Salah satu zat pencemar yang berbahaya bagi kesehatan manusia akibat peningkatan volume kendaraan dan pembukaan lahan di kota Pontianak adalah Particulate Matter (PM2.5). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis konsentrasi PM2.5 di tahun 2022-2023, yang dipengaruhi faktor meteorologi. Data yang digunakan mencakup data konsentrasi PM2.5, dan data meteorologi berupa curah hujan, suhu udara, kecepatan dan arah angin. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan statistik pengaruh faktor meteorologi terhadap konsentrasi PM2.5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi maksimum dan minimum PM2.5 harian tahun 2022 adalah 30,34 μg/m³ dan 8,01 μg/m³. Tahun 2023, nilai maksimum dan minimum PM2.5 adalah 31,31 μg/m³ dan 12,71 μg/m³. Hal ini menunjukkan bahwa nilai ambang batas PM2.5 harian masih di bawah NAB, yaitu sebesar 55 μg/m³ . Konsentrasi maksimum dan minimum PM2.5 bulanan untuk tahun 2022 pada bulan Maret adalah sebesar 39,51 μg/m³ dan 9,32 μg/m³. Tahun 2023, konsentrasi maksimum terjadi di bulan Agustus, yaitu 82,83 μg/m³, dan minimum terjadi pada bulan Maret sebesar 5,29 μg/m³. Konsentrasi tahun 2022 dan 2023 dihitung sebesar 20,06 μg/m³ dan 22,30 μg/m³. Hasil tersebut berada di atas nilai ambang batas tahunan yang telah ditetapkan yaitu 15 μg/m³. Berdasarkan hasil analisis regresi memperlihatkan pada tahun 2022 faktor curah hujan dan suhu udara signifikan terhadap konsentrasi PM2.5 namun tidak untuk kecepatan angin. Nilai koefisien korelasi curah hujan dan kecepatan angin adalah negatif, sedangkan suhu udara bernilai positif. Tahun 2023 curah hujan dan suhu udara berpengaruh hampir signifikan, sedangkan kecepatan angin tidak signifikan dengan nilai koefisien korelasi sama dengan tahun 2022.