Ricefield Map (e-BARIM) at the test site in Subang regency, West Java (user segment), and (3) test flight of 3-channel optical sensor (LISAT-EM3) at the test site (space segment). The study was scheduled for gadu season rice crop of 2010, and most of the work completed, except for flight test that were experiencing delay for several times. Flight was re-scheduled from early July to September, but eventually conducted in early November. This was due to the complexity of coordination of many agencies involved: LAPAN I Pustekelegan (administration), TNI headquarters (security clearance), Theta System, Germany (line-CCD), IPB (area-CCD) and Deraya Air (charter aircraft).
INTERPRETASI BENTUKLAHAN GUNUNGAPI GUNTUR MENGGUNAKAN CITRA IKONOS Luluk Dwi Wulan Handayani; Boedi Tjahjono; Bambang Hendro Trisasongko
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 15 No 2 (2013): Jurnal Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1245.756 KB) | DOI: 10.29244/jitl.15.2.76-83

Abstract

Indonesia merupakan negara yang dilalui oleh jalur gunungapi aktif (ring of fire), memiliki lebih dari 400 gunungapi dan 130 di antaranya termasuk dalam kategori gunungapi aktif. Letusan gunungapi sangat berbahaya bagi makhluk hidup, namun dibalik itu banyak memberikan manfaat bagi manusia, di antaranya abu vulkanik merupakan bahan induk tanah yang subur untuk pertanian. Identifikasi dan pemetaan bentuklahan gunungapi sangat penting untuk keperluan mitigasi bencana dan dapat dilakukan melalui analisis geomorfologi dengan memanfaatkan data penginderaan jauh. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah pemanfaatan citra IKONOS untuk mengidentifikasi dan analisis bentuklahan vulkanik di Gunungapi Guntur. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa interpretasi geomorfologis dengan citra IKONOS pada tubuh G. Guntur dapat membedakan 16 bentuklahan, di antaranya adalah 3 kawah yang berbeda kronologi, 1 kubah lava, 7 aliran lava yang berbeda kronologi, 4 bentuklahan dari kerucut vulkanik, dan 1 bentuklahan terdegradasi oleh proses antropogenik. Kenampakan detil morfologi yang dapat direkam dan ditampilkan oleh citra IKONOS dapat membantu memilah bentuklahan G.Guntur dengan lebih baik dan rinci.
PENGGUNAAN CITRA MODIS SEBAGAI PENDUGA SUHU DALAM PERHITUNGAN EVAPOTRANSPIRASI DENGAN METODE BLANEY-CRIDDLE (STUDI KASUS: DAS CIMADUR, BANTEN) Reyna Prachmayandini; Suria Darma Tarigan; Bambang Hendro Trisasongko
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 14 No 1 (2012): Jurnal Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (871.462 KB) | DOI: 10.29244/jitl.14.1.14-20

Abstract

Evapotranspirasi (ET) merupakan komponen neraca air terpenting setelah curah hujan. Saat ini, pengukuran evapotranspirasi dapat dilakukan dengan menggunakan input data yang berbasis penginderaan jauh. Penelitian ini mengembangkan rumus empirik perhitungan evapotranspirasi, yaitu Blaney-Criddle, dengan memanfaatkan nilai Land Surface Temperature (LST) yang diekstrak melalui citra Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) sebagai masukan dalam komponen suhu dalam persamaan tersebut. Validasi dilakukan antara nilai LST MODIS (akuisisi siang dan malam) dan nilai T Stasiun Iklim Darmaga, pada berbagai ketinggian (5 cm, 100 cm, 120 cm) dan waktu (07.00, 07.10, 13.00, dan 13.50 WIB). Pada LST siang, temperatur yang diestimasi oleh MODIS, lebih mendekati pengukuran temperatur stasiun iklim pada ketinggian 5 cm (dibandingkan dengan pengukuran temperatur pada ketinggian lainnya) dengan nilai R2 sebesar 0.36. Sedangkan LST malam, memiliki hubungan yang cukup kuat dengan T stasiun pada ketinggian 120 cm. Namun demikian, nilai R2 tertinggi didapatkan pada hubungan antara LST malam dengan T stasiun pada ketinggian 100 cm, dengan nilai R2 sebesar 0.57. Secara umum, nilai evapotranspirasi potensial yang berada pada DAS Cimadur berada pada rentang 4.45-5.65 mm hari-1 (mendekati kondisi sebenarnya). Dengan berbasis penginderaan jauh, nilai evapotranspirasi dapat disajikan secara spasial maupun temporal. Namun demikian, terdapat kendala terkait ketersediaan data yang menyebabkan nilai evapotranspirasi hanya tersedia pada bulan-bulan kering. Penelitian ini menunjukkan bahwa jika hal ini diperbaiki dengan mengkombinasikan data LST terbaik dalam 1 bulan, ketersediaan data evapotranspirasi potensial secara spasial dan temporal dalam satu bulan dapat meningkat >50% dari kondisi awal 0%.
Autonomous Coastal Land Cover Assessment Using Polarimetric Decomposition of SAR Data Bambang H. Trisasongko
Journal of Engineering and Technological Sciences Vol. 43 No. 2 (2011)
Publisher : Institute for Research and Community Services, Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/itbj.eng.sci.2011.43.2.2

Abstract

The  paper  reports  an  experiment  on  classification  using  fully polarimetric SAR data.  Many  reports have been presented mentioning test sites in  temperate  regions  utilizing  polarimetric  SAR  data  from  airborne  and/or spaceborne SAR sensors. However, few  studies are dedicated  to  tropical region which highly dynamic land uses are  observed.  Using the AirSAR Sungai Wain fully polarimetric data, capability to extract features in coastal region has been demonstrated  by  an  unsupervised  classification  technique  fed  by  the  CloudePottier decomposition theorem.
Tropical Mangrove Mapping Using Fully-Polarimetric Radar Data Bambang H. Trisasongko
Journal of Mathematical and Fundamental Sciences Vol. 41 No. 2 (2009)
Publisher : Institute for Research and Community Services (LPPM) ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/itbj.sci.2009.41.2.4

Abstract

Although mangrove is one of important ecosystems in the world, it has been abused and exploited by human for various purposes. Monitoring mangrove is therefore required to maintain a balance between economy and conservation and provides up-to-date information for rehabilitation. Optical remote sensing data have delivered such information, however ever-changing atmospheric disturbance may significantly decrease thematic content. In this research, Synthetic Aperture Radar (SAR) fully polarimetric data were evaluated to present an alternative for mangrove mapping. Assessment using three statistical trees was performed on both tonal and textural data. It was noticeable that textural data delivered fairly good improvement which reduced the error rate to around 5-6% at L-band. This suggests that insertion of textural data is more important than any information derived from decomposition algorithm.